Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam aktivitas penambangan terdapat banyak tahapan-tahapan
didalamnya, seperti peledakan. Sebelum dapat mengambil atau mendapatkan
material terlebih dahulu dapat dilakukan kegiatan peledakan untuk mempermudah
pengabilan suatu material yang jika dengan menggunakan peledakan tersebut
dapat memecahkan atau menghancurkan batuan yang sifatnya keras sulit
dipecahkan atau dihancurkan oleh alat-alat berat. Agar dapat mempermudah
kegiatan penambangan, dapat menggunakan peledakan yang menggunakan
suatu metode atau pola tertentu agar mendapatkan hasil yang lebih ekonimis dan
efisien.
Dalam industri pertambangan suatu kegiatan peledakan dilakukan dengan
menggunakan bahan peledak yang dapat digunakan untuk membongkar batuan
yang keras, pembuatan terowongan bawah tanah, peledakan batubara,
penggalian logam, dan lain-lain. Dalam penggunaanya seorang ahli tambang
harus memperhatikan pengunaan bahan peledak itu sendiri karena sifatnya yang
sensitif yang akan berbahaya jika dan membahayakan orang lain. Hasil peledakan
batuan tersebut akan menghasilkan batuan dengan berbagai ukuran, istilah umum
untuk menunjukkan ukuran tersebut disebut dengan fragmentasi.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tentang analisis
fragmentasi hasil peledakan.
1.2.2 Tujuan
 Agar dapat mengetahui dan memahami fragmentasi hasil peledakan
 Agar dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi fragmentasi

1
2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fragmentasi Batuan


Hasil dari sebuah peledakan yaitu bongkah-bongkah batuan dengan
berbagai ukuran, istilah untuk menunjukan ukuran tiap bongkah tersebut adalah
fragmentasi. Ukuran fragmentasi bergantung pada proses selanjutnya sesuai
dengan kebutuhan. Terdapat dua prinsip yang mempengaruhi dalam mengontrol
fragmentasi, yaitu cukupnya jumlah energi yang dihasilkan bahan peledak terpakai
dalam massa batuan dan saat pelepasan energi juga tepat agar terjadi kontak
yang tepat. Pelepasan energi pada waktu yang tidak tepat dapat mengubah hasil
akhir yang diharapkan, meskipun dengan jumlah energi yang tepat dan
ditempatkan dengan strategis dengan pola yang tepat. Jika waktu inisiasi yang
tidak tepat, maka dapat terjadi perbedaan pada hasil peledakan yang berupa
pecahan batuan, getaran, flyrock, dan backbreak.
Fragmentasi batuan yang terbentuk dari hasil suatu proses peledakan
berasal dari :
1. Pecahan yang terbentuk dari rekahan batuan yang disebabkan oleh proses
detonator bahan peledak.
2. Rekahan atau blok batuan yang terdorong oleh energi peledakan.
3. Kombinasi dari rekahan akibat dari peledakan dan rekahan alami.
Tingkat fragmetasi dapat menunjukan nilai dari suatu keberhasilan dalam
peledakan, pada umumnya material yang seragam akan lebih banyak dibutuhkan
atau diharapkan daripada material bongkah-bongkah dengan berbagai ukuran.
Terdapat beberapa faktor - faktor yang mempengaruhi pada fragmentasi hasil
peledakan adalah :
1. Karakteristik Massa Batuan
Pada karakteristik massa batuan ini meliputi kekuatan dari batuan seperti
kuat tekan dan kuat tarik. kedua parameter tersebut dapat menjadi awal
untuk menentukan suatu proses peledakan. Dasarnya semakin besar nilai
kuat tekan dan kuat tarik batuan, maka batuan tersebut semakin sukar
untuk dihancurkan.

