(PRAKERIN)
……………………………………
PT. GEOSERVICES
( GEOLOGICAL & LABORATORY SERVICES DIVISION)
Disusun Oleh :
WINDA
……………….
2019
LEMBAR PENGESAHAN
DI PT.GEOSERVICES
Disusun Oleh :
WINDA
KATA PENGANTAR
ii
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang sampai
saat ini masih memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Industri dengan judul
‘………………………………’ dengan baik sebagaimana mestinya. Praktek Kerja
Industri yang telah saya lakukan merupakan salah satu syarat dalam kurikulum
pendidikan SMK MIGAS CICURUG
Praktek Kerja Industri yang dilakukan bertujuan untuk menentukan Sifat Fisik Batuan
Selain itu juga mendekatkan hubungan dunia Sekolah Menengah Kejuruan dengan
dunia industri.
Selama melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT. GEOSEVICES Jakarta Selatan,
banyak bantuan dan bimbingan yang saya dapatkan. Dan pada kesempatan ini saya
selaku penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat untuk kita semua.
2. Kepada orang tua yang sudah membantu doa dan bantuan yang tak terhingga
baik dari segi moral maupun material.
3. Bapak M. Trimudi Hartono BE, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
4. Bapak Daniel Tampubolon, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
5. Bapak Ade Sukardi, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
6. Bapak Sukrisialiadi Hari Pramono, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
7. Bapak Wahyudi Surahman, selaku pembimbing di PT. Geoservices.
8. HRD dan seluruh karyawan di PT.Geoservices
9. Ibu Ipah Saripah.S.Pd.I selaku Kepala SMK MIGAS CICURUG
10. Teman – teman kelas XI Pemboran 2017/2018 yang telah menjadi partner saya
dan berjuang bersama dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak
kesalahan maupun kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sangat saya
harapkan. Semoga laporan Praktek Kerja Industri ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
iii
Jakarta, … September 2019.
WINDA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
iv
HALAMAN PENGESAHAN OLEH PIHAK INSTANSI DAN SEKOLAH... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang.................................................................................................. 1
1.2 Judul.................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
1.4 Manfat………………………………………………...................................... 3
2.1.Analisa core..................................................................................................... 4
v
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 33
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................... 37
permeameter-porosimeter................................................................................ 45
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 55
Kesimpulan ....................................................................................................... 55
Lampiran……………………………………………………………………... 59
vi
BAB I
PENDAHULUAN
lapangan diawali dengan coring. Coring merupakan kegiatan atau usaha untuk
mendapatkan contoh batuan dari formasi bawah permukaan. Analisa inti batuan
diperoleh. Sifat fisik batuan dan fluida reservoir sangat penting untuk perhitungan
mungkin.
Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara langsung
informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran. Untuk
Selain itu data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan
1
coring, jumlah interval coring maupun kedalamannya dari batuan inti yang akan
diambil.
1.2. Judul
yang diambil dalam kerja praktek ini adalah ANALISA CORE RUTIN
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Kegiatan praktik kerja industri ini maksud agar para siswa dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dibangku sekolah dan padukan realita yang
ada serta selanjutnya dapat bermanfaat bagi khalayak umum, sehingga dapat
meningkatkan kualitas kerjasama antara tempat PRAKERIN dan pihak sekolah
1.3.2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui tahapan analisa core rutin.
digunakan.
atau tidak.
1.4. Manfaat
2
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat pelaksanaan prakerin ini adalah :
Waktu : 14 Januari s/d 22 Februari 2019
Tempat : PT. GEOSERVICES GEOLOGICAL & LABORATORY SERVICES DIVISON
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari sumur pemboran.
Pada umumnya core diambil pada kedalaman tertentu, data core merupakan data
Batuan Inti (core) adalah sample batuan yang didapat dari dalam bumi,
yang diambil dari zona yang dianggap berpotensi mengandung hidrokarbon atau
biasa kita sebut reservoir. Tujuan dari pengambilan core dari bawah permukaan
adalah :
Memprediksi dari produksi gas, minyak dan air untuk reserve estimates dan
permodelan reservoir.
