Anda di halaman 1dari 6

1.

Agar diperoleh zero oxygen balance sehingga kekuatan ledakannya sempurna, maka
perbandingan berat antara ammonium nitrat dengan solar atau minyak disel adalah?

2. Untuk memperoleh ANFO 1200 kg, berapa banyak AN dan FO yang harus dicampur??

3. Penambahan zat pewarna, misalnya “oker”, pada campuran ANFO bermanfaat untuk?

4. Kekuatan suatu detonator ditentukan oleh berat…?

5. Menangani detonator biasa harus ekstra hati-hati dibanding dengan detonator listrik dan
nonel agar tidak kehilangan kekuatan ledaknya, sebab..?

6. Bila jumlah waktu tunda rangkaian detonator nonel di dalam lubang ledak (inhole delay)
10.000 ms, maka waktu tunda di permukaan harus..?

7. Kecepatan reaksi blackpowder hanya sekitar 100 detik per meter atau 60 cm/menit,
sehingga tergolong pada low explosive. Apakah jenis reaksinya?

8. Rangkalan peledakan memakal sumbu ledak atau detonating cord kekuatannya tergantung,
jumlah PETN di dalam sumbunya. Bila digunakan sebagai in hole atau downline berapa berat
maksimum PETN yang disarankan?

9. Area yang akan diledakkan harus dibatasi oleh pita pengaman dan siapa saja yang boleh
masuk ke area persiapan tersebut??

10. Pola pengeboran staggered dalam beberapa hal lebih baik dibanding pola rectangular dan
square, sebab?

11. Dengan menerapkan pola peledakan tunda, keuntungan yang akan diperoleh diantaranya
apa saja?

12. Pada suatu area peledakan overburden telah dirancang dengan burden 5 m dan spasi 6 m,
tinggi jenjang 10 m, kedalaman lubang ledak 12 m, stemming 3 m. bila jumlah lubang ledak
100 lubang, maka volume peledakan total adalah:

13. Diameter lubang ledak adalah 200 mm dan bahan peledak yang digunakan ANFO yang
berdensitas 0,80 gr/cc. Berapa jumlah bahan peledak per meter yang dibutuhkan pada
peledakan tersebut?

14. Dari data di atas, berapakah kebutuhan bahan peledak tiap lubang?

15. Dari data di atas, berapakah kebutuhan bahan peledak total pada rencana peledakan
tersebut?

16. Berapa PF teoritis pada kondisi di atas?

17. Formasi batuan overburden tersebut dia atas banyak retakan dan berstruktur kolumner,
sehingga hasil pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa dengan mematok PF = 0,25
kg/m3 masih optimis diperoleh fragmentasi yang memuaskan. Berapa jumlah bahan peledak
total yang harus dikeluarkan dari gudang?

18. Setiap juru ledak atau petugas yang memasuki gudang penimbunan bahan peledak dilarang
membawa korek api, senjata api ataupun memakai sepatu berladam/berlapis besi, karena?

19. Peledakan di penambangan bahan galian hanya boleh dilakukan oleh Juru Ledak yang sudah
ditunjuk oleh Kepala Teknik Tambang dan memiliki KIM yang berlaku untuk?

20. Sebutkan Persyaratan untuk mendapatkan KIM!

21. Masa berlaku izin gudang bahan peledak adalah?

22. Apa yang dimaskud dengan juru ledak?

23. Bagaimana ketentuan pembuatan dan penempatan tanggul pada gudang bahan peledak
peka detonator?

24. Bagaimana ketentuan bahan peledak peka detonator jika disimpan dalam gudang berbentuk
bangunan?

25. Apa yang harus dilakukan ketika peledakan mangkir (misfire) terjadi?

26. Apa yang dimaksud dengan permissible explosive?

27. Untuk membuat ANFO sebanyak 50 ton, berapa kilogram AN dan berapa liter solar yang
dibutuhkan jika density solar adalah 0,8 gr/cc?