2
3

2. Struktur Geologi
Struktur geologi ini menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam
menentukan perencanaan peledakan, Struktur geologi seperti kekar yang
merupakan rekahan yang tidak mengalami pergeseran pada massa batuan
yang memiliki sifat diskontinuitas yang merupakan bidang lemah. Dengan
massa batuan yang akan diledakkan memiliki banyak kekar, maka arah
peledakannya akan mengikuti arah umum dari kekar tersebut yang dapat
menyebabkan batuan hasil peledakan tidak seragam. Untuk mengatasi hal
tersebut diatasi dengan menyesuaikan arah peledakan dengan arah
kemiringan umum dari kekar tersebut.
3. Air Tanah
Kondisi dari air tanah pada batuan yang akan diledakan juga akan
mempengaruhi hasil dari peledakan. Adanya air dapat menyebabkan bahan
peledak akan mengubah air disekitarnya menjadi uap air pada saat proses
detonasi. Jika pada suatu blok terdapat kandungan air yang sangat tinggi,
ANFO yang digunakan kemungkinan tidak akan meledak atau misfire.
Untuk mengatasi hal ini dapat diatasi dengan :
a) Bahan peledak perlu dibungkus dengan bahan yang tahan air sebelum
dimasukkan ke lubang ledak.
b) Lubang ledak yang sudah terisi air, dikeluarkan dengan udara bertekanan
tinggi dari kompresor.
c) Mengganti bahan peledak ANFO dengan heavy ANFO
4. Kemiringan lubang ledak
Kemiringan lubang ledak secara teoritis ada dua, yaitu lubang ledak tegak
dan lubang ledak miring. Rancangan peledakan yang menerapkan lubang
ledak tegak, maka gelombang tekan yang dipantulkan oleh bidang bebas
lebih sempit, sehingga kehilangan gelombang tekan akan cukup besar pada
lantai jenjang bagian bawah, hal ini dapat menyebabkan timbulnya tonjolan
pada lantai jenjang. Sedangkan pada peledakan dengan lubang ledak
miring akan membentuk bidang bebas yang lebih luas, sehingga akan
mempermudah proses pecahnya batuan dan kehilangan gelombang tekan
pada lantai jenjang menjadi lebih kecil.

3
4

Sumber : Irfan, 2012


Gambar 2.1
Pengaruh Kemiringan Lubang Ledak

Adapun faktor - faktor lain yang mempengaruhi fragmentasi hasil


peledakan, yaitu :
1. Pola pemboran
2. Geometri peledakan
3. Primming(penyalaan awal)
4. Pola penyalaan
5. Powder factor (Penggunaan bahan peledak)
6. Bidang lepas

2.2 Oversize Batuan


Oversize batuan akan mempengaruhi efisiensi dari alat muat, gali dan
angkut. Ukuran fragmentasi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Oversize
Oversize merupakan ukuran batuan yang relatif besar atau disebut boulder,
yang dimana untuk melanjutkan ke proses selanjutnya harus melewati
tahapan pemecahan sekunder. Pada tambang terbuka dan tambang bawah
tanah memiliki ukuran tersendiri dalam penentuan boulder yaitu < 300 mm
pada tambang bawah tanah dan >1000 mm pada tambang terbuka.
2. Fine
Fine merupakan ukuran batuan yang yang sulit untuk ditangani oleh alat
mekanis namun, dapat ditangani dengan proses kimia seperti flotasi.
3. Medium
Medium merupakan ukuran fragmentasi yang signifikan, tetapi tidak terlalu
penting sebagai syarat pengolahan tetapi bernilai ekonomis.

4
5

2.3 Mekanisme Fragmentasi Batuan


Berikut ini merupakan hal-hal penting dalam mekanisme fragmentasi
batuan, antara lain :
1. Gelombang tekan dan tekanan gas berperan penting dalam fragmentasi
akibat peledakan.
2. Pembentukan rekahan radial pada dinding lubang ledak merupakan
pengkondisian awal akibat gelombang tekan..
3. Pengembangan gas dari detonator bahan peledak menekan rekahan radial
untuk terus berekspansi.
4. Dalam kondisi tegang rekahan yang ada terus berkembang.

2.4 Model Prekdiksi / Perkiraan Ukuran Fragmentasi


Model yang biasanya digunakan untuk memperkirakan fragmentasi hasil
peledakan adalah model Kuz-Ram. Kuznetsov (1973) telah melakukan penelitian
dengan menggunakan TNT yang hasilnya dikenal dengan persamaan Kuznetsov,
Berikut merupakan persamaan Kuznetsov :

Vo 0.8
X=A( ) . Q1/6………………………...……..(2.1)
q

Dimana: X = Rata-rata ukuran fragmentasi (cm)


