Anda di halaman 1dari 45

STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL NIKEL LATERIT

PADA STOCKPILE DI PT VALE INDONESIA KECAMATAN


NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR

PROPOSAL PENELITIAN

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320200139

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320200139

STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL NIKEL LATERIT


PADA STOCKPILE DI PT VALE INDONESIA KECAMATAN
NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah Kerja Praktik
pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia

Disetujui Oleh,
Mengetahui

Ir. Nurliah Jafar, S. T., M. T., IPM.


NIPS. 109 09 0891

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI

Ir. Nur Asmiani, S. T., M. T., IPP.


NIPS. 109 10 1032

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillah segala puji atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik
yang berjudul “STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL NIKEL LATERIT
PADA STOCKPILE DI PT VALE INDONESIA KECAMATAN NUHA
KABUPATEN LUWU TIMUR” tepat pada waktunya.
Penulis dengan segala kekurangan dan kerendahan hati menyadari bahwa dalam
proses penulisan laporan ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak serta berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
melalui kendala kendala tersebut. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP., selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Ir………………….., S.T., M.T., IPP., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing, Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia.
3. Dosen dan Staf Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Muslim Indonesia.
4. Orang Tua tercinta yang telah memberikan nasehat dan dukungan baik secara
materi maupun moral.
5. Teman-teman Angkatan 2020 yang telah berjuang bersama-sama membantu
baik suka maupun duka.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhir kata, penulis menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penulisan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan maupun kekhilafan. Semoga
dikemudian hari, laporan ini dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan
dan memberikan manfaat bagi pembacanya.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 24 Agustus 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 2
1.5 Alat dan Bahan ..................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.7 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah .............................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Profil Perusahaan .................................................................................. 5
2.2 Proses Penambangan di PT Vale .......................................................... 7
2.3 Profil Endapan Nikel Laterit ................................................................. 11
2.4 MHR (Mine Hauling Road) .................................................................. 12
2.5 Cadangan Bijih ..................................................................................... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Tahapan Pendahuluan ........................................................................... 16
3.2 Tahapan Penyajian Data ....................................................................... 16
3.3 Tahapan Pengolahan Data .................................................................... 16

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Preparasi sampel .............................................. 18

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 28
5.2 Saran ..................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian ........................................................... 4
2.1 Wilayah Konsensi PT Vale Indonesia Tbk (Sumber: Sustainibility
Report PT Vale Indonesia, 2017 ........................................................ 6
2.2 Tahapan penambangan yang dilakukan PT Vale Indonesia Tbk (PT
Vale Indonesia Tbk, 2017). ................................................................ 7
2.3 Proses pengupasan tanah penutup (Dokumentasi Pribadi) ................ 8
2.4 Proses ore mining (Dokumentasi Pribadi) ......................................... 9
2.5 Screening station (Dokumentasi Pribadi) .......................................... 10
2.6 Reklamasi pada PT. Vale (Dokumentasi Pribadi) ............................. 11
2.7 Penampang melintang rancangan lebar jalan angkut dua jalur .......... 13
2.8 Lebar jalan angkut pada tikungan ...................................................... 14
4.1 Pengambilan sampel .......................................................................... 18
4.2 Meja preparasi sampel ....................................................................... 19
4.3 Proses screening sampel .................................................................... 19
4.4 Proses homogeneous sampel .............................................................. 20
4.5 Proses mengoven sampel ................................................................... 20
4.6 Proses kerja boyd crusher .................................................................. 21
4.7 Proses kerja CRM/Pulverizer ............................................................. 21
4.8 Proses homogeneous sampel .............................................................. 22
4.9 Proses memasukkan sampel ke dalam amplop fortis ......................... 22
4.10 Proses press manual sampel............................................................... 23
4.11 Proses press menggunakan alat ......................................................... 23
4.12 Sampel press yang menggunakan alat dimasukkan ke dalam oven .. 24
4.13 Proses analisa kadar sampel menggunakan alat Rigaku .................... 24
4.14 Proses analisa kadar sampel menggunakan alat Minipal ................... 25
4.15 Hasil analisa kadar sampel menggunakan Rigaku ............................. 25
4.16 Waybill Rigaku .................................................................................. 26
4.17 Hasil analisa kadar sampel menggunakan MiniPal ........................... 26
4.18 Waybill MiniPal ................................................................................. 27