4
2.3 Pengambilan Core di Lokasi Sumur
yaitu:
1. Kontruksi dari peralatannya, meliputi core barrel, core catcher dan core bit
3. Teknik operasi coring meliputi jenis lumpur yang di pakai, proses coring dan
core handling
laydown di permukaan
6. Lalu di resin, untuk melindungi kondisi core agar tetap seperti dalam reservoir,
di analisa.
5
7. Barulah di bawa ke laboratorium untuk di analisa.
dan kondisi setiap core akan berbeda untuk setiap metode. Pemilihan metode
harus di sesuaikan dengan ketersediaan alat, karakteristiuk dari suatu formasi yang
akan di ambil core dan sasaran dalam pengukuran core itu sendiri.
core, yaitu
Fiberglass Barrel,
Alumunium Liner.
melindungi core agar tetap sama dengan kondisi di bawah permukaan (agar
tidak merubah sifat fisik batuan) dan untuk melindungi saat transportasi dari
6
Resin busa
Resin keras
Sponge Core,
Gel Core.
Pemilihan fluida pemboran ini sangat berpengaruh dalam kualitas core saat di
analisa. Agar tidak terjadi kesulitan dalam menganalisa. Terutama pada sifat saturasi
dan wetabilitas.
sample, yaitu:
1. Core Plug sample adalah plug sample yang diambil dengan mengebor
conventional core. Dimana core yang di analisa, di bor sejajar dengan arah
perlapisan (horizontal plug sample) atau vertical plug sample yang diambil /
dibor tegak lurus dengan arah perlapisan, berbentuk silindris dengan ukuran
diametenya 1.0 atau 1.5 Inch. Cara ini biasanya dilakukan untuk batuan
7
2. Side-Wall Core merupakan core sample yang diambil pada dinding lubang
kandungan fluidanya.
3. Full Diameter Core yaitu core yang dianalisa diameternya sesuai seperti
aslinya dan panjangnya sekitar 8 inch, analisa ini pada batuan heterogen atau
core)
2. Spectral Gamma Ray adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan sebelum
radioaktif, seperti Uranium (U), Kalium/Potasium (K) dan Thorium (Th), dari
Dari pembacaan chart log dapat diketahui jenis dari batuan tersebut.
Jika memiliki radiasi gamma ray yang tinggi maka termasuk jenis batuan
shale/clay, jika radiasinya sedang maka termasuk jenis sandstone dan jika
a. Pertama-tama kita siapkan sampel whole core yang akan diukur kandungan
radioaktifnya.
8
b. Kemudian kita mempersiapkan alat spectral core gamma ray.
d. Setelah alat siap digunakan, letakan whole core di alat spectral core gamma
ray.
e. Kemudian alat dijalankan dan kandungan radiasi alamiah sinar gamma pada
f. Alat telah terhubung dengan komputer yang akan memproses data yang
9
3. CT SCAN
mendeteksi batuan, prinsip kerjanya hampir sama saja dengan scanner dirumah
sakit
a. Untuk dokumentasi wellsite data tanpa membuka core dari tube dan
merusaknya.
d. Untuk mengetahui bila ada lubang atau fracture atau retakan pada batuan.
Proses Kerja:
a. Siapkan plug atau core full diameter kemudian diletakkan diatas alat CT-
komputer.
b. Dari hasil tersebut kita dapat mengetahui laminasi (perlapisan) butiran dan
arah aliran.
c. Full diameter diambil data dari sudut 0o – 90o , agar diketahui dan hasilnya
dirata-rata.
10
Dan berikut adalah data yang di hasilkan dari CT-Scan :
11
5. Lay out, di susun dan refitting. Sesuaikan from top to bottom, laminasi core
yang terbentuk di sesuaikan dengan susunan yang sesuai, agar saat di analisa
Tulis kode top and bottom berupa garis merah dan biru pada badan core secara
keseluruhan.