A = Faktor batuan
1 : Lunak
7 : Agak Lunak
10 : Keras, banyak rekahan
13 : Keras, sedikit rekahan
Vo = Volume batuan (m3)
Q = Jumlah bahan peledak (kg)
Cunningham(1987) memodifikasi persamaan diatas untuk bahan peledak
ANFO menjadi:
115 19/30
Xm = A (PF)-0.8 . Qe1/6( E
) …………..……..(2.2)

Dimana :

5
6

Xm = Ukuran rata-rata fragmentasi (cm)


A = Faktor batuan
Qe = Massa bahan peledak
PF = Powder Factor (kg/m3)
E = Relative Weight Stregth (RWS) bahan peledak
ANFO = 110
TNT = 115

6
7

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. PT. MMS merupakan salah satu perusahaan tambang andesit di Jawa
Barat yang diketahui memilik banyak rekahan mengarah ke face, jarak
antar kekar 0,1 – 1 m dan kekerasan 6 (skala mohs) dengan spesifikasi
batuannya dengan nilai SGr 2,65 gr/cc dan SGrstd 2,7 gr/cc. Perusahaan ini
menggunakan metode peledakan dalam pembongkaran / penggaliannya
dengan menggunakan ANFO sebagai bahan peledak utamanya yang
memiliki spesifikasi SGe 0,82 ton/m3, SGestd 0,85 gr/cc, VOD 11500 fps
dan VODstd 12000 fps. Geometri peledakan yang digunakan perusahaan
tersebut adalah sbb :
Burden (B) =3m
Spasi (S) = 3,5 m
Diameter (De) = 3,5 inchi
Stemming (T) =3m
Tinggi Jenjang (L) = 12 m
Sub-Drilling (J) =1m
Jika dalam perhitungan di lapangan di dapatkan hasil pengambilan data
distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan sbb :
Tabel 3.1
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 1
Ukuran Section
Persentase
(cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
(%)

< 20 8 4 6 5 7 6 8 7 6 10 67 18,01

21 – 40 15 27 14 21 21 24 15 21 6 12 176 47,31

41 – 60 8 5 5 4 4 8 5 6 5 7 56 15,05

61 – 80 9 5 7 6 8 4 4 7 4 5 55 14,78

7
8

> 80 2 1 3 0 2 2 1 1 3 3 18 4,85

Total 372 100

Tabel 3.2
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 2
Section
Ukuran Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
(cm) (%)

< 20 9 10 8 7 7 5 7 6 8 8 75 17,81

21 – 40 25 22 25 19 20 22 21 18 19 19 210 49,88

41 – 60 7 6 4 5 3 7 5 5 6 5 53 12,60

61 – 80 7 4 8 9 8 6 7 6 5 7 67 15,91

> 80 1 3 2 1 3 1 1 2 1 1 16 3,8

Total 421 100

Tabel 3.3
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 3
Section
Ukuran Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
(cm) (%)

< 20 12 15 20 14 14 12 15 17 17 15 151 31,10

21 – 40 22 20 25 17 19 19 20 23 19 24 208 42,79

41 – 60 8 5 6 9 4 7 6 6 4 4 59 12,13

61 – 80 9 5 7 5 5 4 4 6 7 5 57 11,72

> 80 1 2 1 1 2 0 1 1 1 1 11 2,26

Total 486 100

8
9

Tabel 3.4
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 4
Section
Ukuran Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
(cm) (%)

< 20 25 18 17 17 16 19 19 16 16 15 178 30,84

21 – 40 21 28 22 22 28 25 25 24 26 23 244 42,30

41 – 60 10 12 8 7 9 9 7 8 6 7 83 14,38

61 – 80 7 6 5 6 3 5 7 8 7 7 61 10,57

> 80 1 0 2 1 0 1 2 2 1 1 11 1,91

Total 577 100

Tabel 3.5
Hasil Pengamatan Fragmentasi Hasil Peledakan 5
Section
Ukuran Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
(cm) (%)

< 20 15 15 13 16 18 12 12 14 15 15 145 24,16

21 – 40 21 20 22 19 21 22 21 24 24 22 216 36

41 – 60 15 11 14 13 14 12 16 14 15 18 142 23,6

61 – 80 10 9 9 9 8 8 9 9 8 9 88 14,6

> 80 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 9 1,64

Total 600 100

a. Hitung geometri peledakan perusahaan tersebut secara teoritis (R.L.