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan nikel
laterit merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah khususnya di daerah
Sulawesi. Penambangan endapan bijih nikel laterit pada umumnya menggunakan
metode open pit mining, karena metode penambangan ini dilakukan untuk menggali
endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih besi, endapan
bijih tembaga, dan lain sebagainya. Dalam proses penambangan endapan bijih nikel
laterit akan terus mengalami kemajuan setiap hari yang tentunya akan menyebabkan
perubahan bentang alam di daerah tersebut (Salinita dan Nugroho, 2014)
Nikel laterit merupakan salah satu mineral logam hasil dari proses pelapukan
kimia batuan ultramafik yang mengakibatkan pengkayaan unsur Ni, Fe, Mn, dan Co
secara residual dan sekunder (Syafrizal et al., 2011; Burger, 1996). Nikel laterit
dicirikan oleh adanya logam oksida yang berwarna coklat kemerahan mengandung Ni
dan Fe (Cahit et al., 2017). Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan
endapan nikel laterit adalah morfologi, batuan asal dan tingkat pelapukan (Kurniadi et
al., 2017). Tingkat pelapukan yang tinggi sangat berperan terhadap proses lateritisasi
(Tonggiroh et al., 2012). Proses terbentuknya nikel laterit dimulai dari proses
pelapukan yang intensif pada batuan peridotit (Sundari dan Woro, 2012), selanjutnya
mineral dengan berat jenis tinggi akan tertinggal di permukaan sehingga mengalami
pengkayaan residu seperti unsur Ca, Mg, dan Si. Mineral lain yang bersifat mobile
akan terlarutkan ke bawah dan membentuk suatu zona akumulasi dengan pengkayaan
(supergen) seperti Ni, Mn, dan Co (Golightly, 1979).
Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan conto
untuk dianalisis yang metodenya disesuaikan dengan keadaan conto dan kepentingan.
PT Vale Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan tambang yang berada di
Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan, yang memiliki Izin usaha
penambangan. Oleh karena itu, penulis melakukan kerja praktek untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang preparasi dalam tes penambangan nikel laterit di
PT Vale Indonesia Tbk.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian kerja praktik ini:


1. Bagaimana tahapan preparasi sampel stockpile dengan menggunakan MiniPal;
2. Bagaimana tahapan preparasi sampel stockpile dengan menggunakan Rigaku.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini untuk melakukan kegiatan dan proses preparasi
sampel dari hasil pengambilan contoh sampai pengamatan laboratorium.

1.3.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan preparasi untuk mengetahui proses kegiatan
preparasi sampel dari stockpile.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu memfokuskan pada tahapan


preparasi sampel Stockpile pada penambangan nikel laterit PT Vale Indonesia Tbk.

1.5 Alat dan Bahan

1.5.1 Alat
1. APD (Alat Pelindung Diri);
2. Sendok semen kecil;
3. Kompresor;
4. Talenan;
5. Besi bulat kecil;
6. Lembaran plastik;
7. Mangkuk/tabung kecil untuk pembacaan di minipal;
8. Microwave oven;
9. Boyd crusher:
10. CRM/Pulverizer;
11. MiniPal;
12. Rigaku;
13. Cup;
14. Martil.

2
1.5.2 Bahan
1. Sampel;
2. Amplop fortis
3. Waybill;
4. Label.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:


1. Mempraktekkan pengetahuan yang telah diberikan saat perkuliahan, serta
mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan saat perkuliahan dengan
mengaplikasikan secara langsung di industri tambang.
2. Mendapatkan gambaran tentang kondisi real dunia industri dan memiliki
pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas penambangan, serta
mengembangkan wawasan berpikir, bernalar, menganalisis, berkomunikasi
dan mengantisipasi suatu permasalahan, dengan mengacu pada materi teoritis
dari disiplin ilmu yang ditempuh. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam
peningkatan kualitas industri dimasa depan.
3. Sebagai referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang relavan dengan
penelitian ini.

1.7 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administrasi wilayah penambangan PT Vale Indonesia Tbk berada di


Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi
Selatan. Kegiatan ini mulai dari tanggal 22 Agustus - 13 Oktober. Secara geografis
terletak pada koordinat 2°33’54.35”S 121°22’54.12”E. Lokasi penelitian dapat
ditempuh dari Makassar menuju Sorowako melalui transportasi mobil Bus selama ±13
jam.

