Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BAHAN PELEDAK DAN TEKNIK PELEDAKAN


PERSIAPAN PELEDAKAN

KELOMPOK 2 :
1. Aulia Farhan 210800
2. Dhea Amanda 210800
3. Fernando 210800
4. Gunawan Putra Armanda 210800
5. Sulaiman Ansori Rangkuti 210800

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bahan
Peledak dan Teknik Peledakan yang berjudul Persiapan Peledakan
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Bahan
Peledak dan Teknik Peledakan. Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan
terimakasih yang sebesar–besarnya kepada :
1. Ibuk Tri Gamela Saldy selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bahan Peledak
dan Teknik Peledakan Tahun Ajaran 2023 Departemen Teknik Pertambangan
Universitas Negeri Padang, karena berkat bimbingan dari Ibuk, penulis bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik
2. Kepada semuaanggota kelompok yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana
yang diharapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat dalam
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembacanya.

Padang 10 Maret 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 1
C. Manfaat .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Pengertian Peledakan ..................................................................... 3
B. Persiapan Peledakan ....................................................................... 3
C. Parameter Rancangan Peledakan ................................................... 6
D. Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Membuat Rancangan ..... 9
E. Penyempurna rancangan Peledakan ............................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................. 11
A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
DAFTAR TABEL

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
denganmenggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akanmencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakaisesuai dengan metodepeledakan yang diterapkan.Dalam
membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perluhendaknyaterlebih
dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan
peledakan(Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakanberulang
kali, misalnya blasting machine,crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan
peledakan hanya dipergunakan dalam satu kaliproses peledakan atau tidak bisa
digunakan berulang kali.Untuk setiap metode peledakan,perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan berbeda-beda
Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian,
makadibuat sistematikaberdasarkan tiap tiap metode peledakan dalam artibahwa
perlengkapan dan peralatanakandikelompokan berdasarkanmetodenya. Pekerjaan
peledakan adalah pekerjaan yang penuhbahaya.Oleh karena itu, harus dilakukan
dengan penuh perhitungan dan hati-hatiagar tidak terjadikegagalan atau bahkan
kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan
harusmengerti benar tentang carakerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang
digunakan. Karenapersiapanpeledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa
menyebabkan hasilyang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya
terhadapkeselamatan pekerja maupun peralatan. Dalamhal ini pemilihan
metodepeledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan
jugaberpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
B. Tujuan
1. Pengertian Peledakan
2. Persiapan peledakan
3. Parameter rancangan peledakan
4. Hal yang perlu di pertimbangkan dalam rancangan peledakan

1
2

C. Manfaat
1. Untuk mengetahui apa itu peledakan
2. Untuk mengetahui persiapan peledakan
3. Untuk mengetaui parameter rancangan peledakan
4. Untuk mengetahui apa saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat
rancangan peledakan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peledakan
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)

dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi

peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan

yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan.

Yang dimaksud dengan bahan peledak adalah suatu bahan kimia yang

berupa senyawa tunggal atau campurannya yang berbentuk padat atau cair, yang

apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal dapat

bereaksi dengan kecepatan tinggi dan akan berubah menjadi bahan-bahan yang

lebih stabil yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai dengan

panas dan tekanan yang sangat tinggi.

B. Persiapan peledakan
Persiapan peledakan adalah semua kegiatan, baik teknis maupun tindakan
pengamanan yang ditujukan untuk dapat melaksanakan peledakan dengan aman
dan berhasil. Persiapan peledakan dapat dibagi atas beberapa bagian atau tahapan
kerja diantaranya :
1. Pengamanan lapangan kerja selama pelaksanaan persiapan peledakan; ini
dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan atau terjadinya
kerusakan pada alat-alat tambang maupun keamanan pekerja tambang.
2. Persiapan alat bantu peledakan, antara lain : detonator, kabel pembantu, kabel
utama, blasting ohm meter, dan blasting machine.
3. Pembuatan primer; yang berfungsi untuk menghentakkan (shock) isian utama
atau blasting agent, sedangkan primer itu sendiri dihentakkan dengan detonator.
4. Pengisian lubang ledak; syarat pengisian lubang ledak adalah :