Ash dan C.J. Konya) dan aktual !
b. Hitung prediksi / perkiraan fragmentasi yang akan didapat dari masing
– masing metode geometri peledakan (aktual, C.J. Konya dan R.L. Ash)
dengan metode Kuz – Ram dan Cunningham !
c. Hitung distribusi fragmentasi hasil peledakan di lapangan.

9
10

d. Jika ukuran mulut jaw crusher hanya berukuran 80 cm, berapa


persentase batuan yang dapat masuk?
(Note : KBstd = 25 ; KSstd = 1,2 ; KTstd = 1 ; KJstd = 0,4)
2. PT. MMA memiliki target produksi batu gamping 2 juta ton per tahun.
Densitas batu gamping rata – rata 2,6 ton/m3 dan bahan peledak yang akan
di gunakan adalah ANFO dengan densitas 0,84 gr/cc dan VOD 12000 fps.
Dengan menggunakan alat bor dengan diameter 4,5 inch dan tinggi jenjang
11,04 m. Batuan gamping tersebut diketahui memiliki sedikit rekahan
mengarah ke dalam face dengan jarak antar kekar >1 m dan kekerasan 6
(skala mohs). Hitunglah :
a. Geometri dan Powder Factor berdasarkan R.L. Ash dan C.J. Konya
b. Berapa prediksi / perkiraan fragmentasi yang akan didapat dari
masing – masing metode geometri peledakan (C.J. Konya dan R.L.
Ash) dengan metode Kuz – Ram dan Cunningham !
(Note : KBstd = 25 ; KSstd = 1,3 ; KTstd = 0,9 ; KJstd = 0,3 ; SGrstd = 2,7 ton/m3 SGestd
= 0,85 gr/cc)
3. PT. MSS melakukan kegiatan peledakan dengan spesifikasi batuannya
dengan nilai SGRloose 1,67 gr/cc dan SGRinsitu 2,6 gr/cc. Dalam sehari
dilakukan satu kali peledakan sebanyak 10 lubang. Geometri peledakan
yang digunakan perusahaan tersebut adalah sbb :
Burden (B) = 3,5 m
Spasi (S) =4m
Diameter (De) = 3,5 inchi
Stemming (T) = 2,8 m
Tinggi Jenjang (L) =9m
Sub-Drilling (J) = 0,8 m
Hasil peledakan ini dimuat menggunakan Excavator Volvo EC480EL dengan
kapasitas teoritis 3,1 LCM dengan Swell Factor 64%, Fill Factor 90%. Alat muat
yang digunakan adalah Hino Ranger FM260TI yang diisi sebanyak 6x dengan
jumlah ritase sebanyak 106 kali.
Hitunganlah Persen Fragmentasi dari kegiatan peledakan tersebut!

3.2 Pembahasan
1. Diketahui :

10
11

SGr = 2,65 gr/cc B =3m


SGRstd = 2,7 gr/cc S = 3,5 m
SGe = 0,82 ton/m3 De = 3,5 inch
SGestd = 0,85 ton/m3 T =3m
VOD = 11500 fps L = 12 m
VODstd = 12000 fps J =1m
Penyelesaian :
a. Geometri Peledakan dan Powder Factor (Aktual, RL. Ash dan CJ
Konya)

Aktual
 PC = H + J - T
= 12 m + 1 m – 3 m
= 10 m
 LD = 0,508 x (de)2 x SGe
= 0,508 x (3,5 inch)2 x 0,82 ton/m3
= 5,10 kg/m
 Whandak = LD x PC
= 5,10 kg/m x 10 m
= 51 kg
 Volume =BxSxH
= 3 m x 3,5 m x 12 m
= 126 BCM
 Tonase = Volume x SGr
= 126 BCM x 2,65 ton/m3
= 333,9 ton
Whandak
 PF =
Volume
51 kg
=
126 BCM
= 0,4 kg/BCM
RL. Ash
 Kb = Kbstd x AF1 x AF2

11
12

3 2
SGe x VOD 3 SGrstd
= Kbstd x √ 2 x √
SGestd x VODstd SGr

3
0,82 gr/cc x (11500)2 3 2,7 gr/cc
= 25 x √ 2 x√
0,85 gr/cc x (12000) 2,65 gr/cc