3
Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan

Sebuah ekplorasi di wilayah Sulawesi bagian timur pada tahun 1920-an


dilakukan oleh Beni Wahju, Hitler Singawinata dan tim eksplorasinya yang disebut-
sebut sebagai cikal bakal PT. Vale (sebelumnya bernama Inco). Ekspedisi ini sekaligus
untuk memastikan Indonesia memiliki 15% cadangan nikel dunia. Kegiatan
eksplorasi, kajian dan pengembangan tersebut terus dilanjutkan pada periode
kemerdekaan dan selama masa kepemimpinan Presiden Soekarno.
Sejak memulai produksi pada tanggal 1 April 1978, PT. INCO Tbk mengalami
perkembangan yang pesat. Tercatat pada tahun 1990, PT. INCO Tbk telah menjadi
perseroan terbatas dengan saham-sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Selain itu,
produksi nikel PT. INCO Tbk mengalami peningkatan menjadi 130,5 juta ton nikel
dalam matte pada tahun 2000.
PT Vale (yang saat itu bernama PT International Nickel Indonesia) didirikan
pada bulan Juli 1968. Kemudian di tahun tersebut PT Vale dan Pemerintah Indonesia
menandatangani Kontrak Karya (KK) yang merupakan lisensi dari Pemerintah
Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel.
Sejak saat itu PT Vale memulai pembangunan smelter Sorowako, Kabupaten Luwu
Timur, Sulawesi Selatan.
Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibat pelapukan
batuan ultramafik yang mengandung nikel 0,2-0,4%. Jenis-jenis batuan tersebut antara
lain olivin, piroksin dan amfibol. Nikel laterit umumnya ditemukan pada daerah tropis,
dikarenakan iklim yang mendukung terjadinya pelapukan, selain topografi, drainase,
tenaga tektonik, batuan induk, dan struktur geologi. Bijih nikel dapat diperoleh melalui
pembentukan di alam berdasar kondisi geologi negara bersangkutan, yakni bijih nikel
jenis sulfida dan bijih nikel jenis oksida. Bijih nikel jenis sulfida banyak terdapat di
negara-negara sub tropis seperti Kanada, Rusia, Eropa Utara, dan Australia.
Sedangkan bijih jenis oksida terdapat di negara tropis seperti Indonesia, Filipina,
Papua Nugini, Brazil, Afrika Barat, Meksiko dan negaranegara Amerika Tengah
(Jessup and Mudd, 2008).

5
Pada tanggal 4 januari 2007, Companhia Vale do Rio Doce (CVRD) atau vale
yaitu salah satu perusahaan tambang bijih besi terbesar Brazil secara efektif
mengumumkan amalgamasi kepada Inco Limited. Tepat pada tanggal 27 Mei 2010
Vale Inco Canada Limited resmi berganti nama menjadi Vale Canada Limited
sehingga pada 24 januari 2012 nama PT Vale Indonesia Tbk secara resmi digunakan.
Perusahaan ini mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di
Sorowako, Sulawesi, sejak tahun 1968 yang saat ini telah menjadi produsen nikel
terbesar di Indonesia dan menyumbang 5% pasokan nikel dunia.Melalui Perjanjian
Perubahan dan Perpanjangan yang ditandatangani pada bulan Januari 1996, KK
tersebut telah diubah dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28 Desember 2025.

Gambar 2. 1 Wilayah Konsensi PT Vale Indonesia Tbk (Sumber: Sustainibility


Report PT. Vale Indonesia, 2017)

Pada bulan Oktober 2014, PT Vale dan Pemerintah Indonesia mencapai


kesepakatan setelah renegosiasi KK dan berubahnya beberapa ketentuan di dalamnya
termasuk pelepasan areal KK menjadi seluas hampir 118.017 hektar. Ini berarti luasan
areal KK telah berkurang hingga hanya 1,8% dari luasan awal yang diberikan oleh
Pemerintah Indonesia pada saat penandatanganan KK tahun 1968 seluas 6,6 juta hektar
di bagian timur dan tenggara Sulawesi akibat serangkaian pelepasan areal KK. S PT
Vale Indonesia Tbk hanya beroperasi di Indonesia dan tidak memiliki anak perusahaan
di negara lain.

