MIFTAH HUJANNAH
D111191052
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
MIFTAH HUJANNAH
D111 19 1052
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Meraih Kelulusan Mata Kuliah Teknik
Peledakan pada Departemen Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Disetujui Oleh,
Koordinator Asisten,
ii
ABSTRAK
batuan yang sulit didapatkan serta batuan yang sulit untuk dihancurhan. Berdasarkan
hasil perhitungan yang telah diuraikan, disimpulkan bahwa pola peledakan yang
didapatkan adalah pola peledakan v-cut. Pola ini didapatkan dengan menggunakan
software shotplus dengan cara memasukkan hasil perhitungan. Diameter lubang ledak
berdasarkan hasil perhitungan yaitu 5,5 inci dengan 81 jumlah lubang ledak yang
dibutuhkan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat
rahmat dan karunia-Nya masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
kuliah dan asisten praktikum yang telah membantu, membina dan mendukung penulis
Penulis juga sadar bahwa pada laporan praktikum ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat penulis perbaiki dan semoga laporan praktikum
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................2
ABSTRAK...............................................................................................................3
KATA PENGANTAR................................................................................................4
DAFTAR ISI...........................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................8
3.1 Data............................................................................................................22
4.1 Hasil........................................................................................................27
4.2 Pembahasan.............................................................................................27
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................29
5.1 Kesimpulan..............................................................................................29
iv
5.2 Saran.......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................30
LAMPIRAN..........................................................................................................31
iv
DAFTAR GAMBAR
3.5 Drillhole........................................................................................................18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
pemecahan suatu material batuan dengan menggunakan bahan peledak. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil yang optimal apabila perlengkapan dan
peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan. Bahan
peledak juga menjadi faktor utama dalam proses peledakan. Bahan peledak akan
mengalami suatu reaksi yang mengeluarkan energi atau menghasilkan energi ketika
reaksi terjadi dan menghasilkan suhu panas yang sangat cepat. (Muhammad dan Ayu,
2011).
Tingkat getaran peledakan tergantung pada rancangan peledakan dan kondisi geologi
dari batuannya (Muhammad dan Ayu, 2011). Beberapa sifat massa batuan juga dapat
batuan, spasi dan orientasi bidang-bidang lemah serta tipe material pengisi dan ikatan
Proses peledakan dalam penambangan mempunyai resiko yang besar baik dari
segi keamanan, lingkungan sekitar, serta kerusakan muka bumi yang diakibatkan oleh
getaran pada saat terjadi ledakan. Berdasarkan hal diatas, praktikum ini dilakukan
1
untuk mengetahui rancangan yang dilakukan sebelum melakukan proses peledakan
1
1.2 Tujuan Praktikum
dalam hal ini tata cara serta alat yang digunakan. Mahasiswa juga dapat
yang diberikan.
2
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Peledakan adalah suatu kegiatan pemisahan atau pemecahan batuan padat yang
bersifat masif dari batuan induknya untuk memudahkan proses tahapan produksi.
Proses peledakan dilakukan ketika batuan bersifat keras, yang memungkinkan suatu
alat penambangan tidak dapat memecahkan batuan tersebut serta batuan yang
berada dibawah permukaan bumi sehingga sulit untuk didapatkan. Energi yang
dihasilkan oleh bahan peledak akan ditransmisikan kedalam massa batuan sehingga
massa batuan, semakin kecil ukuran fragmentasi batuan yang akan dihasilkan oleh
proses peledakan tersebut. Hasil dari proses peledakan berupa batuan lepas (Ariska,
2018).
batuan dari induknya. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses peledakan antara
lain struktur dan sifat-sifat batuan, sifat-sifat bahan peledak yang akan digunakan,
distribusi bahan peledak dan sistem peledakannya, serta geometri peledakan. Operasi
yang sesuai dengan perencanaan baik dari segi jumlah maupun ukuran fragmentasi
batuan hasil ledakan. Maka dari itu, merancang suatu peledakan sangat diperlukan
Proses penghancuran batuan hasil peledakan terdiri dari beberapa tahap yaitu
pecahan akibat proses detonasi, rekahan alami oleh energi peledakan dan kombinasi
dari rekahan akibat dari peledakan dan rekahan alami (Ariska, 2018).