= 24,16
Kb x De
B =
12
24,16 x 3,5 inch
= x 0,3048
12
= 2,15 m
S = KSstd x B
= 1,2 x 2,15 m
= 2,58 m
J = Kjstd x B
= 0,4 x 2,15 m
= 0,86 m
T = Ktstd x B
= 1 x 2,15 m
= 2,15 m
 LD = 0,508 x (de)2 x SGe
= 0,508 x (3,5 inch)2 x 0,82 gr/cc
= 5,10 kg/m
 PC = H + J - T
= 12 m + 0,86 m – 2,15 m
= 10,71 m
 Whandak = LD x PC
= 5,10 kg/m x 10,71 m
= 54,62 kg
 Volume =BxSxH
= 2,15 m x 2,58 m x 12 m
= 66,564 BCM

12
13

 Tonase = Volume x SGr


= 66,564 BCM x 2,65 ton/m3
= 176,39 ton
 Kedalaman Lubang Ledak (L) = PC + T
= 10,71 m + 2,15 m
= 12,86 m
Whandak
 PF =
Volume
54,62 kg
=
66,564 BCM
= 0,835 kg/BCM

CJ Konya

3 0,82 ton/m3
B = 3,15 x 3,5 inch x √ 2,65 gr/cc

= 7,457 ft x 0,3048
= 2,27 m
S = KSstd x B
= 1,4 x 2,27 m
= 3,178 m
J = Kjstd x B
= 0,4 x 2,27 m
= 0,908 m
T = Ktstd x B
= 1 x 2,27 m
= 2,27 m
 LD = 0,508 x (de)2 x SGe
= 0,508 x (3,5 inch)2 x 0,82 ton/m3
= 5,10 kg/m
 PC = H + J - T
= 12 m + 0,908 m – 2,27 m
= 10,638 m

13
14

 Whandak = LD x PC
= 5,10 kg/m x 10,638 m
= 54,2538 kg
 Volume =BxSxH
= 2,27 m x 3,178 m x 12 m
= 86,56872 BCM
 Tonase = Volume x SGr
= 86,56872 BCM x 2,65 ton/m3
= 229,407108 ton
 Kedalaman Lubang Ledak (L) = PC + T
= 10,638 m + 2,27 m
= 12,908 m

Whandak
 PF =
Volume
54,2538 kg
=
86,56872 BCM

= 0,62 kg/BCM
b. Prediksi Fragmentasi
Aktual
 Kuz-Ram
Vo 0,8
X =Ax( ) x Q 19/30
q

126 BCM 0,8


= 10 x ( ) x 51 kg 19/30
51 kg

= 39,7 cm
 Cunningham
BI = 0,5 x (RMD + JPS + JPO + SGI + H)
= 0,5 x (50 + 20 + 20 + (25 x 2,65 gr/cc – 50) + 6)
= 56,12
RF = 0,12 x BI
= 0,12 x 56,12
= 6,73

14
15

115
Xm = A x (PF) -0,8 x Q 1/6 x ( ) 19/30
e
115
= 6,73 x (0,4 kg/BCM) -0,8 x 51 kg 1/6 x ( ) 19/30
100
= 29,49 cm
RL. Ash
 Kuz-Ram
Vo 0,8
X =Ax( ) x Q 19/30
q

66,564 BCM 0,8


= 10 x ( ) x 54,62 kg 19/30
54,62 kg

= 22,81 cm
 Cunningham
A = 6,73
115
Xm = A x (PF) -0,8 x Q 1/6 x ( ) 19/30
e
115
= 6,73 x (0,835 kg/BCM) -0,8 x 54,62 kg 1/6 x ( ) 19/30
100
= 16,54 cm
CJ Konya
 Kuz-Ram
Vo 0,8
X =Ax( ) x Q 19/30
q

86,56872 BCM 0,8


= 10 x ( ) x 54,2538 kg 19/30
54,2538 kg

= 28,27 cm
 Cunningham
A = 6,73
115
Xm = A x (PF) -0,8 x Q 1/6 x ( ) 19/30
e
115
= 6,73 x (0,62 kg/BCM) -0,8 x 54,2538 kg 1/6 x ( ) 19/30
100
= 20,97 cm
c. Distribusi Fragmentasi