12
6. Photoraph, Foto keseluruhan badan core dengan mode white light dan UV
7. Plugging, pengambilan sampel dengan cara di bor pada titik sampel yang akan
di analisa rutin batuan, umumnya per 1 feet di ambil sample. Plugging adalah
proses pengambilan sampel dengan ukuran 1.0 atau 1.5inch dari full diameter
core. Pembuatan sample menjadi bentuk plug ini menggunakan mesin bor
diamond bit. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih bagusnya jika
kita melakukan plugging, bagian sebelah kanan core terlebih dahulu di lakukan
plugging, agar misalkan pada suatu saat di minta 2 sample di satu kedalaman
(point), kita dapat melakukan horizontal dan vertikal plugging di satu point
suhu -196oC dan bisa menjaga core agar tidak mudah pecah.
c. Minyak diesel (diesel oil), digunakan sebagai media plugging untuk core
yang memiliki litologi yang biasanya banyak mengandung clay apalagi jika
mengembang (Swelling).
13
d. Udara dapat digunakan untuk media batuan shale yang memiliki kekerasan
8. Sample deanstark, berupa sample plug, dilakukan analisa untuk mencari nilai
saturasi air pada sampel tersebut. Sampel retort, sampel batuan dengan berat
9. Preserved core, yaitu core cadangan yang mungkin suatu saat klien kita ingin
menganalisa bagian zona tersebut di lain waktu, tanpa perlu kehilangan zona
kedalaman tertentu. Ini dapat merupakan saran dari bagian lab ataupun klien
meminta sendiri.
10. Slabbing, yaitu membelah core menjadi 2/3 dan 1/3 bagian. Yang merupakan
2/3 bagian untuk sampel analisa dan 1/3 bagian untuk kebutuhan display.
14
pemberian cairan HCl, agar pori-prinya dapat terlihat. Untuk batuan Sandstone
11. Foto lagi untuk core bagian 1/3. Mode UV (ultra violet) light dan white light.
12. Cleanning, setelah sampel di Plugging maka sampel harus di Cleanning untuk
pada plug tersebut. Terdapat cuci panas dan cuci dingin. Jika cuci panas di
khususkan untuk batuan limestone, jika cuci dingin untuk batuan sandstone.
15
Gambar 2.10 Soxhlet Eextractor
(Sumber: Lab PT. Geoservices)
13. Drying, setelah proses pencucian selesai, sampel harus dikeringkan terlebih
dahulu dengan cara dimasukkan ke dalam oven. Terdapat dua macam oven
yaitu, Humidity oven dan Drying Oven atau convectional oven. Humidity Oven
konstan. Jika sudah diperoleh berat yang konstan berarti sampel sudah benar-
benar kering.
16
Gambar 2.11 Humidity Oven
(Sumber: Lab PT. Geoservices)
kering, hal ini dilihat dari penimbangan yang dilakukan sehari dua kali sampai
17
Gambar 2.12 Drying Oven atau Convectional Oven
(Sumber: Lab PT. Geoservices)
Analisa core rutin adalah analisa tahap awal yang dilakukan pada sampel
18
2.6.1 Porositas
bahan yang digunakan Hg atau air raksa sebagai petunjuk. Selain itu juga
Vp
φ= x 100 %
Vb
……………………....................(Persamaan 2.1)
Vb−Vg
φ= X 100 %
Vb
……………………………(Persamaan 2.2)
keterangan :
19
Porositas merupakan perbandingan antara ruang kosong dari suatu batuan
pori-pori yang saling berhubungan antara satu sama lain, tetapi dapat pula
butiran tidak seragam maka butiran yang lebih kecil akan mengisi ruang
kosong diantara butiran yang lebih besar sehingga nilai porositas akan
turun.
batuan yang tertutup semen akan semakin kecil, sehingga nilai porositas
memiliki roundness yang baik akan memiliki nilai porositas yang lebih
20
Porositas ini terbagi menjadi 2 macam porositas primer, sekunder.
intergranular.
(fracture porosity).
sendiri.
21
A. Metode Penentuan Porositas
total batuan dan dapat dinyatakan dalam fraksi atau persen. Ada
yaitu:
1. Porosimeter Boyle
persamaan berikut:
…………………..(Persamaan 2.3)
Keterangan :
Vg = volume butiran, cm 3
Setelah bulk voume batuan (Vb) diketahui, maka volume pori (Vp)
Vb -Vg
.......................................... (Persamaan 2.4)
22
Keterangan :
Vp = volume pori, cm 3
Vg = volume butiran, cm 3
dengan :
tak beraturan.
