Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan Sumber
Daya Alam (SDA), Salah satunya yaitu bahan galian tambang. Indonesia
merupakan negara yang berlimpah akan kekayaan bahan galian. Bahan galian
tersebut terbagi menjadi mineral dan batubara. Bahan galian tambang itu
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, yang mana dapat memenuhi kebutuhan
manusia secara primer, sekunder, dan tersier. Sehingga seiring dengan
berjalannya waktu maka ilmu pengetahuan semakin berkembang dan
diterapkanlah suatu metode eksplorasi untuk mendapatkan bahan galian
tersebut.
Didalam kegiatan pertambangan yang dilakukan khususnya untuk
memperoleh sejumlah bahan galian ini yaitu keterdapatan endapan bahan
galian. Proses kegiatan pertambangan tersebut terdapat salah satu proses yang
dilakukan yaitu dengan cara Teknik Ekplorasi. Kegiatan eksplorasi ini dilakukan
khususnya untuk mengetahui bentuk kedudukan, ukuran, sifat dan nilai kadar
dari ekonomi bahan galian itu sendiri.
Dilakukannya kegiatan eksplorasi disini agar usaha pertambangan dapat
berjalan dengan lancar dan diperoleh sejumlah keuntungan, sehingga potensi
bahan galian baik meliputi tipe, jenis, dan bentuk yang ada harus diketahui
dengan pasti. Namun, terdapat pula resiko yang hadir dalam kegiatan eksplorasi
ini yaitu resiko geologi, resiko lingkungan, dan resiko ekonomi yang harus
dihilangkan ataupun diperkecil. Karena yang menjadi dasar dalam kegiatan
eksplorasi adalah tingkat kepastian dari penyebaran endapan, jumlah cadangan
serta kualitas bahan galian.
Didalam dunia pertambangan, ilmu teknik eksplorasi inilah yang sangat
penting sebab peranan teknik eksplorasi merupakan awal dari seluruh rangkaian
pekerjaan dalam industri pertambangan untuk mendapatkan sejumlah bahan
galian yang bernilai ekonomis.

1
2

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dalam pembuatan laporan praktikum eksplorasi ini adalah untuk
menambah ilmu serta pemahaman mengenai pengenalan dalam ekplorasi.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya laporan ini adalah :
1. Dapat mengetahui fungsi eksplorasi dalam dunia pertambangan.
2. Dapat mengetahui tahapan kegiatan eksplorasi dalam dunia
pertambangan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dari Eksplorasi Dalam Pertambangan


2.1.1 Ekplorasi Secara Umum
Secara umumnya kata eksplorasi merupakan sebuah penjelajahan,
penelitian maupun penyelidikan yang memiliki tujuan untuk menemukan sesuatu
hal yang baru ataupun sesuatu yang sudah ada yang masih memiliki potensi
untuk dicari dalam berkelanjutan pada suatu sasaran yang biasanya dikaitkan
dengan sumber daya yang diutarakan menurut beberapa ahli dalam dunia
eksplorasi baik dalam pertambangan maupun pada eksplorasi dalam umumnya
dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan
dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk
antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas
alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi. yang di utarakan menurut
situs Wikipedia.
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan
kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan
analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan. Menurut Standar
Nasional Indonesia (SNI).
2.1.2 Eksplorasi Dalam Dunia Pertambangan
Tahapan Eksplorasi adalah tahapan yang kedua dilakukan dalam proses
penambangan bahan galian setelah tahapan Prospeksi. Pada eksplorasi dalam
dunia pertambangan ini merupakan suatu kegiatan usaha dalam pencarian dari
lokasi dan penelitian dalam bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, informasi
mengenai lingkungan hingga dapat mengestimasikan suatu endapan bahan
galian yang nantinya dapat dijadikan suatu sumberdaya ataupun hingga
cadangan yang dikemudian hari dapat dilakukan proses penambangan yang
prospeksi serta ekonomis pada zamannya sehingga dapat mendapatkan
keuntungan apabila dilakukan penambangan.

