Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN

MIFTAH HUJANNAH

D111191052

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

MIFTAH HUJANNAH

D111 19 1052

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Meraih Kelulusan Mata Kuliah Teknik
Peledakan pada Departemen Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Disetujui Oleh,

Koordinator Asisten,

ii
ABSTRAK

Peledakan merupakan kegiatan pemecahan suatu material batuan dengan

menggunakan bahan peledak. Tujuan peledakan tersebut adalah untuk menghasilkan

batuan yang sulit didapatkan serta batuan yang sulit untuk dihancurhan. Berdasarkan

hasil perhitungan yang telah diuraikan, disimpulkan bahwa pola peledakan yang

didapatkan adalah pola peledakan v-cut. Pola ini didapatkan dengan menggunakan

software shotplus dengan cara memasukkan hasil perhitungan. Diameter lubang ledak

berdasarkan hasil perhitungan yaitu 5,5 inci dengan 81 jumlah lubang ledak yang

dibutuhkan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat

rahmat dan karunia-Nya masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga

penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan praktikum Teknik Peledakan.

Penulis berterimakasih kepada beberapa pihak terutama dosen pengampu mata

kuliah dan asisten praktikum yang telah membantu, membina dan mendukung penulis

dalam mengatasi beberapa hambatan dalam penyusunan laporan ini.

Penulis juga sadar bahwa pada laporan praktikum ini dapat ditemukan banyak

sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menanti

kritik dan saran untuk kemudian dapat penulis perbaiki dan semoga laporan praktikum

ini dapat memberikan manfaat.

Gowa, Juni 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................2

ABSTRAK...............................................................................................................3

KATA PENGANTAR................................................................................................4

DAFTAR ISI...........................................................................................................5

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................7

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................8

1.1 Latar Belakang...........................................................................................8

1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................9

1.3 Manfaat Praktikum......................................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................10

2.1 Teori Dasar Peledakan..............................................................................10

2.2 Karakteristik Bahan Peledak......................................................................12

2.3 Geometri Peledakan..................................................................................14

2.4 Rancangan Peledakan (4 Perhitungan Rancangan Peledakan).....................17

2.5 Pola Peledakan.........................................................................................19

2.6 Software Shotplus.....................................................................................21

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM...............................................................22

3.1 Data............................................................................................................22

3.2 Prosedur Praktikum...................................................................................23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................27

4.1 Hasil........................................................................................................27

4.2 Pembahasan.............................................................................................27

BAB V KESIMPULAN...........................................................................................29

5.1 Kesimpulan..............................................................................................29

iv
5.2 Saran.......................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................30

LAMPIRAN..........................................................................................................31

iv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Proses pemecahan batuan...............................................................................4

2.2 Rancangan peledakan...................................................................................12

2.3 Pola peledakan............................................................................................13Y

3.1 Halaman baru...............................................................................................16

3.2 Kolom title....................................................................................................17

3.3 mengisi geometri peledakan..........................................................................17

3.4 Tampilan edit loading....................................................................................18

3.5 Drillhole........................................................................................................18

3.6 Hasil pola peledakan.....................................................................................19

3.7 Hasil peledakan mesin blasting.......................................................................19

4.1 Pola peledakan..............................................................................................20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peledakan merupakan metode yang paling sering digunakan dalam proses

penambangan terutama pada tambang terbuka. Peledakan adalah kegiatan

pemecahan suatu material batuan dengan menggunakan bahan peledak. Suatu operasi

peledakan batuan akan mencapai hasil yang optimal apabila perlengkapan dan

peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan. Bahan

peledak juga menjadi faktor utama dalam proses peledakan. Bahan peledak akan

mengalami suatu reaksi yang mengeluarkan energi atau menghasilkan energi ketika

reaksi terjadi dan menghasilkan suhu panas yang sangat cepat. (Muhammad dan Ayu,

2011).