3
Gambar 2. Proses pemecahan batuan (Willian Hustrulid, 1999)
tangensial.
Timbulnya gelombang tarik (tension wave) yang disebabkan oleh tekanan yang
turun dengan cepat dan gelombang kejut akan meninggalkan lubang tembak
saat menemui bidang bebas. Kondisi batuan saat proses pemecahan batuan
tahap akhir digunakan energi pada proses pemecahan tahap I dan II. Spalling
4
pada bidang bebas terjadi akibat tegangan tarik yang cukup kuat, karena
gelombang tarik merambat kembali ke batuan sehingga kuat tekan lebih besar
Kombinasi efek dari tegangan tarik membuat rekahan radian yang cepat dan
besar karena dibawah tekanan tinggi dari gas hasil peledakan. Batuan akan di
lepas saat tekanan tinggi karena mempertahankan posisi dari alat ledakan. Energi
tarik yang besar disebabkan oleh pelepasan tegangan. Pada tahap II proses
saat proses peledakan dan membuat energi tarik melengkapi proses pecahnya
batuan.
tidak dapat dikendalikan adalah faktor-faktor yang berpengaruh dan tidak dapat
struktur geologi, cuaca, dan keberadaan air. Sedangkan faktor rancangan yang dapat
bahan peledak yang digunakan seperti ketahanan terhadap air, sifat gas beracun,
5
a. Kekuatan (Strength)
Energi yang terkandung didalam bahan peledak dan dapat diukur ketika bahan
peledak bekerja. Kekuatan bahan peledak dapat diukur melalui tiga cara yaitu
b. Kecepatan Detonasi
peledak yang dinyatakan dalam meter per detik atau feet per detik. Bahan
c. Kepekaan
Kepekaan bahan peledak dipengaruhi oleh diameter bahan peledak dan derajat
pengurungan. Jika diameter bahan peledak cukup besar, maka tenaga reaksi
kesepanjang kolom isian. Ketika permukaan bahan peledak lebih luas maka besar
juga nilai perambatan reaksinya dan lebih mudah ke permukaan bahan peledak.
Kemampuan bahan peledak dapat diukur dengan ketahanan terhadap air. Jika
bahan peledak tersebut dapat menahan rembesan pada air dalam waktu
tertentu, maka bahan peledak tersebut masih bisa meledak dengan baik.
Sedangkan apabila bahan peledak mudah hancur apabila terkena air, maka
Sifat bahan peledak yang menggambarkan racun yang akan terbentuk sesudah
6
2.3 Geometri Peledakan
harus diisikan pada setiap lubang ledak dan bagaimana susunannya merupakan
2018).
a. Burden (B)
Burden ratio harus diketahui terlebih dahulu sebelum menentukan besarnya nilai
Keterangan:
B =burden(ft)
Menurut Anderson:
7
Keterangan:
7
B =burden (ft)
Keterangan:
B =burden(ft)
b. Spasing (S)
Lubang bor yang dirangkai dalam satu baris ( Row) lalu sejajar juga dengan Pit
Wall dan mempunyai jarak antara lubang bor yang lain maka disebut dengan
spasing. Nilai burden dirapatkan dan nilai spasing yang dijarangkan maka
memiliki struktur batuan yang kompleks dan memiliki orientasi joint sejajar. Nilai
spasing tergantung pada waktu tunda dan arah dari struktur batuan, kedalaman
Keterangan:
S =spacing(m)
B =burden (m)
Keterangan:
8
S =spacing (ft)
B =burden (ft)
c. Stemming (T)
Pemampatan dari isian bahan peledak dalam lubang ledak disebut dengan
stemming. Apabila nilai stemming dengan burden sama maka akan terjadi stress
balance dan cratering atau back break terjadi jika didapatkan nilai perbandingan
Keterangan:
T =stemming (m)
B =burden(m)
OB =overburden(m)
Keterangan:
T =stemming(ft)
B =burden (ft)
Tinggi jenjang dapat dipengaruhi oleh kemampuan alat bor dan ukuran bucket
serta tinggi dari jangkauan alat muat. Pertimbangan yang lain berupa kestabilan
9
jenjang agar tidak runtuh, baik karena adanya daya dukung yang lemah dan
Panjang kolom isian tergantung berapa Subdrill dan stemming dan tinggi jenjang
yang di gunakan.
Kedalaman lubang bor yaitu pajang lubang bor yang melebihi tinggi jenjang.
g. Sub-drilling
Tujuan dari sub-drillingadalah supaya batuan bisa meledak secara full face
Keterangan:
SD =subdrilling (ft)
B =burden(ft)
galian dan dibuat agar diperoleh suatu teknik peledakan yang ekonomis, efisien
10
2.4.1 Rancangan Menurut R.L. Ash
berikut:
Di mana:
KB = Konstanta burden
AF1 =
AF2 =
Dimana:
B = burden (ft),
11
Menyarankan bahwa dalam merancang peledakan jenjang yang
pertama dipertimbangkan adalah tinggi jenjang (H) dan diameter lubang ledak
(D), yaitu :
11
1) Tinggi jenjang (H): disesuaikan dengan kondisi batuan setempat, peraturan
yang berlaku dan ukuran dari alat muat yang akan digunakan atau secara
diantara lubang ledak yang disebut delay time. Pola peledakan dibedakan
pada ketersediaan bidang bebas ( free face)pada area yang akan diledakkan
(Yudi, 2018).
12
Pola peledakan suatu proses peledakan sangat penting untuk dilakukan sebelu,
melakukan proses peledakan. Pola peledakan tersebut hanya dibuat oleh kemampuan
manusia. Para pekerja dihimbau agar berhati-hati agar mengurangi resiko kesalahan
adanya waktu tunda antara lubang ledak dapat memberikan fragmentasi yang baik
a. Box Cut
Pola peledakan yang arah lemparan batuannya ke depan dan membentuk pola
seperti kotak. Pola peledakan ini digunakan pada area yang tidak memiliki bidang
bebas.
b. V-Cut (Chevron)
Pola peledakan yang memiliki dua bidang bebas dan arah lemparan batuannya ke
13
2.6 Software Shotplus
menghitung jumlah lubang yang meledak secara bersamaan pada saat proses
software ini dapat disesuaikan dengan yang dibutuhkan. Program ini memuat
14
14
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Data
Untuk mencapai target produksi batubara 2 juta ton per tahun perlu dikupas
o/b hasil pengujian rata-rata 2,5 ton/m3 dan bahan peledak yang akan digunakan
adalah ANFO dengan densitas 0,85 gr/cc. Alat bor yang dimiliki Tamrock type Drilltech
peledak harus baik, artinya sesuai dengan dimensi bucket alat muat, airblast, flyrock
yang dimaksud “produksi” adalah o/b yang harus dibuang. Apabila peledakan
dilakukan setiap hari dengan hari kerja rata-rata per bulan 30 hari, maka
= 5,46 inci
T = B = 12 ft ≈ 4 m; T= 4 m
L = H + J = 12 + 1 = 13 m L = 13 m
15
PC = L – T = 13 – 4 = 11 m PC = 11 m
hasilnya adalah:
H+ 7 B
H = 12; B = 4 dan 4B = 16; karena H < 4B, maka S=
8
S=5m
n = 19470/(240 ) = 81 Lubang
Untuk diameter 5,5 inci dan densitas bahan peledak 0,85 gr/cc diperoleh
9.535,32
PF = = 0,50 kg/bcm
19470
16
Gambar 3. Halaman baru
16
2. Mengisi kolom title untuk membuat rancangan peledakan,
3. Membuat Drill hole dengan menggunakan ikon Standard pattern tool” pada
tool box . Masukkan nilai burden, spacing, row length of baseline (holes in
4. klik yang bertuliskan “Edit loading”. Selanjutnya pilih Stemming (2,5) dan
masukkan nilainya, dan pilih “Add after” kemudian pilih ANFO 0,8 sebagai
17
Gambar 3. tampilan edit loading
5. klik “Add Pattern”. Kemudian Drill holes tempatkan secara bebas dengan
menggunakan kursor. Drill hole yang ditempatkan pada lembar kerja dapat
6. Tie up dirangkai sesuai dengan pola peledakan yang diinginkan, Tie up diatur
yang terjadi.
18
Gambar 3. hasil pola peledakan
1. Atur pola sesuai pola yang ditawarkan dengan menggunkan kabel yang telah
2. Nyalakan mesin dan tekan tombol ledakan. Untuk mengatur delay tekan tombol
19
BAB IV
4.1 Hasil
Hasil dari data geometri yang telah diperoleh, menghasilkan pola ledakan v-cut.
Setelah data dimasukkan di Software Shotplus, waktu jeda yang digunakan ada dua
produk yaitu produk dengan delay 25 dan produk dengan delay 67. Sedangkan hasil
yang diperoleh dengan menggunakan mesin blasting adalah berupa pola peledakan
4.2 Pembahasan
20
dapat lagi dihancurhan menggunakan alat berat dan juga berada pada tempat yang
sulit dijangkau. Proses peledakan ini tentunya harus mengetahui geometri peledakan
agar dapat mengetahui kondisi batuan dan geometri bawah tanah. Berdasarkan hasil
peledakan tersebut terdapat beberapa pola peledakan yang dihasilkan, seperti box cut,
didapatkan berdasarkan contoh kasus yang diberikan adalah diameter lubang tembak
sebesar 5,5 inci, jumlah lubang tembak yang dibutuhkan sebanyak 81 lubang tembak.
sangat memudahkan para pelajar maupun perusahaan untuk digunakan dalam waktu
yang relatif singkat dan hasil yang maksimal. Software tersebut mudah untuk dipelajari
21
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
tinggi jenjang, subdrilling serta kedalaman lubang ledak. Rumus dari perhitungan
tersebut yang paling umum digunakan adalah menurut C.J Konya dan R.L. Ash.
subdrill, dan spacing. Nilai tersebut dimasukkan kedalam software shotplus yang
digunakan.
5.2 Saran
ketika praktikum.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ash, R.L. 1990. Design of Blasting Round, Surface Mining. Society for Mining
Metallurgy, and Exploration. Inc. pp. 565-584.
Hustrulid, W. 1999. Blasting Principles for Open Pit Mining.Colorad USA: Colorado
School of Minis Golden.
Jihan F. L., Taufik, T., Ngudiantoro. 2018. Study of Ground Vibration Reduction Using
Fault Tree Analysis Method on Blasting Activity in PT. Semen Baturaja Persero,
Tbk. Sriwijaya Journal of Environment. (3): 27-30.
Koesnaryo. S. 1988. Bahan Peledak Dan Metode Peledakan, Fakultas Tambang UPN
Veteran Yogyakarta, 1988, p. 11-41.
Konya J.C and Walter J.E. 1990. Surface Blast Design. Seismological Observatory John
Carroll University, New jersey.
Yudi, N., F. 2018. Evaluasi Rancangan Pola Pemboran Dan Geometri Peledakan Batu
Gamping Pt. Indocement Tunggal Prakarsa (Persero), Tbk. Palimanan, Cirebon,
Jawa Barat [Skripsi]. Jakarta: Universitas Universitas Trisakti
23
LAMPIRAN
DOKUMENTASI