Sistem penyanggaan merupakan kontrol dari suatu alat untuk membantu mengurangi tekanan
dari masa batuan pada lubang bukaan tambang bawaan tanah khususnya batuan diatasnya.
Tujuan penyanggaan pada tambang bawah tanah umumnya untuk mengantisipasi suatu
perubahan baik bentuk ataupun luas pada lubang bukaan bawah tanah yanh dapat
mempengaruhi kegiatan penambangan tambang bawah tanah.
Lubang bukaan tambang bawah tanah sangat di butuhkannya penyangga karena akan
mempengaruhi tingkat resiko kecelakaan tambang khusunya runtuhan oleh karena itu lubang
bukaan harus diantisipasi dan di pertahankan bentuk dan luasannya dengan sistem
penyanggaan.
Penyanggaan di bagi menjadi 2 jenis : penyanggaan pasif dan penyanggaan aktif (supported).
Penyangga pasif adalah penyangga yang sifatnya menahan beban dari suatu massa batuan
diatasnya, contoh penyangga pasif :
Penyangga kayu
Penyangga ini terbuat dari bahan kayu yang mana mudah dioperasikan karena
sifatnya ringan, mudah dibentuk, dan mudah dipasang. Berikut jenis jenis
penyangga kayu , cribbing, square set, ih-bim atau three piece set
Penyangga Baja
Penyangga ini terbuat dari baja yang kuat dan tahan lama keuntungannya
memiliki sifat elastisitas yang tinggi dengan ketahanan yang lebih lama di
banding penyangga kayu.
Penyangga Beton
Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan pada saat penyanggaan
berlangsung yaitu:
Pada saat pemasangan dan pengangkatan alat hidrolik harus ada gaya yang kuat
sehingga tidak akan mengalami penurunan pada atap dan akan memper buruk
pemasangan.
Lalu harus adanya Pencegahan untuk penurunan atap diatas steel prop menggunakan
ganjalan, biasanya ganjalan tersebut dinamakan.
Kappe harus dipasang serapat mungkin agar mencegah batuan yang lepas dari atap
yang rapuh.
Pada saat perpanjangan kappe, arah kappe harus tegak lurus dan rata pada setiap
kappenya agar mengurangi runtuhan yang tidak seimbang.
Pin kappe harus dipasang pada arah yang sesuai, sehingga akan memudahkan pada
saat pencabutan steel prop.
Pasang steel prop lalu sejajarkan lubang untuk pin kappenya, agar memudahkan pada
saat memasukan pin kappe. Lalu pasang pin kappe pada lubang yang tersedia di steel
prop dipukul menggunakan palu.
Tempatkan alat hidrauliknya dan sejajarkan deengan alat steel prop tetapi tidak sampai
ujung steel prop, tempatkan pada sepertiganya. Lalu diujung alat hidraulik diisi oleh pasak.
Setelah dipasang, siapkan alat water jet yang berisi 5% oli dan 95% air. Lalu bersihkan
pada alat hidraulik tersebut sedikit sebelum alat hidraulik dinaikan.
Setelah dibersihkan, tempelkan water jet ke aalat hidraulik, lalu hidupkan water jet hingga
alat hidraulik tersebut naik.
Setelah alat hidraulik tersebut naik, cabut water jet, dan pastikan bahwa alat hidraulik
tersebut telah menepel secara melekat.
1.Palu
2.Kapak
3.Kayu
4.Resin
5.Kunci Inggris
Kegiatan dimulai dari pukul 08.00 Wib dengan memasuki kelas sistem penyanggan yang
mana dipimpin langsung oleh bapa Tego Lenggono, ST, M. Eng. Awal kegiatan dimulai dengan
pengisian materi dalam kelas dengan penjelasan tentang segala yang bersangkutan dengan
kegiatan sistem penyanggan pada tambang bawah tanah. Setelah pengisian materil dikelas
sekitar 3 jam materi dalam kelas dilanjut dengan kegiatan praktik sistem penyanggan pada
simulasi tunnel balai diklat tambang bawah tanah Sawahlunto.
Kegiatan ini dimulai dengan simulasi penyanggan pasif pada lubang bukaan tambang
dengan menggunakan baja penyangga yang mana disusun atas double pieces set. Dengan
penyusunan yang mana dibantu dengan alat bantu berupa palu, paku serta kapak sebagai
perekat dan penyambung susunan dari baja penyanggaan. Setelah baja telah tersusun
ditambah dengan potongan kayu sebagai kayu penahan tekanan massa batuan diatas
penyangga yang mana kayu ini disebut dengan stepling. Setelah kayu stepling terpasang
diselesaikan dengan kayu pada dinding baja yang mana disebut dengan bracing. Tujuan
dilakukan bracing untuk menguatkan dan menjaga jarak penyangga.