Peledakan pada kegiatan penambangan, selain menimbulkan hancurnya batuan

(pemberaian) juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan di sekitarnya.

Tingkat getaran peledakan tergantung pada rancangan peledakan dan kondisi geologi

dari batuannya (Muhammad dan Ayu, 2011). Beberapa sifat massa batuan juga dapat

mempengaruhi rancangan peledakan yaitu kekuatan dinamik dan sifat elastisitas

batuan, spasi dan orientasi bidang-bidang lemah serta tipe material pengisi dan ikatan

antar kekar (Koesnaryo, 1988).

Proses peledakan dalam penambangan mempunyai resiko yang besar baik dari

segi keamanan, lingkungan sekitar, serta kerusakan muka bumi yang diakibatkan oleh

getaran pada saat terjadi ledakan. Berdasarkan hal diatas, praktikum ini dilakukan

1
untuk mengetahui rancangan yang dilakukan sebelum melakukan proses peledakan

pada penambangan agar dapat mengurangi tingkat resiko yang ditimbulkan.

1
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui perhitungan geometri peledakan,

2. Mengetahui cara menentukan pola peledakan berdasarkan perhitungan,

3. Membuat pola peledakan menggunakan software shotplus dan mesin blasting.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari kegiatan praktikum Teknik Peledakan ini adalah menambah

wawasan mahasiswa mengenai proses dalam menentukan pola peledakan

dalam hal ini tata cara serta alat yang digunakan. Mahasiswa juga dapat

mengetahui perhitungan untuk menentukan pola peledakan berdasarkan kasus

yang diberikan.

2
2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar Peledakan

Peledakan adalah suatu kegiatan pemisahan atau pemecahan batuan padat yang

bersifat masif dari batuan induknya untuk memudahkan proses tahapan produksi.

Proses peledakan dilakukan ketika batuan bersifat keras, yang memungkinkan suatu

alat penambangan tidak dapat memecahkan batuan tersebut serta batuan yang

berada dibawah permukaan bumi sehingga sulit untuk didapatkan. Energi yang

dihasilkan oleh bahan peledak akan ditransmisikan kedalam massa batuan sehingga

batuan tersebut terberaikan. Semakin besar energi yang ditransmisikan ke dalam

massa batuan, semakin kecil ukuran fragmentasi batuan yang akan dihasilkan oleh

proses peledakan tersebut. Hasil dari proses peledakan berupa batuan lepas (Ariska,

2018).

Peledakan mempunyai tujuan utama yaitu menghancurkan dan memisahkan

batuan dari induknya. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses peledakan antara

lain struktur dan sifat-sifat batuan, sifat-sifat bahan peledak yang akan digunakan,

distribusi bahan peledak dan sistem peledakannya, serta geometri peledakan. Operasi

peledakan dapat dikatakan berhasil apabila pekerjaan tersebut menghasilkan produk

yang sesuai dengan perencanaan baik dari segi jumlah maupun ukuran fragmentasi

batuan hasil ledakan. Maka dari itu, merancang suatu peledakan sangat diperlukan

sebelum melakukan kegiatan peledakan (Yudi, 2018).

Proses penghancuran batuan hasil peledakan terdiri dari beberapa tahap yaitu

pecahan akibat proses detonasi, rekahan alami oleh energi peledakan dan kombinasi

dari rekahan akibat dari peledakan dan rekahan alami (Ariska, 2018).

3
Gambar 2. Proses pemecahan batuan (Willian Hustrulid, 1999)

a. Proses Pemecahan Tahap I

Proses peledakan akan meninggalkan lubang tembak akibat gelombang kejut.