2. Metode desaturasi
gravimetri, yaitu dengan jalan menjenuhi core dengan fluida yang telah
kering maupun dalam kondisi jenuh fluida. Volume pori (Vp) dihitung
.............................................(Persamaan 2.6)
Keterangan :
23
3. Skala Porositas
Tabel 2.1
5 - 10 Buruk
10 - 15 Cukup
15 - 20 Baik
20 - 25 Sangat baik
> 25 Istimewa
2.6.2. Permeabilitas
24
hubungan antara harga permeabilitas dan porositas tidak dapat
Jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih dan seragam
2. Sementasi
25
primer batuan, bidang celah dan rekahan akan menambah
permeabilitas reservoir.
Tabel 2.2
(mD)
<5 Ketat
5 – 10 Cukup
10 – 100 Baik
26
Dalam teknik perminyakan dikenal istilah - istilah densitas
…………..Persamaan 2.12)
Natural Density (ND) adalah perbandingan berat batuan yang segar (fresh
................................(Persamaan 2.13)
Bulk Density (BD) atau Saturated Density (SD) adalah densitas batuan dengan
...........(Persamaan 2.14)
.......(Persamaan 2.15)
Tabel 2.3
27
Typical Grain Density Values
Halite 2.16
Sandstone 2.65
Kaolinite 2.62
Monlmorillonite 2.63
Quartz 2.65
Calcite 2.71
Illite 2.78
Glautonite 2.85
Dolomite 2.87
Anhydrite 2.96
Pyrite 5.01
2.5.4 Saturasi
batuan yang ditempati oleh satu fluida tertentu dengan volume pori
yaitu metode distilasi dan metode retort. Adapun jenis- jenis dari
1. Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan
28
3. Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori
sebagai berikut :
........................................................................(persamaan 2.16)
.......................................................................(persamaan 2.17)
........................................................................(persamaan 2.18)
Dimana :
Vw = volume air, cc
Vp = Volume pori, cc
Vg = Volume gas, cc
Vo = Volume minyak, cc
Jika pori – pori batuan diisi oleh fluida minyak, gas, dan
.......................................................................(persamaan 2.19)
29
Jika diisi oleh minyak dan air saja, maka berlaku hubungan :
.......................................................................(persamaan 2.20)
Method. Prinsip dasar dari metode Dean Stark ini adalah dengan
sedangkan minyak yang ada dalam sample akan larut oleh toluen.
30
sebagai Initial Water, selanjutnya suhu dinaikkan ke 1200°F untuk
sepenuhnya.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai di tempat pelaksanaan Kerja
Praktek menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, ataupun
melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses atau alat untuk kemudian dikaji
Untuk mendukung pelaksanaan kerja praktek dan kajian yang akan dilakukan,
Merupakan data yang diperoleh dari membaca hand book bahkan sumber-sumber lain
yang berhubungan dengan topik yang diambil, baik literatur dari perusahaan maupun
32
BAB VI
yang solid dengan keahlian mencakup semua aspek eksplorasi dan pengembangan
minyak, gas, batubara, mineral dan industri panas bumi Indonesia. Awalnya
menyediakan sampel lapangan dan analisis kimia untuk industri mineral. PT.
pelanggannya.
Gambar 4.1
Logo Perusahaan
33
lebih baik di seluruh nusantara. PT. Geoservices terus memperluas operasinya dari
basis Bandung aslinya, didirikan pada tahun 1971. Perusahaan sekarang memiliki
termasuk pelatihan lepas pantai karyawan lokal dan interaksi dengan konsultan
Venture atau perjanjian bantuan teknis dengan perusahaan berbasis asing yang
34
4.2 Divisi-Divisi
divisi, diantaranya :
1. Consultancy
5. Environmental Laboratory
7. Geotechnical Laboratory
Gambar 4.2
Logo PT. GEOSERVICES Geological & Laboratory Services Division
geologi & core untuk industri minyak & gas, coal bed methane, geothermal &
mineral.