3
4

a. Periksa lebih dahulu keadaan lubang. Pemerikasaan ini dapat dilakukan


dengan pantulan sinar dari sepotong cermin atau tongkat kayu yang cukup
panjang.
b. Waktu pengisian ke dalam lubang ledak harus hati-hati sehingga detonator
atau leg wire tidak terluka.
c. Hindari pemakaian leg wire yang terlalu pendek, namun kalau terpaksa
sambungan-sambungan harus diisolasi dengan baik.
d. Jangan memadatkan primer (tapping)
e. Diameter primer harus lebih kecil dari diameter lubang ledak. Bila waktu
memasukkan primer agak susah turunnya ke dalam lubang maka dapat
dibantu atau didoromg dengan tongkat kayu secara perlahan-lahan.
f. Setelah primer telah sampai benar-benar didasar lubang maka bahan
peledak dapat dimasukkan. Bila memakai bahan peledak ANFO maka
dilarang memadatkannya sehingga berat jenisnya bertambah
g. Pengisian bahan peledak, paling banyak dua per tiga dari tinggi lubang
ledak.
5. Stemming; syarat pengisian stemming adalah sebagai berikut:
a. Bahan stemming adalah tanah liat atau cutting pemboran
b. Stemming harus dibuat cukup padat, untuk itu perlu dipadatkan (di-
tapping) dengan tongkat kayu.
c. Stemming diusahakan bisa memperkecil suara peledakan.
6. Sistem Rangkaian
Dalam melakukan penyambungan detonator listrik ada empat cara
atau sistem rangkaian, antara lain :
a. Hubungan Seri
Rangkaian yang disusun secara seri, arus dari sumber tenaga
hanya melalui satu jalan. Jumlah arus yang melalui setiap detonator adalah
sama. Rangkaian seri sangat cocok untuk meledakkan jumlah detonator
yang tidak banyak, maksimum 50 buah atau tahanannya 100 ohm. Arus
minimum untuk peledakan dalam rangkaian seri adalah 1,5 Ampere untuk
DC dan 2,0 Ampere untuk AC.
5

b. Hubungan Paralel
Dalam rangkaian paralel setiap cabang hanya berisi satu
detonator; tahanan detonator dalam rangkaian paralel adalah kecil dan
yang terbesar adalah tahanan firing line. Salah satu jalan untuk menambah
total arus yang mengalir dalam setiap detonator adalah mengurangi
tahanan firing line. Caranya adalah dalam peledakan tersebut dipakai firing
line dengan kawat yang ukurannya lebih besar. Arus yang mengalir dalam
rangkaian dibatasi 10 Ampere, apabila terlalu besar akan terjadi arcing.
Sedangkan arus minimum yang mengalir untuk setiap detonator adalah 0,5
Ampere.
c. Rangkaian Seri Paralel
Pada rangkaian Seri-Paralel, masing-masing seri dihubungkan
satu dengan yang lainnya dalam paralel. Rangkaian ini biasanya dipakai
apabila jumlah detonator dalam peledakan lebih dari 50 buah. Setiap seri
dibatasi tidak lebih dari 40 detonator atau tahanan maksimumnya 100
ohm. Dalam rangkaian paralel-seri jumlah arus yang mengalir dalam firing
line dibagi dalam masing-masing seri yang diperhatikan bahwa tahanan di
setiap seri adalah sama atau tahanan satu seri mendekati serta sama dengan
tahanan seri yang lainnya. Hal ini disebut series balancing dan akan
menjamin bahwa total arus yang mengalir dalam firing line terbagi sama
pada setiap seri.
d. Hubungan Paralel Seri
Rangkaian paralel-seri merupakan kebalikan dari rangkaian seri-
paralel dimana setiap rangkaian paralel digabungkan dalam hubungan seri
dengan sambungan paralel lainnya.
e. Penyambungan Rangkaian
Dengan menggunakan detonator listrik maka harus diperhatikan hal-hal
berikut :
1) Sambungan leg wire dengan kabel pembantu harus baik dan kuat.
6