Daerah lubang tembak akan menimbulkan rekahan radial melalui tegangan

tangensial.

b. Proses Pemecahan Tahap II

Timbulnya gelombang tarik (tension wave) yang disebabkan oleh tekanan yang

turun dengan cepat dan gelombang kejut akan meninggalkan lubang tembak

saat menemui bidang bebas. Kondisi batuan saat proses pemecahan batuan

tahap akhir digunakan energi pada proses pemecahan tahap I dan II. Spalling

4
pada bidang bebas terjadi akibat tegangan tarik yang cukup kuat, karena

gelombang tarik merambat kembali ke batuan sehingga kuat tekan lebih besar

dibandingkan dengan kuat tarik.

c. Proses Pemecahan Tahap III

Kombinasi efek dari tegangan tarik membuat rekahan radian yang cepat dan

besar karena dibawah tekanan tinggi dari gas hasil peledakan. Batuan akan di

lepas saat tekanan tinggi karena mempertahankan posisi dari alat ledakan. Energi

tarik yang besar disebabkan oleh pelepasan tegangan. Pada tahap II proses

pemecahan batuan telah mempersiapkan rekahan untuk membantu fragmentasi

saat proses peledakan dan membuat energi tarik melengkapi proses pecahnya

batuan.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kegiatan peledakan, yaitu faktor

rancangan yang tidak dapat dikendalikan ( uncontrollable variable) dan faktor

rancangan yang dapat dikendalikan ( controllable variable). Faktor rancangan yang

tidak dapat dikendalikan adalah faktor-faktor yang berpengaruh dan tidak dapat

dikendalikan oleh kemampuan manusia, seperti karakteristik massa batuan, kekerasan

batuan (Hardness), elastisitas batuan, abrasivitas Batuan, cepat rambat gelombang,

struktur geologi, cuaca, dan keberadaan air. Sedangkan faktor rancangan yang dapat

dikendalikan yaitu dapat menggunakan kemampuan manusia dalam merancang suatu

peledakan untuk memperoleh hasil peledakan yang diharapkan (Bhandari, 1997).

2.2 Karakteristik Bahan Peledak

Kegiatan peledakan pada tambang terbuka terdapat beberapa karakteristik pada

bahan peledak yang digunakan seperti ketahanan terhadap air, sifat gas beracun,

kecepatan detonasi, tekanan detonasi, kepekaan, dan kekuatan. Karakteristik tersebut

sangat berpengaruh pada proses peledakan (Ariska, 2018).

5
a. Kekuatan (Strength)

Energi yang terkandung didalam bahan peledak dan dapat diukur ketika bahan

peledak bekerja. Kekuatan bahan peledak dapat diukur melalui tiga cara yaitu

weight strength, volume strength, dan relative weight strength.

b. Kecepatan Detonasi

Kecepatan detonasi merupakan gelombang dengan kecepatan melalui bahan

peledak yang dinyatakan dalam meter per detik atau feet per detik. Bahan

peledak dengan kecepatan detonasi tinggi biasanya digunakan pada peledakan

dengan kondisi batuan yang keras dan begitu pula sebaliknya.

c. Kepekaan

Kepekaan bahan peledak dipengaruhi oleh diameter bahan peledak dan derajat

pengurungan. Jika diameter bahan peledak cukup besar, maka tenaga reaksi

akan menghindar dan tingkat pengurungan akan cenderung memusatkan reaksi

kesepanjang kolom isian. Ketika permukaan bahan peledak lebih luas maka besar

juga nilai perambatan reaksinya dan lebih mudah ke permukaan bahan peledak.

d. Ketahanan Terhadap Air

Kemampuan bahan peledak dapat diukur dengan ketahanan terhadap air. Jika

bahan peledak tersebut dapat menahan rembesan pada air dalam waktu

tertentu, maka bahan peledak tersebut masih bisa meledak dengan baik.

Sedangkan apabila bahan peledak mudah hancur apabila terkena air, maka

bahan peledak tersebut bersifat buruk dan tidak dapat digunakan.

e. Sifat gas beracun

Sifat bahan peledak yang menggambarkan racun yang akan terbentuk sesudah

peledakan. Saat ini dalam pemilihan bahan peledak diperlukan pertimbangan

yang bertujuan meminimalisir adanya racun, fumes (gas buang/asap) dan

beberapa efek negatif yang berpengaruh terhadap lingkungan.

