KELOMPOK 2 :
1. Aulia Farhan 210800
2. Dhea Amanda 210800
3. Fernando 210800
4. Gunawan Putra Armanda 210800
5. Sulaiman Ansori Rangkuti 210800
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 1
C. Manfaat .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Pengertian Peledakan ..................................................................... 3
B. Persiapan Peledakan ....................................................................... 3
C. Parameter Rancangan Peledakan ................................................... 6
D. Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Membuat Rancangan ..... 9
E. Penyempurna rancangan Peledakan ............................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................. 11
A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
denganmenggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akanmencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakaisesuai dengan metodepeledakan yang diterapkan.Dalam
membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perluhendaknyaterlebih
dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan
peledakan(Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakanberulang
kali, misalnya blasting machine,crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan
peledakan hanya dipergunakan dalam satu kaliproses peledakan atau tidak bisa
digunakan berulang kali.Untuk setiap metode peledakan,perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan berbeda-beda
Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian,
makadibuat sistematikaberdasarkan tiap tiap metode peledakan dalam artibahwa
perlengkapan dan peralatanakandikelompokan berdasarkanmetodenya. Pekerjaan
peledakan adalah pekerjaan yang penuhbahaya.Oleh karena itu, harus dilakukan
dengan penuh perhitungan dan hati-hatiagar tidak terjadikegagalan atau bahkan
kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan
harusmengerti benar tentang carakerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang
digunakan. Karenapersiapanpeledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa
menyebabkan hasilyang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya
terhadapkeselamatan pekerja maupun peralatan. Dalamhal ini pemilihan
metodepeledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan
jugaberpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
B. Tujuan
1. Pengertian Peledakan
2. Persiapan peledakan
3. Parameter rancangan peledakan
4. Hal yang perlu di pertimbangkan dalam rancangan peledakan
1
2
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui apa itu peledakan
2. Untuk mengetahui persiapan peledakan
3. Untuk mengetaui parameter rancangan peledakan
4. Untuk mengetahui apa saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat
rancangan peledakan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peledakan
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
Yang dimaksud dengan bahan peledak adalah suatu bahan kimia yang
berupa senyawa tunggal atau campurannya yang berbentuk padat atau cair, yang
apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal dapat
bereaksi dengan kecepatan tinggi dan akan berubah menjadi bahan-bahan yang
lebih stabil yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai dengan
B. Persiapan peledakan
Persiapan peledakan adalah semua kegiatan, baik teknis maupun tindakan
pengamanan yang ditujukan untuk dapat melaksanakan peledakan dengan aman
dan berhasil. Persiapan peledakan dapat dibagi atas beberapa bagian atau tahapan
kerja diantaranya :
1. Pengamanan lapangan kerja selama pelaksanaan persiapan peledakan; ini
dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan atau terjadinya
kerusakan pada alat-alat tambang maupun keamanan pekerja tambang.
2. Persiapan alat bantu peledakan, antara lain : detonator, kabel pembantu, kabel
utama, blasting ohm meter, dan blasting machine.
3. Pembuatan primer; yang berfungsi untuk menghentakkan (shock) isian utama
atau blasting agent, sedangkan primer itu sendiri dihentakkan dengan detonator.
4. Pengisian lubang ledak; syarat pengisian lubang ledak adalah :
3
4
b. Hubungan Paralel
Dalam rangkaian paralel setiap cabang hanya berisi satu
detonator; tahanan detonator dalam rangkaian paralel adalah kecil dan
yang terbesar adalah tahanan firing line. Salah satu jalan untuk menambah
total arus yang mengalir dalam setiap detonator adalah mengurangi
tahanan firing line. Caranya adalah dalam peledakan tersebut dipakai firing
line dengan kawat yang ukurannya lebih besar. Arus yang mengalir dalam
rangkaian dibatasi 10 Ampere, apabila terlalu besar akan terjadi arcing.
