PROPOSAL PENELITIAN
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah Kerja Praktik
pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
Disetujui Oleh,
Mengetahui
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 2
1.5 Alat dan Bahan ..................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.7 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah .............................................. 3
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Preparasi sampel .............................................. 18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 28
5.2 Saran ..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian ........................................................... 4
2.1 Wilayah Konsensi PT Vale Indonesia Tbk (Sumber: Sustainibility
Report PT Vale Indonesia, 2017 ........................................................ 6
2.2 Tahapan penambangan yang dilakukan PT Vale Indonesia Tbk (PT
Vale Indonesia Tbk, 2017). ................................................................ 7
2.3 Proses pengupasan tanah penutup (Dokumentasi Pribadi) ................ 8
2.4 Proses ore mining (Dokumentasi Pribadi) ......................................... 9
2.5 Screening station (Dokumentasi Pribadi) .......................................... 10
2.6 Reklamasi pada PT. Vale (Dokumentasi Pribadi) ............................. 11
2.7 Penampang melintang rancangan lebar jalan angkut dua jalur .......... 13
2.8 Lebar jalan angkut pada tikungan ...................................................... 14
4.1 Pengambilan sampel .......................................................................... 18
4.2 Meja preparasi sampel ....................................................................... 19
4.3 Proses screening sampel .................................................................... 19
4.4 Proses homogeneous sampel .............................................................. 20
4.5 Proses mengoven sampel ................................................................... 20
4.6 Proses kerja boyd crusher .................................................................. 21
4.7 Proses kerja CRM/Pulverizer ............................................................. 21
4.8 Proses homogeneous sampel .............................................................. 22
4.9 Proses memasukkan sampel ke dalam amplop fortis ......................... 22
4.10 Proses press manual sampel............................................................... 23
4.11 Proses press menggunakan alat ......................................................... 23
4.12 Sampel press yang menggunakan alat dimasukkan ke dalam oven .. 24
4.13 Proses analisa kadar sampel menggunakan alat Rigaku .................... 24
4.14 Proses analisa kadar sampel menggunakan alat Minipal ................... 25
4.15 Hasil analisa kadar sampel menggunakan Rigaku ............................. 25
4.16 Waybill Rigaku .................................................................................. 26
4.17 Hasil analisa kadar sampel menggunakan MiniPal ........................... 26
4.18 Waybill MiniPal ................................................................................. 27
v
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan nikel
laterit merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah khususnya di daerah
Sulawesi. Penambangan endapan bijih nikel laterit pada umumnya menggunakan
metode open pit mining, karena metode penambangan ini dilakukan untuk menggali
endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih besi, endapan
bijih tembaga, dan lain sebagainya. Dalam proses penambangan endapan bijih nikel
laterit akan terus mengalami kemajuan setiap hari yang tentunya akan menyebabkan
perubahan bentang alam di daerah tersebut (Salinita dan Nugroho, 2014)
Nikel laterit merupakan salah satu mineral logam hasil dari proses pelapukan
kimia batuan ultramafik yang mengakibatkan pengkayaan unsur Ni, Fe, Mn, dan Co
secara residual dan sekunder (Syafrizal et al., 2011; Burger, 1996). Nikel laterit
dicirikan oleh adanya logam oksida yang berwarna coklat kemerahan mengandung Ni
dan Fe (Cahit et al., 2017). Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan
endapan nikel laterit adalah morfologi, batuan asal dan tingkat pelapukan (Kurniadi et
al., 2017). Tingkat pelapukan yang tinggi sangat berperan terhadap proses lateritisasi
(Tonggiroh et al., 2012). Proses terbentuknya nikel laterit dimulai dari proses
pelapukan yang intensif pada batuan peridotit (Sundari dan Woro, 2012), selanjutnya
mineral dengan berat jenis tinggi akan tertinggal di permukaan sehingga mengalami
pengkayaan residu seperti unsur Ca, Mg, dan Si. Mineral lain yang bersifat mobile
akan terlarutkan ke bawah dan membentuk suatu zona akumulasi dengan pengkayaan
(supergen) seperti Ni, Mn, dan Co (Golightly, 1979).
Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan conto
untuk dianalisis yang metodenya disesuaikan dengan keadaan conto dan kepentingan.
PT Vale Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan tambang yang berada di
Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan, yang memiliki Izin usaha
penambangan. Oleh karena itu, penulis melakukan kerja praktek untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang preparasi dalam tes penambangan nikel laterit di
PT Vale Indonesia Tbk.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini untuk melakukan kegiatan dan proses preparasi
sampel dari hasil pengambilan contoh sampai pengamatan laboratorium.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan preparasi untuk mengetahui proses kegiatan
preparasi sampel dari stockpile.
1.5.1 Alat
1. APD (Alat Pelindung Diri);
2. Sendok semen kecil;
3. Kompresor;
4. Talenan;
5. Besi bulat kecil;
6. Lembaran plastik;
7. Mangkuk/tabung kecil untuk pembacaan di minipal;
8. Microwave oven;
9. Boyd crusher:
10. CRM/Pulverizer;
11. MiniPal;
12. Rigaku;
13. Cup;
14. Martil.
2
1.5.2 Bahan
1. Sampel;
2. Amplop fortis
3. Waybill;
4. Label.
3
Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Pada tanggal 4 januari 2007, Companhia Vale do Rio Doce (CVRD) atau vale
yaitu salah satu perusahaan tambang bijih besi terbesar Brazil secara efektif
mengumumkan amalgamasi kepada Inco Limited. Tepat pada tanggal 27 Mei 2010
Vale Inco Canada Limited resmi berganti nama menjadi Vale Canada Limited
sehingga pada 24 januari 2012 nama PT Vale Indonesia Tbk secara resmi digunakan.
Perusahaan ini mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di
Sorowako, Sulawesi, sejak tahun 1968 yang saat ini telah menjadi produsen nikel
terbesar di Indonesia dan menyumbang 5% pasokan nikel dunia.Melalui Perjanjian
Perubahan dan Perpanjangan yang ditandatangani pada bulan Januari 1996, KK
tersebut telah diubah dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28 Desember 2025.
6
Selama tahun 2017 tidak ada perubahan signifikan terkait segmen bisnis,
wilayah operasi maupun rantai pasokan. Seluruh produk nikel matte PT Vale Indonesia
Tbk dijual kepada Vale Japan (bagian dari Vale Canada Limited) dan Sumitomo Metal
Mining Co.Ltd, Jepang, sesuai dengan kontrak jangka panjang yang telah disepakati.
Gambar 2.2 Tahapan penambangan yang dilakukan PT Vale Indonesia Tbk (PT
Vale Indonesia Tbk, 2017).
7
Kegiatan penambangan dilakukan terdiri dari:
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan merupakan tahap pertama dalam kegiatan pertambangan.
Tujuannya yaitu untuk mengupas top soil dan menyimpannya dalam bank of top soil.
Land clearing merupakan proses pembebasan hutan untuk disiapkan menjadi area
pertambangan baru berupa pemotongan pepohonan di sekitar area, pembabatan hingga
sampai akar-akarnya, serta pembakaran hutan. Agar tetap menjaga lingkungan dan
menghindarkan dampak buruk bagi warga sekitar. Untuk itu perlu memperhatikan
kondisi tanah sebelum pengecekan melakukan pembakaran atau mengecek jenis pohon
8 yang akan ditebang. Kegiatannya dimulai dengan memangkas pohon-pohon dan
vegetasi lainnya dengan gergaji mesin oleh para petugas tree cutting. Runtuhan pohon
dan vegetasi lainnya kemudian didorong oleh bulldozer untuk dikumpulkan lalu
diangkut ke suatu tempat penyimpanan. Selanjutnya, setelah semua jenis vegetasi
tersebut habis, maka alat muat berupa backhoe atau shovel akan mengupas top soil
dengan maksimum tinggi dua meter.
8
3. Ore Mining
Cadangan mineral tambang PT Vale Indonesia Tbk dibagi ke dalam dua tipe
geologi yang berbeda yaitu East Block dan West Block. Penambangan ROM dilakukan
setelah lapisan penutup dikupas dan lapisan yang mengandung ore telah tersingkap.
Persiapan penambangan dilakukan dengan pembuatan jalan menuju level yang telah
direncanakan kemudian dilakukan penggalian bijih nikel dengan menggunakan alat
gali muat backhoe dan shovel serta alat angkut dump truck. Bijih nikel kadar menengah
(medium grade limonite) diangkut dan ditumpuk pada tempat tertentu. Untuk bijih
nikel kadar tinggi (saprolite ore) dengan kadar rata- rata 1,5% untuk East Block dan
1,6% untuk West Block diangkut menuju stasiun penyaringan (screening station).
9
Bijih nikel kadar menengah (Medium Grade Limonite) diangkut dan ditumpuk
pada tempat tertentu, sedangkan bijih nikel kadar tinggi (Saprolite Ore) dengan kadar
rata-rata 1,5% untuk East Block dan West Block diangkut menuju screening station.
Kegiatan penambangan berakhir sampai ore berada di stockpile. Kegiatan
selanjutnya dilakukan oleh pihak pabrik dengan memproses produk hasil dari
screening station atau yang biasa disebut dengan SSP lalu diumpankan ke tanur
pereduksi, dipanaskan, dan dilebur dalam tanur pelebur bertenaga listrik dan
dikonversi menjadi produk nikel dalam matte. Hasil dari proses ini disebut dengan
Dryer Kiln Product (DKP). Pengolahan nikel pada akhirnya menghasilkan nikel
berkadar 78% Ni dan dikemas dalam kemasan (bag) dengan kapasitas 3 ton nikel matte
yang diangkut ke Pelabuhan Balantang. Kegiatan berkunjung ke screening station
dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2023 di daerah Petea. Stasiun penyaringan
(screening station) dapat dilihat pada Gambar 2.5.
5. Stockpile
Kegiatan penambangan berakhir sampai ore berada di stockpile dilakukan oleh
pihak pabrik dengan memproses produk hasil dari screening station lalu diumpankan
ke tanur pereduksi, dipanaskan, dan dilebur dalam tanur pelebur bertenaga listrik dan
dikonversi menjadi produk nikel dalam matte disebut dengan dryer kiln product.
10
6. Reklamasi
Penghijauan atau kegiatan reklamasi dilakukan di daerah bekas tambang (mine
out) yang terlebih dahulu dijadikan disposal. Tahapan dalam penghijauan adalah
penyiapan benih pohon yang akan digunakan dalam penghijauan, persiapan lahan yang
akan dihijaukan, penyebaran top soil, penanaman rumput dan penanaman pohon. PT.
Vale Indonesia, mempunyai 2 site plant penambangan yang besar yaitu Site Plant
Sorowako dan Petea.
11
3. Saprolit
Lapisan ini terletak dibawah limonit. Lapisan ini biasanya di sebut
dengan ore zone. Tekstur dan struktur batuan dasar dapat dengan mudah
dikenali, berwarna kuning kecoklatan hingga kemerah-merahan. Zona ini
merupakan zona berkadar Ni yang tinggi. Yang memiliki kadar nikel 1,8%
dengan ketebalan rata-rata 2-15m.
12
1. Lebar jalan pada jalan lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimun untuk jalan lurus didasarkan
pada Rule of Thumb yang dikemukakan Aasho Manual Rulal High-way Design
adalah:
Gambar 2.7 Penambang Melintang Rancangan Lebar Jalan Angkut Dua Jalur
L = n x Wt + (n + 1) (0,5 x Wt)
Keterangan:
L = Lebar jalan minimum pada jalan lurus
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar dump truck
Perumusan di atas hanya digunakan untuk lebar jalan dua jalur (n), nilai
0,5 artinya adalah lebar terbesar dari alat angkut yang digunakan dari ukuran
aman masing-masing kendaraan di tepi kiri-kanan jalan.
2. Lebar jalan pada tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada jalan
lurus. Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung berdasarkan
pada:
a. Lebar jejak ban alat angkut.
b. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
belakang pada saat membelok.
c. Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan.
13
d. Jarak (space) alat angkut dengan tepi jalan.
3. Superelevasi
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang
terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena
perbedaan ketinggian. Bagian tikungan yang diberi superelevasi dengan cara
meninggikan jalan pada sisi luar tikungan. Hal tersebut bertujuan untuk
menghindari dan mencegah kendaraan agar tidak tergelincir keluar jalan atau
terguling. Selain itu, kendaraan dapat mempertahankan kecepatan saat
melewati tikungan.
14
Tonase Ore = Volume x Density
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang di dapat pada kegiatan kerja praktek ini diperoleh dari hasil
pengamatan langsung di lapangan dan laboratorium pada PT Vale Indonesia Tbk
Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur dan data yang di hasilkan yaitu data hasil
analisa MiniPal dan Rigaku
16
TAHAP PENDAHULUAN
1. Administrasi
2. Studi Pustaka/Literatur
3. Pengenalan Perusahaan
DATA PRIMER
PENYUSUNAN LAPORAN
Penyusunan laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan
format penyusunan laporan Program Studi Teknik
Pertambangan FTI-UMI
SEMINAR
“STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL NIKEL LATERIT
PADA STOCKPILE DI PT VALE INDONESIA KECAMATAN
NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR
”
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
2. Sampel diletakkan di meja preparasi sesuai dengan tingkat prioritas sampel;
19
4. Setelah itu di homogeneous dan quartering dengan menggunakan alat sendok
semen kecil;
20
6. Kemudian sampel yang telah di oven tersebut di masukkan ke alat Boyd
crusher untuk mendapatkan ukuran 10 mesh selama 10-30 detik;
21
8. Setelah itu sampel dihomogeneous sebelum dimasukkan ke dalam amplop
fortis;
22
10. Setelah itu sampel yang berukuran 200 mesh tersebut dibawa ke meja analisa
untuk di press Manual untuk di analisa dengan menggunakan alat MiniPal;
11. Sedangkan yang menggunakan alat press (20 tonnes) akan di analisa dengan
menggunakan alat rigaku;
23
12. Sampel yang di press dengan menggunakan alat akan di masukkan ke dalam
oven sebelum di bawa ke laboratorium sedangkan sampel yang di press manual
akan langsung di bawa ke laboratorium untuk di analisa dengan menggunakan
MiniPal;
Gambar 4.12 Sampel press yang menggunakan alat di masukkan ke dalam oven
24
14. Sampel yang di analisa menggunakan MiniPal;
25
Gambar 4.16 Waybill Rigaku
26
Gambar 4.18 Waybill MiniPal
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Cahit, H., Selahattin, K., Necip G, Tolga Q, Ibrahim G, Hasan S, Osman P., 2017.
Mineralogy and genesis of the lateritic regolith related Ni-Co deposit of the
Çaldağ area (Manisa, western Anatolia), Turkey. Canadian Journal of Earth
Sciense.
Golightly, J, P., 1979. Nickeliferous Laterite Deposits, Economic Geology 75th
Anniversary Volume, 710-735.
Hasanuddin, D.,Karim dan Djajulit, A., 1999, Pemantauan Teknologi Penambangan
Bijih, Dir. P.U. PPTM, Bandung.
Isjudarto, A. (2013) ‘Pengaruh Morfologi Lokal Terhadap Pembentukan Nikel Laterit’,
Seminar Nasional, 8, pp. 10–14
Jessup, A. and Mudd, G. M. (2008) ‘Environmental Sustainability Metrics for Nickel
Sulphide Versus Nickel Laterite’, Environmental Engineering, (January), pp. 1–9
Kurniadi, A., Rosana, F. M., Yuningsih, T. E., Pambudi, L., 2017. Karakteristik Batuan
Asal Pembentukan Endapan Nikel Laterit Di Daerah Madang dan Serakaman
Tengah. Padjadjaran Geoscience Journal, 1(2).
Salinita, S dan Nugroho, A. 2014. Pemodelan Bijih Nikel Laterit untuk Estimasi
Cadangan pada PT. Anugerah Tompira Nikel Di Daerah Masama, Kabupaten
Banggai, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. 10 (2). 54-68.
Sundari dan Woro., 2012, Analisis Data Eksplorasi Bijih Nikel Laterit Untuk Estimasi
Cadangan dan Perancangan PIT pada PT. Timah Eksplorasi Di Desa Baliara
Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara,
Universitas Nusa Cendana: Kupa
Syafrizal, 2011. Karakterisasi Mineralogy Endapan Nikel Laterit di daerah Tinanggea
Kabupaten Palangga Provinsi Sulawesi Tenggara. JTM. XVIII (4/2011).
Tonggiroh, A., Mustafa, M., Suharto, 2012. Analisis Pelapukan Serpentin dan Endapan
Nikel Laterit Daerah Pallangga Kabupaten Palangga Sulawesi Tenggara
x
LAMPIRAN
Dokumentasi Selama Kegiatan