6
2.3 Geometri Peledakan

Geometri peledakan adalah hubungan antara berbagai jenis dimensi yang

digunakan dalam perencanaan peledakan. Berapa jumlah bahan peledak yang

harus diisikan pada setiap lubang ledak dan bagaimana susunannya merupakan

salah satu pokok dalam merancang peledakan. Geometri peledakan

menghasilkan batuan lepas yang berbeda-beda karena disebabkan oleh genesa

dari masing-masing batuan (Ariska, 2018).

Semakin banyak bahan peledak yang digunakan maka batuan yang

diledakkan relative kompak dan struktur geologinya tanpa didomininasi.

Kemampuan pada peledakan akan mempengaruhi pada kondisi geologi (Ariska,

2018).

a. Burden (B)

Burden ratio harus diketahui terlebih dahulu sebelum menentukan besarnya nilai

burden dan nilai burden menentukan keberhasilan suatu peledakan. Burden

merupakan jaarak muatan (charges) tegak lurus terhadap Free Face.

Menurut C.J. Konya:

Keterangan:

B =burden(ft)

De =diameter lubang tembak (inch)

Sge =specific gravity bahan peledak

SGr =specific gravity batuan yang diledakkan

Menurut Anderson:

7
Keterangan:

7
B =burden (ft)

d =diameter mata bor (inch)

L =kedalaman lubang bor (ft)

Menurut R.L. Ash:

Keterangan:

B =burden(ft)

Kb =burden ratio (14 –49 ; harga rata-rata 30)

d =diameter mata bor (inch)

b. Spasing (S)

Lubang bor yang dirangkai dalam satu baris ( Row) lalu sejajar juga dengan Pit

Wall dan mempunyai jarak antara lubang bor yang lain maka disebut dengan

spasing. Nilai burden dirapatkan dan nilai spasing yang dijarangkan maka

memiliki struktur batuan yang kompleks dan memiliki orientasi joint sejajar. Nilai

spasing tergantung pada waktu tunda dan arah dari struktur batuan, kedalaman

lubang bor, letak primer dan bahan peledak, dan burden.

Menurut C.J. Konya:

Keterangan:

S =spacing(m)

L =kedalaman lubang ledak (m)

B =burden (m)

Menurut R.L. Ash:

Keterangan:

8
S =spacing (ft)

Ks =spacing ratio(1-3; rata-rata 1,5)

B =burden (ft)

c. Stemming (T)

Stress balance dalam lubang bor sangat menentukan nilai stemming.

Pemampatan dari isian bahan peledak dalam lubang ledak disebut dengan

stemming. Apabila nilai stemming dengan burden sama maka akan terjadi stress

balance dan cratering atau back break terjadi jika didapatkan nilai perbandingan

burden dan stemming kurang dari satu.

Menurut C.J. Konya:

Keterangan:

T =stemming (m)

Kt = 0.17 sampai 1 kali B

B =burden(m)

OB =overburden(m)

Menurut R.L Ash:

Keterangan:

T =stemming(ft)

Kt =stemming ratio(0,5-1; rata-rat 0,7)

B =burden (ft)

d. Tinggi jenjang (H)

Tinggi jenjang dapat dipengaruhi oleh kemampuan alat bor dan ukuran bucket

serta tinggi dari jangkauan alat muat. Pertimbangan yang lain berupa kestabilan

9
jenjang agar tidak runtuh, baik karena adanya daya dukung yang lemah dan

akibat geteran yang disebabkan oleh peledakan.

e. Panjang Kolom Isian (PC)

Panjang kolom isian tergantung berapa Subdrill dan stemming dan tinggi jenjang

yang di gunakan.

f. Kedalaman Lubang Bor (L)