6
Selama tahun 2017 tidak ada perubahan signifikan terkait segmen bisnis,
wilayah operasi maupun rantai pasokan. Seluruh produk nikel matte PT Vale Indonesia
Tbk dijual kepada Vale Japan (bagian dari Vale Canada Limited) dan Sumitomo Metal
Mining Co.Ltd, Jepang, sesuai dengan kontrak jangka panjang yang telah disepakati.

2.2 Proses Penambangan di PT. Vale

Tahapan penambangan yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk dapat


dilihat pada Gambar 2.2. Metode penambangan yang diterapkan di PT Vale Indonesia
Tbk adalah metode penambangan open cast. Metode ini merupakan penambangan
dengan cara mengupas lapisan tanah penutup material berharga lalu diangkut ke daerah
pembuangan. Aktivitas pengupasan dan penggalian dilakukan pada suatu permukan
kerja yang berbentuk satu atau beberapa jenjang.
Perbedaan open cast mining dengan open pit mining adalah pada open pit
mining tanah penutup dikupas dan diangkut ke suatu daerah pembuangan yang tidak
ada endapan ekonomis di bawahnya, sedangkan pada open cast mining metodenya
hampir sama namun tanah penutup dibuang langsung ke lokasi yang berada di dekat
lokasi penambangan.

Gambar 2.2 Tahapan penambangan yang dilakukan PT Vale Indonesia Tbk (PT
Vale Indonesia Tbk, 2017).

7
Kegiatan penambangan dilakukan terdiri dari:
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan merupakan tahap pertama dalam kegiatan pertambangan.
Tujuannya yaitu untuk mengupas top soil dan menyimpannya dalam bank of top soil.
Land clearing merupakan proses pembebasan hutan untuk disiapkan menjadi area
pertambangan baru berupa pemotongan pepohonan di sekitar area, pembabatan hingga
sampai akar-akarnya, serta pembakaran hutan. Agar tetap menjaga lingkungan dan
menghindarkan dampak buruk bagi warga sekitar. Untuk itu perlu memperhatikan
kondisi tanah sebelum pengecekan melakukan pembakaran atau mengecek jenis pohon
8 yang akan ditebang. Kegiatannya dimulai dengan memangkas pohon-pohon dan
vegetasi lainnya dengan gergaji mesin oleh para petugas tree cutting. Runtuhan pohon
dan vegetasi lainnya kemudian didorong oleh bulldozer untuk dikumpulkan lalu
diangkut ke suatu tempat penyimpanan. Selanjutnya, setelah semua jenis vegetasi
tersebut habis, maka alat muat berupa backhoe atau shovel akan mengupas top soil
dengan maksimum tinggi dua meter.

2. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden Stripping)


Bertujuan untuk menghilangkan material non ekonomis yang menutupi badan
bijih di bawahnya. Material yang tidak ekonomis atau overburden ini dikupas
menggunakan backhoe atau shovel dan selanjutnya ditimbun di tempat penyimpanan
overburden atau biasa disebut disposal.

Gambar 2.3 Proses pengupasan tanah penutup

8
3. Ore Mining
Cadangan mineral tambang PT Vale Indonesia Tbk dibagi ke dalam dua tipe
geologi yang berbeda yaitu East Block dan West Block. Penambangan ROM dilakukan
setelah lapisan penutup dikupas dan lapisan yang mengandung ore telah tersingkap.
Persiapan penambangan dilakukan dengan pembuatan jalan menuju level yang telah
direncanakan kemudian dilakukan penggalian bijih nikel dengan menggunakan alat
gali muat backhoe dan shovel serta alat angkut dump truck. Bijih nikel kadar menengah
(medium grade limonite) diangkut dan ditumpuk pada tempat tertentu. Untuk bijih
nikel kadar tinggi (saprolite ore) dengan kadar rata- rata 1,5% untuk East Block dan
1,6% untuk West Block diangkut menuju stasiun penyaringan (screening station).