15
16

Hasil Ukuran (cm)


Peledakan <20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 >80
1 67 176 56 55 18
2 75 210 53 67 16
3 151 208 59 57 11
4 178 244 83 61 11
5 145 216 142 88 9
Jumlah 616 1054 393 328 65
Presentase 25,08 42,92 16 13,36 2,64

d. Presentase batuan yang dapat masuk pada bukaan mulut Jaw Crusher
berukuran 80 cm
100 % - 2,65 % = 97,35 %

2. a. Geometri Peledakan
RL.Ash

3 SGe x Vod² 3 0,84 gr/cc x (12000 fps)²


AF1 = √ = √ = 0,98
SGe std x Vod std² 0,85 gr/cc x (12750 fps)²

3 SGr std 3 2,7


AF2 = √ = √ = 1,01
SGr 2,6

KB = Kbstd x AF1 x AF2


= 25 x 0,98 x 1,01 = 24,8
KB x De 24,8 x 4,5 (Inch)
B = = = 11.01
12 12
= 11,01 x 0,3048 = 3,3 m
S = KTstd x B
= 1,2 X 3,3 = 3,96 m
J = KJstd x B
= 0,4 x 3,3 = 1,32 m
T = KTstd x B
= 1,0 x 3,3 = 3,3 m
LD = 0,508 x de² x SGe
= 0,508 x (5 Inch)² x 0,82 = 10,414 kg/m

16
17

PC = (H + J) – T
= (12,1 + 1,32) – 3,3 = 10,29 m
Whandak = LD x PC
= 10,414 kg/m x 10,29 m = 107 kg
V =BxSxH
= 11,01 x 3,96 m x 12,01 = 162,95 m3
Ton = (B x S x H) x SGr
= (3,3 m x 3,96 m x 12,1 m) x 2,7 = 439,965 ton
Whandak 110,59668
PF = = = 0,24 kg/ton
Ton 439,965
Whandak 110,59668
PF = = = 0,66 kg/m3
V 162,95
L = PC + T = 10,29m + 3,3 m = 13,59
CJ KONYA

3 0,84 gr/cc
B = 3,15 x 4,5 inch x √ = 2,96 m
2,6

H+ 7B
S =
8
11,01 + 7B
= = 3,97 m
8

J = 0,3 x 2,96 m = 0,89 m


T = B = 2,96 m
PC = H+J-T
= 11,01 + 0,89 – 2,96 = 8,94 m
L = PC +T
= 8,94 + 2,96 = 11,09
LD = 0,508 x de2x SGe
= 0,508 x (4,5 inch)2 x 0,804 gr/cc = 8,64 kg/m
W handak = LD xPC
= 8,64 kg/mx 6,94 m = 77,24 kg
Volume =BXSXH
= 2,96 x 3,97 x 11,01 = 129.38 m3
Ton = (BXSXH) X SGr
=129.38 m3 x 2,6 ton/m3 = 336,39 ton

17
18

Whandak 77,24 kg
PF = = = 0,59 kg/ton
Ton 129,38
Whandak 77,24 kg
PF = = = 0,23 kg/m3
V 336,39

b. prdouksi fragmentasi
RL Ash
-Kuznetsov
Vo 0,8
X =AX x Q1/6
u

= A (PF) -0,8 x Q1/6


= 13 (0,71) -0,8 x (80,951/6
= 35,65 cm
-Cunningham
Dik =RMD = 50 H= 6
JPS = 50 SGI = 25x 2,6 – 5- =15
JPO = 40
Nilai blastibility index (BI)
BI = 0,5 x (RMD + JPS+ JPO+ SGI+ H)
= 0,5 x (50+50+40+15+6)
= 80,5
Nilai rocj factor (RF)
RF = 0,12 x BI
= 0,12 X 80,5 = 9,66
115
Xm = A (PF) -0,8 x Q1/6 19/30
E
115
= 9.66 (0,71) -0,8 X (80,95) 1/6 10019/30