Kedalaman lubang bor yaitu pajang lubang bor yang melebihi tinggi jenjang.

g. Sub-drilling

Tujuan dari sub-drillingadalah supaya batuan bisa meledak secara full face

sebagaimana yang diharapkan. Nilai subdrillingdapat ditentukan dengan

menggunakan rumus-rumus berikut:

Menurut C.J. Konya

Keterangan:

SD =subdrilling (ft)

Ks = antara 0,3 sampai 0.5

B =burden(ft)

2.4 Rancangan Peledakan (4 Perhitungan Rancangan Peledakan)

Perencanaan peledakan merupakan suatu tahapan pemberaian bahan

galian dan dibuat agar diperoleh suatu teknik peledakan yang ekonomis, efisien

dan ramah lingkungan. Sasaran utama dari perencanaan peledakan adalah

mempersiapkan sejumlah bahan peledak dan asesorisnya agar diperoleh

ukuran fragmentasi yang sesuai dengan proses selanjutnya dan memenuhi

target produksi (Adi, 2018).

Rancangan peledakan dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain:

10
2.4.1 Rancangan Menurut R.L. Ash

Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak dengan

mempertimbangkan konstanta K= yang tergantung pada jenis atau grup

batuan dan bahan peledak. Konstanta K B dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

KB = KB.std x AF1 x AF2

Di mana:

KB = Konstanta burden

KB.std = Konstanta yang tergantung jenis batuan dan bahan peledak

AF1 =

AF2 =

2.4.2 Rancangan Menurut C.J. Konya

Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan dan

jenis bahan peledak yang diekspresikan dengan densitasnya. Rumus yang

digunakan sebagai berikut:

Dimana:

B = burden (ft),

De = diameter bahan peledak (inci),

ρe = berat jenis bahan peledak dan

ρr = berat jenis batuan.

2.4.3 Rancangan Menurut ICI-EXPLOSIVES

11
Menyarankan bahwa dalam merancang peledakan jenjang yang

pertama dipertimbangkan adalah tinggi jenjang (H) dan diameter lubang ledak

(D), yaitu :

11
1) Tinggi jenjang (H): disesuaikan dengan kondisi batuan setempat, peraturan

yang berlaku dan ukuran dari alat muat yang akan digunakan atau secara

empiris H = 60D – 140D.

2) Burden (B) antar baris; B = 25D – 40D

3) Spasi antar lubang ledak sepanjang baris (S); S = 1B – 1,5B

4) Subgrade (J); J = 8D – 12D

5) Stemming (T); T = 20D – 30D

Beberapa ahli merancang desain peledakan sebagai berikut (Ash, 1990):

Gambar 2. Rancangan peledakan (Ash, 1990)

2.5 Pola Peledakan

Pola peledakan menunjukkan urutan ledak setiap lubang pada suatu

blokpeledakan. Urutan peledakan mengindikasikan bahwa adanya jeda waktu

diantara lubang ledak yang disebut delay time. Pola peledakan dibedakan

berdasarkan arah lemparan batuannya. Pemilihan pola peledakan juga didasari

pada ketersediaan bidang bebas ( free face)pada area yang akan diledakkan

(Yudi, 2018).

12
Pola peledakan suatu proses peledakan sangat penting untuk dilakukan sebelu,

melakukan proses peledakan. Pola peledakan tersebut hanya dibuat oleh kemampuan

manusia. Para pekerja dihimbau agar berhati-hati agar mengurangi resiko kesalahan

dan keamanan pada saat melakukan proses peledakan dilapangan. Pada

penerapannya, pola peledakan beruntun lebih sering dipergunakan, karena dengan

adanya waktu tunda antara lubang ledak dapat memberikan fragmentasi yang baik

dan kontrol terhadap flyrock, dan ground vibration.

Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan dibedakan menjadi sebagai

berikut (Yudi, 2018):

a. Box Cut

Pola peledakan yang arah lemparan batuannya ke depan dan membentuk pola

seperti kotak. Pola peledakan ini digunakan pada area yang tidak memiliki bidang

bebas.

b. V-Cut (Chevron)

Pola peledakan yang arah lemparannya membentuk seperti huruf V.

c. Corner Cut (Echelon)

Pola peledakan yang memiliki dua bidang bebas dan arah lemparan batuannya ke

salah satu dari dua bidang bebas tersebut.

Gambar 2. Pola peledakan (Konya, 1990)

13
2.6 Software Shotplus

Software shotplus merupakan alat desain peledakan yang digunakan

untuk merekonstruksi delay time peledakan yang digunakan dalam kegiatan

peledakan. Software ini digunakan untuk mendapatkan grafik dari hasil

pengukuran setelah peledakan. Software shotplus juga dapat digunakan untuk

menghitung jumlah lubang yang meledak secara bersamaan pada saat proses

peledakan (Jihan, 2018).

Kelebihan dari software ini adalah dapat mendesain suatu peledakan

dengan tepat, menghemat waktu, fleksibilitas, dan pelaporan hasil dari

software ini dapat disesuaikan dengan yang dibutuhkan. Program ini memuat

kemampuan desain inisiasi peledakan yang ekstensif serta mendukung semua

sistem inisialisasi dan sistem peledakan elektronik.

14
14
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Data

Data yang didapatkan, diperoleh berdasarkan kasus berikut ini:

Untuk mencapai target produksi batubara 2 juta ton per tahun perlu dikupas

overburden (o/b) sebanyak 7 juta bcm (karena Stripping Ratio = 3½ : 1) . Densitas

o/b hasil pengujian rata-rata 2,5 ton/m3 dan bahan peledak yang akan digunakan

adalah ANFO dengan densitas 0,85 gr/cc. Alat bor yang dimiliki Tamrock type Drilltech

D25K yang mampu membuat lubang berdiameter 4¾ - 6¾ inci. Fragmentasi hasil

peledak harus baik, artinya sesuai dengan dimensi bucket alat muat, airblast, flyrock

dan getaran kurang. Alat muat mampu menjangkau sampai 12 m. Tahapan

perhitungan sebagai berikut:

a. Target produksi = 7 juta bcm/12 = 584.000 bcm/bulan. Perlu diingat bahwa

yang dimaksud “produksi” adalah o/b yang harus dibuang. Apabila peledakan

dilakukan setiap hari dengan hari kerja rata-rata per bulan 30 hari, maka

Produksi per peledakan = 584.000 bcm/30 = 19.470 bcm/peledakan

b. H/B = 3; apabila H efektif = 12 m ≈ 36 ft, maka B = 36/3 = 12 ft.

Dengan menggunakan rumus

diperoleh De, yaitu 12 = 3,15 x De x

= 5,46 inci

c. Parameter geometri peledakan lainnya dihitung sbb:

T = B = 12 ft ≈ 4 m; T= 4 m

J = 0,3B = 0,3 x 12 = 4 ft ≈ 1 m J=1m

L = H + J = 12 + 1 = 13 m L = 13 m

15
PC = L – T = 13 – 4 = 11 m PC = 11 m

Spasi ditentukan dengan mempertimbangkan sekuen peledakan, H dan B dan

hasilnya adalah:

H+ 7 B
H = 12; B = 4 dan 4B = 16; karena H < 4B, maka S=
8
S=5m

d. Jumlah lubang ledak yang harus dibuat:

n = 19470/(240 ) = 81 Lubang

e. Menentukan jumlah bahan peledak dengan menggunakan table loading density,

 Untuk diameter 5,5 inci dan densitas bahan peledak 0,85 gr/cc diperoleh

Loading Density = 13,08 kg/m

 Jumlah bahan peledak yang diperlukan:

Untuk PC = 9 m/lub, maka bahan peledak = 9 x 13,08 = 117,72 kg/lub

 Perhitungan Powder Factor (PF)

9.535,32
PF = = 0,50 kg/bcm
19470

3.2 Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum ini terdiri dari dua, yaitu menggunakan software

shotplus dan mesin peledakan.