3
4

2.2 Tahapan Ekplorasi


Adapun tahapan yang dilakukan pada proses eksplorasi ini memiliki 4
(empat) tahapan, yaitu :
A. Survei tinjau
Pada survei tinjau ini yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari
pemetaan geologi regional, pemotretan udara,citra satelit dan metode survey
tidak langsung lainnya untuk mengedintifikasi daerah-derah anomial atau
meneraliasasi yang proespektif untuk diselifdiki lebih lanjut.
Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengedintifikasi derah-daerah
mineralisasi/cebakan skala regional terutama hasil stud geologi regional dan
analisis pengindraan jarak jauh untuk dilakukannya pekerjaan pemboran.
Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :
1.) Pemetaan Geologi dan Topografi skala 1 : 25.000 samapai skala 1 :
10.000. Penyelidikan geologi yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi
diantaranya : pemetaan geologi,parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan geologi
dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan dan
pengambilan contoh yang berkaitan dengan aspek geologi dilapangan. Adapun
pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan
struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan contoh berupa batuan terpilih.
2.) Pembuatan Sumur Uji
3.) Survey geofisika : aerimagnet
4.)  Hasisnya sumber daya emas hipotetik sampai tereka.
B. Prospeksi Umum
Pada tahapan ini dilakukan untuk mempersempit dearah yang
mengandung cebakan mineral yang potensial. Kegiatan Penyelidikan dilakukan
dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan contoh awal, misalnya puritan
dan pemboran yang terbatas, study geokimia dan geofisika, yang tujuanya
adalah untuk mengidentifikasi suatu Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred
Mineral Resources) yagn perkiraan dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil
analisis kegiatan diatas.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap Survei Tinjau. Cakupan derah
yang diselidikii lebih keci dengan skala peta antara 1 : 50.000 sampai dengan 1 :
25.000. Data yang didapat meliputi morfologi (topografi) dan kondisi geologi
(jenis batuan/startigrafi dan struktur geollogi yang berkembang). Pengambilan
5

contoh pada derah prospek secara alterasi dan mineralisasi dilakukan secara
sistematis dan terperinci untuk analisa laboratorium, sehinga dapat diketahui
kadar/kualitas cebakan mineral suatu daerah yang akan dieksplorasi.
C. Eksplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang
teredintifikasi.
D. Eksplorasi rinci, yaitu tahap explorasi untuk mendeliniasi secara rinci
dalam tiga dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari dari
percontohan singkapan,puritan, lubang bor, shafts, dan terowongan.

2.3 Metode Eksplorasi


Metoda yang digunakan dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua
kelompok besar, yaitu metoda langsung dan metoda eksplorasi tidak langsung.
Dibawah ini merupakan penjelasan dari kedua metoda tersebut.
2.3.1 Metoda Eksplorasi Langsung
1. Metoda Langsung Permukaan
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
a.) Penyelidikan singkapan (out crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
1.)      Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah
sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh
batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai
singkapan segar
2.) Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara
alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam
bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung berapi yang
memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya
gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat
mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi
yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.
b.) Tracing Float (penjejakan)
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal
dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian
tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing
kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari
6

bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan
pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang
sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah
aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat
memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang
parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden.
c.) Tracing dengan Panning (mendulang)
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran
butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak
mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar.
Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test
pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan
dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.
1.)Trenching (pembuatan parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada
overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan
ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu
pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan
dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi
sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan,
kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
2.)Test Pitting (pembuatan sumur uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya
dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam.
Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas
dari bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu
pembuatan sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus
bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu
melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita
buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor
keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit
mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi
7

kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita
buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran,
keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.
B. Metoda Langsung Bawah Permukaan
Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada
singkapan di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat
memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi langsung permukaan,
kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung
bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan
memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila
permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau
tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko
yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan
misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk
memudahkan diadakan pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga
diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki singkapan yang baik,
karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan
strike atau dipnya, yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah
masalah biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu
besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma
jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft,
Drift, Winse dan lain-lain.
Tunnel   =   suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang
menembus kedua kaki bukit.
Shaft      =   suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah
dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan
serta alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift       =   suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih
yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan
bijihnya (dalam pengeboran).
8

Winze    =   lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah
“level” yang dibawahnya.
Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti.
Pengeboran sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun
1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-pindah)
dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada
pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m)
dengan bor lurus (vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan
menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan
beberapa cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan
perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau
off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi
dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat
pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata
bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah
dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras
tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh
(sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau
konstruksi (misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk
memudahkan proses peledakan (pada kegiatan penambangan material
keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta stratigrafi
daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan
ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan
secara keseluruhan.
2.3.2 Metoda Eksplorasi Tidak Langsung
1. Metoda tidak langsung cara geofisika
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan
lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik
batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi
geofisika diantaranya :
a.)      Metoda Gravitasi
9

Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi
sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya.
Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut
akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang
gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya
besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan
bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-
macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter,
yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar
“torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur
perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah
penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan,
distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi
kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur
tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu
patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui
karena adanya anomali gravitasi.
b.) Metoda Magnetik
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah
ada suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi.
Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh
arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung
secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini
memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan
intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang
intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi
secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada
permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan
efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran
eksplorasi sebagai berikut :
-         Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
10

-         Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan


- Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit
sebagai mineral ikutan
- Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung
magnetit dalam jumlah cukup
- Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan
beku yang mengandung mineral magnetik.
c.)       Metoda Seismik
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih
tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau
getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3
meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi
diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada
perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima
getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang
secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan
mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi,
maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-
perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan
dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda
pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima
gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di
dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
1.      Jenis batuan
2.      Derajat pelapukan
3.      Derajat pergerakan
4.      Tekanan
5.      Porositas (kadar air)
6.      Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
H. Mooney (1977) mengatakan bahwa harga cepat rambat gelombang akan lebih
besar (dibandingkan) :
1.      Batuan beku basa                            :   batuan beku asam
2.      Batuan beku                                    :   batuan sedimen
11

3.      Sedimen terkonsolidasi                   :   sedimen un-konsolidasi


4.      Sedimen unkonsolidasi                    :   sedimen un-konsolidasi
5.      Soil basah                                        :   soil kering
6.      B. sedimen karbonat                       :   batupasir
7.      Batuan utuh                                     :   batuan terkekarkan
8.      Batuan segar                                   :   batuan lapuk
9.      Batuan berat                                   : batuan ringan
10.  Batuan berumur tua                        : batuan berumur muda

d.) Metoda Geolistrik


Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari
batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang
diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu
meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-
m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai
sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode
dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus
(current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk
mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode
potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam
penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai
adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
 
2. Metoda tidak langsung cara geokimia
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace
elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas.
Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-
unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang
terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-
perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan
perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau
12

sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan
beberapa reaksi kimia.
BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembahasan bab mengenai pengenalan


eksplorasi ini yaitu :
1. Fungsi dari eskplorasi dari pertambangan sendiri yaitu merupakan suatu
kegiatan usaha dalam pencarian dari lokasi dan penelitian dalam bentuk,
dimensi, sebaran, kualitas, informasi mengenai lingkungan hingga dapat
mengestimasikan suatu endapan bahan galian yang nantinya dapat dijadikan
suatu sumberdaya ataupun hingga cadangan yang dikemudian hari dapat
dilakukan proses penambangan yang prospeksi serta ekonomis pada zamannya
sehingga dapat mendapatkan keuntungan apabila dilakukan penambangan
2. Pada tahapan eksplorasi pertambangan yaitu meliputi, survei tinjau ini
yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari pemetaan geologi regional, pemotretan
udara,citra satelit dan metode survey tidak langsung lainnya untuk
mengedintifikasi daerah-derah anomial atau meneraliasasi yang proespektif
untuk diselifdiki lebih lanjut, Prospeksi Umum tahapan ini dilakukan untuk
mempersempit dearah yang mengandung cebakan mineral yang potensial,
Eksplorasi awal yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang teredintifikasi,
Eksplorasi rinci yaitu tahap explorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam tiga
dimensi terhadap endapan mineral.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Andy, 2012. “Pengenalan Eksplorasi". Andy.wordpress.com/ Diakses pada


tanggal 15 Februari 2020 pukul 21.58 WIB

2. Mauladi, Gina, 2012. “Tahapan Eksplorasi". Ginamauladi.id.scribd.com/


Diakses pada tanggal 15 Februari 2020 pukul 22.21 WIB

3. Raden, Sukamana, 2013. “Eksplorasi Pertambangan’’.


radensukmana.wordpress.com/ Diakses pada tanggal 16 Februari
2020 pukul 22.48 WIB

Anda mungkin juga menyukai