Sedangkan arus minimum yang mengalir untuk setiap detonator adalah 0,5
Ampere.
c. Rangkaian Seri Paralel
Pada rangkaian Seri-Paralel, masing-masing seri dihubungkan
satu dengan yang lainnya dalam paralel. Rangkaian ini biasanya dipakai
apabila jumlah detonator dalam peledakan lebih dari 50 buah. Setiap seri
dibatasi tidak lebih dari 40 detonator atau tahanan maksimumnya 100
ohm. Dalam rangkaian paralel-seri jumlah arus yang mengalir dalam firing
line dibagi dalam masing-masing seri yang diperhatikan bahwa tahanan di
setiap seri adalah sama atau tahanan satu seri mendekati serta sama dengan
tahanan seri yang lainnya. Hal ini disebut series balancing dan akan
menjamin bahwa total arus yang mengalir dalam firing line terbagi sama
pada setiap seri.
d. Hubungan Paralel Seri
Rangkaian paralel-seri merupakan kebalikan dari rangkaian seri-
paralel dimana setiap rangkaian paralel digabungkan dalam hubungan seri
dengan sambungan paralel lainnya.
e. Penyambungan Rangkaian
Dengan menggunakan detonator listrik maka harus diperhatikan hal-hal
berikut :
1) Sambungan leg wire dengan kabel pembantu harus baik dan kuat.
6
Secara umum pengungkungan relatif harus lebih besar dari 1,4 untuk
mencegah hilangnya energi yang terkungkung secara berlebihan.
6. Subdrilling
Subdrilling merupakan jarak pemboran lubang peledakan yang
berada di bawah dasar teras (jenjang). Subdrilling perlu untuk menghindari
problem tonjolan (toe) pada lantai, karena dibagian ini merupakan tempat
yang paling sukar diledakkan. Dengan demikian gelombang ledak yang
ditimbulkan pada lantai dasar jenjang akan bekerja secara maksimum.
Peledakan dengan subdrilling memberikan tegangan tarik yang cukup besar
pada dasar jenjang, selain itu juga mengurangi keterikatan dengan bagian
lainnya yang menyebabkan bagian dasar mudah hancur dan tidak terjadi
tonjolan (toe). Secara umum panjang subdrilling dapat ditentukan paling tidak
0,3 ~ 0,5 kali panjang burden.
7. Kedalaman Lubang Ledak
Merupakan dimensi tinggi teras ditambahkan dengan dimensi
panjang subdrilling
h. Volume Hasil Ledakan
Volume hasil ledakan merupakan dimensi burden (B) dikalikan
dengan jarak lubang dalam satu row yang sama (S) serta dikalikan dengan
ketinggian teras (H). Satuan volume hasil ledakan dinyatakan dalam bank
cubic metric (BCM), untuk mendapatkan volume dalam satuan Ton,
dikalikan dengan densitas batuan.
i. Kepadatan Pengisian
Kepadatan pengisian merupakan jumlah bahan peledak setiap satuan
panjang, sama dengan 0,000785 dikalikan dengan densitas bahan peledak
dikalikan dengan kuadrat diameter bahan peledak.
j. Blasting Ratio
Blasting ratio adalah jumlah berat bahan peledak setiap volume hasil
ledakan. Penerapan blasting ratio dilapangan jarang tepat karena pengaruh
pengisian bahan peledak.
k. Kofigurasi Pola Lubang Peledakan
9
hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi bahan peledak atau
meningkatkan densitasnya sampai ke titik yang tidak memungkinkan
peledakan (deadpressed)
7. Bahan peledak yang digunakan
Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (> 1,25 g/cc)
yang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur kepekaan, mudah
terkena dead pressing dari peledakan lubang peledakan yang berdekatan.
8. Sederhana
Rancangan yang rumit akan memerlukan waktu tambahan untuk
menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian (dengan memeriksa
penyambungan pada konfigurasi delay)
9. Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kerumitan rancangan, biaya biasanya
akan meningkat. Biaya ini harus dipertimbangkan berdasarkan biaya
modifikasi rancangan lain agar diperoleh efisiensi biaya.
E. Penyempurnaan Rancangan Peledakan
Untuk menyempurnakan rancangan peledakan, dapat dilakukan dengan
merancang kembali rangkuman data, tentang :
1. Jarak batu-batuan melayang (fly rock)
2. Fragmentasi yang dihasilkan
3. Getaran dan airblast (getaran udara dari hasil peledakan) yang ditimbulkan
4. konfigurasi tumpukan tanah (muckpile)
5. kemudahan penggalian
6. bahan peledak yang gagal meledak
7. sumber material oversize dan overbreak
8. kinerja peledakan
9. biaya keseluruhan dari pemboran, peledakan, dan penggalian
10. mengendalikan getaran
11. Mencegah batu-batu melayang dan hilangnya energi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan.
Persiapan peledakan adalah semua kegiatan, baik teknis maupun tindakan
pengamanan yang ditujukan untuk dapat melaksanakan peledakan dengan aman
dan berhasil.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Koesnaryo S., (2001), Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak, Jurusan
Teknik Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.
12