Gambar 2.4 Proses ore mining (Dokumentasi Pribadi)

4. Stasiun Penyaringan (Screening Station)


Bijih nikel yang telah diangkut kemudian disaring di screening station. PTVI
sekarang memiliki lima screening station yang masih aktif, yaitu SS5, SS8, SS9, SS10
dan SS11. Screening station 5,8,9,11 berada di daerah Sorowako dan SS10 berada di
daerah Petea. Produk hasil dari screening station disebut screening station product 10
(SSP) berupa ore basah yang disebut wet ore stockpile (WOS). WOS diproses di
bagian pengolahan yang menghasilkan produk yang disebut nikel matte (80% Ni).
Bijih nikel kadar menengah (medium grade limonite) diangkut dan ditumpuk
sedangkan bijih nikel kadar tinggi (saprolite ore) dengan kadar rata-rata 1,5%.

9
Bijih nikel kadar menengah (Medium Grade Limonite) diangkut dan ditumpuk
pada tempat tertentu, sedangkan bijih nikel kadar tinggi (Saprolite Ore) dengan kadar
rata-rata 1,5% untuk East Block dan West Block diangkut menuju screening station.
Kegiatan penambangan berakhir sampai ore berada di stockpile. Kegiatan
selanjutnya dilakukan oleh pihak pabrik dengan memproses produk hasil dari
screening station atau yang biasa disebut dengan SSP lalu diumpankan ke tanur
pereduksi, dipanaskan, dan dilebur dalam tanur pelebur bertenaga listrik dan
dikonversi menjadi produk nikel dalam matte. Hasil dari proses ini disebut dengan
Dryer Kiln Product (DKP). Pengolahan nikel pada akhirnya menghasilkan nikel
berkadar 78% Ni dan dikemas dalam kemasan (bag) dengan kapasitas 3 ton nikel matte
yang diangkut ke Pelabuhan Balantang. Kegiatan berkunjung ke screening station
dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2023 di daerah Petea. Stasiun penyaringan
(screening station) dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Screening station (Dokumentasi Pribadi)

5. Stockpile
Kegiatan penambangan berakhir sampai ore berada di stockpile dilakukan oleh
pihak pabrik dengan memproses produk hasil dari screening station lalu diumpankan
ke tanur pereduksi, dipanaskan, dan dilebur dalam tanur pelebur bertenaga listrik dan
dikonversi menjadi produk nikel dalam matte disebut dengan dryer kiln product.

10
6. Reklamasi
Penghijauan atau kegiatan reklamasi dilakukan di daerah bekas tambang (mine
out) yang terlebih dahulu dijadikan disposal. Tahapan dalam penghijauan adalah
penyiapan benih pohon yang akan digunakan dalam penghijauan, persiapan lahan yang
akan dihijaukan, penyebaran top soil, penanaman rumput dan penanaman pohon. PT.
Vale Indonesia, mempunyai 2 site plant penambangan yang besar yaitu Site Plant
Sorowako dan Petea.

Gambar 2.6 Reklamasi pada PT. Vale (Dokumentasi Pribadi)

2.3 Profil Endapan Nikel Laterit

Endapan nikel laterit terbentuk pada


1. Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Lapisan tanah penutup ini terletak pada bagian atas permukaan.
Kondisi fisik lunak dan memiliki warna coklat kemerahan hingga gelap. Kadar
Ni kurang dari 1,3%. Di PT. Vale biasanya tebal dari lapisan overburden
sekitar 7 meter.
2. Limonit
Lapisan limonit terletak di bawah overburden, biasanya berwarna
kuning kecoklatan, agak lunak dengan unsur batuan yang halus dan
mengandung kandungan nikel rata-rata 1,4%-1,5%. Zona ini merupakan zona
transisi dari overburden ke saprolite dengan ketebalan sekitar 2-10 meter.

11
3. Saprolit
Lapisan ini terletak dibawah limonit. Lapisan ini biasanya di sebut
dengan ore zone. Tekstur dan struktur batuan dasar dapat dengan mudah
dikenali, berwarna kuning kecoklatan hingga kemerah-merahan. Zona ini
merupakan zona berkadar Ni yang tinggi. Yang memiliki kadar nikel 1,8%
dengan ketebalan rata-rata 2-15m.