2) Penyambungan rangkaian antara semua lubang ledak harus


dilaksanakan secepatnya dan ujung rangkaian diikat satu sama lain,
sebelum dihubungkan dengan kabel utama
3) Rangkaian harus dibuat rapi dan efektif, hindari kabel agar tidak kusut
dan terlipat.
4) Sebelum rangkaian antara lubang ledak disambung dengan kabel
utama, maka tahanan listrik dan kesinambungan arus dari rangkaian
harus ditest dengan blasting ohm meter. Tahanan listrik rangkaian
harus sesuai dengan perhitungan teoritis, namun dengan toleransi 10%
dapat dianggap baik.
5) Setelah semuanya aman maka selanjutnya siap diledakkan dengan
blasting machine.
C. Parameter Rancangan Peledakan
Parameter rancangan peledakan merupakan hal yang sangat penting
dalam perencanaan dan pelaksanaan peledakan lapisan penutup, adapun parameter
yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Ketinggian teras (bench height)
Ketinggian teras biasanya ditentukan oleh parameter dilapangan
misalnya jangkauan oleh peralatan bor dan alat gali-muat yang tersedia.
Tinggi jenjang disesuaikan dengan kemampuan alat bor dan diameter lubang,
dimana jenjang yang rendah dipakai diameter lubang kecil sedangkan
diameter lubang bor besar utnuk jenjang yang tinggi. Penerapan tinggi
jenjang dilapangan bervariasi, tergantung dari posisi endapan bahan galian.
2. Diameter lubang ledak (hole diameter)
Untuk mencapai tingkat penyebaran energi yang baik digunakan
diameter lubang peledakan (mm) yang sebanding dengan ketinggian teras (m)
dikalikan 8, atau didasarkan pada ketersediaan alat bor yang dipakai. Secara
umum diameter lubang akan sedikit lebih besar daripada diameter mata bor
yang mengakibatkan kepadatan pengisian lebih tinggi.
3. Burden
7

Burden adalah jarak dari lubang peledakan ke bidang bebas yang


terdekat. Penentuan burden tergantung pada densitas batuan, densitas bahan
peledak (bahan peledak yang digunakan), diameter bahan peledak atau
diameter lubang peledakan, dan fragmentasi yang dibutuhkan. Peledakan
dengan jumlah row (baris) yang banyak, true burden tergantung penggunaan
bentuk pola peledakan yang digunakan. Bila peledakan digunakan delay
detonator dari tiap-tiap baris delay yang berdekatan akan menghasilkan free
face yang baru.
4. Spacing
Spacing adalah jarak diantara lubang tembak dalam baris (row) yang
sama, tegak lurus terhadap burden, baik untuk nomor delay yang sama
maupun beda waktu delaynya. Distribusi energi optimum diperoleh apabila
jarak lubang sebanding dengan dimensi burden dikalikan 1,15 dan polanya
disusun dengan konfigurasi yang berselang-seling. Jika spacing lebih kecil
daripada burden, cenderung mengakibatkan stemming injection yang lebih
dini.
5. Stemming
Stemming adalah penempatan material isian (cutting pemboran)
diatas bahan peledak pada lubang peledakan untuk menahan energi,
mencegah terjadinya gelombang tekanan udara (air blast) dan batuan
melayang (flying rock) yang disebabkan tekanan gas-gas hasil ledakan.
Ukuran stemming secara umum dapat ditentukan dengan cara dimensi burden
dikalikan dengan 0,7. Di lapangan, biasanya material stemming yang
digunakan adalah cutting pemboran, yang menjadi masalah adalah pada saat
musim hujan; untuk mengisi lubang ledak dengan material stemming, susah
karena basah. Lubang ledak yang basah membutuhkan material stemming
yang lebih banyak untuk pengungkungan energi bahan peledak daripada
lubang ledak yang kering, karenanya perlu ditentukan pengungkungan relatif
(relative confinement = RC) dari suatu bahan peledak sehingga energi dapat
tertahan dengan baik. Faktor pengungkungan relatif bersifat sangat spesifik
terhadap lokasi, tergantung pada kondisi geologi disekitar lubang peledakan.
8

Secara umum pengungkungan relatif harus lebih besar dari 1,4 untuk
mencegah hilangnya energi yang terkungkung secara berlebihan.
6. Subdrilling
Subdrilling merupakan jarak pemboran lubang peledakan yang
berada di bawah dasar teras (jenjang). Subdrilling perlu untuk menghindari
problem tonjolan (toe) pada lantai, karena dibagian ini merupakan tempat
yang paling sukar diledakkan. Dengan demikian gelombang ledak yang
ditimbulkan pada lantai dasar jenjang akan bekerja secara maksimum.
Peledakan dengan subdrilling memberikan tegangan tarik yang cukup besar
pada dasar jenjang, selain itu juga mengurangi keterikatan dengan bagian
lainnya yang menyebabkan bagian dasar mudah hancur dan tidak terjadi
tonjolan (toe). Secara umum panjang subdrilling dapat ditentukan paling tidak
0,3 ~ 0,5 kali panjang burden.
7. Kedalaman Lubang Ledak
Merupakan dimensi tinggi teras ditambahkan dengan dimensi
panjang subdrilling
h. Volume Hasil Ledakan
Volume hasil ledakan merupakan dimensi burden (B) dikalikan
dengan jarak lubang dalam satu row yang sama (S) serta dikalikan dengan
ketinggian teras (H). Satuan volume hasil ledakan dinyatakan dalam bank
cubic metric (BCM), untuk mendapatkan volume dalam satuan Ton,
dikalikan dengan densitas batuan.
i. Kepadatan Pengisian
Kepadatan pengisian merupakan jumlah bahan peledak setiap satuan
panjang, sama dengan 0,000785 dikalikan dengan densitas bahan peledak
dikalikan dengan kuadrat diameter bahan peledak.
j. Blasting Ratio
Blasting ratio adalah jumlah berat bahan peledak setiap volume hasil
ledakan. Penerapan blasting ratio dilapangan jarang tepat karena pengaruh
pengisian bahan peledak.
k. Kofigurasi Pola Lubang Peledakan
9