28. Apa keuntungan Dengan menerapkan pola peledakan tunda?

29. Mengapa kondisi lubang bor wajib di cek terlebih dahulu sebelum dilakukan pengisian bahan
peledak?

30. Sebutkan serta jelaskan sifat-sifat bahan peledak?

31. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian yang ditunjukan oleh tanda panah pada gambar 1,
2,dan 3 ?
1. Untuk mencapai nol oksigen balance, perbandingan berat ammonium nitrat dengan solar
atau minyak diesel akan tergantung pada komposisi dan struktur kimia masing-masing
senyawa. Oksigen balance mengacu pada jumlah oksigen yang diperlukan untuk membakar
semua komponen bahan bakar, sehingga kekuatan ledakannya optimal.
Agar diperoleh zero oxygen balance sehingga kekuatan ledaknya sempurna, maka
perbandingan berat antara ammonium nitrat dengan solar atau minyak disel, yaitu : 94,3% :
5,7%

2. FO = 1131,6 kg; AN = 85,5 liter

3. Identifikasi dan Pelacakan: Penambahan zat pewarna bisa membantu dalam identifikasi dan
pelacakan lokasi penggunaan bahan peledak seperti ANFO. Pewarna bisa membuat jejak
yang dapat diikuti untuk keperluan investigasi forensik jika bahan tersebut digunakan secara
ilegal.

Karakterisasi: Zat pewarna juga bisa digunakan untuk karakterisasi atau penandaan spesifik
dalam produksi atau penanganan bahan tersebut. Ini membantu dalam membedakan satu
batch dari yang lainnya.

Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan zat pewarna dalam bahan peledak harus
dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan peraturan hukum serta
keselamatan yang berlaku.

4. Kekuatan suatu detonator lebih ditentukan oleh jenis dan sifat bahan peledak yang
digunakan, serta desain mekanisme peledakannya. Meskipun berat bahan peledak bisa
mempengaruhi kekuatan ledakan dalam beberapa konteks, namun faktor terpenting adalah
sifat kimia bahan peledak itu sendiri dan bagaimana bahan peledak tersebut diatur dalam
desain detonator untuk menciptakan ledakan yang diinginkan.

5. Menangani detonator dengan berbagai jenis memerlukan tingkat kehati-hatian yang sama
pentingnya. Namun, detonator listrik dan nonel seringkali dianggap lebih aman dan dapat
dikendalikan dengan lebih baik dibandingkan dengan detonator biasa karena:
a) Ketahanan terhadap Gangguan Eksternal: Detonator listrik dan nonel sering lebih
tahan terhadap gangguan eksternal seperti medan elektromagnetik, kelembaban,
dan gangguan lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja atau kekuatan ledakannya.
b) Presisi dalam Pemicu Ledakan: Detonator listrik dan nonel seringkali memberikan
kontrol yang lebih tepat terhadap waktu dan kekuatan ledakan, karena mereka
diatur dan dipicu dengan presisi yang tinggi menggunakan sinyal listrik.
Walaupun demikian, penggunaan dan penanganan detonator apa pun harus dilakukan
dengan kehati-hatian ekstrem dan sesuai dengan prosedur keselamatan yang ketat agar
tidak mengakibatkan kehilangan kekuatan ledakan atau kejadian tidak diinginkan lainnya.

6. Untuk menentukan waktu tunda di permukaan (surface delay) berdasarkan waktu tunda
rangkaian detonator nonel di dalam lubang ledak (inhole delay), biasanya perhitungan yang
dilakukan bergantung pada kecepatan rata-rata propagasi gelombang ledakan dalam media
yang spesifik.

Rasio umum yang digunakan untuk waktu tunda di permukaan terhadap waktu tunda di
dalam lubang ledak bervariasi tergantung pada media dan kondisi geologis di lapangan.
Namun, dalam beberapa kasus, perbandingan yang umum adalah sekitar 1:15 hingga 1:25.

Jika kita menggunakan perbandingan klasik 1:20, maka waktu tunda di permukaan bisa
diperkirakan dengan membagi waktu tunda di dalam lubang ledak (10.000 ms) dengan rasio
tersebut. Sehingga, waktu tunda di permukaan dalam hal ini akan sekitar 500 ms (10.000 ms
÷ 20). Namun, angka ini bisa bervariasi tergantung pada kondisi spesifik di lapangan dan
faktor-faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan.

7. Black powder, yang terdiri dari campuran sulfur, potassium nitrate, dan charcoal, adalah
jenis bahan peledak yang tergolong sebagai "deflagrating" atau reaksi deflagrasi. Reaksi
deflagrasi adalah reaksi pembakaran yang terjadi dengan kecepatan yang relatif lambat
dalam bahan peledak. Pada reaksi deflagrasi, pembakaran atau ledakan merambat melalui
bahan tersebut dengan kecepatan yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan reaksi
detonasi. Karena kecepatan reaksi black powder hanya sekitar 60 cm per menit, hal ini
mengonfirmasi bahwa black powder masuk ke dalam kategori bahan peledak rendah
(low explosive).