4. Batuan dasar (Bedrock/Blue Zone)


Pada umumnya lapisan ini ditandai dengan bongkahan batuan-batuan
yang keras atau masif, berwarna kuning pucat sampai abu-abu kehijauan.
Secara lokal batuan ini disebut blue zone.
Ketebalan dari masing-masing lapisan tidak merata, tergantung dari
morfologi dan relief, umumnya endapan laterit

2.4 MHR (Mine Hauling Road)

Jalan tambang merupakan salah satu sarana penting yang sangat


mempengaruhi kelancaran dan mempengaruhi biaya pertambangan. Oleh karena itu
jalan tambang harus dibuat berdasarkan kriteria teknik dan keselamatan kerja. MHR
(Mine Hauling Road) adalah sebuah istilah yaitu jalan yang di design untuk
menghubungkan area-area tertentu pada lokasi pertambangan. Fungsi utamanya yaitu
untuk menunjang kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan
pengangkutan.
Kemiringan atau grade jalan angkut merupakan salah satu faktor penting yang
harus diamati secara detail dalam suatu kajian terhadap kondisi jalan tambang karena
akan mempengaruhi kinerja alat angkut yang melaluinya. Kemiringan jalan angkut
biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%). Kemiringan (α) 1% berarti jalan
tersebut naik (ramp up) atau turun (ramp down) 1 m pada jarak mendatar sejauh 100m.
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat
angkut besarnya kurang 10%. Namun untuk jalan naik maupun turun pada daerah
perbukitan, lebih aman menggunakan kemiringan jalan maksimum sebesar 10% atau
45° (PT Vale Indonesia Tbk, 2019).
Ada beberapa geometri yang harus diperhatikan dan dipenuhi untuk
menunjang kelancaran dalam operasi pengangkutan antara lain:

12
1. Lebar jalan pada jalan lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimun untuk jalan lurus didasarkan
pada Rule of Thumb yang dikemukakan Aasho Manual Rulal High-way Design
adalah:

Gambar 2.7 Penambang Melintang Rancangan Lebar Jalan Angkut Dua Jalur

L = n x Wt + (n + 1) (0,5 x Wt)
Keterangan:
L = Lebar jalan minimum pada jalan lurus
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar dump truck
Perumusan di atas hanya digunakan untuk lebar jalan dua jalur (n), nilai
0,5 artinya adalah lebar terbesar dari alat angkut yang digunakan dari ukuran
aman masing-masing kendaraan di tepi kiri-kanan jalan.
2. Lebar jalan pada tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada jalan
lurus. Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung berdasarkan
pada:
a. Lebar jejak ban alat angkut.
b. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
belakang pada saat membelok.
c. Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan.

13
d. Jarak (space) alat angkut dengan tepi jalan.

Gambar 2.8 Lebar Jalan Angkut pada Tikungan

3. Superelevasi
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang
terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena
perbedaan ketinggian. Bagian tikungan yang diberi superelevasi dengan cara
meninggikan jalan pada sisi luar tikungan. Hal tersebut bertujuan untuk
menghindari dan mencegah kendaraan agar tidak tergelincir keluar jalan atau
terguling. Selain itu, kendaraan dapat mempertahankan kecepatan saat
melewati tikungan.

2.5 Cadangan Bijih

Penentuan jumlah cadangan atau jumlah sumberdaya mineral yang memiliki


nilai ekonomis atau akan ditambang adalah suatu hal yang pertama harus dikaji,
dihitung secara benar sesuai standar perhitungan cadangan yang lazim/berlaku, karena
akan berpengaruh terhadap optimalisasi rencana usaha tambang, umur tambang dan
hasil yang akan di peroleh. Dalam hal penentuan cadangan bijih
Data utama yang diperlukan untuk menentukan taksiran cadangan bijih dapat
berupa data geologi, data kadar, data lokasi, peta topografi. Untuk menghitung
tonase ore (ton) diperoleh dari hasil kali volume ore (m3) dengan density batuan
(ton/m3).

14
Tonase Ore = Volume x Density

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahap Pendahuluan

Tahapan ini merupakan persiapan awal yang dilakukan sebelum penelitian


dengan tujuan mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan yaitu:
3.1.1 Persiapan Administrasi
Tahap persiapan administrasi merupakan tahap pengurusan persyaratan untuk
melakukan kegiatan kerja praktek yang dilakukan di jurusan serta dilanjutkan pada
fakultas sebelum penyusunan proposal kerja praktek dan pengurusan surat izin
rekomendasi kerja praktek sebelum berangkat ke lokasi kerja praktek..
3.1.2 Studi Pustaka
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan studi literatur, yaitu
mempelajari berbagai referensi dari artikel, buku maupun jurnal penelitian
sebelumnya yang ada hubungannya dengan judul penelitian yang dipilih.