35
Divisi ini menyediakan pengukuran dan pengamatan yang akurat,
didukung oleh kualitas kontrol, interpretasi dan pelaporan yang hati-hati. Proyek
Indonesia dan telah melakukan berbagai proyek bahkan di sebagian Negara lain
interpretasi :
1. Rock Description
2. Core Analysis
3. Stratigraphy
5. Environmental
6. PVT Analysis
36
BAB V
PEMBAHASAN
Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari bawah permukaan.
Pada umumnya core diambil pada kedalaman tertentu yang prospektif, data core
merupakan data yang paling dipercaya untuk mengetahui kondisi bawah permukaan.
Tujuan dari analisa core, yaitu mengetahui informasi langsung tentang sifat-sifat fisik
menentukan tanda adanya minyak dan gas dan untuk deskripsi lithologi batuan. Dalam
analisa cutting ini, dibuat korelasi antara deskripsi sampel dengan kedalaman.
bawah permukaan secara tepat dan akurat. Salah satu metode untuk mendapatkan data
bawah permukaan tersebut melalui analisa cutting dan analisa logging. Pekerjaan
analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk
sampel.
37
5.2 Pengukuran Porositas Menggunakan Helium Porosimeter
1. Menyiapkan sampel
38
kemudian putar regulator hingga jarum menunjukkan ke angka 100
39
Gambar 5.5 Helium Porosimeter
(Sumber: Lab PT. Geoservices)
5.3 Pengukuran Permeabilitas dan Porositas Menggunakan Automated
Permeameter-Porosimeter
1. Buka program
Software akan memunculkan dialog pada operator untuk menaruh solid steel
plug di dalam core holder. Lalu suatu jendela kerja akan muncul.
3. Setelah menekan ‘Yes’, sistem akan memeriksa garis aliran gas secara
40
4. Jika kebocoran terdeteksi, operator akan diberitahu sekitar lokasi di mana
terjadi kebocoran. Pada saat ini, tes akan dibatalkan secara langsung atau
setelah kita menekan ‘Ok’, dan tes kebocoran akan di proses dengan
pengecekan.]
‘Reference Volume’.
2. Saat dimulai, operator akan diberitahu untuk memasukkan solid steel plug
coleholder dan 200 psi pada tekanan pori. Setelah periode stabilisasi, valve
yang telah diketahui. Ketika tekanan sudah stabil, P2 direkam dan volume
41
2. Saat volume acuan sedang dikalkulasi, klik pada Sampel dan pilih database
core atau buat yang baru. Catatan: Jika pengukuran porositas tidak
memulai tes rutin pengaturan valve. Pada saat yang sama, pemberitahuan
5. Jika core belum dimasukkan ke dalam coreholder, klik ‘NO’ dan proses
memasukkan sampel.
database core yang ada di dalam coreholder saat itu. Soroti core sampel
yang akan diukur dan masuk ke pressure test dan tes yang diinginkan
42
otomatis secara bersamaan dan menyeluruh dalam cangkupan yang spesifik.
8. Setelah menjalankan tes tekanan yang spesifik, jendela kerja utama ajan
muncul.
9. Tombol merah kecil yang berada di dekat bagian atas layar merupakan
tombol ‘batal’ dan akan aktif selama tes rutin otomatis. Tombol itu dapat
10. Ketika ‘ batal’ ditekan, valve 1 akan menutup dan semua tekanan pori akan
11. Untuk memulai test, program akan secara otomatis menyetting dalam
tekanan dan kemudian tunggu waktu yang tepat sebelum mengawali tes
12. Setelah satu menit, valve 1 akan menutup dan sistem akan memonitor
stabilitas sesuai dengan parameter yang diset pada jendela konfigurasi. Pada
kasus core dengan permeabilitas yang rendah, boleh jadi penting untuk
13. Ketika tekanan sudah stabil, tekanan pertama (P3) akan terekam. Lalu,
43
kedua (P4) akan terekam dan volume pori akan terkakulasi dan dapat dilihat
pertama dari core dan reservoir nomer 2 pada tekanan pori awal. Setelah
satu menit, valve satu akan menutup dan sistem akan memonitor tekanan
15. Sistem akan menentukan dengan cepat apabila tekanan merosot sebanding
dengan waktu, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Jika penurunan terlihat
16. Jika penurunan dianggap terlalu cepat, maka core akan ditekan kembali
Jika penurunan dianggap terlalu lambat, maka core akan ditekan kembali
17. Saat tes yang diminta untuk tekanan pertama telah komplit, program akan
yang diminta. Saat pengukuran tes terakhir telah komplit, operator akan
diberitahukan untuk menyimpan data dalam job file. File- file ini kemudian
44
18. Selanjutnya, pemberitahuan lainnya akan muncul dan membiarka operator
untuk memilih antara penghilangan tekanan secara cepat atau lambat. Untuk
19. Untuk memilih slow ramp down, masukkan waktu yang diinginkan untuk
20. Saat sistem sudah dihilangkan tekanannya, makan akan kembali ke keadaan
siap.