8. Untuk rangkaian peledakan yang menggunakan detonating cord sebagai sumbu ledak, berat
maksimum PETN yang disarankan akan bervariasi tergantung pada kondisi lapangan dan
kebutuhan spesifik peledakan. Namun, umumnya untuk penggunaan sebagai in hole atau
downline, rekomendasi berat maksimum PETN dalam detonating cord berkisar antara 1
hingga 2 gram per meter.
Penting untuk mengikuti pedoman keamanan dan rekomendasi produsen detonating cord
yang digunakan karena berbagai faktor seperti jenis batuan, kedalaman lubang ledak, dan
karakteristik peledakan lainnya dapat mempengaruhi berapa banyak PETN yang diperlukan
dan aman untuk digunakan dalam setiap situasi.

9. Area yang akan diledakkan biasanya dibatasi oleh pita pengaman atau pagar yang dirancang
untuk mencegah akses orang-orang yang tidak berwenang atau tidak terlatih masuk ke area
tersebut. Orang-orang yang diperbolehkan memasuki area persiapan peledakan biasanya
adalah:
a) Tenaga Ahli atau Petugas yang Terlatih: Mereka yang memiliki pelatihan khusus
dalam menyiapkan dan melaksanakan peledakan, seperti para teknisi peledakan
atau personel yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus terkait keselamatan
dan prosedur peledakan.
b) Personel Terkait dan Terotorisasi: Orang-orang yang terkait dengan pekerjaan teknis
atau administratif yang terkait dengan proses peledakan dan memiliki izin atau
otorisasi untuk masuk ke area tersebut.
c) Pekerja Tambahan yang Diberi Arahan Khusus: Orang-orang yang perlu bekerja di
area persiapan peledakan untuk tugas-tugas khusus dan telah diberikan arahan serta
pelatihan terkait keselamatan dan protokol yang berlaku.
Memastikan bahwa hanya orang-orang yang memiliki pelatihan, pengetahuan, dan izin yang
diperlukan yang diperbolehkan masuk ke area persiapan peledakan sangat penting untuk
menjaga keselamatan dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

10. Pola pengeboran staggered (berjajar tidak beraturan) sering dianggap lebih baik daripada
pola rectangular (persegi panjang) dan square (persegi) dalam beberapa situasi karena
alasan berikut:

a) Pemanfaatan Bahan Peledak yang Lebih Efisien: Pola pengeboran staggered


cenderung memanfaatkan bahan peledak dengan lebih efisien. Lubang ledak yang
tidak berada dalam pola yang sejajar atau persegi panjang memberikan distribusi
peledakan yang lebih merata, mengoptimalkan penggunaan bahan peledak.
b) Distribusi Tekanan yang Lebih Baik: Pola berjajar tidak beraturan juga membantu
dalam distribusi tekanan ledakan dengan lebih merata di sepanjang area yang akan
diledakkan. Ini dapat menghasilkan pemecahan batuan yang lebih baik dan lebih
terkontrol.
c) Pengurangan Risiko Overbreak atau Underbreak: Pola pengeboran staggered
memiliki potensi lebih rendah untuk terjadinya overbreak (peledakan yang
berlebihan) atau underbreak (peledakan yang kurang), karena distribusi yang lebih
merata dari energi ledakan.
Namun, pilihan pola pengeboran yang tepat sangat tergantung pada kondisi geologis dan
tujuan spesifik dari peledakan yang dilakukan. Banyak faktor, seperti jenis batuan,
kedalaman pengeboran, dan tujuan peledakan, akan mempengaruhi keefektifan suatu pola
pengeboran tertentu.

11. Pola peledakan tunda dalam bisnis dapat memberikan beberapa keuntungan, seperti:

a) Pengelolaan Persediaan: Memungkinkan pengelolaan yang lebih efisien terhadap


persediaan barang atau produk yang ada.
b) Pengelolaan Permintaan: Dapat membantu mengelola lonjakan permintaan dalam
jangka waktu tertentu, sehingga bisa mengoptimalkan produksi atau layanan.
c) Pengembangan Strategi Penjualan : Memungkinkan perusahaan untuk
menyesuaikan strategi penjualan dengan kebutuhan pasar yang berubah secara
dinamis.
d) Penghematan Biaya: Dengan menyesuaikan produksi atau layanan sesuai
permintaan yang sesuai waktu, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi yang
tidak perlu.
e) Reaksi Cepat terhadap Perubahan: Memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif
terhadap perubahan pasar atau tren yang muncul, memberikan keunggulan
kompetitif.

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan risiko yang terkait dengan strategi ini,
seperti ketidakpastian dalam perencanaan persediaan atau kesulitan dalam mengantisipasi
fluktuasi pasar.

12.

Anda mungkin juga menyukai