= 28,87 cm
CJ KONYA
-kuznetsov
Vo 0,8
X =AX u
x Q1/6

= A (PF) -0,8 x Q1/6


= 13 (0,59) -0,8 x (77,67)1/6
= 40,59 cm

18
19

-cunningham
Dik RMD = 50 H= 6
JPS = 50 SGI = 25x 2,6 – 5- =15
JPO = 40
Nilai blastibility index (BI)
BI = 0,5 x (RMD + JPS+ JPO+ SGI+ H)
= 0,5 x (50+50+40+15+6)
= 80,5
Nilai rocj factor (RF)
RF = 0,12 x BI
= 0,12 X 80,5 = 9,66
115
Xm = A (PF) -0,8 x Q1/6 19/30
E
115
= 9.66 (0,59) -0,8 X (77,67) 1/6 10019/30

= 33,24 cm

3. dik = FFm =85% n1 = 10 lubang ledak


SF = 64% B = 3,5 m
N fit = 106 S = 4m
Np =6 H = 9m
Hmt =6
Dit = Persen (%) Fragmentasi
Volume terangkut (VT) = nfitx np x Hmt X FFm
= 106 X 6 X 3,1 X 85%
= 1675,86 LCM
n1 x BxSxH
Volume total (VF) =
St
10 x 3,5 mx 4m x 9m
= 64%

= 1968,75 LCM
Persen Fragmentasi
VT 1675,86 LCM
%F =VF =1968,75 LCM X 100%= 85,12%

19
20

BAB IV
ANALISA

Pada asistensi minggu lalu, dapat di analisakan bahwa pada PT. MSS
didapatkan data dari nilai fragmentasi yang berbeda beda dari perhitungan
menurut CJ.Konya dan RL.Ash. Secara perhitungan aktual pun nilai yang lebih
ekonomis yaitu menurut CJ.Konya yang mempunyai nilai aktual pada Powder
Factor nya sebesar 0,475 dibandingkan dengan RL.Ash yang mendapat nilai
sebesar 0,83. Dan nilai fragmentasi yang didapatkan dari metode kuzram dan
cuningham pada RL. Ash sebesar 22,6 dan 16,25. Sedangkan untuk CJ. Konya
sebesar 33,72 dan 16,25.
Nilai fragmentasi pada cuningham lebih kecil dikarenakan adanya Rock
Factor (RF) dikarenakan faktor batuan itu akan berbanding lurus dengan
parameter pada powder factor (PF). Dan kemudian nilai persen yang
direkomendasikan yang bisa masuk kedalam mulut jaw crusher yaitu sebesar
83,99 % dikarenakan kondisi batuannya yang banyak rekahannya.
Dan kemudian pada PT.MMA untuk nilai geometri yang lebih efisien berdasarkan
CJ.Konya yang mendapatkan nilai powder facor yang lebih kecil yaitu sebesar 0,59
dibandingkan dengan menurut RL.Ash yang mendapat nilai sebesar 0,71.

20
21

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan diantaranya sebagai berikut :


1. Hasil dari sebuah peledakan yaitu bongkah-bongkah batuan dengan
berbagai ukuran, istilah untuk menunjukan ukuran tiap bongkah tersebut
adalah fragmentasi. Ukuran fragmentasi bergantung pada proses
selanjutnya sesuai dengan kebutuhan. Terdapat dua prinsip yang
mempengaruhi dalam mengontrol fragmentasi, yaitu cukupnya jumlah
energi yang dihasilkan bahan peledak terpakai dalam massa batuan dan
saat pelepasan energi juga tepat agar terjadi kontak yang tepat.
2. Beberapa faktor - faktor yang mempengaruhi pada fragmentasi hasil
peledakan adalah karakteristik massa batuan, struktur geologi, air tanah,
kemiringan lubang ledak, pola pemboran, geometri peledakan, primming,
pola penyalaan, powder factor, dan bidang bebas. Ukuran fragmentasi
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu oversize, fine dan medium.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, 2013. “Fragmentasi”. andiaashariahmad.blogspot.com. Diakses


pada Tanggal 20 November 2018. (Referensi Internet).

2. Andra, 2012. “Kegiatan Peledakan ”. Fileq.wordpress.com. Diakses pada


Tanggal 20 November 2018. (Referensi Internet).

3. Dessureault, Sean 2006. “Rock Excavation”. University of Arizona :


Mining and Geological Engineering. New York.

4. Timor, 2013. “Analisa Fragmentasi Batuan ”. id.scribd.com. Diakses


pada Tanggal 20 November 2018. (Referensi Internet).

22

Anda mungkin juga menyukai