21. Hasil dari tes akan dapat dilihat pada jendela data core.
22. Untuk menjalankan pengukuran pada sampel yang lain, pilih Load/Unload
dari menu Pressure Intensifier, lalu keluarkan sampel, lalu masukkan sampel
selanjutnya.
45
Gambar 5.6
46
5.5 Perhitungan Porositas,Grain Density dan Saturasi
46
5.2
Contoh Hasil Perhitungan Permeabilitas
5.3
Contoh Hasil Perhitungan Porositas
100
mesin
Diameter PV, cc GV, cc Berat, gram GD, grm/cc Porosity, %
3.786 7.487 48.274 127.810 2.65 13.4
3.785 7.748 48.516 128.430 2.65 13.8
3.785 7.588 47.533 125.460 2.64 13.8
47
5.4
Contoh Hasil Perhitungan
WELL: J-1P-32
Permeability
to Air Helium Porosity
[Ka] Grain
No Depth
Density
Description
at Ambient at Ambient Oil Water Gas
ID meter md % % pv % pv % pv g/cc
108 2148.90 29.2 13.4 0.0 51.4 48.6 2.648 Cgl sst, hd, v lt gry, m-gran, mod srt, subround, qtz
110 2149.90 51.9 13.8 0.0 51.9 48.1 2.65 Cgl sst, hd, v lt gry, m-gran, mod srt, subround, qtz
112 2150.70 119 13.8 0.0 44.5 55.5 2.64 Cgl sst, hd, v lt gry, m-gran, poor srt, subround, qtz
PT. GEOSERVICES
Geological & Laboratory Services Division
48
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
Kontruksi dari peralatannya, meliputi core barrel, core catcher dan core bit
Teknik operasi coring meliputi jenis lumpur yang di pakai, proses coring
- Fiberglass Barrel,
49
- Alumunium Liner.
Core plug dari conventional core, dimana core plug yang dianalisa dibor
sejajar dengan arah pelapisan (horizontal core) dan tegak lurus dengan arah
Full Diameter sample dari conventional core, dimana diameter core yang
analisa ini dilakukan untuk jenis batuan formasi yang heterogen seperti
gagal mendapatkan conventional core atau alasan biaya coring yang mahal.
menjadi :
Fresh sample yaitu contoh batuan inti yang dijaga keasliannya agar sifat-
Restored sample yaitu contoh batuan inti yang telah mengalami pencucian
50
5. Jika core sudah berada di atas permukaan sebaiknya dilakukan resin, yaitu
berguna untuk melindungi sifat dan kandungan batuan agar sama seperti di
bawah permukaan tempat dimana core tersebut di ambil dan untuk melindungi
6. Pada saat di bawa ke laboratorium biasanya core akan di potong di lapangan per
Plugging
Slabbing
Cleaning
Drying
perbandingan suatu pori-pori dalam suatu batuan dengan volume total dari
51
batuan itu sendiri. Pada laboratorium untuk mengukur nilai porositas di gunakan
alat Heise Gauge Porosimeter (Helium Porosimeter) atau dengan secara otomatis
10. Permeabilitas yaitu kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan suatu fluida.
Atau pori-pori pada suatu batuan yang saling berhubungan. Untuk mengukur
Permeameter.
11. Grain Density (GD), yaitu densitas batuan formasi tanpa adanya fluida dalam
batuan.
12. Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antar volume pori-pori batuan yang
ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu
52
LAMPIRAN
53
54
55