Hal ini tergantung pada diameter lubang ledak, sifat-sifat batuan,


sifat-sifat bahan peledak, tinggi jenjang dan hasil yang diinginkan. Pada
umumnya ada tiga jenis pola peledakan yang sering diterapkan, yaitu pola
persegi panjang (rectangular), pola bujur sangkar (square), dan pola selang-
seling (staggered).

D. Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Membuat Rancangan


1. Kepekaan Lokasi
Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan
getaran dan tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur terdekat
2. Fragmentasi yang diperlukan
3. Perpindahan tumpukan material hasil ledakan (muckpile)
Arah perpindahan tergantung pada jalur daya tahan paling kecil yang
dapat ditelusuri energi bahan peledak, dimana rancangan peledakan yang
tepat (stemming yang baik, distribusi energi yang tepat, toe yang kecil, dll);
urutan delay dapat mengendalikan arah dan tingkat perpindahan material
hasil ledakan.
4. Pengendalian dinding
Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris
dan antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan.
5. Geologi
Batuan berlapis-lapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser sehingga
menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan batuan besar yang banyak
retakannya dapat mengalirkan gas bahan peledak ke semua arah sehingga
meningkatkan potensi terjadinya cutoff. Batuan yang lunak memerlukan
waktu yang lebih lama untuk melakukan perpindahan sehingga diperlukan
waktu yang lebih lama antara baris-baris untuk mengendalikan pecah yang
berlebihan.
6. Kondisi air
Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat meneruskan
tekanan air dari titik peledakan ke daerah-daerah di sekitarnya (water
10

hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi bahan peledak atau
meningkatkan densitasnya sampai ke titik yang tidak memungkinkan
peledakan (deadpressed)
7. Bahan peledak yang digunakan
Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (> 1,25 g/cc)
yang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur kepekaan, mudah
terkena dead pressing dari peledakan lubang peledakan yang berdekatan.
8. Sederhana
Rancangan yang rumit akan memerlukan waktu tambahan untuk
menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian (dengan memeriksa
penyambungan pada konfigurasi delay)
9. Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kerumitan rancangan, biaya biasanya
akan meningkat. Biaya ini harus dipertimbangkan berdasarkan biaya
modifikasi rancangan lain agar diperoleh efisiensi biaya.
E. Penyempurnaan Rancangan Peledakan
Untuk menyempurnakan rancangan peledakan, dapat dilakukan dengan
merancang kembali rangkuman data, tentang :
1. Jarak batu-batuan melayang (fly rock)
2. Fragmentasi yang dihasilkan
3. Getaran dan airblast (getaran udara dari hasil peledakan) yang ditimbulkan
4. konfigurasi tumpukan tanah (muckpile)
5. kemudahan penggalian
6. bahan peledak yang gagal meledak
7. sumber material oversize dan overbreak
8. kinerja peledakan
9. biaya keseluruhan dari pemboran, peledakan, dan penggalian
10. mengendalikan getaran
11. Mencegah batu-batu melayang dan hilangnya energi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan.
Persiapan peledakan adalah semua kegiatan, baik teknis maupun tindakan
pengamanan yang ditujukan untuk dapat melaksanakan peledakan dengan aman
dan berhasil.
B. Saran

11
DAFTAR PUSTAKA
Koesnaryo S., (2001), Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak, Jurusan
Teknik Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.

Langefors,U.-Kihlstrom,B., “The Modern Technique of Rock Blasting”, 1978, A.


Halsted Press Book, New York.

12

Anda mungkin juga menyukai