3.2.1 Software shotplus

1. Buka software Shotplus untuk memulai pembuatan rancangan peledakan. Klik

file new, untuk membuka kerja baru.

16
Gambar 3. Halaman baru

16
2. Mengisi kolom title untuk membuat rancangan peledakan,

Gambar 3. Kolom title

3. Membuat Drill hole dengan menggunakan ikon Standard pattern tool” pada

tool box . Masukkan nilai burden, spacing, row length of baseline (holes in

row dan number of rows). Di bagian drilling, yang dimasukkan adalah

diameter lubang ledak, bench height, dan subdrill.

Gambar 3. mengisi geometri peledakan

4. klik yang bertuliskan “Edit loading”. Selanjutnya pilih Stemming (2,5) dan

masukkan nilainya, dan pilih “Add after” kemudian pilih ANFO 0,8 sebagai

bahan peledak yang digunakan dan masukkan nilainya.

17
Gambar 3. tampilan edit loading

5. klik “Add Pattern”. Kemudian Drill holes tempatkan secara bebas dengan

menggunakan kursor. Drill hole yang ditempatkan pada lembar kerja dapat

diperbesar hingga keseluruhan drill hole dapat terlihat.

Gambar 3. drill hole

6. Tie up dirangkai sesuai dengan pola peledakan yang diinginkan, Tie up diatur

sedemikian rupa sehingga membentuk pola peledakan yang diinginkan.

Tentukan delay time, inisiasi. Setelah perancangan peledakan selesai,

kemudian visualisasi peledakan dilakukan untuk melihat sequenced peledakan

yang terjadi.

18
Gambar 3. hasil pola peledakan

3.2.2 Mesin Blasting

Praktikum selanjutnya dengan menggunakan mesin blasting.

1. Atur pola sesuai pola yang ditawarkan dengan menggunkan kabel yang telah

disediakan sebagai detonator pada mesin blasting.

2. Nyalakan mesin dan tekan tombol ledakan. Untuk mengatur delay tekan tombol

delay bersamaan dengan tombol ledakan.

Gambar 3. hasil peledakan mesin blasting

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang didapatkan berdasarkan praktikum yang telah dilakukan

menggunakan software maupun menggunakan mesin blasting. Perhitungan

menggunakan software menghasilkan pola berbentuk v-cut sebagai berikut:

Gambar 4. Pola peledakan

Hasil dari data geometri yang telah diperoleh, menghasilkan pola ledakan v-cut.

Setelah data dimasukkan di Software Shotplus, waktu jeda yang digunakan ada dua

produk yaitu produk dengan delay 25 dan produk dengan delay 67. Sedangkan hasil

yang diperoleh dengan menggunakan mesin blasting adalah berupa pola peledakan

timbul karena dihubungkan oleh kabel-kabel sehingga membentuk pola peledakan.

4.2 Pembahasan

Peledakan adalah proses untuk menghancurkan bongkahan batuan yang tidak

20
dapat lagi dihancurhan menggunakan alat berat dan juga berada pada tempat yang

sulit dijangkau. Proses peledakan ini tentunya harus mengetahui geometri peledakan

agar dapat mengetahui kondisi batuan dan geometri bawah tanah. Berdasarkan hasil

peledakan tersebut terdapat beberapa pola peledakan yang dihasilkan, seperti box cut,

v-cut, row by row dan exchelon.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, peledakan diperlukan untuk

mendapatkan fragmen yang sesuai sehingga perusahaan tambang tidak mengalami

kerugian. Dalam pelaksaannya peledakan perlu memperhatikan pemilihan detonator

dan ketelitiaan dari manusia dalam pengaplikasianya. Hasil perhitungan yang

didapatkan berdasarkan contoh kasus yang diberikan adalah diameter lubang tembak

sebesar 5,5 inci, jumlah lubang tembak yang dibutuhkan sebanyak 81 lubang tembak.