3.2 Tahap Penyajian Data

Tahapan penyajian data merupakan tahapan pekerjaan dimana segala data


yang dibutuhkan selama melakukan kerja praktek dikumpul untuk menunjang
penyusunan laporan. Pengambilan data di lakukan selama 1 minggu di …… dan
Laboratorium PT Vale Indonesia Tbk.

3.3 Tahap Pengolahan Data

Data yang di dapat pada kegiatan kerja praktek ini diperoleh dari hasil
pengamatan langsung di lapangan dan laboratorium pada PT Vale Indonesia Tbk
Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur dan data yang di hasilkan yaitu data hasil
analisa MiniPal dan Rigaku

16
TAHAP PENDAHULUAN
1. Administrasi
2. Studi Pustaka/Literatur
3. Pengenalan Perusahaan

TAHAP PENGAMBILAN DATA

DATA PRIMER

1. SOP Preparasi Sampel


2. Hasil Analisa MiniPal
dan Rigaku

PENYUSUNAN LAPORAN
Penyusunan laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan
format penyusunan laporan Program Studi Teknik
Pertambangan FTI-UMI

SEMINAR
“STUDI MEKANISME PREPARASI SAMPEL NIKEL LATERIT
PADA STOCKPILE DI PT VALE INDONESIA KECAMATAN
NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR

Gambar 3.1 Bagan alir kerja praktik

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan preparasi sampel


Berdasarkan hasil dan pembahasan kegiatan kerja pratek ini, telah tersusun
mekanisme preparasi sampel stockpile secara berurutan mulai dari pengambil sampel
sampai keluarnya hasil kadar dari hasil analisa Minipal dan Rigaku, adapun
mekanisme preparasi tersebut ialah:
1. Pengambilan sampel di Stockpile Sebanyak 2 kg dibawa oleh dispatcher ke
MRAL menggunakan mobil LV dan ditempatkan di meja preparasi sampel
sesuai dengan tingkat prioritas sampel;

Gambar 4.1 Pengambilan sampel

18
2. Sampel diletakkan di meja preparasi sesuai dengan tingkat prioritas sampel;

Gambar 4.2 Meja preparasi sampel

3. Kemudian sampel di screening untuk mengambil sampel ukuran -1 sebanyak


25% dan sampel +1 direject;

Gambar 4.3 Proses screening sampel

19
4. Setelah itu di homogeneous dan quartering dengan menggunakan alat sendok
semen kecil;

Gambar 4.4 Proses homogeneous sampel

5. Kemudian diletakkan di wadah untuk selanjutnya di masukkan ke dalam oven


dengan suhu 350'c selama 15-20 menit;

Gambar 4.5 Proses mengoven sampel

20
6. Kemudian sampel yang telah di oven tersebut di masukkan ke alat Boyd
crusher untuk mendapatkan ukuran 10 mesh selama 10-30 detik;

Gambar 4.6 Proses kerja boyd crusher

7. Kemudian sampel yang berukuran 10 mesh di masukkan lagi ke alat CRM


untuk mendapatkan ukuran 200 mesh selama 1-2 menit;

Gambar 4.7 Proses kerja CRM/Pulverizer

21
8. Setelah itu sampel dihomogeneous sebelum dimasukkan ke dalam amplop
fortis;

Gambar 4.8 Proses homogeneous sampel

9. Setelah itu dimasukkan ke dalam amplop fortis;

Gambar 4.9 Proses memasukkan sampel ke dalam amplop fortis

22
10. Setelah itu sampel yang berukuran 200 mesh tersebut dibawa ke meja analisa
untuk di press Manual untuk di analisa dengan menggunakan alat MiniPal;

Gambar 4.10 Proses press manual sampel

11. Sedangkan yang menggunakan alat press (20 tonnes) akan di analisa dengan
menggunakan alat rigaku;

Gambar 4.11 Proses press menggunakan alat

23
12. Sampel yang di press dengan menggunakan alat akan di masukkan ke dalam
oven sebelum di bawa ke laboratorium sedangkan sampel yang di press manual
akan langsung di bawa ke laboratorium untuk di analisa dengan menggunakan
MiniPal;

Gambar 4.12 Sampel press yang menggunakan alat di masukkan ke dalam oven

13. Sampel yang di analisa menggunakan Rigaku;

Gambar 4.13 Proses analisa kadar sampel menggunakan alat Rigaku

24
14. Sampel yang di analisa menggunakan MiniPal;

Gambar 4.14 Proses analisa kadar sampel menggunakan alat MiniPal

15. Hasil analisa menggunakan Rigaku;

Gambar 4.15 Hasil analisa kadar sampel menggunakan Rigaku

25
Gambar 4.16 Waybill Rigaku

16. Hasil analisa menggunakan MiniPal;

Gambar 4.17 Hasil analisa kadar sampel menggunakan MiniPal

26
Gambar 4.18 Waybill MiniPal

27
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun proses preparasi sampel di stockpile secara berurutan diawali dari


sampling 2Kg, kemudian resize, maxing, quartering, pengovenan, dihaluskan di Boyd
chruser, Pulverizer, kemudian terakhir analisa MiniPal dan Rigaku untuk melihat
kadar sampel/conto dan hasil analisa kadar rata-rata Ni yaitu …..%

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti berharap agar laporan


yang ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi pembacanya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Cahit, H., Selahattin, K., Necip G, Tolga Q, Ibrahim G, Hasan S, Osman P., 2017.
Mineralogy and genesis of the lateritic regolith related Ni-Co deposit of the
Çaldağ area (Manisa, western Anatolia), Turkey. Canadian Journal of Earth
Sciense.
Golightly, J, P., 1979. Nickeliferous Laterite Deposits, Economic Geology 75th
Anniversary Volume, 710-735.
Hasanuddin, D.,Karim dan Djajulit, A., 1999, Pemantauan Teknologi Penambangan
Bijih, Dir. P.U. PPTM, Bandung.
Isjudarto, A. (2013) ‘Pengaruh Morfologi Lokal Terhadap Pembentukan Nikel Laterit’,
Seminar Nasional, 8, pp. 10–14
Jessup, A. and Mudd, G. M. (2008) ‘Environmental Sustainability Metrics for Nickel
Sulphide Versus Nickel Laterite’, Environmental Engineering, (January), pp. 1–9
Kurniadi, A., Rosana, F. M., Yuningsih, T. E., Pambudi, L., 2017. Karakteristik Batuan
Asal Pembentukan Endapan Nikel Laterit Di Daerah Madang dan Serakaman
Tengah. Padjadjaran Geoscience Journal, 1(2).
Salinita, S dan Nugroho, A. 2014. Pemodelan Bijih Nikel Laterit untuk Estimasi
Cadangan pada PT. Anugerah Tompira Nikel Di Daerah Masama, Kabupaten
Banggai, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. 10 (2). 54-68.
Sundari dan Woro., 2012, Analisis Data Eksplorasi Bijih Nikel Laterit Untuk Estimasi
Cadangan dan Perancangan PIT pada PT. Timah Eksplorasi Di Desa Baliara
Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara,
Universitas Nusa Cendana: Kupa
Syafrizal, 2011. Karakterisasi Mineralogy Endapan Nikel Laterit di daerah Tinanggea
Kabupaten Palangga Provinsi Sulawesi Tenggara. JTM. XVIII (4/2011).
Tonggiroh, A., Mustafa, M., Suharto, 2012. Analisis Pelapukan Serpentin dan Endapan
Nikel Laterit Daerah Pallangga Kabupaten Palangga Sulawesi Tenggara

x
LAMPIRAN
Dokumentasi Selama Kegiatan

Kegiatan GIP & MSSIP


Kegiatan rutin setiap hari Jumat (Senam & Kerja Bakti)
Singkapan di PT. Vale Indonesia Tbk.
Kegiatan penambangan di bagian Bottom Ore PT. Vale Indonesia Tbk.
Lokasi Screening Station di PT. Vale Indonesia Tbk
Proses Mining Pool di PT. Vale Indonesia Tbk.
GPS yang digunakan di PT. Vale Indonesia Tbk.

Proses reklamasi pada PT. Vale Indonesia


Kegiatan gali mundur di area Petea

Anda mungkin juga menyukai