Penggunaan software shotplus dalam melakukan perancangan pola peledakan

sangat memudahkan para pelajar maupun perusahaan untuk digunakan dalam waktu

yang relatif singkat dan hasil yang maksimal. Software tersebut mudah untuk dipelajari

dan dipahami diperuntukkan kepada mahasiswa maupun pelajar.

21
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:

1. Geometri peledakan mengandung unsur-unsur perhitungan yang digunakan

dalam melakukan perancangan peledakan seperti burden, spacing, stemming,

tinggi jenjang, subdrilling serta kedalaman lubang ledak. Rumus dari perhitungan

tersebut yang paling umum digunakan adalah menurut C.J Konya dan R.L. Ash.

2. Menentukan pola peledakan berdasarkan perhitungan ditinjau dari hasil burden,

subdrill, dan spacing. Nilai tersebut dimasukkan kedalam software shotplus yang

digunakan.

3. Software shotplus digunakan untuk membuat perancangan pola peledakan

dengan cara memasukkan nilai-nilai geometri peledakan, sedangkan mesin

blasting digunakan untuk menentukan pola peledakan dengan cara

menghubungkan kabel-kabel yang tersedia.

5.2 Saran

Saran ini dibuat berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, yaitu:

1. Perjelas mengenai informasi jadwal praktikum serta hal-hal yang dianggap

perlu mengenai pengisian laporan.

2. Asisten yang totalitas dalam menjelaskan materi kepada praktikan tetap

dipertahankan agar praktikan dapat mudah memahami materi yang diberikan

ketika praktikum.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adi, F. 2018. Perencanaan Peledakan Open mining. Yogyakarta:  Universitas


Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Ariska, P., F. 2018. Analisis Metode Peledakan Singledeck Dan Doubledeck


Menggunakan Elektronik Detonator Terhadap Hasil Peledakan Pit Central 2 Pt Sis
Jobsite Pt Adaro Indonesia, Kalimantan Selatan [Skripsi]. Jakarta: Universitas
Universitas Trisakti.

Ash, R.L. 1990. Design of Blasting Round, Surface Mining. Society for Mining
Metallurgy, and Exploration. Inc. pp. 565-584.

Bhandari, S. 1997. Engineering Rock Blasting Operations. A. A. Balkema. 388

Busyairi, M. dan Oktaviani, A. 2011. Dampak Peledakan (Blasting) Terhadap Kesehatan


Keselamatan Kerja Dan Pemukiman Penduduk Di Sekitar Lokasi Pt. Safhira Gifha
Kota Bangun-Kutai Kartanegara. Jurnal Geomine. (4): 118-122.

Hustrulid, W. 1999. Blasting Principles for Open Pit Mining.Colorad USA: Colorado
School of Minis Golden.

Jihan F. L., Taufik, T., Ngudiantoro. 2018. Study of Ground Vibration Reduction Using
Fault Tree Analysis Method on Blasting Activity in PT. Semen Baturaja Persero,
Tbk. Sriwijaya Journal of Environment. (3): 27-30.

Koesnaryo. S. 1988. Bahan Peledak Dan Metode Peledakan, Fakultas Tambang UPN
Veteran Yogyakarta, 1988, p. 11-41.

Konya J.C and Walter J.E. 1990. Surface Blast Design. Seismological Observatory John
Carroll University, New jersey.

Yudi, N., F. 2018. Evaluasi Rancangan Pola Pemboran Dan Geometri Peledakan Batu
Gamping Pt. Indocement Tunggal Prakarsa (Persero), Tbk. Palimanan, Cirebon,
Jawa Barat [Skripsi]. Jakarta: Universitas Universitas Trisakti

23
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai