Anda di halaman 1dari 136

JURNAL LENGKAP

PRAKTIKUM PERPETAAN

MOHAMMAD ALFIN FAIZ


09320220353
C10

LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
JURNAL LENGKAP
PRAKTIKUM PERPETAAN

MOHAMMAD ALFIN FAIZ


09320220353
C10

LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

MOHAMMAD ALFIN FAIZ


09320220353

JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM PERPETAAN

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Praktikum Perpetaan


Laboratorium Perpetaan Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia

Disetujui oleh,

Asisten Penanggung Jawab Koordinator Laboratorium

Perpetaan

Amon Fatur Rahman Arul Gunawan, S.T


Nim. 09320210114

Kepala Laboratorium Perpetaan

Ir. Firdaus, S.T., M.T., IPP.

Halaman Pengesahan - ii
Nips. 109 18 1499

KATA PENGANTAR

Bissmilahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan
semesta alam atas berkat hidayah taufik serta rahmat kesehatan-nya, penulis
dapat menyelesaikan jurnal lengkap Laboratorium Perpetaan ini. Shalawat
serta salam tak lupa pula penulis ucapkan kepada Baginda Nabi
Muuhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang selalu istiqamah di
jalan-Nya.
Selama melakukan penyusunan jurnal lengkap ini, penulis banyak
menemukan kendala-kendala namun berkat dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya jurnal lengkap ini dapat terselesaikan dengan baik. Olehnya,
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP., selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Firdaus, S.T., M.T., IPP, selaku Kepala Laboratorium Perpetaan
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Muslim Indonesia.
3. Bapak Ir. Agus Ardianto Budiman, S.T., M.T., IPP, dan Bapak Ir. Firdaus,
S.T., M.T., IPP., selaku Dosen Perpetaan Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
4. Kakak Arul Gunawan, S.T., selaku Koordinator Praktikum Perpetaan.
5. Kakak-kakak Asisten Perpetaan yang telah mendampingi, membimbing dan
membantu selama kegiatan Praktikum.
6. Orang tua dan keluarga yang membantu secara moral maupun materi.
7. Teman-teman angkatan 2022 Program Studi Teknik Pertambangan Universitas
Muslim Indonesia yang selalu setia dalam suka maupan duka.
Akhir kata, penyusun berharap jurnal ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Mohon maaf jika terdapat kesalahan pengetikan atau penyusunan
dalam jurnal ini. Semoga Allah SWT memberikan berkah pada setiap
umatnya yang senantiasa berbagi ilmu.

Kata Pengantar – iii


Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 19 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................... 2
1.3 Alat dan Bahan .................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peta..................................................................................................... 5
2.2 GPS (Global Positioning System) ..................................................... 6
2.3 Tapping Compas................................................................................ 7
2.4 Waterpass (Auoto Level) ................................................................... 8
2.5 Theodolite.......................................................................................... 9
2.6 Total Station....................................................................................... 10
2.7 Software Argis....................................................................................11

BAB III JURNAL TIAP PRAKTIKUM


3.1 GPS (Global Positioning System) ..................................................... 13
3.2 Tapping Compas................................................................................ 34
3.3 Waterpass (Auoto Level) ................................................................... 42
3.4 Theodolite.......................................................................................... 50
3.5 Total Station....................................................................................... 58
BAB VI PENUTUP
4.1 Ksimpulan.......................................................................................... 59
4.2 Saran ................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar – iv
LAMPIRAN

Kata Pengantar – v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1.1 Hasil Koordinat Praktikum Tahun 2023........................................... 18
1.1.2 Data Koordinat 1............................................................................... 19
1.1.3 Data Koordinat 2............................................................................... 20
1.1.4 Data Koordinat 3............................................................................... 21
1.1.5 Data Koordinat 4............................................................................... 22
1.1.6 Data Koordinat 5............................................................................... 23
1.1.7 Data Koordinat 6............................................................................... 24
1.1.8 Data Koordinat 7............................................................................... 25
1.1.9 Data Koordinat 8............................................................................... 26
1.1.10 Data Koordinat 9............................................................................... 27
1.1.11 Data Koordinat 10............................................................................. 28
1.1.12 Data Koordinat 11............................................................................. 29
2.1.1 Hasil Pengambilan Data Tapping Compass....................................... 39
3.1.1 Hasil Pengambilan Data Waterpass................................................... 48
4.1.1 Hasil Pengambilan Data Theodolite................................................... 55
5.1.1 Hasil Pengambilan Data Total Station............................................... 63

Daftar Tabel – v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
A. Tugas Pendahuluan;
B. Kartu Kontrol;
C. Catatan Tiap Praktikum;
D. Catatan Perhitungan;
E. Documentasi lapangan
F. Biografi.

Daftar Lampiran – vi
BAB I
PENDAHULUAN

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka


penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, pertambangan terdapat
kegiatan penyurveian wilayah untuk mengetahui keeadaan suatu wilayah. Survei
dalam dunia pertambangan adalah kegiatan pengukuran dalam pemetaan bumi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pascatambang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud
dengan menambang adalah menggali (mengambil) barang tambang dari dalam
tanah. Kemudian, Abrar Saleng menyatakan bahwa usaha pertambangan pada
hakikatnya ialah usaha pengambilan bahan galian dari dalam permukaan bumi
(Khoplifah Emi, 2019).
Peta adalah sebuah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan
skala tertentu melalui sebuah sistem proyeksi. Peta dapat disajikan dalam berbagai
cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital
yang tampil di layar computer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang
artinya taplak atau kain penutup meja. Tapi secara umum pengertian peta yaitu
sebuah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil dengan memakai skala tertentu. Suatu peta merupakan representasi dua
dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta
disebut dengan kartografi.
Dalam praktikum ini terdapat lima mata acara mengenai pemetaan yakni
Global Postioning System, Tapping Compass, Waterpass, Theodolite dan Total
Station. Global positioning system (GPS) merupakan sebuah alat, sistem serta
navigasi berbasis satelit yang dapat digunakan untuk menginfomasikan lokasi
penggunaanya di permukaan bumi. Tapping compass merupakan kegiatan yang
berisi tentang perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan
menggunakan kompas, dan juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak pada
lapangan. Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Theodolite adalah salah
satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut
horizontal dan sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut
mendatar saja. Total station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut
horizontal dan sudut vertikal) secara otomatis yang datanya disimpan dalam memori
berbentuk chip.

Pendahuluan – 1
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini yaitu untuk memberikan tambahan
wawasan kepada para praktikan mengenai perpetaan, mulai dari teori dasar
pemetaan, cara pengambilan data dengan menggunakan alat global
positioning system, tapping compass, waterpass (autolevel), theodolite dan
total station hingga pada proses pembuatan peta dengan menggunakan
software ArcGIS.
1.1.1 Tujuan
GPS (Global Positioning Syestem)
1. Untuk Mengetahui penggunaan GPS Garming;
2. Untuk Mengetahui bagian-bagian dari tools yang terdapat di GPS Garming;
3. Untuk Mengetahui cara plotting koordinat menggunakan GPS Garming;
4. Untuk Mengetahui cara mengkspor data GPS Garming ke Software
Basecamp dan Mapsource;
5. Untuk mengetahui software sistem informasi geografis Arcgis;
6. Untuk Mengetahui pengolahan gambar dengan Arcgis;
7. Untuk Mengetahui manajemen database pada Arcgis;
8. Untuk Mengetahui cara pembuatan layout menggunakan Arcgis;
9. Dapat membuat peta dengan Arcgis;
Tapping Compass
1. Untuk mengetahui prinsip dasar penggunaan kompas geologi brunton ;
2. Untuk Mengetahui Bagian-bagian dari kompas geologi brunton;
3. Untuk Mengetahui cara pengambilan di lapangan;
4. Untuk Mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum;
Waterpass (Auto Level)
1. Untuk Mengetahui prinsip dasar penggunaan waterpass.
2. Untuk Mengetahui Bagian-bagian dari waterpass.
3. Untuk Mengetahui cara pengambilan data di lapangan.
4. Untuk Mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum
waterpass.

Pendahuluan – 2
Theodolite
1. Untuk Mengetahui prinsip dasar penggunaan theodolite;
2. Untuk Mengetahui Bagian-bagian dari theodolite;
3. Untuk Mengetahui cara pengambilan data di lapangan;
4. Untuk Mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum
theodolite;
Total Station
1. Untuk Mengetahui prinsip dasar penggunaan Total station;
2. Untuk Mengetahui Bagian-bagian dari Total station;
3. Untuk Mengetahui cara pengambilan data di lapangan;
4. Untuk Mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum
Total station;

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat Tulis Menulis;
2. Compas;
3. GPS;
4. Kalkulator Ilmiah;
5. Laptop;
6. Papan Pengalas;
7. Patok;
8. Payung;
9. Penggaris 30 cm;
10. Penjepit kertas;
11. Prisma.
12. Rambu ukur;
13. Roll Meter;
14. Theodolite;
15. Tongkat;
16. Total Station;
17. Tripod;
18. Waterpass;
Pendahuluan – 3
1.3.2 Bahan
1. Drawingp pen.
2. Kertas HVS A4;
3. Kertas Kalkir ;
4. Milimeter Block A3;
5. Modul/Buku penuntun;

Pendahuluan – 4
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 1, 2023

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang
datar dengan skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda,
mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar
komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau
kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh
atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu
ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.
Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta
keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Bidang ilmu pengetahuan yang sangat menaruh perhatian pada masaIah
perpetaan kartografi atau cartography. Menueut Asosiasi Kartografi Internasional,
Kartografi didefinisikan sebagai "seni, ilmu pengetahuan dan teknologi pembuatan
peta, bersama sarna dengan mempelajari peta sebagai dokumen ilmiah dan karya
seni (Robinson, 1978).
Kartografi sering dicitrakan sebagai tempat pertemuanantara ilmu
pengetahuan dan seni. Proses kartografi melibatkan banyak aktivitas intelektual yang
menggunakan dasar-dasar ilmiah. Prinsip prinsipnya diperoleh melalui analisis data
ilmiah yang mendasarkan diri pada ilmu pengetahuan Geodesi, Geografi, dan
Psikologi Selain dari pada itu pembuatan peta akan senantiasa diusahakan sebaik,
dalam arti menghindari penampilan yang buruk. Oleh sehab itu kartografi
sebenarnyajuga merupakan suatu seni kreatifdengan cara yang teliti. Menurut
Multilingual Dictionary of Technical Terms in Carto- graphy, peta didefinisikan
sebagai suatu gambaran dari kenampakan konkret atau abstrak yang dipilih pada atau
dalam hubungannya dengan permukaan bumi atau suatu benda langit, biasanya
berskala dan digambar pada medium yang datar. Secara singkat mengatakan bahwa
suatu peta adalah setiap gambaran geografis dari lingkungan (Paputungan dkk,
2020).

Tinjauan Pustaka – 5
2.2 GPS ( Global Positioning System)

GPS (Global Positioning System) adalah salah satu alat yang sangat menarik
untuk dibahas. Alat ini merupakan system navigasi satelit yang pada awalnya hanya
digunakan untuk keperluan militer. GPS dapat membantu menentukan posisi
geografis benda secara tepat, sekarang telah berkembang dan dapat digunakan oleh
masyarakat umum. Persoalannya adalah, pertama, bagaimana cara memberikan
orientasi dan posisi yang tepat pada peta dengan koordinat yang digunakan dari hasil
pengukuran dengan GPS. Global potisioning system (GPS) merupakan sistem satelit
navigasi dan sistem penentuan posisi geografis dengan menggunakan satelit. Sistem
ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi.
Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan dan digunakan untuk
menentukan posisi, kecepatan, arah dan waktu. Konsep ini lah yang digunakan untuk
menentukan posisi geografis dengan ditentukan titik titik pengukuran pada lokasi
penelitian yang kemudian dibandingkan dengan beberapa sumber lainnya yaitu pada
peta google earth dan pada navigasi net.
Pada pengukuran menggunakan GPS tingkat ketelitian data yang di dapat
relatif lebih tepat dibanding menggunakan google earth dan navigasi. Saat ini,
Perkembangan pemetaan digital juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia
satelit terutama satelit navigasi. Kita dapat mudah untuk melakukan pengukuran
dilapangan untuk mencari koordinat titik-titik dengan bantuan GPS.
Sistem pengolahan data pun jauh lebih mudah dibanding pengukuran secara
terestris dengan menggunakan waterpass, theodolit ataupun total station. Dengan
adanya satelit kita dapat mencari koordinat suatu titik baik dengan GPS secara
langsung di lapangan atau dengan citra satelit tanpa kontak secara langsung di
lapangan. Data yang kita butuhkan dapat kita dapatkan dengan mudah. cara
menyamakan sistem koordinat GPS sesuai dengan sistem koordinat pada peta digital
google dan navigasi. Ketiga bagaimanakah menganalisis hasil titik waypoint pada
GPS dan pada peta digital google serta navigasi. Dengan demikian diharapkan kita
mampu memahami cara penggunaan GPS dan dapat menentukan titik-titik koordinat
dasar sebelum membuat peta digital suatu titik baik dengan GPS secara langsung di
lapangan atau dengan citra satelit tanpa kontak secara langsung di lapangan. Secara
akurat (Rianandra 2020).

Tinjauan Pustaka – 6
2.3 Tapping compass

Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah yang bebas


menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas terbagi
menjadi dua yaitu kompas analog dan kompas digital. Perbedaan kompas analog dan
kompas digital terletak apada komponen atau materi yang digunakan. Pada kompas
analog menggunakan jarum atau lempengan besi sebagai penunjuk arah, sedangkan
pada kompas digital menggunakan komponen – komponen elektronika seperti sensor
magnet. Kebanyakan penggunaan dari kompas tersebut terbatas hanya untuk orang
normal ( dapat melihat ) sedangkan untuk penyandang cacat tunanetra ataupun yang
memiliki gangguan penglihatan belum tentu dapat menggunakan kompas tersebut.
Oleh karena itu penulis merancang dan membuat kompas digital ( alat penentu 16
arah mata angin ) yang dilengkapi dengan output suara, sehingga penggunaannya
tidak terbatas hanya untuk sebagian orang.
Akan tetapi, barulah pada tahun 1877 kompas dari seorang Inggris bernama
William Thomson “1st Baron Kelvin (Lord Kelvin)” yang dapat diterima oleh semua
negara. Sebab, kompas tersebut telah mengalami perbaikan dari kesalahan-kesalahan
akibat deviasi karena penggunaan material besi yang meningkat untuk membangun
kapal. Kompas magnetik pertama kali ditemukan dan digunakan sebagai alat untuk
meramal pada tahun 200 SM atau awal Dinasti Han Tiongkok. Kemudian teknologi
magnetik ini diadopsi oleh Dinasti Song pada abad ke-11. Sedangkan, orang-orang
Eropa tercatat mulai menggunakan kompas berawal di daerah Eropa Barat dan Persia
pada awal abad ke-13. Sesuai Penemuan jarum magnetik ng selalu mengarah ke utara
dan selatan juga dijelaskan pada buku Loven Heng ini (Paputungan dkk, 2020).
Penyajian unsur- unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi
kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta pada umumnya
dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini dicantumkan
agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta. Penyusunan dan
penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah, karena semua
informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan.
Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja,

Tinjauan Pustaka – 7
sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi
(unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta (Mathematics and Mathematics, 2020).
2.4 Waterpass (Auto Level)

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan


sebuah bidang, dimana bidang tersebut datar atau siku-siku (tegak lurus). Waterpass
biasanya di gunakan untuk membantu dalam pemasangan tegel atau pemasangan
campuran pada tembok konstruksi bangunan. Waterpass yang digunakan biasa
adalah yang manual dimana cara kerjanya dengan melihat gelembung udara yang
terdapat di waterpass apakah sudah berada dalam titik keseimbangan atau belum
disini di perlukan ketelitian dari pengguna untuk munghindari kesalahan yang terjadi.
Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana, yaitu menempatkan permukaan
alat kebidang permukaan yang di check.Untuk mengechek kedataran maka dapat
diperhatikan gelembung cairan pada alat pengukur yang ada bagian tengah alat
waterpas.Sedangkan untuk menchek ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada
bagian ujung waterpas.Untuk memastikan apakah bidang benar rata maka gelembung
harus benar benar berada ditengah alat yang ada.
Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa apabila
suatu konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan
magnet digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan
induksi pada konduktor tersebut. Accelerometer yang diletakan di permukaan bumi
dapat mendeteksi percepatan 1g (ukuran gravitasi bumi) pada titik vertikalnya, untuk
percepatan yang dikarenakan oleh pergerakan horizontal maka accelerometer akan
mengukur percepatannya secara langsung ketika bergerak secara horizontal. Hal ini
sesuai dengan tipe dan jenis sensor accelerometer yang digunakan karena setiap jenis
sensor berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
pembuatnya. Saat ini hamper semua sensor/tranduser accelerometer sudah dalam
bentuk digital (bukan dengan sistem mekanik) sehingga cara kerjanya hanya
bedasarkan temperatur yang diolah secara digital dalam satu chip.
Hal ini yang mendasari untuk membuat waterpass otomatis agar
meminimalisirkesalahan dengan cara menggunakan sensor yang akam mendeteksi
kemiringan objek. Semakin miring objek yang diukur semakin cepat bunyi yang
dikeluarkan, sebaliknya semakin datar objek bunyi akan melambat, dan jika

Tinjauan Pustaka – 8
permukaan datar maka tidak ada bunyi yangdikeluarkan.ini adalah gambar
bagaimana proses accelerometer analog tersebut ini (Hozeng & Tamsir, 2018).

2.5 Theodolite

Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal


(altitude) dan horizontal (azimuth) posisi sebuah benda. Untuk itu theodolit juga
dapat digunakan untuk mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas
permukaan tanah. Alat ini banyak digunakan pada pekerjaan pengukuran tanah, suvei
lapangan, survei kehutanan, jawatan meteorologi bahkan sampai bidang teknologi
perluncuran roket. Theodolit berkembang semenjak awal abad 16 dalam bentuk yang
sederhana dengan pembacaan hasil pengukuran sudut secara manual menggunakan
cakram skala vertikal dan horisontal. Pembidiknya pun masih berupa tabung tanpa
lensa. Baru kemudian menjelang pertengahan abad ini theodolit dilengkapi dengan
penyangga (tripod) dan kompas menyusul ditambahkannya lensa teleskop sebagai
pembidik. Pemasangan kompas pada theodolit ada dua macam yaitu kompas internal
yang terpasang di dalam alat dan kompas eksternal yaitu kompas terpasangan di luar
alat.
Pada tahun-tahun berikutnya theodolit menunjukkan perkembangan yang
pesat. Kecuali tingkat akurasinya semakin tinggi theodolit kini juga dilengkai
berbagai kemampuan diantaranya pembacaan skala secara digital yaitu langsung
tampil berupa angka pada layar display. Theodolit generasi terbaru yang disebut
Total Station (TS) dilengkapi dengan laser pembidik, infra merah untuk pengukuran
jarak, remote control dan piranti GPS yang dapatt terhubung satelit. Bahkan alat ini
juga dilengkapi memori dan mikro komputer di dalamnyayang memungkinkan dapat
menyimpan data hasil pengukuran. Hasil bidikannya pun dapat ditampilkan dalam
layar monitor melalui teknologi CCD seperti yang dipakai pada kamera digital.
Sedangkankan pengaturannya juga dapat dilakukan jarak jauh (remote) atau robotik
sistem menggunakan gelombang radio serta dapat dihubungkan dengan
komputer/laptop. Sebelum teknologi remote sensing dan teknologi GPS ditemukan,
theodolit menjadi alat utama dalam survei tanah dan pemetaan.
Theodolit dapat menentukan posisi geografis (lintang dan bujur) sebuah
tempat menggunakan metode transit yaitu dengan mengukur posisi matahari
daritempat tersebut. Tidak hanya itu theodolit juga banyak berjasa dalam pembuatan
Tinjauan Pustaka – 9
berbagai jenis peta yang sudah dibuat oleh manusia. Sampai saat ini theodolit juga
masih digunakan dalam pemetaan dan pengukuran pada pembuatan master-plan
bangunan-bangunan modern. Di Indonesia theodolit tersebut (Akrim dkk, 2020).
2.6 Total Station

Secara sederhana Total Station (TS) adalah gabungan kemampuan antara


theodolit elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data
elektronik. Alat ini dapat membaca dan mencatat sudut horisontal dan vertikal
bersama-sama dengan jarak miringnya. Bahkan dilengkapi mikroprosesor sehingga
mampu melakukan operasi perhitungan matematis seperti menghitung jarak datar,
koordinat, dan beda tinggi secara langsung. Karakteristik alat Total station adalah
Pengamatan secara otomatis Sudut vertikal dan horisontal serta jarak miring dengan
sekali penyetelan alat .
Melakukan penghitungan secara cepat untuk komponen jarak horisontal dan
vertikal, elevasi dan koordinat titik yang diamati, Tampilan hasil pengukuran pada
penyimpanan data pada alat maupun dengan eksternal hard disk Karakteristik alat
Total station adalah Pengamatan secara otomatis : Sudut vertikal dan horisontal
serta jarak miring dengan sekali penyetelan alat, Melakukan penghitungan secara
cepat untuk komponen jarak horisontal dan vertikal, elevasi dan koordinat titik yang
diamati, Tampilan hasil pengukuran dan penyimpanan data pada alat maupun dengan
eksternal hard disk, Total Station dapat digunakan pada sembarang tahapan survei ,
baik survey pendahuluan, survei titik kontrol dan survei pematokan. Total station
terutama cocok untuk survey topografi dimana surveyor membutuhkan posisi (x,y,z)
dari sejumlah detail yang cukup banyak.
Total station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudut vertikal) secara otomatis. Total Station dilengkapi dengan chip memori,
sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di-
download dan diolah secara computerize. Tujuan penggunaan Total Station antara
lain upaya mengurangi kesalahan (dari manusia) contohnya adalah kesalahan
pembacaan dan kesalahan pencatatan data aksesibilitas ke sistem berbasis komputer
mempercepat proses. Memberikan kemudahan (ringkas) Pembidik yang terdapat ada
alat ini sekaligus berfungsi sebagai teleskop yang dapat memperjelaskenampakan
hilal. Beberapa perukyat yang menggunakan theodolit ini sengaja memasang kamera
digital ataupun webcam pada lensa pembidiknya agar kenampakan hilal dapat
Tinjauan Pustaka – 10
didokumentasi dalam bentuk gambar maupun video sebagai bukti pelaporan. Kecual
itu theodolit ternyata juga dapat digunakan untuk dalam pengukuran (Jaya, 2021).

2.7 Software Arcgis

SIG atau Sistem Informasi geografis adalah sistem berbasis komputer yang
didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan informasi spasial. Maksud dan tujuan penggunaan SIG adalah untuk
menciptakan suatu sistem kerja yang efektif dan efisien serta memudahkan dalam
perencanaan, pemantauan, pemeliharaan, pengembangan dan membantu dalam
pengambilan keputusan. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem yang
dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-
koordinat geografi. Sistem informasi geografis adalah bentuk sistem informasi yang
menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar
muka. SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi. Kemampuan
dasar SIG yaitu mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query,
menganalisisnya serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak
geografisnya.
ArcGIS adalah salah satu perangkat lunak yang dikembangkan oleh ESRI
(Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi fungsi
dari berbagai macam perangkat lunak GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server,
dan GIS berbasis web. Perangkat lunak ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun 1999.
Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana ArcGIS desktop
merupakan perangkat lunak GIS profesional yang komprehensif dan dikelompokkan
atas tiga komponen yaitu : ArcView, ArcEditor dan ArcInfo Selain itu, ESRI juga
memiliki produk ArcGIS yang dapat diakses melalui internet, yaitu ArcGIS Online.
ArcGIS Online adalah platform teknologi yang kolaboratif dan berbasis
cloud yang membantu pengguna dan organisasi penggunanya dalam menciptakan,
berbagi, dan mengakses peta, aplikasi, dan data. ArcGIS Online memfasilitasi
penerjemahan data statis menjadi peta yang berguna, bernilai, dan pintar. ArcGIS
Online merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh ESRI yang merupakan aplikasi
cloud-based untuk pemetaan serta analisa. ArcGIS Online dapat digunakan untuk
membuat peta, menganalisa data serta hasil olahan dari aplikasi tersebut dapat
dibagikan dan dapat dikolaborasikan dengan pengguna lainnya. ArcGIS Online
Tinjauan Pustaka – 11
memiliki penyimpanan data tersendiri yang aman dan dapat di atur untuk mencukupi
kebutuhan penggunanya dalam mapping dan IT (Donya dkk, 2020).

Tinjauan Pustaka – 12
BAB III
JURNAL TIAP PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3.1 GLOBAL POSITIONING
SYSTEM (GPS)

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tinjauan Pustaka – 12
JURNAL PRAKTIKUM
GLOBAL POSITIONING SYSTEM

MOHAMMAD ALFIN FAIZ


09320220353
C10

LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
Tinjauan Pustaka – 13
GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

Mohammad Alfin Faiz1, Amon Fatur Rahman2, Arul Gunawan, S.T.3


Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. Urip Sumoharjo KM 05, Telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
*Email: alfinfaiz822@gmail.com

SARI

Jurnal ini membahas tentang Pemetaan. Pemetaan adalah suatu proses yang melalui beberapa tahapan
kerja (pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian data) untuk mendapatkan produk akhir peta.
Global potisioning system (GPS). Global potisioning system (GPS) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara continu di
seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Pada saat ini,
sistem GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak
diaplikasikan terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi.
Salah satu tipe GPS Navigasi yang cukup familiar adalah GPS Garmin. GPS ini cukup bagus
digunakan untuk mengambil posisi koordinat di lapangan. Bahkan untuk kegiatan survey di
perkebunan, pertanian maupun kehutanan jenis GPS Garmin paling banyak diaplikasikan untuk
kegiatan pancang, penentuan jarak tanam dan sebagainya.

Kata kunci: Pemetaan; GPS; GPS Garmin.

ABSTRACT
This journal discusses that mapping is a process that goes through several work stages (data
collection, data processing and data presentation) to obtain the final map product. Global
positioning system (GPS). The global positioning system (GPS) is a navigation and positioning
satellite system owned and managed by the United States. This system is designed to provide three-
dimensional position and speed as well as time information, continuously throughout the world
without depending on time and weather, to many people simultaneously. Currently, GPS systems are
widely used by people throughout the world. In Indonesia too, GPS has been widely applied,
especially in relation to applications that require information about position. One type of GPS
navigation that is quite familiar is Garmin GPS. This GPS is quite good for taking coordinate
positions in the field. Even for survey activities in plantations, agriculture and forestry, the Garmin
GPS type is most widely applied for stake activities, determining planting distances and so on.
Keywords: Mapping; GPS; Garmin GPS.

PENDAHULUAN
Pemetaan adalah suatu proses yang melalui beberapa tahapan kerja (pengumpulan data,
pengolahan data dan penyajian data) untuk mendapatkan produk akhir peta. Tahap pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu survei lapangan (pengukuran koordinat), pemotretan
udara, survei data sekunder. Tahap pengolahan data merupakan kegiatan menghitung dan mengolah
hasil pengumpulan data sesuai metode pemetaan yang digunakan dengan suatu referensi dan proyeksi
peta tertentu sedang tahap penyajian data adalah kegiatan untuk menyajikan hasil pengolahan data
dalam bentuk peta yang sering disebut sebagai kegiatan kartografi (Buku Penuntun Perpetaan, 2023).
Peta mempunyai fungsi yang sangat banyak. Salah satunya ialah menunjukan posisi
kenampakan objek di permukaan bumi, namun sering terdapat perbedaan posisi dari posisi yang
sebenarnya di lapangan. Perbedaan posisi pada peta dapat disebabkan oleh skala, proses
penggambaran, pengembangan serta pengerutan kertas peta, pewarnaan pada setiap kenampakan
objek dan kesalahan yang bersumber dari manusia, sehingga posisi pada peta dapat berbeda dengan
posisi sebenarnya yang ada di lapangan.

GPS (Global Positioning System) - 13


Posisi sebenarnya dari peta dapat ditemukan di lapangan dengan menggunakan alat yang
dinamakan Global Positioning System (GPS). Peranan GPS dalam bidang kehutanan antara lain
untuk penentuan jaring titik-titik kontrol untuk keperluan pemetaan, penentuan batas hutan atau batas
antar sub sistem hutan. Selain itu, GPS dapat juga sebagai navigasi serta pemantauan, pemetaan jalan
kehutanan, pemantauan kebakaran hutan, dan pembangunan aplikasi dari Sistem Informasi Geografis
(SIG) kehutanan. Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan entri data, pengolahan, analisis, pemodelan
(modelling), dan penayangan data geospatial (Putri, dkk, 2021).
Global Positioning System (GPS) merupakan teknologi yang sangat penting karena
membantu untuk menentukan posisi koordinat di permukaan bumi. Menurut Marjuki (2016) GPS
(Global Positioning System) adalah sistem navigasi satelit yang menyediakan informasi lokasi dan
waktu dalam berbagai kondisi cuaca, dimanapun di atas permukaan bumi, sepanjang masih menerima
sinyal GPS yang di pancarkan dari satelit. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Riyanto (2010),
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem radio navigasi penentuan posisi menggunakan
satelit. GPS dapat memberikan posisi suatu objek di muka bumi dengan akurat dan cepat (koordinat
tiga dimensi x, y, z) dan memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di
seluruh dunia.
Saat ini perkembangan GPS demikian pesat seiring dengan kebutuhan manusia akan
teknologi. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya tipe GPS yang beredar di kalangan umum. Pada
dasarnya GPS dibedakan menjadi 3 tipe yaitu GPS Navigasi, GPS Geodetik, dan Geodetik Dual
Frekuensi. GPS Navigasi adalah GPS handled yang mempunyai ketinggian 3-10 meter, biasanya bisa
digengam. Selain berfungsi sebagai perangkat navigasi juga bisa digunakan untuk pemetaan. GPS
Geodetik adalah GPS yang mempunyai ketelitian tinggi sampai milimeter. Alat ini terdiri dari base
dan rover. Sedangkan Geodetik Dual Frekuensi dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai
millimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring
titik kontrol, survey deformasi dan geodinamika (Farida & Rosalina, 2020).

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum adalah agar praktikan mengetahui penggunaan GPS Garmin, untuk
mengetahui bagian-bagian dari tools yang terdapat di GPS Garmin, untuk mengetahui plotting
koordinat menggunakan GPS Garmin, untuk mengetahui cara mengekspor data dari GPS Garmin ke
Sofware Basecamp dan Mapsource, untuk mengetahui software system informasi geogeografis
arcgis, untuk mengetahui pengolahan gambar dengan arcgis , untuk mengetahui manajemen database
pada arcgis, untuk mengetahui cara pembuatan layout menggunakan arcgis dan dapat membuat peta
dengan arcgis

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2020, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan atau
pemurnian atau pengembangan dan atau pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang. Sektor pertambangan merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan terbukti
berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada periode 1975-1985,
sering disebut masa keemasannya, sektor ini bahkan menyumbang di atas 20 persen pada
perekonomian nasional. Sekalipun setelah periode tersebut kontribusi sektor pertambangan secara
umum sempat menurun. Pada pertambangan non-migas terutama batubara, bijih besi dan tembaga,
justru semakin bergairah terutama sejak 2000- an (Undang-undang Pertambangan Nomor 3, 2020).
Peta mempunyai fungsi yang sangat banyak. Salah satunya ialah menunjukan posisi
kenampakan objek di permukaan bumi, namun sering terdapat perbedaan posisi dari posisi yang
sebenarnya di lapangan. Perbedaan posisi peta dapat disebabkan oleh skala, proses penggambaran,
pengembangan serta pengerutan kertas peta, pewarnaan pada setiap kenampakan objek dan kesalahan
yang bersumber dari manusia, sehingga posisi pada peta dapat berbeda dengan posisi sebenarnya
yang ada di lapangan (Putri, 2021).
Posisi sebenarnya dari peta dapat ditemukan di lapangan dengan menggunakan alat yang
dinamakan Global Positioning System (GPS). Peranan GPS dalam bidang kehutanan antara lain
untuk penentuan jaring titik-titik kontrol untuk keperluan pemetaan, penentuan batas hutan atau batas
antar sub sistem hutan. Selain itu, GPS dapat juga sebagai navigasi serta pemantauan, pemetaan jalan
GPS (Global Positioning System) - 14
kehutanan, pemantauan kebakaran hutan, dan pembangunan aplikasi dari Sistem Informasi Geografis
(SIG) kehutanan. Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan entri data, pengolahan, analisis, pemodelan
(modelling), dan penayangan data geospatial (Putri, 2021).
GPS adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan
penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan
sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan
digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS
antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. Sistem GPS memiliki nama asli yaitu
NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System) (Mahdavikya
& Tjahjono, 2021).
Posisi suatu obyek dapat diketahui menggunakan alat yang diberinama GPS reciever yang
berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi diubah menjadi titik yang
dikenal dengan nama Waypoint nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi
seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik. Penggunaan GPS dapat
digunanakan dalam berbagai bidang (Mahdavikya & Tjahjono, 2021).
Global Positioning System (GPS) merupakan teknologi yang sangat penting karena
membantu untuk menentukan posisi koordinat di permukaan bumi. Menurut Marjuki (2016) GPS
(Global Positioning System) adalah sistem navigasi satelit yang menyediakan informasi lokasi dan
waktu dalam berbagai kondisi cuaca, dimanapun di atas permukaan bumi, sepanjang masih menerima
sinyal GPS yang di pancarkan dari satelit. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Riyanto (2010),
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem radio navigasi penentuan posisi menggunakan
satelit. GPS dapat memberikan posisi suatu objek di muka bumi dengan akurat dan cepat (koordinat
tiga dimensi x, y, z) dan memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di
seluruh dunia (Farida & Rosalina, 2020).
Saat ini perkembangan GPS demikian pesat seiring dengan kebutuhan manusia akan
teknologi. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya tipe GPS yang beredar di kalangan umum. Pada
dasarnya GPS dibedakan menjadi 3 tipe yaitu GPS Navigasi, GPS Geodetik, dan Geodetik Dual
Frekuensi. GPS Navigasi adalah GPS handled yang mempunyai ketinggian 3-10 meter, biasanya bisa
digengam. Selain berfungsi sebagai perangkat navigasi juga bisa digunakan untuk pemetaan. GPS
Geodetik adalah GPS yang mempunyai ketelitian tinggi sampai milimeter. Alat ini terdiri dari base
dan rover. Sedangkan Geodetik Dual Frekuensi dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai
millimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring
titik kontrol, survey deformasi dan geodinamika (Farida & Rosalina, 2020).
Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi dengan
antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal-sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini selanjutnya
diterima oleh receiver GPS didekat permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi
posisi, kecepatan, maupun waktu. Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS di
manapun berada. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS (GPS receiver) diperlukan untuk menerima
dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan
dan waktu. Komponen utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah antena untuk
mengidentifikasi sinyal,memproses sinyal dan memproses data dan menampilkan data tersebut
(Perkasa, 2019).
Ada 3 macam tipe alat GPS dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian (posisi)
yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS). Tipe
nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 sampai dengan 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang
diberikan saat ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik
single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan yang
membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter. Tipe terakhir
adalah tipe Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai
milimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring
titik kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal,
mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya sedangkan pada penulisan jurnal ini menggunakan tipe
Navigasi (Perkasa, 2019).
Salah satu tipe GPS Navigasi yang cukup familiar adalah GPS Garmin. GPS ini cukup bagus
digunakan untuk mengambil posisi koordinat di lapangan. Bahkan untuk kegiatan survey di
perkebunan, pertanian maupun kehutanan jenis GPS Garmin paling banyak diaplikasikan untuk
kegiatan pancang, penentuan jarak tanam dan sebagainya. Kisaran harga yang tidak teralu mahal
membuat GPS ini banyak digunakan juga di bidang pendidikan sebagai bahan pembelajaran.
GPS (Global Positioning System) - 15
Meskipun GPS Garmin mempunyai kelemahan tingkat akurasi di atas 1 meter, setidaknya dengan
adanya GPS Garmin kita bisa menentukan posisi koordinat baik dengan sistem koordinat geografis
(longitu latitude)

Tinjauan Pustaka – 16
maupun Universla Transverse Mercator (UTM).Garmin merupakan GPS tipe navigasi yang
digunakan untuk aplikasi mapping (pemetaan) dan GIS (Geographic Information System). GPS
Garmin merupakan GPS yang user friendly (mudah digunakan) dan memiliki kemampuan dalam
penerimaan satelit yang baik terutama untuk pengumpulan data di bawah kanopi yang lebat.
Kekurangan dari GPS Garmin adalah akurasi yang tidak bisa ditingkatkan dengan metode differential
GPS sehingga akurasi yang dihasilkan tidak terlalu akurat. Adapun keakuratan dari GPS Garmin
adalah ± 3-15 m (Muhdhor, 2020).
Prinsip penentuan posisi dengan GPS (Global Positioning System) yaitu menggunakan
metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang
telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS (Global Positioning System), setiap epoknya
memiliki empat parameter yang ditentukan yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu
parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS
(Global Positioning System). Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.
Meskipun ketelitian GPS sudah cukup akurat, namun kelemahan GPS adalah ketika melakukan
pengukuran komponen tinggi. Komponen tinggi GPS mempunyai ketelitian yang lebih rendah
dibandingkan komponen horisontal disebabkan oleh faktor geometri satelit yang tidak memungkinkan
pengamatan di bawah horison, sehingga kekuatan ikatan jaring untuk komponen tinggi lebih lemah,
kemudian adanya beberapa bias seperti bias troposfer yang akan mempengaruhi tingkat ketelitian
(memperjelek ketelitian) yang lebih pada komponen tinggi (Muhdhor, 2020).

METODOLOGI

Fungsi utama GPS adalah sebagai alat navigasi pada transportasi, seperti mobil,
motor, kapal, bahkan pesawat terbang. GPS akan menjadi alat bantu untuk mengarahkan
kamu pada lokasi yang dituju, sehingga dapat mengurangi tersesat pada perjalanan. Dengan
GPS, jalur tujuan akan dapat diketahui dengan mudah. Selain berfungsi sebagai navigasi,
GPS juga akan memberikan informasi geografis yang berguna dalam perjalanan. Beberapa
informasi geografis yang bisa didapatkan adalah pengukuran jarak, mendeteksi cuaca,
pengukuran kecepatan dan pengukuran waktu. Jika ditambahkan pada kendaraan, maka GPS
akan mengantisipasi tindak pencuriann. GPS pada mobil akan membantu memberikan
informasi mengenai history perjalanan mobil yang hilang. Biasanya rental mobil akan
menambahkan GPS untuk menghindari pencurian. Untuk daerah daerah lawan bencana
seperti gempa, tanah longsor dan gunung Meletus, maka GPS dapat digunakan untuk
memantau pergerakan tanah. Pemantauan ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya
pergerakan abnormal yang biasanya terjadi sebelum datangnya bencana.
Bagian bagian dari GPS (Global Positioning System) adalah tombol (+) berfungsi
sebagai tombol untuk Zoom In pada peta, tombol (-) berfungsi sebagai tombol untuk Zoom
Out pada peta, tombol Find berfungsi sebagai tombol pencarian, Page berfungsi sebagai
tombol melihat tanda yang telah di buat pada peta, Power (On/Off) berfungsi untuk
mematikan dan menyalakan GPS, Menu adalah tombol untuk membuka menu – menu pada
GPS, Quit sebagai tombol untuk keluar, Enter sebagai tombol untuk memilih/masuk pada
GPS, Up sebagai tombol menuju atas, Down sebagai tombol menuju bawah, Left sebagai
tombol menuju kiri dan Right sebagai tombol menuju kanan.

GPS (Global Positioning System) - 17


HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
Tabel 1. Tabel Data Koordinat UTM GPS

Koordinat

Kode Keadaan Erro


No UTM Tempat Ket
Tempat Cuaca r

X Y Z

1 ST1 771452.99 9431759.78 28m UMI Cerah 3m

2 ST2 771514.40 9431832.40 27m UMI Cerah 3m

4 ST4 771523.95 9431809.63 27m UMI Cerah 3m

5 ST5 771509.83 9431764.55 35m UMI Cerah 3m

6 ST6 771425.56 9431714.44 37m UMI Cerah 3m

7 ST7 771536.96 9431620.42 28m UMI Cerah 3m

8 ST8 771476.09 9431578.87 30m UMI Cerah 3m

9 ST9 771457.04 9431468.19 33m UMI Cerah 3m

10 ST10 771427.41 9431415.51 32m UMI Cerah 3m

11 ST11 771407.53 9431521.61 30m UMI Cerah 3m

12 ST12 771279.63 9431558.66 33m UMI Cerah 3m

13 ST13 771409.36 9431621.98 34m UMI Cerah 3m

14 ST14 771355.51 9431738.56 35m UMI Cerah 3m

15 ST15 771253.52 9431679.89 32m UMI Cerah 3m

16 ST16 771193.93 9431691.54 31m UMI Cerah 3m

17 ST17 771265.10 9431632.10 30m UMI Cerah 3m

18 ST18 771201.15 9431594.60 33m UMI Cerah 3m

GPS (Global Positioning System) - 18


19 ST19 771124.52 9431556.91 32m UMI Cerah 3m

Tinjauan Pustaka – 19
34
20 ST20 771485.97 9431838.22 UMI Cerah 3m
m

Tabel 2. Tabel Data Koordinat Geogeografis GPS

K Koordinat
o
d Geogeografis

e
S E

No T E

e le

m v
O ‘ “ O ‘ “ a
p
a si

1 S 0 0 1 1 2 5
T 5 8 0 1 6 4 2
1 . 9 . 8
3 6 m
5 3

2 S 0 0 7 1 2 5
T 5 8 . 1 6 6 2
2 9 9 . 7
8 6 m
2

3 S 0 0 4 1 2 5
T 5 8 . 1 6 6 2
3 9 9 . 7
2 6 m
9

4 S 0 0 8 1 2 5
T 5 8 . 1 6 6 3
4 7 9 . 5
2 9 m
3

GPS (Global Positioning System) - 20


5 S 0 0 1 1 2 5
T 5 8 0 1 6 6 3
5 . 9 . 7
1 4 m
9 8

6 S 0 0 1 1 2 5
T 5 8 1 1 6 3 2
6 . 9 . 8
8 7 m
3 5

7 S 0 0 1 1 2 5
T 5 8 4 1 6 7 2
7 . 9 . 8
8 3 m
7 7

8 S 0 0 4 1 2 2
T 5 8 . 1 6 2 3
8 1 9 . 0
8 1 m
5

9 S 0 0 1 1 2 5
T 5 8 9 1 6 4 3
9 . 9 . 3
8 8 m
4 0

10 S 0 0 2 1 2 5
T 5 8 1 1 6 3 3
1 . 9 . 2
0 5 8 m
5 4

11 S 0 0 1 1 2 5 3
T 5 8 8 1 6 3 0
1 . 9 . m
1 1 1

Tinjauan Pustaka – 21
1 9

12 S 0 0 1 1 2 4
T 5 8 6 1 6 9 3
1 . 9 . 3
2 9 0 m
2 3

13 S 0 0 1 1 2 5
T 5 8 4 1 6 3 3
1 . 9 . 4
3 8 2 m
4 3

14 S 0 0 1 1 2 5
T 5 8 1 1 6 1 3
1 . 9 . 5
4 0 4 m
5 7

15 S 0 0 1 1 2 4
T 5 8 2 1 6 8 3
1 . 9 . 2
5 9 1 m
7 7

16 S 0 0 1 1 2 4
T 5 8 2 1 6 6 3
1 . 9 . 1
6 6 2 m
0 3

17 S 0 0 1 1 2 4
T 5 8 4 1 6 8 3
1 . 9 . 0
7 5 5 m
3 5

18 S 0 0 1 1 2 4 3
T 5 8 5 1 6 6 3

Tinjauan Pustaka – 22
1 . 9 .
8 7 4 m
6 8

19 S 0 0 1 1 2 4
T 5 8 6 1 6 4 3
1 . 9 2
9 9 m
9

20 S 0 0 7 1 2 5
T 5 8 . 1 6 5 3
2 7 9 . 4
0 9 6 m
9

Tinjauan Pustaka – 23
Tabel 3. Data Pengamatan 1

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim :
Nama Lokasi / Site Name Pelataran FTI

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 10.35”


long E : 119O 26’ 54.63”
X : 0771452.99 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431759.78

Elevasi / Elevation (Z) 28m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 09:40

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 4. Data Pengamatan 2

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim :
Nama Lokasi / Site Name Mushollah FTI

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 7.98”


long E : 119O 26’ 56.62”
X : 0771514.40 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431832.40

Elevasi / Elevation (Z) 27m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 09:50

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 24


Tabel 5. Data Pengamatan 3

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Go Green FTI

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 4.923”


long E : 119O 26’ 56.69”
X : 0771517.14 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431926.46

Elevasi / Elevation (Z) 27m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 09:56

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 6. Data Pengamatan 4

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim :
Nama Lokasi / Site Name Parkiran belakang FIKOM

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 8.72”


long E : 119O 26’ 56.93” C10
X : 0771523.95
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431809.63

Elevasi / Elevation (Z) 29m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 10.04

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 25


Tabel 7. Data Pengamatan 5

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim :
Nama Lokasi / Site Name Pelataran FIKOM

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 10.19”


long E : 119O 26’ 56.48”
X : 0771509.83 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431764.55

Elevasi / Elevation (Z) 30m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 10.11

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 8. Data Pengamatan 6

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim :
Nama Lokasi / Site Name Depan Sastra

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 11.83”


long E : 119O 26’ 53.75”
X : 0771425.56 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431714.44

Elevasi / Elevation (Z) 29m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 10.21

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 26


Tabel 9. Data Pengamatan 7

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim :
Nama Lokasi / Site Name Pelataran Aljibra

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 14.87”


long E : 119O 26’ 53.73”
X : 0771536.96 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431620.42

Elevasi / Elevation (Z) 30m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 10:29

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 10. Data Pengamatan 8

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama :
Nama Lokasi / Site Name Pelataran Hukum

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 4.18”


long E : 119O 26’ 22.15”
X : 0771476,09 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431578.87

Elevasi / Elevation (Z) 30m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 10:36

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 27


Tabel 11. Data Pengamatan 9

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim :
Nama Lokasi / Site Name Jalan gerbang keluar

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 19.84”


long E : 119O 26’ 54.80”
X : 0771457.04 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431468.19

Elevasi / Elevation (Z) 33m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 10:45

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 12. Data Pengamatan 10

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Pos satpam

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 21.55”


long E : 119O 26’ 53.84”
X : 0771427.41 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431415.51

Elevasi / Elevation (Z) 32m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 10:51

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 28


Tabel 13. Data Pengamatan 11

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Parkiran depan masjid

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 18.11”


long E : 119O 26’ 53.19”
X : 0771407.53 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431521.61

Elevasi / Elevation (Z) 30m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 10:59

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 14. Data Pengamatan 12

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfn Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Helipad depan Pertanian

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 16.92”


long E : 119O 26’ 49.03”
X : 0771279.63 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431558.66

Elevasi / Elevation (Z) 33m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11.02

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 29


Tabel 15. Data Pengamatan 13

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Lapangan Kedokteran

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 14.84”


long E : 119O 26’ 53.23”
X : 0771409.36 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431621.98

Elevasi / Elevation (Z) 34m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11.10

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 16. Data Pengamatan 14

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Parkiran mobil Teknik

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’11.05”


long E : 119O 26’ 51.47”
X : 0771355.51 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431738.56

Elevasi / Elevation (Z) 35m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11:18

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 30


Tabel 17. Data Pengamatan 15

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Depan Farmasi

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 12.97”


long E : 119O 26’ 48.17”
X : 0771253.52 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431679.89

Elevasi / Elevation (Z) 32m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11:27

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 18. Data Pengamatan 16

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Belakang Farmasi

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 12.60”


long E : 119O 26’ 46.23”
X : 0771193.93 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431691.54

Elevasi / Elevation (Z) 31m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11:32

Cerah
Keadaan Cuaca

GPS (Global Positioning System) - 31


Tabel 19. Data Pengamatan 17

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Jalan depan Perikanan

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 14.53”


long E : 119O 26’ 48.55”
X : 0771265.10 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431632.10

Elevasi / Elevation (Z) 30m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11:37

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 20. Data Pengamatan 18

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Depan Ekonomi

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 15.76”


long E : 119O 26’ 46.48”
X : 0771201.15 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431594.60

Elevasi / Elevation (Z) 33m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11:45

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 32


Tabel 21. Data Pengamatan 19

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Garden depan Ekonomi

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 16.99”


long E : 119O 26’ 44”
X : 0771124.52 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431556.91

Elevasi / Elevation (Z) 32m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11:51

Keadaan Cuaca Cerah

Tabel 22. Data Pengamatan 20

PRAKTIKUM PERPETAAN MATA ACARA GPS


LEMBAR DESKRIPSI LOKASI PENGAMBILAN DATA TITIK KOORDINAT

Penyurvei/Surveyor : Mohammad Alfin Faiz Tanggal/Date : 27 Oktober 2023

Nama Tim:
Nama Lokasi / Site Name Finish

Koordinat geogeografis / last S : 05O 08’ 7.79”


long E : 119O 26’ 55.69”
X : 0771485.97 C10
Koordinat UTM / X Y
Y : 9431838.22

Elevasi / Elevation (Z) 34m

Eror 3m

Alamat KAMPUS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jam 11:58

Keadaan Cuaca Cerah

GPS (Global Positioning System) - 33


2. Pembahasan

Pada lokasi yang pertama, bertempat di Pelataran FTI dengan kode lokasi / site member ST1
dengan koordinat geografis 05˚08’10.35”/119˚26’54.63” dan koordinat UTM 0771452.99/9431759.78
mempunyai elevasi 28 m, error 3 m pada jam 09:40. Dengan kondisi medan cerah dan pada lokasi ini
permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kedua, bertempat di Mushollah FTI dengan kode lokasi / site member ST2
dengan koordinat geografis 05˚08’7.98”/119˚26’56.62” dan koordinat UTM 0771514.40/9431832.40
mempunyai elevasi 27 m, error 3 m pada jam 09:50. Dengan kondisi medan cerah dan pada lokasi ini
permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang ketiga, bertempat di Go Green FTI dengan kode lokasi / site member ST3
dengan koordinat geografis 05˚08’4.923”/119˚26’56.69” dan koordinat UTM 0771517.14/9431926.46
mempunyai elevasi 27 m, error 3 m pada jam 09:56. Dengan kondisi medan cerah dan pada lokasi ini
permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang keempat, bertempat di Parkiran belakang FIKOM dengan kode lokasi / site
member ST3 dengan koordinat geografis 05˚08’8.72”/119˚26’56.93” dan koordinat UTM
0771523.95/9431809.63 mempunyai elevasi 29 m, error 3 m pada jam 10:04. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kelima, bertempat di Pelataran FIKOM dengan kode lokasi / site member ST5
dengan koordinat geografis 05˚08’10.19”/119˚26’56.48” dan koordinat UTM 0771509.83/9431764.55
mempunyai elevasi 30 m, error 3 m pada jam 10:11. Dengan kondisi medan cerah dan pada lokasi ini
permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang keenam, bertempat di Depan Sastra dengan kode lokasi / site member ST6
dengan koordinat geografis 05˚08’11.83”/119˚26’53.75” dan koordinat UTM 0771425.56/9431714.44
mempunyai elevasi 29 m, error 3 m pada jam 10.21. Dengan kondisi medan cerah dan pada lokasi ini
permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang ketujuh, bertempat di Pelataran Aljibra dengan kode lokasi / site member ST7
dengan koordinat geografis 05˚08’14.87”/119˚26’53.73” dan koordinat UTM 0771536.96/9431620.42
mempunyai elevasi 30 m, error 3 m pada jam 10:29. Dengan kondisi medan cerah dan pada lokasi ini
permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kedelapan, bertempat di Pelataran Hukum dengan kode lokasi / site member
ST8 dengan koordinat geografis 05˚08’4.18”/119˚26’22.15” dan koordinat UTM
0771476.09/9431578.87 mempunyai elevasi 30 m, error 3 m pada jam 10:36. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kesembilan, bertempat di Jalan gerbang keluar dengan kode lokasi / site member
ST9 dengan koordinat geografis 05˚08’19.84”/119˚26’54.80” dan koordinat UTM
0771457.04/9431468.19 mempunyai elevasi 33 m, error 3 m pada jam 10:45. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kesepuluh, bertempat di Pos satpam dengan kode lokasi / site member ST10
dengan koordinat geografis 05˚08’21.55”/119˚26’53.84” dan koordinat UTM 0771427.41/9431415.51
mempunyai elevasi 32 m, error 3 m pada jam 10:51. Dengan kondisi medan cerah dan pada lokasi ini
permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kesebelas, bertempat di Parkiran depan masjid dengan kode lokasi / site member
ST11 dengan koordinat geografis 05˚08’18.11”/119˚26’53.19” dan koordinat UTM
0771407.53/9431521.61 mempunyai elevasi 30 m, error 3 m pada jam 10:59. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang keduabelas, bertempat di Helipad depan pertanian dengan kode lokasi / site
member ST12 dengan koordinat geografis 05˚08’16.92”/119˚26’49.03” dan koordinat UTM
0771279.63/9431558.66 mempunyai elevasi 33 m, error 3 m pada jam 11:02. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.

GPS (Global Positioning System) - 34


Pada lokasi yang ketigabelas, bertempat di Lapangan kedokteran dengan kode lokasi / site
member ST13 dengan koordinat geografis 05˚08’14.84”/119˚26’53.23” dan koordinat UTM

Tinjauan Pustaka – 35
0771409.36/9431621.98 mempunyai elevasi 34 m, error 3 m pada jam 11:10. Dengan kondisi
medan cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang keempatbelas, bertempat di Parkiran mobil teknik dengan kode lokasi / site
member ST14 dengan koordinat geografis 05˚08’11.05”/119˚26’51.47” dan koordinat UTM
0771355.51/9431738.56 mempunyai elevasi 35 m, error 3 m pada jam 11.18. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kelimabelas, bertempat di Depan Farmasi dengan kode lokasi / site member
ST15 dengan koordinat geografis 05˚08’12.97”/119˚26’48.17” dan koordinat UTM
0771253.52/9431679.89 mempunyai elevasi 32 m, error 3 m pada jam 11.27. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang keenambelas, bertempat di Belakang Farmasi dengan kode lokasi / site member
ST16 dengan koordinat geografis 05˚08’12.60”/119˚26’46.23” dan koordinat UTM
0771193.93/9431691.54 mempunyai elevasi 31 m, error 3 m pada jam 11.32 . Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang ketujuhbelas, bertempat di Jalan depan perikanan dengan kode lokasi / site
member ST17 dengan koordinat geografis 05˚08’14.53”/119˚26’48.55” dan koordinat UTM
0771265.10/9431632.10 mempunyai elevasi 30 m, error 3 m pada jam 09:40. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kedelapanbelas, bertempat di Depan Ekonomi dengan kode lokasi / site member
ST18 dengan koordinat geografis 05˚08’15.76”/119˚26’46.48” dan koordinat UTM
0771201.15/9431594.60 mempunyai elevasi 33 m, error 3 m pada jam 11:45. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang kesembilanbelas, bertempat di Gerbang depan Ekonomi dengan kode lokasi /
site member ST19 dengan koordinat geografis 05˚08’16.99”/119˚26’26.44” dan koordinat UTM
0771124.52/9431556.91 mempunyai elevasi 32 m, error 3 m pada jam 11:51. Dengan kondisi medan
cerah dan pada lokasi ini permukaan tanah datar dan rata.
Pada lokasi yang keduapuluh, bertempat di Finish dengan kode lokasi / site member ST20 dengan
koordinat geografis 05˚08’7.79”/119˚26’55.69” dan koordinat UTM 0771485.97/9431838.22
mempunyai elevasi 34 m, error 3 m pada jam 11:58. Dengan kondisi medan cerah dan pada lokasi ini
permukaan tanah datar dan rata.

KESIMPULAN

GPS memiliki banyak fungsi yang bermanfaat bagi kehidupan kita, seperti melihat
lokasi di mana kita berada, menunjukkan arah untuk ke lokasi yang ingin kita tuju, sebagai
kompas, menunjukkan peta lokasi suatu tempat berupa gambar jalan dan sungai. GPS
bekerja dengan cara tiap satelit mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA ( Code
Division Multiple Access) sama seperti jenis sinyal untuk telepon seluler CDMA. Sinyal
CDMA menggunakan kode pada transmisinya sehingga penerima GPS tetap bisa
mengenali sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada frekuensi yang sama. Kode
CDMA tiap satelit dipilih dengan saksama agar tidak mengganggu transmisi satelit lainnya.
Kita tidak bisa memakai GPS di tempat tertutup atau terhalang gedung-gedung tinggi
karena alat GPS perlu melihat langsung satelit untuk menerima informasi. Dengan GPS
Garmin bahasa yang tersedia hanya bahasa-bahasaEropa saja. Jenis baterai AA dan jika
baterai habis, tidak ada cadangan bantuan navigasi. Kelemahan alat GPS yaitu kesalahan
untuk menghitung ketinggian cukup besar dan kurang cocok untuk membantu sebagai
informasi navigasi di daerah pegunungan. Aplikasi GPS sangat beragam dan tidak terbatas
pada hal-hal yang berhubungan dengan penentuan posisi saja. Dibandingkan dengan
peralatan navigasi lain, penerima GPS paling mudah. GPS juga digunakan untuk
radar,membimbing pesawat tanpa awak dan rudal-rudal jarak jauh, mempelajari kebiasaan
migrasi satwa laut, memantau perjalanan truk-truk kontainer dan kereta api. GPS juga
digunakan membuat peta dan membantu bermain golf, mendapatkan posisi satelit lainnya.
GPS (Global Positioning System) - 36
SARAN

Diharapkan agar kegiatan praktikum dapat menjadi lebih baik lagi dan lebih fleksibel
serta peralatan lab dapat ditingkatkan agar dapat meningkatkan kualitas dan pemahaman
praktikan dalam kegiatan praktikum perpetaan.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada para asisten lab perpetaan yang telah membimbing kami dalam
mata acara GPS (Global Positioning System) terimakasih atas bimbingan dan arahannya
dan kenangan serta keseruan dalam praktikum ini serta terimakasih atas beberapa
keringanan dan bantuan yang diberi selama praktikum mata acara GPS (Global Positioning
System).

GPS (Global Positioning System) - 37


3.2 TAPPING COMPASS

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tinjauan Pustaka – 38
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

TAPPING COMPASS
Mohammad Alfin Faiz1, Amon Fatur Rahman2, Arul Gunawan, S.T.3
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. Urip Sumoharjo KM 05, Telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
*Email: alfinfaiz822@gmail.com

SARI

Jurnal ini membahas tentang Tapping Compass yang merupakan kegiatan yang berisi tentang
perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas dan juga
membutuhkan alat untuk mengukur jarak pada lapangan. Navigasi adalah penentuan kedudukan dan
arah perjalanan di medan sebenarnya atau di peta. Selama abad ke-20 dan awal abad ke-21, kompas
geologi terus mengalami perkembangan. Munculnya teknologi digital memungkinkan pengembangan
kompas geologi yang lebih canggih dengan fitur-fitur seperti penyimpanan data, perekaman digital
dan kemampuan transfer data ke perangkat lain. Kompas Brunton pertama kali diperkenalkan pada
akhir abad ke-19 dan menjadi alat standar dalam pemetaan geologi lapangan.

Kata kunci: Tapping Compass; Navigasi; Kompas Geologi; Kompas Brunton.

ABSTRACT
This journal discusses Tapping Compass, which is an activity that involves calculating the direction
and slope of a slope on a field using a compass and also requires a tool to measure distances on the
field. Navigation is determining the position and direction of travel on actual terrain or on a map.
During the 20th and early 21st centuries, the geological compass continued to develop. The
emergence of digital technology has enabled the development of more sophisticated geological
compasses with features such as data storage, digital recording and the ability to transfer data to
other devices. The Brunton compass was first introduced in the late 19th century and became a
standard tool in field geological mapping.
Keywords: Tapping Compass; Navigation; Geological Compass; Brunton Compass.

PENDAHULUAN
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
seperti kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan tulisan sebagai tanda pengenal.
Gambaran konvensional pada permukaan bumi ini dilambangkan dengan simbol simbol tertentu.
Simbol simbol tersebut berfungsi untuk menggambarkan sebagaimana seluruh permukaan bumi
beserta kenampakan kenampakan yang ada padanya. Kenampakan-kenampakan tersebut meliputi
kenampakan fisik (medan asli) dan kenampakan sosial-ekonomi (medan buatan).
Pemetaan adalah suatu proses yang melalui beberapa tahapan kerja (pengumpulan data,
pengolahan data dan penyajian data) untuk mendapatkan produk akhir peta. Tahap pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu survei lapangan (pengukuran koordinat), pemotretan
udara, survei data sekunder. Tahap pengolahan data merupakan kegiatan menghitung dan mengolah
hasil pengumpulan data sesuai metode pemetaan yang digunakan dengan suatu referensi dan proyeksi
peta tertentu sedang tahap penyajian data adalah kegiatan untuk menyajikan hasil pengolahan data
dalam bentuk peta yang sering disebut sebagai kegiatan kartografi (Buku Penuntun Perpetaan, 2023).
Kompas adalah alat navigasi sebagai menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang lepas menyelaraskan dirinya dengan area magnet bumi secara akurat. Kompas
memberikan referensi arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam babak navigasi. Kompas
geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk mengukur besarnya sudut
lereng (Nadialista Kurniawan, 2021).
Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka. Kompas sendiri
sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai
pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas
Tapping Compass- 39
tediri atas

Tinjauan Pustaka – 40
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

magnet jarum, yang dapat berputar bebas. Kutub-kutub magnet ini selalu menunjuk arah
Utara – Selatan walaupun tidak tepat benar (karena adanya sudut deklinasi). Arah yang ditunjuk oleh
jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara
bumi, kirakira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi
untuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama
(Nirmalasari, 2021).
kompas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompas analog adalah kompas yang biasa kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja kompas yang dipakai ketika acara pramuka.
Sedangkan kompas digital merupakan kompas yang sudah memakai proses digitalisasi. Dengan kata
lain cara kerja kompas ini memakai komputerisasi dan kompas digital sebagai melengkapi kebutuhan
robotika yang semakin canggih. Alam robotika ini sangat membutuhkan alat navigasi yang efektif
dan efisien (Nadialista Kurniawan, 2021).

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Dalam praktikum kali ini kita dapat mengetahui prinsip dan bagian-bagian dasar
penggunaan kompas geologi bruton, mengetahui cara pengambilan dan pengolahan data lapangan dan
interpretasi data hasil dari praktikum Tapping Compas.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2020, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan atau
pemurnian atau pengembangan dan atau pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang. Sektor pertambangan merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan terbukti
berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada periode 1975-1985,
sering disebut masa keemasannya, sektor ini bahkan menyumbang di atas 20 persen pada
perekonomian nasional. Sekalipun setelah periode tersebut kontribusi sektor pertambangan secara
umum sempat menurun. Pada pertambangan non-migas terutama batubara, bijih besi dan tembaga,
justru semakin bergairah terutama sejak 2000- an (Undang-undang Pertambangan Nomor 3, 2020).
Peta mempunyai fungsi yang sangat banyak. Salah satunya ialah menunjukan posisi
kenampakan objek di permukaan bumi, namun sering terdapat perbedaan posisi dari posisi yang
sebenarnya di lapangan. Perbedaan posisi peta dapat disebabkan oleh skala, proses penggambaran,
pengembangan serta pengerutan kertas peta, pewarnaan pada setiap kenampakan objek dan kesalahan
yang bersumber dari manusia, sehingga posisi pada peta dapat berbeda dengan posisi sebenarnya
yang ada di lapangan (Putri, 2021).
Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka. Kompas sendiri
sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai
pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas
tediri atas magnet jarum, yang dapat berputar bebas. Kutub-kutub magnet ini selalu menunjuk arah
Utara – Selatan walaupun tidak tepat benar (karena adanya sudut deklinasi). Arah yang ditunjuk oleh
jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara
bumi, kira kira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi
untuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama
(Nurmalasari, 2021).
Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang
navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila
digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam
menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat
perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada
kedudukan bintang untuk menentukan arah (Nurmalasari, 2021).
Kompas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompas analog adalah kompas yang biasa kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kompas yang dipakai ketika acara pramuka. Sedangkan
kompas digital merupakan kompas yang sudah memakai proses digitalisasi. Dengan kata lain cara
kerja kompas ini memakai komputerisasi dan kompas digital sebagai melengkapi kebutuhan robotika
yang semakin canggih. Alam robotika sangat membutuhkan alat navigasi yang efektif dan efisien
(Nadialista Kurniawan, 2021).

Tapping Compass- 41
Kompas geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk
mengukur besarnya sudut lereng. Menentukan arah azimuth dan cara menentukan lokasi. Arah yang
dimaksudkan

Tinjauan Pustaka – 42
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang Dibidik atau dituju. Titik tersebut
dapat berupa puncak bukti, patok yang sengaja dipasang, kemudian digunakan untuk mengukur
besarnya sudut suatu lereng dan menentukan ketinggian suatu titik Untuk mengukur besarnya sudut
lereng dan mengukur kedudukan unsur struktur Dalam geologi kita hanya mengenal adanya 2 (dua)
jenis unsur struktur, yaitu struktur bidang dan struktur garis (Nadialista Kurniawan, 2021)
Kompas Geologi adalah Alat yang digunakan untuk menentukan arah dan besar
sudut serta Garis ketinggian atau biasa disebut gariS kontur, Adalah garis yang menyerupai
sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena
merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah saling
memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan melingkari lokasi yang
lebih tinggi, itulah ciri dari garis kontur. Atau bisa juga disebutkan garis sebelah dalam
adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar. Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian
antara garis kontur biasanya di tunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000
nterval konturnya biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya
interval konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter,
maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di w:st=”on” medan
sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertikal 25 meter. Garis kontur dengan pola
huruf “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur
dengan pola “U” atau berpola Lengkung biasanya menunjukan sebuah punggungan dan
“O” merupakan puncak atau Kawah (Faizal, 2018).
Adapun bentuk yang dibuat oleh industri kompas geologi, saat ini ditawarkan model
tradisional 360º dan continental 400º (grads) pada sebuah lingkaran penuh. Model yang disebut
terakhir (yaitu dengan grads), saat ini sudah tidak banyak yang mempergunakan sehingga di pasaran
pun jarang diperoleh. Tidak ada perbedaan pemakaian antara kompas model azimuth dan kompas
model quadrant. Kecepatan di dalam penggunaan kompas sangat di tentukan oleh kebiasaan.
Perbedaan utama dari kompas Pandu dan kompas geologi terletak pada kedudukan E dan W serta
keberadaan clinometers. Mikrokontroler dapat bekerja dengan sumber listrik dari baterai. Selain itu,
ukuran dari mikrokontroler cukup kecil, sehingga penggunaan mikrokontroler sangat efektif pada
sistem yang portabel (Faizal , 2018).
Kompas ialah perlengkapan yang digunakan buat mengenali arah. Di dalamnya ada jarum
yang bermagnet yang tetap menampilkan arah utara serta selatan. Cuma saja arah utara serta selatan
yang ditunjukkan oleh jarum kompas tidaklah arah utara sejati( truenorth/ titik kutub utara sejati)
namun arah utara magnet. Oleh sebab itu guna memperoleh arah utara sejati butuh dicoba koreksi
deklinasi magnetik terhadap arah jarum kompas. Deklinasi magnetik kompas itu sendiri senantiasa
berubah- ubah bergantung pada posisi tempat serta waktu (Pradesyah, 2022).
Oleh sebab itu pengukuran arah kiblat memakai kompas membutuhkan kehati-hatian serta
kecermatan, mengingat jarum kompas itu kecil serta peka terhadap energi magnet.Kompas magnetik
telah menjadi sarana aplikasi sekunder untuk navigasi mengemudikan kapal dan menjaganya tetap
pada jalurnya. Kompas gyro adalah jenis kompas yang paling banyak digunakan karena itu lebih
akurat daripada kompas magnetic. Kelebihan magnet kompas adalah kesederhanaan konstruksi,
keandalan dan otonomi (Pradesyah, 2022).

METODOLOGI
Pada praktikum ini Kompas yang digunakan merupakan Kompas geologi. Kompas
geologi merupakan alat yang berguna bagi ahli geologi untuk mengukur kemiringan lereng,
mengukur azimuth pada kelurusan struktur geologi ataupun mengukur kemiringan lapisan
batuan.
Bagian-bagian kompas geologi Brunton yaitu yang pertama Folding Sight
digunakan dalam pengukuran Bearing dan Inclination Sighting digunakan juga sebagai
bagian penutup kompas, Lid merupakan penutup kompas dan merupakan tempat cermin,
Axial Line dan Sighting Window yang berguna ketika membidik suatu sasaran, Mirror
adalah cermin yang terletak pada Lid berfungsi sebagai alat yang membantu untuk melihat
sasaran terutama ketika mengukur arah dengan kompas sejajar pinggang, Axial Line
berfungsi sebagai indikator kesejajaran kompas dengan sasaran yang dibidik, Sighting
Window adalah lubang yang terletak pada Lid ditengahnya dilewati oleh Axial Line
berfungsi untuk membidik suatu sasaran di hadapan pengamat dengan tepat, Bull’s Eye
Level terletak pada bagian utama kompas yang berfungsi sebagai indikator horizontal dari
kedudukan kompas geologi, Clinometer Level terletak di bagian utama kompas dan dapat
Tapping Compass- 43
diputar melalui bagian bawah kompas geologi yang berfungsi sebagai indikator horizontal
ketika mengukur kemiringan

Tinjauan Pustaka – 44
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

suatu objek, Graduated Circle lingkaran pembagi derajat merupakan bagian yang
ditunjuk oleh jarum kompas, Index Pin suatu titik didekat permukaan Graduated Circle
yang berfungsi untuk penyesuaian deklinasi magnetik, Compass Needle merupakan batang
jarum yang berfungsi menunjuk utara dan selatan dari medan magnet bumi, Lift Pin tombol
kecil yang berfungsi untuk menahan arah dari jarum kompas agar dapat diamati dengan
baik, Adjusting Screw berfungsi untuk mengubah Graduated Circle agar kompas
menunjukkan posisi geografi yang benar, Wire Coil merupakan lilitan pada jarum kompas
yang dapat digeser berfungsi sebagai pemberat untuk menyesuaikan inklinasi magnetik,
Hinge merupakan sendi kompas yang dapat dilipat terdapat dua buah pada kompas geologi,
Hinge pada Sightingarm dan Hinge pada Lid, Sighting Arm merupakan lengan pada sisi
kompas berfungsi terutama saat membidik suatu sasaran dan indikator arah suatu
kemiringan objek ketika mengukur kemiringan (Dip), Open Slot merupakan lubang pada
Sighting Arm ditengahnya terdapat Axial Line berfungsi untuk membantu membidik sasaran
dengan tepat, Peep Sight berfugsi untuk membidik objek dalam pengukuran azimuth, Pivot
Needle jarum vertikal yang berfungsi sebagai poros berputarnya jarum kompas, dan Jewel
bagian jarum kompas yang bersentuhan dengan Pivot Needle yang berfungsi menahan tubuh
jarum kompas di atas Pivot Needle.

HASIL

Tabel 1. Hasil Pengambilan Data Tapping Compass


TABEL DATA TAPPING COMPASS

NO PATOK ARAH JARAK SLOPE PERSENTASE TINGGI KET.


PENGUKUR
DARI KE LAPANGAN ° KEMIRINGAN
(CM) LERENG
1 1 2 156 3580 4 50 5 - -
2 2 3 215 1524 5 10 5 - -
3 3 4 239 2800 6 10 6 - -
4 4 5 275 3400 10 30 10 - +
5 5 6 226 3817 10 50 3 - +
6 6 7 272 1628 10 20 2 - -
7 7 8 315 2165 3 40 5 - -
8 8 9 10 1047 3 20 5 - +
9 9 10 25 2610 7 30 8 - +
10 10 11 35 3670 9 10 5 - +
11 11 12 74 3210 3 10 10 - +
12 12 1 86 4830 2 50 5 - +
13 1 BM 234 2803 -2 60 5 - -
14 4 D 290 2000 1 30 10 - +
15 5 E 290 1475 5 40 5 - +
16 7 F 14 1960 -5 30 5 - -
17 10 C 92 37 5 10 10 - +
BM 8E+05 9E+06 175 m

Tapping Compass- 45
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

PEMBAHASAN

Patok Utama
1. Slope
menit
Sn = Derajat +
60
50
S1 = - 4 + = - 3,16666
60
10
S2 = - 5 + = - 4,83333
2.
60
10
S3 = - 5 + = - 4,83333
3.
60
30
S4 = 5 + = 5,50000
60
50
S5 = 10 + = 10,83333
60
20
S6 = - 10 + = - 9,66666
60
40
S7 = - 3 + = - 2,33333
60
20
S8 = 3 + = -2,66666
60
10
S9 = 4 + = 4,50000
60
10
S10 = 9 + = 4,16666
60
10
S11 = 3 + = 3,16666
60
50
S12 = 2 + = 2,83333
60
∑Sn = 1,5
│∑Sn│= 59,16662

2. Koreksi Slope
│ Sn │
KSn = × ∑Sn
│∑ Sn│
4,83333
KS1 = × 1,5 = 0,12253
59,16662
4,83333
KS2 = × 1,5 = 0,12253
59,16662
4,83333
KS3 = × 1,5 = 0,12253
59,16662

Tapping Compass- 46
4,5
KS4 = × 1,5 = 0,11408
59,16662
10,83333
KS5 = × 1,5 = 0,27464
59,16662
9,66666
KS6 = × 1,5 = 0,24507
59,16662
2,33333
KS7 = × 1,5 = 0,05915
59,16662
3,33333
KS8 = × 1,5 = 0,06760
59,16662
7 ,5
KS9 = × 1,5 = 0,11408
59,16662

Tinjauan Pustaka – 47
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

9,16666
KS10 = × 1,5 = 0,10563
59,16662
3,16666
KS11 = × 1,5 = 0,08028
59,16662
2,83333
KS12 = × 1,5 = 0,07183
59,16662
3. Slope Terkoreksi
STn = Sn – ksn
ST1 = 4,83333 – 0,12253 = 4,71080
ST2 = -4,83333 – 0,12253 = -4,95586
ST3 = -4,83333 – 0,12253 = -4,95586
ST4 = 4,50000 – 0,11408 = -4,61408
ST5 = 10,83333 – 0,27464 = 10,55869
ST6 = -9,66666 – 0,24507 = -9,91173
ST7 = -2,33333 – 0,05915 = -2,39248
ST8 = -2,66666 – 0,06760 = -2,73426
ST9 = 4,38592 – 0,11408 = 4,38592
ST10 = 9,16666 – 0,10563 = 4,06103
ST11 = 3,16666 - 0,08028 = 3,08638
ST12 = 2,83333 - 0,07183 = 2,76150
∑ STn= 0,00005
4. Beda Tinggi
∆ Tn = Jarak lapangan x Sin (α )
∆ T1 = 3580 x Sin (4,71080) = 294,01240
∆ T2 = 1524 x Sin (-4,95586) = -131,65570
∆ T3 = 2800 x Sin (-4,95586) = -241,88712
∆ T4 = 3400 x Sin (-4,61408) = -273,50916
∆ T5 = 3817 x Sin (10,55869) = 699,43704
∆ T6 = 1628 x Sin (-9,91173) = -280,22890
∆ T7 = 2165 x Sin (-2,39248) = -90,37688
∆ T8 = 1047 x Sin (-2,73426) = -49,94580
∆ T9 = 2610 x Sin (4,38592) = 199,59716
∆ T10 = 3670 x Sin (4,06103) = 259,90578
∆ T11 = 3210 x Sin (3,08638) = 172,83104
∆ T12 = 4830 x Sin (2,76150) = 232,70268
∑ ∆ Tn = 790,88254
¿ ∑ ∆Tn∨¿ ¿ = 2926,08965

5. Koreksi Beda Tinggi


¿
= ¿ ∆ Tn∨ ¿
K∆ Tn
¿ ∑ ∆ Tn∨¿ ¿ x ∑ ∆ Tn
251,37005
K∆ T1 = × 790,88254 = 79,46758
2926,08965

Tapping Compass- 48
165,04174
K∆ T2 = × 790,88254 = 35,58475
2926,08965
300,47149
K∆ T3 = × 790,88254 = 65,37882
2926,08965
243,33663
K∆ T4 = × 790,88254 = 73,92583
2926,08965
536,25302
K∆ T5 = × 790,88254 = 189,04838
2926,08965

Tinjauan Pustaka – 49
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

350,17095
K∆ T6 = × 790,88254 = 75,742088
2926,08965
112,68181
K∆ T7 = × 790,88254 = 24,42765
2926,08965
46,36098
K∆ T8 = × 790,88254 = 13,49967
2926,08965
255,23499
K∆ T9 = × 790,88254 = 53,94841
2926,08965
318,79472
K∆ T10 = × 790,88254 = 70,24902
2926,08965
132,41836
K∆ T11 = × 790,88254 = 46,71389
2926,08965
177,71132
K∆ T12 = × 790,88254 = 62,89639
2926,08965
6. Beda Tinggi Terkoreksi
∆ TTn = ∆ Tn - K∆ Tn
∆ TT1 = 294,01240 −¿ 79,46758 = 214,54482
∆ TT2 = -131,65570 −¿ 35,58475 = -167,24043
∆ TT3 = -241,88712 −¿ 65,37882 = -307,26594
∆ TT4 = -273,50916 −¿ 73,92583 = -347,43499
∆ TT5 = 699,43704 −¿ 189,04838 = 510,38866
∆ TT6 = -280,22890 −¿ 75,742088 = -355,97098
∆ TT7 = -90,37688 −¿ 24,42765 = -114,80453
∆ TT8 = -49,94580 −¿ 13,49967 = -63,44547
∆ TT9 = 199,59716 −¿ 53,94841 = 145,64875
∆ TT10 = 259,90578 −¿ 70,24902 = 189,65676
∆ TT11 = 172,83104 −¿ 46,71389 = 126,11714
∆ TT12 = 232,70268 −¿ 62,89639 = 169,80629
∑ ∆ TTn = 0,00006
7. Jarak Horisontal
JHn = Jarak Lapangan x cos (α )
JH1 = 3580 x Cos (4,71080) = 3567,90648
JH2 = 1524 x Cos (-4,95586) = 1518,30259
JH3 = 2800 x Cos (-4,95586) = 2789,53232
JH4 = 3400 x Cos (-4,61408) = 3400,99675
JH5 = 3817 x Cos (10,55869) = 3752,36949
JH6 = 1628 x Cos (-9,91173) = 1603,70064
JH7 = 2165 x Cos (-2,39248) = 2163,11280
JH8 = 1047 x Cos (-2,73426) = 1045,80802
JH9 = 2610 x Cos (4,38592) = 2602,35681
JH10 = 3670 x Cos (4,06103) = 3660,78529
JH11 = 3210 x Cos (3,08638) = 3205,34388
JH12 = 4830 x Cos (2,76150) = 4824,39048

8. Koordinat X

Tapping Compass- 50
KXn = Xn – 1 + ((JHn – 1) x Sin (α )
KX1 = 0
KX2 = 0 + ((3567,90648 x Sin (156)) = 1451,19830
KX3 = 1451,19830 + ((1518,30259 x Sin (215)) = 580,33571
KX4 = 578,28957 + ((2789,53232 x Sin (239)) = -1810,76017

Tinjauan Pustaka – 51
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

KX5 = 580,33571 + ((3400,99675 x Sin (275)) = -5160,08887


KX6 = -5243,98135 + ((3752,36949 x Sin (226)) = -7859,31758
KX7 = -7984,99039 + ((1603,70064 x Sin (272)) = -9451,06447
KX8 = -9605,62558 + ((2163,11280 x Sin (315)) = -10980,61619
KX9 = -11156,38649 + ((1045,80802 x Sin (10)) = -10709,9415
KX10 = -10969,36695 + ((2602,35681 x Sin (25)) = -9610,13763
KX11 = 9858,45666 + ((3660,78529 x Sin (35)) = -7510,39744
KX12 = -8320,05548 + ((3205,34388 x Sin (74)) = -4429,22314
KX13 = -5207,20774 + ((4824,39048 x Sin (86)) = 383,41536

9. Koreksi Koordinat X
KKXn = (KXn + 1) – Xn
KKX1 = 1451,19830 −¿ 0 = 1451,19830
KKX2 = 580,33571 −¿ 1451,19830 = -870,86259
KKX3 = -1810,76017 −¿ 578,28957 = -2391,09588
KKX4 = -5160,08887 – (-1810,76017) = -3349,3287
KKX5 = -7984,99039 – (-5160,08887) = -2699,22871
KKX6 = -9451,06447 – (-7984,99039) = -1591,74689
KKX7 = -10980,61619 – (-9451,06447) = -1529,55172
KKX8 = -10709,9415 – (-10980,61619) = 270,67504
KKX9 = -9610,13763 – (-10709,9415) = 1099,80352
KKX10 = -7510,39744 – (-9610,13763) = 2099,74019
KKX11 = -4429,22314 – (-7510,39744) = 3112,84774
KKX12 = 383,41536 −¿ (-4429,22314) = 4845,91720
∑ KKXn = 383,41536
| ∑ KKXn | = 25247,04434

10. Faktor Koreksi Koordinat X


|KKXn|
|∑ KKXn| ∑
FKKXn = x KKXn

1451,19830
FKKX1 = × 383,41536 = 22,03868
25247,04434
−870,86259
FKKX2 = × 383,41536 = 13,22539
25247,04434
−2391,09588
FKKX3 = × 383,41536 = 36,31248
25247,04434
−3349,3287
FKKX4 = × 383,41536 = 50,86472
25247,04434
−2699,22871
FKKX5 = × 383,41536 = 40,99195
25247,04434
−1591,74689
FKKX6 = × 383,41536 = 24,17313
25247,04434
−1529,55172
FKKX7 = × 383,41536 = 23,22860
25247,04434
270,67504
FKKX8 = × 383,41536 = 4,11061
25247,04434

Tapping Compass- 52
1099,80352
FKKX9 = × 383,41536 = 16,70221
25247,04434
2099,74019
FKKX10 = × 383,41536 = 31,88779
25247,04434
3112,84774
FKKX11 = × 383,41536 = 46,79239
25247,04434
4845,9172
FKKX12 = × 383,41536= 73,08374
25247,04434

Tinjauan Pustaka – 53
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

11. Koordinat X Terkoreksi


KXTn = KKXn – FKKXn
KXT1 = 1451,19830 - (22,03868) = 1429,15962
KXT2 = -870,86259 - (13,22539) = -884,08798
KXT3 = -2391,09588 - (36,31248) = -2427,40836
KXT4 = -3349,32870 - (50,86472) = -3400,19342
KXT5 = -2699,22871 - (40,99195) = -2740,22066
KXT6 = -1591,74689 - (24,17313) = -1615,92002
KXT7 = -1529,55172 - (23,22860) = -1552,78032
KXT8 = 270,67504 - (4,11061) = 266,56443
KXT9 = 1099,80352 - (16,70221) = 1083,10131
KXT10 = 2099,74019 - (31,88779) = 2067,8524
KXT11 = 3112,84774 - (46,79239) = 3034,38191
KXT12 = 4845,91720 - (73,08374) = 4739,55116
∑ KXTn = 0,00007

12. Koordinat X Pada Peta


KXPPn = (XPn – 1) + KXTn
KXPP1 = 0 + 1429,15962 = 1429,15962
KXPP2 = 1429,15962 + (-884,08798) = 545,07164
KXPP3 = 612,44177 + (-2377,89756) = -1882,33672
KXPP4 = -1765,45579 + (-3359,83244) = -5282,53014
KXPP5 = -5125,28823 + (-2701,20886) = -8022,7508
KXPP6 = -7826,49709 + (-1597,10314) = -9638, 67082
KXPP7 = -9423,60023 + (-1528,24345) = -11191,45114
KXPP8 = -10951,84368 + 189,73511 = -10924,88671
KXPP9 = -10762,10857 + 1127,041 = -9841,7854
KXPP10 = -9635,06757 + 1560,73917 = -7778,93300
KXPP11 = -8074,3284 + 3158,04712 = -4739,55109
KXPP12 = -4916,28128 + 4916,28125 = 0,00007

13. Koordinat Y
KYn = Yn - 1 + ((JHn – 1) x Cos α )
KY1 = 0
KY2 = 0 + ((3602,24014 x Cos (156)) = -3290,81011
KY3 = -3290,81011 + ((1546,21674 x Cos (215)) = -4557,39671
KY4 = -4557,39671 + ((2815,00939 x Cos (239)) = -6007,23372
KY5 = -6007,23372 + ((3422,36004 x Cos (275)) = -5708,95538
KY6 = -5708,95538 + ((3810,45098 x Cos (226)) = -8355,91704
KY7 = -8355,91704 + ((1621,62304 x Cos (272)) = -8299,32321
KY8 = -8299,32321 + ((2193,10711 x Cos (315)) = -6748,56230
KY9 = -6748,56230 + ((1077,00262 x Cos (10)) = -5687,92177
KY10 = -5687,92177 + ((2628,63768 x Cos (25)) = -3305,56697
KY11 = -3305,56697 + ((2682,12060 x Cos (35)) = -1108,50239
KY12 = -1108,50239 + ((3238,29374 x Cos (74)) = -215,90766
KY13 = -215,90766 + ((4857,75043 x Cos (86)) = 122,95188

14. Koreksi Koordinat Y


KKYn = (KYn + 1) – Yn
KKY1 = -3290,81011 - 0 = -3290,81011

Tapping Compass- 54
KKY2 = -4557,39671 - (-3290,81011) = -1266,5866

Tinjauan Pustaka – 55
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

KKY3 = -6007,23372 - (-4557,39671) = -1449,83701


KKY4 = -5708,95538 - (-6007,23372) = 298,27834
KKY5 = -8355,91704 - (-5708,95538) = -2646,96166
KKY6 = -8299,32321 - (-8355,91704) = 56,59383
KKY7 = -6748,56230 - (-8299,32321) = 1550,76091
KKY8 = -5687,92177 - (-6748,56230) = 1060,64053
KKY9 = -3305,56697 - (-5687,92177) = 2382,3548
KKY10 = -1108,50239 - (-3305,56697) = 2197,06458
KKY11 = -215,90766 - (-1108,50239) = 892,59473
KKY12 = 122,95188 - (-215,90766) = 338,85954
∑ KKYn = 122,95188
¿ ∑ KKYn | = 17431,34264
15. Faktor Koreksi Koordinat Y
¿
= ¿ KKYn∨ ¿
FKKYn
¿ ∑ KKYn∨¿ ¿ x ∑ KKYn
3290,81011
FKKY1 = × 122,95188 = 23,21171
17431,34264
1266,5866
FKKY2 = × 122,95188 = 8,93386
17431,34264
1449,83701
FKKY3 = × 122,95188 = 10,22641
17431,34264
298,27834
FKKY4 = × 122,95188 = 2,10390
17431,34264
2646,96166
FKKY5 = × 122,95188 = 18,67032
17431,34264
56,59383
FKKY6 = × 122,95188 = 0,39918
17431,34264
1550,76091
FKKY7 = × 122,95188 = 10,93828
17431,34264
1060,64053
FKKY8 = × 122,95188 = 7,48122
17431,34264
2382,3548
FKKY9 = × 122,95188 = 16,80392
17431,34264
2197,06458
FKKY10 = × 122,95188 = 15,49698
17431,34264
892,59473
FKKY11 = × 122,95188 = 6,29591
17431,34264
338,85954
FKKY12 = × 122,95188 = 2,39014
17431,34264
16. Koordinat Y Terkoreksi
KYTn = KKYn – FKKYn
KYT1 = -3290,81011 - 23,21171 = -3314,02182
KYT2 = -1266,5866 - 8,93386 = -1275,52046
KYT3 = -1449,83701 - 10,22641 = -1460,06342
KYT4 = 298,27834 - 2,10390 = 296,17444
KYT5 = -2646,96166 - 18,67032 = -2665,63198
Tapping Compass- 56
KYT6 = 56,59383 - 0,39918 = 56,19465
KYT7 = 1550,76091 - 10,93828 = 1539,82263
KYT8 = 1060,64053 - 7,48122 = 1053,15931
KYT9 = 2382,3548 - 16,80392 = 2365,55088
KYT10 = 2197,06458 - 15,49698 = 2181,5676
KYT11 = 892,59473 - 6,29591 = 886,29882

Tinjauan Pustaka – 57
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

KYT12 = 338,85954 - 2,39014 = 336,4694


∑ KYTn = 0,00005

17. Koordinat Y Pada Peta


KYPPn = (YPn – 1) + KYTn
KYPP1 = 0 + (-3314,02182) = -3314,02182
KYPP2 = -3314,02182 + (-1275,52046) = -4589,54228
KYPP3 = -4589,54228 + (-1460,06342) = -6049,6057
KYPP4 = -6049,6057 + (296,17444) = -5753,43126
KYPP5 = -5753,43126 + (-2665,63198) = -8419,06324
KYPP6 = -8419,06324 + 56,19465 = -8362,86859
KYPP7 = -8362,86859 + 1539,82263 = -6823,04596
KYPP8 = -6823,04596 + 1053,15931 = -5769,88665
KYPP9 = -5769,88665 + 2365,55088 = -3404,33577
KYPP10 = -3404,33577 + 2181,5676 = -1222,76817
KYPP11 = -1222,76817 + 886,29882 = -336,46935
KYPP12 = -336,46935 + 336,4694 = 0,00005

Tabel 2. Hasil konversi cm pengambilan data patok utama dan patok detail
CM
PATOK
DAR KE X Y Z
I
1 1 0,00005 0,00005 156,91110
1 2 1471,51225 -3280,88197 -282,81123
1 3 616,46675 -4527,55745 -183,50880
1 4 -1731,20071 -5667,68613 -337,15528
1 5 -5066,81181 -5673,66143 -381,28823
1 6 -7761,60054 -8330,42482 418,05984
1 7 -9359,09250 -8273,2192 170,11409
1 8 -10865,72160 -6756,25004 -126,08033
1 9 -10681,44261 -5732,40889 35,35100
1 10 -9563,82749 -3384,42439 198,12228
1 11 -8011,95799 -1213,20392 247,59508
1 12 -4884,26569 -334,59428 102,96557

Tapping Compass- 58
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

Tabel 3. Hasil konversi m pengambilan data patok utama dan patok detail

M
Patok
Dari Ke X Y Z
1 1 0,00005 0,00005 0,31382
1 2 2,96580 -6,56176 -0,56562
1 3 1,22850 -9,05511 -0,36701
1 4 -3,50784 -11,93537 -0,67431
1 5 -10,18825 -11,34732 -0,76257
1 6 -15,59931 -16,66884 0,83613
1 7 -18,71818 -16,54843 0,34022
1 8 -21,73144 -13,51250 -0,25216
1 9 -21,36288 -11,46481 0,07070
1 10 -19,12765 -6,76884 0,39624
1 11 -16,02391 -2,42640 0,49519
1 12 -9,76853 -0,66918 0,31382

Tabel 4. Hasil konversi koordinat data patok utama dan patok detail
koordinat
Patok X Y Z
Dari Ke
1 1 801171,08 9490233,25 172,48919
1 2 801185,79 9490233,25 176,66919
1 3 801177,24 9490233,25 174,83919
1 4 801153,77 9490233,25 171,46119
1 5 801120,42 9490233,25 167,65019
1 6 801193,47 9490233,25 171,83919
1 7 801077,49 9490233,25 173,53919
1 8 801062,43 9490233,25 172,27919
1 9 801064,27 9490233,25 172,62919
1 10 801072,45 9490233,25 174,60919
1 11 801090,97 9490233,25 177,07919
1 12 801122,24 9490233,25 178,09919

2. Patok Detail Slope


Menit
a. Sn = Derajat +
60
60
S1 = 2+ =3
60
30
S2 = 1+ =1 ,5
60
40
S3 = 5+ =5,6666
60

Tapping Compass- 59
30
S4 = 2+ =2 ,5
60
30
S5 = 5+ =5,16666
60
b. Beda Tinggi
∆ Tn=Jarak lapangan ×sin(∝)

Tinjauan Pustaka – 60
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

∆ T 1=2803 ×sin ( 3 )=146,69768


∆ T 2=2000 ×sin ( 1 , 5 )=52,35389
∆ T 3=1475 ×sin ( 5,66666 )=145,642558
∆ T 4=1960 ×sin ( 2 , 5 )=85,49399
∆ T 5=3760 ×sin ( 5,16666 )=338,59953
c. Jarak Horizontal
JHn = Jarak lapangan ×cos (∝)
JH1 = 2803 × cos (3 ° )=2799,15858
JH2 = 2000 × cos (1 , 5 ° )=1999,31465
JH3 = 1475 × cos (5,66666 )=1467,79196
JH4 =1960 × cos (2 , 5 )=1958,13451
JH5 = 3760 Xcos (5,16666 )=3744,72300
d. Koordinat X
KXn = JHn × sin(∝)
KX1 = 2799,15858 × sin(232)=−2205,76706
KX2 =1999,31465 ×sin ( 290 )=−1878,74122
KX3 = 1467,79196 × sin ( 290 )=−1379,27327
KX4 = 1958,13451 ×sin ( 14 )=473,71561
KX5 = 3744,72300 × sin(92)=3742,44181
e. Koordinat Y
KXn = JHn × cos(∝)
KX1 = 2799,15858 ×cos (232)=−1723,33410
KX2 =1999,31465 × cos ( 290 )=683,80588
KX3 = 1467,79196 ×cos ( 290 )=1283,75977
KX4 = 1958,13451 ×cos ( 14 )=1899,96954
KX5 = 3744,72300 ×cos (92)=−130,68894

Tabel 5. Hasil konversi cm pengambilan data patok detail

Cm
PATOK X Y Z
4-D -1878,74122 683,80588 152,35389
5-E -1379,27326 508,01441 145,64272
7 -F 474,00443 1901,12793 -51,30581
10 - C 3742,44177 -130,68894 338,59996
1 - BM -2208,45773 -1725,43678 -148,91909

Tabel 6. Hasil konversi m pengambilan data patok detail


M
PATOK X Y Z
4-D -3,75748 1,36761 0.10470
5-E -2,75854 1,00402 0,29128
7-F 0,94800 3,80225 -0,10261
10 - C 7,48488 -0,06137 0,76719
1 - BM -4,41691 -3,45087 -0,09783

Tapping Compass- 61
Tinjauan Pustaka – 62
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

Tabel 7. Hasil konversi koordinat pengambilan data patok detail


Koordinat
Patok X Y Z
4 D 801134,99 94900233,25 171,98919
5 E 801106,63 94900233,25 189,10919
7 F 801082,23 94900233,25 173,02919
10 C 801112,87 94900233,25 177,98919
1 BM 801139,99 94900233,25 179

2. Rumus Kontur
a. P1−P 2
DTOT =7 cm
BTOT = 179,4 – 176,6 = 2,8
IK = 0,5
B1 = 179,4 −¿179 =0,4
B2 = 173 −172 ,
7 ×0 , 4
D1 = = 1,0
2,8
7 ×0 , 4
D2 = = 1,0
2,8
7−(7+ 1) 5
D3 = = = 0,8
179−177 /0 ,5 2/0 ,5
b. P2 −P 3
DTOT = 2,9
BTOT =176,6 −174 , 8=1 ,8
IK = 0,5
B1 = 176,6 – 176,5 = 0,1
B2 = 175 −174 , 8=0 , 2
2 ,9 × 0 ,1
D1 = = 0,1
1, 8
2 ,9 × 0 ,2
D2 = = 0,3
1, 8
2 , 9−(0 , 1+0 , 3) 2,5
D3 = = = 0,8
176 ,5−175/0 , 5 1, 5/0 , 5
c. P3 −P 4
DTOT = 3,4
BTOT = 174,8 −171 , 4=3 , 4
IK = 0,5
B1 = 174,8 – 174,5 = 0,3
B2 = 171,5 −171 , 4=0 , 1
5 ,3 × 0 ,3
D1 = = 0,1
3,4
5 ,3 × 0 ,1
D2 = = 0,1
3,4
2 , 9−(0 , 3+0 , 1) 2,6
D3 = = = 0,8
176 ,5−175/0 , 5 1, 5/0 , 5
d. P4−¿ P5
DTOT = 6,8
BTOT = 171,4 −167 , 6=2 ,8
IK = 0,5

Tapping Compass- 63
B1 = 171,4 – 171 = 0,4
B2 = 168 −167 , 5=0 , 4
6 , 8× 0 , 4
D1 = = 0,7
3,8
6 , 8× 0 , 4
D2 = = 0,7
3,8
6 , 8−(0 , 7+0 , 7) 5,4
D3 = = = 0,9
171−168/0 , 5 3/0 , 5
e. P5−¿ P6
DTOT = 7,6
BTOT = 167,6 −171 , 8=¿ 4,2

Tinjauan Pustaka – 64
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

IK = 0,5
B1 = 167,8 – 167,5 = 0,1
B2 = 172,8 −171 ,5=0 , 3
7 , 6× 0 , 1
D1 = = 0,1
4,2
7 , 6× 0 , 3
D2 = = 0,5
4,2
7 , 6−(0 , 1+0 , 5) 7 ,2
D3 = = = 0,7
172−167 , 5/0 , 5 4 ,5 /0 , 5
f. P6−¿ P7
DTOT = 3
BTOT = 171,8 −173 , 5=1 , 7
IK = 0,5
B1 = 171,8 – 171,5 = 0,3
B2 = 174 −173 , 5=0 , 5
3× 0 , 3
D1 = = 0,1
1 ,7
3× 0 , 5
D2 = = 0,8
1 ,7
3−(0 , 5+0 , 8) 1 ,7
D3 = = = 0,3
171, 5−174/0 , 5 2 ,5 /0 , 5
g. P7−¿ P8
DTOT = 4,1
BTOT = 173,5 −172 , 2=1 ,3
IK = 0,5
B1 = 173,5 – 173 = 0,5
B2 = 172,5 −172 , 2=0 , 3
4 ,1 ×0 , 5
D1 = = 1,5
1 ,3
1, 1 ×0 , 3
D2 = = 0,9
1,3
4 ,1−(1 , 7+0 , 6) 1,7
D3 = = = 1,7
173−172 , 5/0 , 5 0 ,5 /0 ,5
h. P8−¿ P9
DTOT = 2,2
BTOT = 172,2 −172 , 6=0 , 4
IK = 0,5
B1 = 172,2 – 172 = 0,2
B2 = 173 −172 , 6=0 ,1
2 ,2 ×0 , 2
D1 = = 1,1
0,4
2 ,2 ×0 , 4
D2 = = 2,2
0,4
2 ,2−(1 , 1+ 2, 2)
D3 = = 1,8
173−172/0 , 5
i. P9−¿ P10
DTOT = 5
BTOT = 172,6 −174 , 6=3
IK = 0,5
B1 = 172,6 – 172,5 = 0,1
B2 = 174,6 −174 , 5=0 ,1
Tapping Compass- 65
5 ,3 × 0 ,5
D1 = = 1,3
1, 9
5× 0 , 1
D2 = = 0,2
1 ,9
5−(0 , 2+0 , 2)
D3 = = 1,1
172, 5−174 , 5/0 , 5
j. P10−¿ P11
DTOT = 5,1
BTOT = 174,6−177 , 0=2 , 4
IK = 0,5
B1 = 174,6 – 174,5 = 0,1
B2 = 172,5 −172=0 ,5
5 ,1 ×0 , 4
D1 = = 0,2
2, 4

Tinjauan Pustaka – 66
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

5 ,1 ×0 , 5
D2 = = 1,0
2,4
5 , 1−(0 , 2+ 0 ,1)
D3 = = 1,05
172, 5−171/0 ,5
k. P11 – P12
DTOT = 6,5
BTOT = 177,0 −178 , 0=1
IK = 0,5
B1 = 177 – 177,5 = 0,5
B2 = 178 −177 , 5=0 ,5
6 ,5 × 0 ,5
D1 = = 3,25
1
6 ,5 × 0 ,5
D2 = = 3,25
1
6 ,5−(6 , 5)
D3 = =1
1 /0 ,5
l. P12 – P1
DTOT = 9,5
BTOT = 179,0 −178=1
IK = 0,5
B1 = 179 – 178,5 = 0,5
B2 = 177,5 −178=0 ,5
9 ,5 × 0 ,5
D1 = = 2,6
1
9 ,5 × 0 ,5
D2 = = 2,6
1
9 , 5−(2 , 6+2 , 6) 4,6
D3 = = = 1,5
179−177 , 5/0 , 5 1, 5/0 , 5
m. BM – P12
DTOT = 6
BTOT = 175 −173 , 9=1
IK = 0,5
B1 = 175 – 174,5 = 1
B2 = 174 −173 , 9=0 ,5
6 ×0 , 5
D1 = =3
1,1
6 ,× 0 , 1
D2 = =3
1 ,1
6−(2 , 7+0 , 5) 2,8
D3 = = = 10
179 ,5−177 , 5/0 , 5 0 ,5 /0 ,5
KESIMPULAN
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas
geologi, selain dapat dipakai untuk mengukur komponen arah, juga komponen besar sudut. Kompas
adalah sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet
bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam
bidang navigasi. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan
jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang
untuk menentukan arah.
Tapping Compass- 67
Dengan berpedoman pada jarum yang terdapat didalam kompas, ada 8 arah mata angin yang
dapat diketahui yaitu : utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut. Arah
sangat menentukan kemana kita akan melangkah, tanpa mengetahui arah kita berjalan seperti tanpa
tujuan. Untuk menentukan arah perlu diperhatikan posisi jarum kompas yang selalu menghadap ke
kutub utara bumi, artinya dibutuhkan kemampuan visual untuk dapat membaca kompas. Hal tersebut
akan menjadi kendala bagi penderita tuna netra karena mereka memiliki keterbatasan visual sehingga
tidak bisa menggunakan kompas untuk menentukan arah.

Tinjauan Pustaka – 68
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

SARAN
Saran saya untuk laboratorium kali ini agar kiranya peralatan praktikum dapat ditambah
sehingga semua praktikan dapat menggunakan dan mempelajarinya. Kemudian saya berharap agar
saat praktikum mempersiapkan semua penunjang praktikum online agar teman teman yang praktikum
online dapat berjalan lancar sampai akhir praktikum. Adapun Saran untuk Asisten Agar asisten tetap
mempertahankan kebaikannya kepada praktikan dan terus memberi motivasi kepada praktikan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kita dapat melakukan praktikum kali ini khususnya pada mata acara tapping
compass. Saya selaku praktikan sangat berterima kasih kepada Kepala Laboratorium yanhg telah
memberikan fasilitas yang menurut saya sangat bermanfaat dalam kelancaran Laboratorium ini.
Kemudian tak lupa juga saya sangat berterima kasih kepada semua kakak asisten yang rela
mengorbankan waktunya untuk membimbing kami.

Tapping Compass- 69
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 2, 2023

3.3 WATERPASS

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tapping Compass- 70
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

WATERPASS (AUTO LEVEL)


Mohammad Alfin Faiz1, Amon Fatur Rahman, Arul Gunawan, S.T.3
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. Urip Sumoharjo KM 05, Telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
*Email: alfinfaiz822@gmail.com

SARI

Jurnal ini membahas tentang Waterpass (auto level) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan
untuk mengukur benda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan
dengan garis-garis visir horizontal yang ditunjukkan ke rambu-rambu ukur yang vertikal. Prinsip
kerjanya adalahh berdasarkan kerataan terhadap horizontal bumi serta mempunyai fungsi untuk
mengukur beda tinggi suatu tempat dari satu tititk acuan ke acuan berikutnya. Sedangkan pengukuran
yang menggunakan alat ini disebut dengan levelling atau waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan
dengan rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketinggiannya berdasarkan suatu
sistem referensi atau bidang acuan.

Kata kunci: Waterpass; alat ukur; Levelling.

ABSTRACT
This journal discusses Waterpass, (auto level) which is a land measuring instrument used to measure
tall objects between points that are close to each other. The height difference is determined by
horizontal visibility lines shown on vertical measuring signs. The working principle is based on
flatness relative to the earth's horizontal and has the function of measuring the difference in height
of a place from one reference point to the next. Meanwhile, measurements using this tool are called
leveling or spirit passing. This work is carried out in order to determine the height of a point whose
height will be determined based on a reference system or reference plane.
Keywords: Waterpass; measuring instrument; Leveling.

PENDAHULUAN

Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
seperti kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan tulisan sebagai tanda pengenal.
Gambaran konvensional pada permukaan bumi ini dilambangkan dengan simbol simbol tertentu.
Simbol simbol tersebut berfungsi untuk menggambarkan sebagaimana seluruh permukaan bumi
beserta kenampakan kenampakan yang ada padanya. Kenampakan-kenampakan tersebut meliputi
kenampakan fisik (medan asli) dan kenampakan sosial-ekonomi (medan buatan).
Pemetaan adalah suatu proses yang melalui beberapa tahapan kerja (pengumpulan data,
pengolahan data dan penyajian data) untuk mendapatkan produk akhir peta. Tahap pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu survei lapangan (pengukuran koordinat), pemotretan
udara, survei data sekunder. Tahap pengolahan data merupakan kegiatan menghitung dan mengolah
hasil pengumpulan data sesuai metode pemetaan yang digunakan dengan suatu referensi dan proyeksi
peta tertentu sedang tahap penyajian data adalah kegiatan untuk menyajikan hasil pengolahan data
dalam bentuk peta yang sering disebut sebagai kegiatan kartografi (Buku Penuntun Perpetaan, 2023).
Waterpass (auto level) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur
benda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis
visir horizontal yang ditunjukkan ke rambu-rambu ukur yang vertikal. Prinsip kerjanya adalahh
berdasarkan kerataan terhadap horizontal bumi serta mempunyai fungsi untuk mengukur beda tinggi
suatu tempat dari satu tititk acuan ke acuan berikutnya. Sedangkan pengukuran yang menggunakan
alat ini disebut dengan levelling atau waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dengan rangka penentuan
tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketinggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau bidang
acuan.
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah bidang,
dimana bidang tersebut datar atau siku-siku (tegak lurus). Waterpass biasanya di gunakan untuk
Waterpass- 71
membantu dalam pemasangan tegel atau pemasangan campuran pada tembok konstruksi bangunan.

Tinjauan Pustaka – 72
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

Waterpass yang digunakan biasa adalah yang manual dimana cara kerjanya dengan melihat
gelembung udara yang terdapat di waterpass apakah sudah berada dalam titik keseimbangan atau
belum disini di perlukan ketelitian dari pengguna untuk munghindari kesalahan yang terjadi.
Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana, yaitu menempatkan permukaan alat ke
bidang permukaan yang di check. Untuk mengecheck kedataran maka dapat diperhatikan gelembung
cairan pada alat pengukur yang ada bagian tengah alat waterpass.Sedangkan untuk mencheck
ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada bagian ujung waterpass. Untuk memastikan apakah
bidang benar rata maka gelembung harus benar benar berada ditengah alat yang ada (Hozeng &
Tamsir, 2018).

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum tersebut agar praktikan dapat mengetahui dasar penggunaan waterpass,
mengetahui nagian-bagian waterpass, cara pengambilan data di lapangan dan cara pengolahan dan
interpretasi data hasil.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2020, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan atau
pemurnian atau pengembangan dan atau pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang. Sektor pertambangan merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan terbukti
berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada periode 1975-1985,
sering disebut masa keemasannya, sektor ini bahkan menyumbang di atas 20 persen pada
perekonomian nasional. Sekalipun setelah periode tersebut kontribusi sektor pertambangan secara
umum sempat menurun. Pada pertambangan non-migas terutama batubara, bijih besi dan tembaga,
justru semakin bergairah terutama sejak 2000- an (Undang-undang Pertambangan Nomor 3., 2020).
Peta mempunyai fungsi yang sangat banyak. Salah satunya ialah menunjukan posisi
kenampakan objek di permukaan bumi, namun sering terdapat perbedaan posisi dari posisi yang
sebenarnya di lapangan. Perbedaan posisi peta dapat disebabkan oleh skala, proses penggambaran,
pengembangan serta pengerutan kertas peta, pewarnaan pada setiap kenampakan objek dan kesalahan
yang bersumber dari manusia, sehingga posisi pada peta dapat berbeda dengan posisi sebenarnya
yang ada di lapangan (Putri, 2021).
Waterpass (auto level) adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah
bidang, dimana bidang tersebut datar atau siku-siku (tegak lurus). Waterpass biasanya digunakan
untuk membantu dalam pemasangan tegel atau pemasangan campuran pada tembok intruksi
bangunan. Waterpass yang digunakan biasanya adalah yang manual dimana cara kerjanya dengan
melihat gelembung udara yang terdapat di waterpass apakah sudah berada dalam titik keseimbangan
atau belum, disini perlu ketelitian dari pengguna untuk menghindari kesalahan yang terjadi (Hozeng
& Tamsir., 2018).
Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana, yaitu menempatkan permukaan alat ke
bidang permukaan yang di check. Untuk mengecheck kedataran maka dapat diperhatikan gelembung
cairan pada alat pengukur yang ada bagian tengah alat waterpass. Sedangkan untuk mencheck
ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada bagian ujung waterpass. Untuk memastikan apakah
bidang benar rata maka gelembung harus benar benar berada ditengah alat yang ada. Hal ini yang
mendasari untuk membuat waterpass otomatis agar meminimalisir kesalahan dengan cara
menggunakan sensor yang akam mendeteksi kemiringan objek. Semakin miring objek yang diukur
semakin cepat bunyi yang dikeluarkan, sebaliknya semakin datar objek bunyi akan melambat, dan
jika permukaan datar maka tidak ada bunyi yang dikeluarkan (Hozeng & Tamsir., 2018).
Alat ukur tanah waterpass, berfungsi untuk mengukur beda tinggi dari satu titik atau lebih,
penggunaan waterpas saat ini sangat luas. Dalam buku (Muhamadi, 1987) terkait materi beda tinggi
terdapat beberapa syarat dalam menggunakan waterpass, yaitu syarat dinamis (sumbu 1 vertikal) dan
syarat statis (garis yang mendatar pada bagian diafragma sejajar sumbu 1, garis nivo tegak lurus
sumbu 1, garis bidik pada teropong sejajar dengan garis arah nivo) (Elizabeth Titiek Winanti., 2022).
Jenis – jenis Alat Ukur waterpass
1. Type semua tetap (dumpy level), dimana teropong dengan nivo menjadi satu, penyetelan
kedudukan teropong di lakukan dengan tiga sekrup pengatur.
2. Type nivo refreksi (wye level), dimana teropong dapat di putar pada sumbu
memanjangnya.
Waterpass- 73
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

3. Type otomatis (automatic level), Pada jenis ini kedudukan sumbu teropong akan
horizontal secara otomatis karena di dalamnya dilengkapi dengan prisma – prisma yang
di gantungkan pada plat baja.
4. Hand level, dimana alat ini hanya terdiri dari teropong yang di lengkapi dengan nivo,
sedangkan cara menggunakannya cukup dipegang dengan tangan.
Agar dapat digunakan di lapangan, alat ukur waterpass harus memenuhi beberapa syarat
tertentu, baik syarat utama yang tidak dapat ditawar- tawar lagi maupun syarat tambahan yang
dimaksudkan untuk memper lancar pelaksanaan pengukuran di lapangan (Haerunnas., 2019).
Fungsi Atau Kegunaan Alat Waterpass yaitu memperoleh pandangan mendatar atau
mendapat garis bidikan yang sama tinggi, sehingga titik – titik yang yang tepat garis bidikan/bidik
memiliki ketinggian yang sama, dengan pandangan mendatar ini dan diketahui jarak dari garis bidik
yang dapat dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik – titik tertentu, maka akan
diketahui atau ditentukan beda tinggi atau ketinggian dari titik – titik tersebut. Alat ini dapat ditambah
fungsi atau kegunaannya dengan menambah bagian alat lainnya seperti benang stadia, yaitu dua buah
benang yang berada di atas dan dibawah serta sejajar dan dengan jarak yang sama dari benang
diafragma mendatar. Dengan adanya benang stadia dan bantuan alat ukur waterpass berupa rambu
atau bak ukur alat ini dapat digunakan sebagai alat ukur jarak horizontal atau mendatar. Pengukuran
jarak dengan cara seperti ini dikenal dengan jarak optik. Lingkaran berskala, yaitu lingkaran di badan
alat yang dilengkapi dengan skala ukuran sudut. Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang
dinyatakan dengan bacaan sudut dari bidikan yang ditunjukkan oleh benang diafragma tegak dapat
diketahui, sehingga bila dibidikkan ke dua buah titik, sudut antara ke dua titik tersebut dengan alat
dapat ditentukan atau dengan kata lain dapat difungsikan sebagai alat pengukur sudut horizontal
(Haerunnas., 2019).
Saat ini waterpass banyak dijumpai dalam berbagai ukuran dan bahan. Ukuran yang umum
dapat dijumpai adalah waterpass dengan panjang 0,5 m, 1 m, 2m, dan 3 m. Umumnya berbentuk
persegi panjang dengan lebar 5–8 cm dan tebal 3 cm. Kedua sisi mempunyai permukaan rata sebagai
bidang yang ditempatkan kepermukaan yang akan diperiksa kedataran atau ketegakannya. Ditengah
bagian adalah terdapat berbentuk lubang dan ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung
sebagai alat pemeriksaan kedataran, dan pada salah satu ujung terdapat lubang dan ditengahnya
sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan ketegakan vertikal. Bahan waterpass
yang umum terdapat adalah dari bahan kayu dan aluminium. Umumnya orang lebih menyukai
waterpass yang terbuat dari bahan aluminium karena lebih tahan lama dan lebih ringan untuk
digunakan. Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana, yaitu menempatkan permukaan alat
kebidang permukaan yang di cek (Syaputra., 2020).
Suatu tempat di permukaan bumi selain dapat ditentukan posisi mendatarnya dapat juga
ditentukan posisi tegaknya. Tinggi suatu titik dapat diartikan tinggi titik tersebut terhadap suatu
bidang persamaan yang telah ditentukan. Pengukuran untuk menentukan beda tinggi suatu tempat
dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari yang paling kasar sampai yang teliti yaitu
barometris, trigonometris dan secara waterpassing (Imam Raif., 2021).
Pengukuran tinggi secara waterpassing digunakan untuk menentukan beda tinggi secara
langsung untuk membuat garis bidik horizontal. Alat yang digunakan adalah waterpass. Pemakaian
waterpass selanjutnya dapat diterapkan pada pekerjaan pembuatan jalan, saluran irigasi, pematangan
tanah, dan lain lain (Imam Raif., 2021).

METODOLOGI
Dalam percobaan kali ini, kita memakai 4 alat utama, yang pertama, kompas, meteran
roll dalam pengolahan data kita perlu mengetahui jarak antra patok yang satu dengan patok
lainnya. Adapun fungsi dari meteran roll dalam percobaan ini adalah untuk mengukur jarak
antara patok satu dengan patok lainnnya.
Automatic Level Waterpass merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur atau menentukan
sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal. adapun
proses pengukuran dengan waterpass pada dunia kontruksi, biasa menggunakan istilah seperti
levelling atau waterpassing.
Prosedur pengambilan data, pertama-tama periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat
praktikum. Lalu, pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan kompas, lalu ukur
jarak setiap patok dengan roll meter. Kemudian ukur tinggi alat (tongkat yang digunakan/tripot)

Waterpass- 74
sebagai dudukan atau tempat penempatan kompas. Selanjutnya ukur arah, slope dan presentase
kemiringan

Tinjauan Pustaka – 75
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

dengan kompas, dan yang terkahir, catat data hasil pengukuran. Setelah pengambilan data selesai,
alat-alat dirapikan dan diperiksa kelengkapan, serta kondisi alat.

HASIL
Tabel 1. Hasil Pengambilan Data Waterpass
TABEL DATA TRAINING WATERPASS 2023

N PATOK TINGG BENANG JARAK ARA SUDUT KETERANGA


O I ALAT LAPANGA H DALA N
DAR KE ATA TENGA BAWA N M
I S H H
1 1 2 130 152 139 128 2480 195 0 -

2 2 3 140 93 86 80 1316 251 0 +

3 3 4 118 188 176 165 2221 334 0 -

4 4 5 133 110 101 92 1819 39 0 +

5 5 1 130 145 135 125 1965 109 0 -

6 1 B 130 125 119 113 1179 248 248 +


M
7 2 A 140 152 140 130 2210 310 64 -

PEMBAHASAN

PATOK UTAMA
1. Beda Tinggi
∆ Tn=tan−BTn
∆T1 = 130-139= -9
∆T2 = 140-86= 54
∆T3 = 118-176= -58
∆T4 = 133-101= 32
∆T5 = 130-135= -5
∑∆Tn = 14
|∑ Tn|=158
2. Koreksi Beda Tinggi
|∆Tn|
K∆ Tn= ×∑∆ T n
|∑ ∆ Tn|
−9
K∆T1 = × 14 = 0.79747
158
54
K∆T2 = × 14 = 4.78481
158
−58
K∆T3 = × 14 = 5.13924
158

Waterpass- 76
32
K∆T4 = × 14 = 2.83544
158
−5
K∆T5 = × 14 = 0.44304
158
3. Beda Tinggi Terkoreksi
∆ TTn=∆ Tn−KTn

Tinjauan Pustaka – 77
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

∆TT1 = (-9) – (0.79747) = -9.79747


∆TT2 = (54) – (4.78481) = 49.21519
∆TT3 = (-58) – (5.13924) = -63.13924
∆TT4 = (32) – (2.83544) = 29.16456
∆TT5 = (-5) – (0.44304) = -5.44304
∑ ∆ TTn=0.0000
4. Jarak Horizontal


JHn = JL2 + ∆ TTn2

JH1 = √ 24802 +−9.79747 2= 2479.98065

JH2 = √ 13162 +49.21519 2= 1315.07941

JH3 = √ 22212+−63.139242 = 2220.10235

JH4 = √ 18192 +29.164562= 1818.76618

JH5 = √ 19652 +−5.443042 = 1964.99246


5. Koordinat X
KXn = Xn – 1 ± (JHn – 1) × sin(∝)
KX1 = 1 + 1 +¿ (JH1-1)× sin 0¿ = 0
KX2 = 0 + (2479.98065 × sin 195) = -641.86622
KX3 = -641.86622 + (1315.07941× sin251) = -1885.29824
KX4 = -1885.29824 + (2220.10235 × sin334 ) = -2858.52705
KX5 = -2858.52705 + (1818.76618× sin39 ) = -1713.94040
KX6 = -1713.94040 + (1964.99246× sin109 ) = 143.99647
6. Koreksi Koordinat X
KKXn = (KXn + 1) – Xn
KKX1 = (-641.86622) – 0 = -641.86622
KKX2 = (-1885.29824) – ¿-641.86622) = -1243.43201
KKX3 = (-2858.52705) – (-1885.29824) = -973.22881
KKX4 = (-1713.94040) – (-2858.52705) = 1144.58665
KKX5 = (143.99647) – (-1713.94040) = 1857.93687
∑ KKXn=¿143.99647
|∑ KKXn|=¿ 5861.050568
7. Faktor Koreksi Koordinat X
|KKXn|
FKKXn = ×∑KKXn
|∑ KKXn|
−641.86622
FKKX1 = ×−143.99647 = 15.76961
5861.050568

Waterpass- 78
−1243.43201
FKKX2 = ×143.99647 = 30.54910
5861.050568
−973.2281
FKKX3 = ×143.99647 = 23.91065
5861.050568
1144.58665
FKKX4 = ×143.99647 = 28.12063
5861.050568

Tinjauan Pustaka – 79
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

1857.93687
FKKX5 = ×143.99647 = 45.64648
5861.050568
8. Koordinat X Terkoreksi
KXTn = KKXn – FKKXn
KXT1 = (-641.86622) – (15.76961) = -657.63583
KXT2 = (-1243.43201) – (30.54910) = -1273.98111
KXT3 = (-973.22881) – (23.91065) = -997.13946
KXT4 = 1144.58665 – (28.12063) = 1116.46602
KXT5 = 1857.93687 – (45.64648) = 1812.29039
∑ KXTn=0.0000
9. Koordinat X Pada Peta
KKPn = (XPn−1) + KXTn
KXPP1 = 0 + (-657.63583) = -657.63583
KXPP2 = -657.63583 + (-1273.98111) = -1931.61695
KXPP3 = -1931.61695 + (-997.13946) = -2928.75640
KXPP4 = -2928.75640 + (1116.46602) = -1812.29039
KXPP5 = -1812.29039 + (1812.29039) = 0,00000
10. Koordinat Y
KYn = Yn – 1 ± (JHn – 1) × cos(∝)
KY1 = 1+1 + ((JH1 −1 ¿ ×cos a ¿ ¿ = 0
KY2 = 0 + (2479.98065 ×cos 195 ¿¿ = -2395.47736
KY3 = -2395.47736 + ( 1315.07941 ×cos 251 ¿ ¿= -2823.62533
KY4 = -2823.62533 + ( 2220.10235 ×cos 334 ¿ ¿= -828.21056
KY5 = -828.21056 + ( 1818.76618 ×cos 39¿ ¿ = 990.55562
KY6 = 990.55562 + ( 1964.99246 ×cos 109 ¿¿ = 350.81665
11. Koreksi Koordinat Y
KKYn = (KYn + 1) – Yn
KKY1 = (-2395.47736) – 0 = -2395.47736
KKY2 = (-2823.62533) – (-2395.47736) = -428.14798
KKY3 = (-828.21056) – (-2823.62533) = 1995.41477
KKY4 = (990.55562) – (-828.21056) = 1818.76618
KKY5 = (350.81665) – 990.55562 = -639.73897
∑KKYn = 350.81665
|∑KKYn| = 7277.545258
12. Faktor Koreksi Koordinat Y
│ KKYn │
FKKYn = × ∑KKYn
│∑ KKYn │

Waterpass- 80
−2395.47736
FKKY1 = × 350.81665 = 115.47484
7 277.545258
−428.14798
FKKY2 = × 350.81665 = 20.63903
7277.545258

Tinjauan Pustaka – 81
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

1995.41477
FKKY3 = × 350.81665 = 96.18969
7277.545258
1818.76618
FKKY4 = × 350.81665 = 87.67427
7277.545258
−639.73897
FKKY5 = × 350.81665 = 30.83884
7277.545258
13. Koordinat Y Terkoreksi
KYTn = KKYn – FKYYn
KYT1 = (-2395.47736) – (115.47484) = -2510.95219
KYT2 = (-428.14798) – (20.63903) = -448.78700
KYT3 = 1995.41477 – (96.18968) = 1899.22510
KYT4 = 1818.76618 – (87.67427) = 1731.09191
KYT5 = (-639.73897) – (30.83884) = -670.57781
∑KXTn = 0,00000
14.Koordinat Y pada Peta
KYPPn = (Ypn – 1) + KYTn
KYPP1 = 0 + (-2510.95219) = -2510.95219
KYPP2 = (-2510.95219) + (-448.78700) = -2959.73920
KYPP3 = (-2959.73920) + 1899.22510= -1060.51410
KYPP4 = (-1060.51410) + (1731.09191) = 670.57781
KYPP5 = (670.57781) + (-670.57781) = 0,00000

PATOK DETAIL
1. Beda Tinggi
∆Tn = TAn-BTn
∆T1 = 130 −¿ 119 = 11
∆T 2= 140−¿ 140 = 0
2. Jarak Horizontal


JHn = JL2 + ∆ TTn2

JH1 = √ 11792 +−0 2= 1179

JH2 = √ 22102 +−02 = 2210


3. Koordinat X
KXn = JHn × Sin (α)
KX1= 1179x Sin (248) = -1093.14976
KX2= 2210 x Sin (310) = -1692.95822
4. Koordinat Y
KYn = JHn × Cos (α)
KY1 = 1179x Cos (248) = -441.66117

Waterpass- 82
KY2 = 2210 x Cos (310) = 1420.56062

Tinjauan Pustaka – 83
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

Tabel 2. Hasil Pengolahan Data CM


Tabel Data CM
Patok X Y Z
Dari Ke
1 1 0.00000 0.00000 -5.44304
1 2 -657.63583 -2510.95219 -9.79747
1 3 -1931.61695 -2959.73920 49.21519
1 4 -2928.75640 -1060.51410 -63.13924
1 5 -1812.29039 670.57781 29.16456
2 A -1692.95822 1420.56062 -18.75000
1 BM -1093.14976 -441.66117 18.75000
BM 771460 9431769 35

Tabel 3. Hasil Pengolahan Data M


Tabel Data M
Patok X Y Z
Dari Ke
1 1 0.00000 0.00000 -0.05443
1 2 -6.57636 -25.10952 -0.09797
1 3 -19.31617 -29.59739 0.49215
1 4 -29.28756 -10.60514 -0.63139
1 5 -18.12290 6.70578 0.29165
2 A -16.92958 14.20561 -0.18750
1 BM -10.93150 -4.41661 0.18750
BM 771460 9431769 35

Tabel 4. Hasil Pengolahan Data Koordinat


Tabel Data Koordinat
Patok X Y Z
Dari ke
1 1 771470.93150 9431773.41661 34.81250
1 2 771464.35514 9431748.30709 34.71453
1 3 771451.61533 9431743.81922 35.30465
1 4 771441.64393 9431762.81147 34.18111
1 5 771452.80859 9431780.12239 35.10415
2 A 771447.42556 9431762.51270 34.52703
BM 771460 9431769 35 m

Waterpass- 84
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

KESIMPULAN

Alat ini sudah diproduksi dengan berbagai merk yang tersedia di pasaran. Terlepas dari merk
yang berbeda, penggunaan dan fitur alat ukur ini sama. Ini adalah alat yang digunakan untuk
menunjukkan seberapa sejajar atau tegak lurus suatu permukaan. Waterpass adalah alat yang
digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik
pengukuran secara vertikal maupun horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan
dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang
terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek
kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat
gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan
sebagai alat ukur panjang.

SARAN
Agar asisten tetap mempertahankan kebaikannya kepada praktikan dan terus memberi
motivasi kepada praktikan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Koordinator Laboratorium Perpetaan kak Arul
Gunawan, S.T., dan seluruh kakak asisten Laboratorium Perpetaan atas bimbingannya, terkhusus kak
Amon Fatur Rahman yang telah membimbing selama kegiatan praktikum, pengolahan data, yang
selalu penuh semangat memberikan ilmu kepada kami dan yang selalu sabar dalam menghadapi
praktikan seperti bagas.

Waterpass- 85
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 3, 2023

3.4 THEODOLITE

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Waterpass- 86
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

THEODOLITE

Mohammad Alfin Faiz1, Amon Fatur Rahman2, Arul Gunawan, S.T.3


Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. Urip Sumoharjo KM 05, Telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
*Email: alfinfaiz822@gmail.com

SARI

Jurnal ini membahas tentang theodolite yaitu salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut horizontal dan sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang
hanya memiliki sudut mendatar saja. Pada kompas sudut yang dapat dibaca hanya satuan menit, namun
di dalam theodolite sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Alat ini merupakan
alat yang sangat penting dalam surveying dan pekerjaan di dunia teknik, terutama untuk dapat
mengenali permukaan tanah. Theodolite merupakan alat yang berfungsi untuk pengukuran poligon,
pemetaan situasi dan juga pengamatan matahari.

Kata kunci: Theodolite; alat ukur tanah

ABSTRACT

This journal discusses theodolite, which is a land measuring instrument used to determine the height
of the land at horizontal and vertical angles. This is different from a water level which only has a
horizontal angle. On a compass the angle that can be read is only in minutes, but in a theodolite the
angle that can be read can be up to seconds (seconds). This tool is a very important tool in surveying
and work in the world of engineering, especially for recognizing the ground surface. Theodolite is a
tool that functions for polygon measurements, situation mapping and also solar observation.

Keywords: Theodolite; land measuring instrument

PENDAHULUAN
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
seperti kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan tulisan sebagai tanda pengenal.
Gambaran konvensional pada permukaan bumi ini dilambangkan dengan simbol simbol tertentu.
Simbol simbol tersebut berfungsi untuk menggambarkan sebagaimana seluruh permukaan bumi
beserta kenampakan kenampakan yang ada padanya. Kenampakan-kenampakan tersebut meliputi
kenampakan fisik (medan asli) dan kenampakan sosial-ekonomi (medan buatan).
Pemetaan adalah suatu proses yang melalui beberapa tahapan kerja (pengumpulan data,
pengolahan data dan penyajian data) untuk mendapatkan produk akhir peta. Tahap pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu survei lapangan (pengukuran koordinat), pemotretan udara,
survei data sekunder. Tahap pengolahan data merupakan kegiatan menghitung dan mengolah hasil
pengumpulan data sesuai metode pemetaan yang digunakan dengan suatu referensi dan proyeksi peta
tertentu sedang tahap penyajian data adalah kegiatan untuk menyajikan hasil pengolahan data dalam
bentuk peta yang sering disebut sebagai kegiatan kartografi (Buku Penuntun Perpetaan, 2023).
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada
permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan
penentuan posisi relatif suatu daerah. Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah
ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal secara bersama dalam suatu
gambar peta.
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut horizontal dan sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut
mendatar saja. Pada kompas sudut yang dapat dibaca hanya satuan menit, namun di dalam theodolite
sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Alat ini merupakan alat yang sangat
Theodolite- 87
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

penting dalam surveying dan pekerjaan di dunia teknik, terutama untuk dapat mengenali
permukaan tanah.
Theodolite merupakan alat yang berfungsi untuk pengukuran poligon, pemetaan situasi dan
juga pengamatan matahari. Tidak hanya itu, theodolite juga bisa berfungsi seperti PPD jika sudut
vertikalnya diubah menjadi 90˚. Teropong yang ada di theodolite membuatnya dapat membidik ke
segala arah. Pada konstruksi bangunan, theodolite dapat berfungsi untuk menentukan sudut siku –siku
pada pondasi.

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Dalam praktikum kali ini kita dapat mengetahui prinsip dasar dan bagian-bagian
penggunaan theodolite, mengetahui cara pengambilan dan pengolahan data lapangan dan interpretasi
data hasil dari praktikum theodolite.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2020, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan atau
pemurnian atau pengembangan dan atau pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang. Sektor pertambangan merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan terbukti
berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada periode 1975-1985,
sering disebut masa keemasannya, sektor ini bahkan menyumbang di atas 20 persen pada
perekonomian nasional. Sekalipun setelah periode tersebut kontribusi sektor pertambangan secara
umum sempat menurun. Pada pertambangan non-migas terutama batubara, bijih besi dan tembaga,
justru semakin bergairah terutama sejak 2000- an (Undang-undang Pertambangan Nomor 3, 2020).
Peta mempunyai fungsi yang sangat banyak. Salah satunya ialah menunjukan posisi
kenampakan objek di permukaan bumi, namun sering terdapat perbedaan posisi dari posisi yang
sebenarnya di lapangan. Perbedaan posisi peta dapat disebabkan oleh skala, proses penggambaran,
pengembangan serta pengerutan kertas peta, pewarnaan pada setiap kenampakan objek dan kesalahan
yang bersumber dari manusia, sehingga posisi pada peta dapat berbeda dengan posisi sebenarnya
yang ada di lapangan (Putri, 2021).
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada
permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan
penentuan posisi relatif suatu daerah. Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah
ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal secara bersama-sama dalam
suatu gambar peta (A.Suhendra., 2018).
Pengukuran luasan suatu area sangat diperlukan untuk banyak kepentingan. Pada bidang
pembangunan infrastruktur seperti pembangunan atau pengembangan kawasan perumahan, industri,
dan pusat bisnis, maka data luasan diperlukan untuk inventarisasi kepemilikan aset dan batas-batas
kawasan. Demikian pula pada bidang pertanian seperti luasan wilayah persawahan, perkebunan
kelapa sawit dan lain sebagainya (Jhon Jabair., 2022).
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut horizontal dan sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut
mendatar saja. Pada kompas sudut yang dapat dibaca hanya satuan menit, namun di dalam theodolite
sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Alat ini merupakan alat yang sangat
penting dalam surveying dan pekerjaan di dunia teknik, terutama untuk dapat mengenali permukaan
tanah (Buku Penuntun Perpetaan., 2023).
Penggunaan theodolite saat ini sudah lebih berkembang dengan adanya teknologi theodolite
digital. Pembacaan sudut sudah langsung muncul pada layar tampilan pada unit. Daya unit bersumber
dari baterai ukuran AA, baik yang sekali pakai maupun isi ulang. Pemrosesan data sampai
menghasilkan koordinat titik pengukuran dilakukan menggunakan rumus kerangka dasar horizontal
dengan perataan jarak dan perataan sudut. Ketelitian yang dihasilkan tergantung surveyor yang
mengukur (keterampilan), kondisi alat (terkalibrasi) dan kondisi alam (seperti cuaca) (Jhon Jabair.,
2022).
Untuk melakukan kegiatan pengukuran salah satu alat bantu yang digunakan adalah
theodolite. Dengan alat bantu theodolite membantu dalam menentukan sistem koordinat dari suatu
lahan dalam dimensi horizontal dan vertikal sehingga mempermudah praktisi (engineer) dalam proses
penggambaran ataupun penentuan sumbu as bangunan. Alat theodolite terdiri dari dua tipe yaitu
Theodolite- 88
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

theodolite digital dan manual. Berdasarkan fungsinya kedua alat tersebut mempunyai tujuan yang
sama, salah satunya adalah sebagai alat bantu dalam proses penggambaran peta situasi pada lokasi
tertentu. Akan tetapi perbedaan kedua alat tersebut terletak pada proses centring (penyetelan) alat dan
pembacaan sudut koordinat (A.Suhendra., 2018).
Titik koordinat dalam suatu wilayah dapat diperoleh dengan bantuan theodolite. Selain
penggunaan alat yang tepat, pemilihan metode pengukuran juga berpengaruh terhadap ketepatan hasil
pengukuran. Dalam ilmu ukur wilayah salah satu metode yang dapat digunakan adalah melalui
metode pengukuran poligon. Titik di permukaan bumi yang disebut dengan titik koordinat
dihubungkan dalam serangkaian garis lurus. Melalui pengukuran poligon koordinat dari sudut yang
diukur dan posisi horizontal banyak titik dapat ditentukan. Sudut azimuth, titik tinggi ikat, dll
merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran poligon. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi kesalahan pada saat pengolahan data sehingga didapat luas wilayah pengukuran yang
tepat (Rini Yunita., 2022).
Pembacaan dan pencatatan nilai hasil pengukuran pada setiap titik mencakup nilai benang
atas, tengah, dan bawah yang dapat dibaca dengan jelas, serta sudut horizontal dan vertikal yang
mengacu ke arah utara. Data-data yang diperoleh dari hasil pembacaan alat tersebut dapat
menunjukkan jarak, elevasi, serta lokasi dari setiap titik yang mengacu pada titik set-up alat ketika
nilai dari setiap titik dibaca. Titik set-up awal yang juga digunakan sebagai benchmark, diukur
koordinat dan elevasinya dengan menggunakan theodolite (Rini Yunita., 2022).
Theodolite merupakan alat yang berfungsi untuk pengukuran poligon, pemetaan situasi dan
juga pengamatan matahari. Tidak hanya itu, theodolite juga bisa berfungsi seperti PPD jika sudut
vertikalnya diubah menjadi 90˚. Teropong yang ada di theodolite membuatnya dapat membidik ke
segala arah. Pada konstruksi bangunan, theodolite dapat berfungsi untuk menentukan sudut siku –siku
pada pondasi dan juga mengukur ketinggian bangunan bertingkat (Elizabeth Titiek Winanti., 2022).

METODOLOGI
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut horizontal dan sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut
mendatar saja. Pada kompas sudut yang dapat dibaca hanya satuan menit, namun di dalam theodolite
sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Alat ini merupakan alat yang sangat
penting dalam surveying dan pekerjaan di dunia teknik, terutama untuk dapat mengenali permukaan
tanah
Bagian-bagian theodolite yaitu yang pertama visir kasar berfungsi untuk membantu
pembidikan yaitu membantu mengarahkan teropong ke target secara kasar, klem pengunci
vertikal berfungsi untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan secara vertikal,
penggerak halus vertikal untuk menggerakan teropong secara vertikal ke arah rambu ukur
(objek) secara halus, tempat baterai berjumlah 4 buah dengan jenis baterai A2, klem
pengunci lingkaran horizontal untuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat diputar
secara horizontal, penggerak halus lingkaran horizontal untuk menggerakan teropong
horizontal ke arah rambu ukur (objek) secara halus, sekrup pengatur nivo untuk mengatur
posisi gelembung nivo berada pada titik tengah, handle untuk pegangan tangan pada alat,
pengatur fokus lensa okuler untuk fokus lensa okuler ke objek, nivo tabung untuk menyetel
posisi sumbu II pesawat secara horizontal dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata,
display dan papan tombol untuk pembacaan skala lingkaran vertikal dan horizontal, nivo
kotak berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi vertikal, plat dasar untuk
bertumpunya pesawat theodolite, lensa verticalizing untuk melihat dan memposisikan
sumbu I berimpit dengan titik berdiri pesawat atau titik tertentu di bumi dan klem pengatur
fokus benang untuk memperjelas benang pada lensa (benang atas, benang tengah, benang
bawah)

Theodolite- 89
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

HASIL
Tabel 1. Hasil Pengambilan Data Theodolite
NO PATOK TINGG JARAK BENANG SUDUT SUDUT KE
I LAPANGA VERTIKAL HORIZONTAL T
DARI KE ALAT N ATAS TENGA BAWA ° ‘ " ° ‘ "
H H
1 1 2 138 2533 151 138 126 9 1 40 19 56 0 -
0 3 2
2 2 3 144 1312 150 144 137 8 1 30 25 9 30 +
8 7 3
3 3 4 136 2045 147 136 125 9 2 40 32 46 5 -
1 0 8
4 4 5 146 1810 155 146 136 8 8 15 36 28 5 +
9
5 5 6 143 1985 153 143 136 9 1 20 11 41 15 -
0 1 6
6 1 BM 142 1191 148 142 136 8 2 0 29 50 55 +
9 1 9
7 2 A 136 2305 148 136 125 9 2 5 31 31 55 -
0 0 8
B 801149 949020
M 6

PEMBAHASAN

A. Patok Utama
1. Slope
menit Detik
Sn = 90 – (Derajat + + )
60 3600
23 46
S1 = 90 – (90+ + ) = -0,22778
60 3600
15 47
S2 = 90 – (88+ + ) = 1,70833
60 3600
10 55
S3 = 90 – (91+ + ) = -1,34444
60 3600
21 46
S4 = 90 – (89+ + ) = 0,86260
60 3600
17 53
S5 = 90 – (90+ + ) = -0,18889
60 3600
∑Sn = 0,80972
|∑Sn| = 4,331944
2. Koreksi Slope
¿
KSn = ¿ Sn∨ ¿
¿ ∑ Sn∨¿ ¿ × ∑ Sn
||−0,22778||
KS1 = ×0.80972 = -0.27035
|4,331944|
|1,70833|
KS2 = ×0.80972 = 0.3193
|4,331944|
|−1,34444|
KS3 = × 0.80972 = 0.2513
|4,331944|

Theodolite- 90
|0,86260|
KS4 = ×0.80972= 0.1612
|4,331944|

|−0,18889|
KS5 = × 0.80972 = 0.0353
|4,331944|

3. Slope Terkoreksi
STn = Sn – KSn
ST1 = -0,22778 – (-0.27035) = -0.27035
ST2 = 1,70833– (0.3193) = 1.38901

Tinjauan Pustaka – 91
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

ST3 = −1,34444 – ¿) = -1.59575


ST4 = 0,86260 – (0.1612) = 0.70128
ST5 = -0,18889 – (0.0353) = -0.22420
∑STn = 0,00000
4. Beda Tinggi
∆Tn = Jarak Lapangan x Sin (α )
∆T1 = 2533 × Sin (-3,317295894) = -11.95208
∆T2 = 1312 × Sin (-5,140913242) = 31.80352
∆T3 = 2045 × Sin (-4,084892007) = -56.94799
∆T4 = 1810 × Sin (-7,19190618) = 22.15328
∆T5 = 1985 × Sin (0,718234814) = -7.76720
∑∆Tn = -22.71047
|∑∆Tn| =130.62406

5. Koreksi Beda Tinggi


¿
K∆Tn = ¿ ∆ Tn∨ ¿
¿ ∑ ∆ Tn∨¿ ¿ × ∑ ∆ Tn
221 , 6823247
K∆T1 = × -22.71047 = -2.07800
130.62406

280,5548767
K∆T2 = × -22.71047 = -5.52940
130.62406

208,7881215
K∆T3 = × -22.71047 = -9.90105
130.62406 5

4 67,0953905
K∆T4 = × -22.71047 = -3.85160
130.62406

50,52952824
K∆T5 = × -22.71047 = -1.35041
130.62406

6. Beda Tinggi Terkoreksi


∆TTn = ∆Tn - K∆Tn
∆TT1 = -11.95208 - -2.07800 = -9.87407
∆TT2 = 31.80352 - -5.52940 = 37.33292
∆TT3 = -56.94799 - -9.90105 = -47.04694
∆TT4 = 22.15328 - -3.85160 = 26.00488
∆TT5 = -7.76720 - -1.35041 = -6.41678
∑∆TTn = 0,00000
7. Jarak Horizontal
JHn = Jarak Lapangan x Cos (α )
JH1 = 2533 × Cos (-3,317295894) = 2532.97180
JH2 = 1312 × Cos (-5,140913242) = 1311.61448
JH3 = 2045 × Cos (-4,084892007) = 2044.20692
JH4 = 1810 × Cos (-7,19190618) = 1809.86442
JH5 = 1985 × Cos (0,718234814) = 1984.98480

8. Koordinat X

Theodolite- 92
KXn = Xn -1 +((JHn – 1) x Sin α )
KX1 =0
KX2 = 0 + 3824,580754 x Sin (192) = -526.63445
KX3 = 2842,217397 + 3118,405035 x Sin (253) = -1780.93761
KX4 = 1098,427432 + 2923,554091 x Sin (328) = -2864.20224
KX5 = -1325,308755 + 3701,645971 x Sin (36) = -1800.39062
KX6 = -5024,699783 + 4030,683288 x Sin (116) = -16.29810

Tinjauan Pustaka – 93
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

9. Koreksi Koordinat X
KKXn = (KXn + 1) – Xn
KKX1 = -526.63445 - 0 = -526.63445
KKX2 = -1780.93761 - -526.63445 = -1254.30316
KKX3 = -2864.20224 - 1098,427432 = -1083.26463
KKX4 = -1800.39062 - (-1325,308755) = 1063.81162
KKX5 = -16.29810- (-5024,699783) = 1784.09252
∑KKXn = -16.29810
∑KKXn| = 5712.106379

10. Faktor Koreksi Koordinat X


¿
= ¿ KKXn∨ ¿
FKKXn
¿ ∑ KKXn∨¿ ¿ × ∑ KKXn
2842,217397
FKKX1 = × -16.29810 = -1.50262
5712.106379
−1254.30316
FKKX2 = × -16.29810 = -3.57885
5712.106379
−1083.26463
FKKX3 = × -16.29810 = -3.09083
5712.106379
1063.81162
FKKX4 = × -16.29810 = -3.03533
5712.106379
1784.09252
FKKX5 = × -16.29810 = -5.09047
5712.106379

11. Koordinat X Terkoreksi


KXTn = KKXn – FKKXn
KXT1 = -526.63445 - -1.50262 = -525.13183
KXT2 = -1254.30316 - -3.57885 = -1250.72432
KXT3 = -1083.26463 - -3.09083 = -1080.17380
KXT4 = 1063.81162 - -3.03533 = 1066.84694
KXT5 = 1784.09252 - -5.09047 = 1789.18300
∑KXTn = 0,00000
12. Koordinat X Pada Peta
KXPPn = (XPn – 1) + KXTn
KXPP1 = 0 + -525.13183 = -525.13183
KXPP2 = -525.13183 + (-1250.72432) = -1775.85614
KXPP3 = -1775.85614 + (-1080.17380) = -2856.02994
KXPP4 = -2856.02994 + (1066.84694) = -1789.18300
KXPP5 = -1789.18300 + 1789.18300) = 0.00000

13. Koordinat Y
KYn = Yn – 1 + ((JHn – 1) x Cos α )
KY1 =0
KY2 = 0 + 3824,580754 x Cos (192) = -2477.62029
KY3 = -2861.099251 + 3118,405035 x Cos (253) = -2861.099251
KY4 = -1127.51346 + 2923,554091 x Cos (328) = -1127.513466
KY5 = -6779,24968 + 3701,645971 x Cos (36) = 336.6976106
KY6 = 336.6976106 + 4030,683288 x Cos (116) = -533.4624541

Theodolite- 94
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

14. Koreksi Koordinat Y


KKYn = (KYn + 1) – Yn
KKY1 = -2477.62029 - 0 = -2477.62029
KKY2 = -2861.099251 - (-2477.62029) = -2585,27494
KKY3 = -1127.513466 - (-2861.099251) = -1634,8307
KKY4 = 336.6976106 - (-1127.513466) = 129,1855814
KKY5 = -533.4624541 - (336.6976106) = -2850,123486
∑KKYn = -533.4624541
|∑KKYn| = 6929.056178

15. Faktor Koreksi Koordinat Y


¿
FKKYn = ¿ KKYn∨ ¿
¿ ∑ KKYn∨¿ ¿ × ∑ KKYn
−2477.62029
FKKY1 = × -533.4624541 = -190.74999
6929.056178
−2585,27494
FKKY2 = × -533.4624541 = -29.52374
6929.056178
−1634,8307
FKKY3 = × -533.4624541= -133.46737
6929.0561783
129,1855814
FKKY4 = × -533.4624541= -112.72843
6929.056178
−2850,123486
FKKY5 = × -533.4624541= -66.99292
6929.056178
16. Koordinat Y Terkoreksi
KYTn = KKYn – FKKYn
KYT1 = --2477.62029- -190.74999 = -2286.87030
KYT2 = -2585,27494 - -29.52374 = -353.95522
KYT3 = -1634,8307 - -133.46737 = 1867.05316
KYT4 = 129,1855814 - -112.72843 = 1576.93951
KYT5 = -2850,123486 - -66.99292 = -803.16714
∑KYTn = 0,00000

17. Koordinat Y Pada Peta


KYPPn = (Ypn – 1) + KYTn
KYPP1 = 0 + (-2586,525233) = -2286.87030
KYPP2 = -2586,525233 + (-2612,935718) = -2640.82552
KYPP3 = -5199,460952 + (-1652,322337) = -773.77237
KYPP4 = -773.77237 + (1576.93951) = 803.16714
KYPP5 = 803.16714 + (-803.16714) = 0.00000

B. Patok Detail
1. Sudut Horizontal
menit Detik
SHn = Derajat + +
60 3600
8 30
SH1 = 227 + + = 299.84861
60 3600
43 55
SH2 = 68 + + = 318.53194
60 3600

Theodolite- 95
2. Sudut Vertikal
menit Detik
SVn = 90 – (Derajat + + )
60 3600
29 20
SV1 = 90 – (92 + + ) = 89.35000
60 3600
18 25
SV2 = 90 – (94 + + ) = 90.33472
60 3600

Tinjauan Pustaka – 96
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

3. Beda Tinggi
∆Tn = Jarak Lapangan x Sin α
∆T1 = 2931 x Sin (-0.27035) = -5.61979
∆T2 = 1531 x Sin (1.38901) = 55.87432

4. Jarak Horizontal
JHn = Jarak Lapangan x Cos α
JH1 = 1191 x Cos (-0.27035) = 1190.986741

JH2 = 2305 x Cos (55.87432) = 2304.32269

5. Koordinat X
KXn = JHn x Sin (α ¿
KX1 = 1190.986741 x Sin (299) = -1041.660475
KX2 = 2304.32269 x Sin (318) = -1541.892839

6. Koordinat Y
KYn = JHn x Cos (α )
KY1 = 1190.986741 x Cos (299) = 577.4018298
KY2 = 2304.32269 x Cos (318) = 1712.445483

Tabel 2. Data Hasil CM


Tabel Data CM
Patok X Y Z
Dari Ke
1 1 0.00000 0.00000 -6.41678
1 2 -525.13183 -2286.87030 -9.87407
1 3 -1775.85614 -2640.82552 37.33292
1 4 -2856.02994 -773.77237 -47.04694
1 5 -1789.18300 803.16714 26.00488
2 A -1541.89284 1712.44548 55.874319
1 BM -1041.66047 577.40183 -5.61979
BM 771460 9431769 35 m

Tabel 3. Data Hasil Meter

Tabel Data M
Patok X Y Z
Dari Ke
1 1 0.00000 0.00000 -
0.06417
1 2 -5.25132 -22.86870 -
0.09874
1 3 -17.75856 -26.40826 0.37333
1 4 -28.56030 -7.73772 -
0.47047
1 5 -17.89183 8.03167 0.26005
2 A -15.41893 17.12445 0.55874
1 BM -10.41660 5.77402 -
0.05620
BM 7714.60000 94317.69000 35
Theodolite- 97
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

Tabel 4. Data Hasil Koordinat

Tabel Data Koordinat


Patok X Y Z
Dari ke
1 1 771470.42 9431774.77 35.05620
1 2 771465.17 9431751.91 34.95746
1 3 771452.66 9431748.37 35.33079
1 4 771441.86 9431767.04 34.86032
1 5 771452.52 9431782.81 35.12037
2 A 771449.75 9431769.03 35.51620
BM 771460 9431769 35 m

KESIMPULAN
Theodolite atau theodolit adalah instrument atau alat yang dirancang untuk menentukan
tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan
sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut-sudut tersebut berperan dalam
penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Sudut yang dibaca bisa
sampai pada satuan sekon atau detik. Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur tanah, theodolit sering
digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga
bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya
teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah.
Adapun cara penggunaan dasar theodolite Temukan sepetak tanah tingkat dengan pandangan
yang bagus diantara lahan yang akan diukur. Memperpanjang kaki tripod sehingga theodolite akan
berada pada tingkat yang nyaman. Sesuaikan tiga sekrup pengatur di dasar teodolit sehingga rata
Sejajarkan tingkat panjang dengan dua dari tiga sekrup. Lepaskan dua klem pengatur horizontal.
Sejajarkan bagian atas teodolit. Buka penutup lensa di sisi teodolit. Gunakan tombol penyesuaian
horisontal atas. Buat garis referensi dengan menyusun theodolite secara horizontal. Selain itu ada juga
bagian bagian dari theodolite yaitu visir kasar, klem pengunci vertikal, penggerak halus vertikal.
Tempat baterai, klem pengunci lingkaran horizontal, sekrup pengatur nivo, handle, pengatur fokus,
nivo tabung,papan tombol, nivo kotak, plat dasar, lensa, dan klem pengatur fokus benang.
Adapun cara pengambilan data dilapangan yang pertama Pertama-tama periksa kelengkapan
dan kondisi alat-alat praktikum. Lalu, pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan
theodolite, lalu ukur jarak setiap patok dengan roll meter. Kemudian ukur tinggi alat (Tongkat yang
digunakan/tripot) sebagai dudukan atau tempat penempatan kompas. Selanjutnya setringkan alat
theodolite lalu lakukan pengukuran dan pengambilan data arah. Setelah itu catat data hasil pengukuran
dan sketsa area pengukuran, setelah semua selesai, alat-alat dirapihkan kembali dan di periksa kondisi
alat. Cara pengolahan data yaitu dengan cara pertama mencari patok utama dengan menggunakan 17
rumus, setelah itu mencari patok detail dengan menggunakan 6 rumus, dan terakhir mencari kordinat
dengan menggunakan rumus kontur. Hasill dari pengolahan ini nantinya akan dipakai untuk membuat
peta theodolite.

SARAN
Sebaiknya untuk praktikum berikutnnya diberikan solusi atau cara bagaimana agar praktikan
kebagian menggunakan alat theodolite.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala Laboratorium dan semua asisten
Laboratorium Perpetaan yang telah memberikan ilmunya dalam praktikum theodolite ini.

Theodolite- 98
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 4, 2023

3.5 TOTAL STATION

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Theodolite- 99
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 5, 2023

TOTAL STATION
Mohammad Alfin Faiz1, Amon Fatur Rahman, Arul Gunawan, S.T.3
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. Urip Sumoharjo KM 05, Telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
*Email: alfinfaiz822@gmail.com

SARI

Jurnal ini membahas tentang Total station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut
horizontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori sehingga data
pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di download dan di olah secara
computerize. Total station ini merupakan alat teknologi yang menggabungkan secara elektronik
antara teknologi theodolite dengan teknologi EDM (Electronic Distance Measurement). EDM
merupakan alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang elektro magnetik sinar infra
merah sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor berupa
prisma sebagai target (alat pemantul sinar infra merah agar kembali ke EDM). Ilmu ukur tanah adalah
bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah
tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di
bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.

Kata kunci: Total Station; Alat pengukur

ABSTRACT
This journal discusses the total station, which is a tool for measuring distances and angles
(horizontal angles and vertical angles) automatically. TS is equipped with a memory chip so that
angle and distance measurement data can be stored and then downloaded and processed
computerized. This total station is a technological tool that electronically combines theodolite
technology with EDM (Electronic Distance Measurement) technology. EDM is an electronic
distance measuring instrument that uses infrared electromagnetic waves as the measurement signal
carrier wave and is assisted by a reflector in the form of a prism as a target (a device for reflecting
infrared rays back to the EDM). Soil surveying is part of the science of geodesy which studies
methods of measuring on the earth's surface and underground to determine the relative position or
absolute points on the ground surface, above or below, to fulfill needs such as mapping and
determining the relative position of a land. area.
Keywords: Total Station; Measuring tool

PENDAHULUAN
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
seperti kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan tulisan sebagai tanda pengenal.
Gambaran konvensional pada permukaan bumi ini dilambangkan dengan simbol simbol tertentu.
Simbol simbol tersebut berfungsi untuk menggambarkan sebagaimana seluruh permukaan bumi
beserta kenampakan kenampakan yang ada padanya. Kenampakan-kenampakan tersebut meliputi
kenampakan fisik (medan asli) dan kenampakan sosial-ekonomi (medan buatan).
Pemetaan adalah suatu proses yang melalui beberapa tahapan kerja (pengumpulan data,
pengolahan data dan penyajian data) untuk mendapatkan produk akhir peta. Tahap pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu survei lapangan (pengukuran koordinat), pemotretan
udara, survei data sekunder. Tahap pengolahan data merupakan kegiatan menghitung dan mengolah
hasil pengumpulan data sesuai metode pemetaan yang digunakan dengan suatu referensi dan proyeksi
peta tertentu sedang tahap penyajian data adalah kegiatan untuk menyajikan hasil pengolahan data
dalam bentuk peta yang sering disebut sebagai kegiatan kartografi (Buku Penuntun Perpetaan, 2023).
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada
Total Station- 100
permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan

Tinjauan Pustaka – 101


Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 5, 2023

penentuan posisi relatif suatu daerah. Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah
ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal secara bersama dalam suatu
gambar peta.
Total station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horizontal dan sudut vertikal)
secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat
disimpan untuk kemudian di download dan di olah secara computerize. Total station ini merupakan
alat teknologi yang menggabungkan secara elektronik antara teknologi theodolite dengan teknologi
EDM (Electronic Distance Measurement). EDM merupakan alat ukur jarak elektronik yang
menggunakan gelombang elektro magnetik sinar infra merah sebagai gelombang pembawa sinyal
pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor berupa prisma sebagai target (alat pemantul sinar
infra merah agar kembali ke EDM).
Total station dapat digunakan pada sembarang tahapan survei, survei pendahuluan, survei
titik kontrol, dan survei pematokan. Total station terutama cocok untuk survei topografi dimana
surveyor membutuhkan posisi (x, y, z) dari sejumlah detail yang cukup banyak (700 s/d 1000 titik per
hari), dua kali lebih banyak dari data yang dapat dikumpulkan dengan alat theodolite biasa (stadia)
dan EDM. Hal ini akan sangat berarti dalam hal peningkatan produktifitas, dan akan menjadikan cara
ini dapat bersaing dengan teknik fotogrametri atau survei udara, apalagi telah dapat dihubungkan
langsung dengan komputer atau plotter.

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Dalam praktikum kali ini kita dapat mengetahui prinsip dasar dan bagian-bagian
penggunaan total station, mengetahui cara pengambilan dan pengolahan data lapangan dan
interpretasi data hasil dari praktikum theodolite.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2020, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan atau
pemurnian atau pengembangan dan atau pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang. Sektor pertambangan merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan terbukti
berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada periode 1975-1985,
sering disebut masa keemasannya, sektor ini bahkan menyumbang di atas 20 persen pada
perekonomian nasional. Sekalipun setelah periode tersebut kontribusi sektor pertambangan secara
umum sempat menurun. Pada pertambangan non-migas terutama batubara, bijih besi dan tembaga,
justru semakin bergairah terutama sejak 2000- an (Undang-undang Pertambangan Nomor 3, 2020).
Peta mempunyai fungsi yang sangat banyak. Salah satunya ialah menunjukan posisi
kenampakan objek di permukaan bumi, namun sering terdapat perbedaan posisi dari posisi yang
sebenarnya di lapangan. Perbedaan posisi peta dapat disebabkan oleh skala, proses penggambaran,
pengembangan serta pengerutan kertas peta, pewarnaan pada setiap kenampakan objek dan kesalahan
yang bersumber dari manusia, sehingga posisi pada peta dapat berbeda dengan posisi sebenarnya
yang ada di lapangan (Putri, 2021).
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada
permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan
penentuan posisi relatif suatu daerah. Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah
ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal secara bersama-sama dalam
suatu gambar peta (A.Suhendra., 2018).
Dalam permulaannya, total station ketika diluncurkan dikenal dalam berbagai nama. Banyak
orang yang menyebut total station dengan istilah Electronic Taechometer dan EDM Theodolite kala
itu. Namun sebenarnya, kata total station baru mulai digunakan pertama kali sejak salah satu brand
yang cukup ternama yakni Hewleet-Packard (HP) memperkenalkan salah satu produk terbaru mereka
yang diberi nama model 3810A sekitar tahun 1975-an (Buku Penuntun Pepetaan., 2023).
Secara sederhana total station adalah gabungan kemampuan antara theodoliteelektronik
dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data elektronik. Alat ini dapat membaca dan
mencatat sudut horisontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak miringnya. Bahkan dilengkapi
mikroprosesor sehingga mampu melakukan operasi perhitungan matematis seperti menghitung
jarak datar, koordinat dan beda tinggi secara langsung (Sabaruddin Rahman., 2022).

Total Station- 102


Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 5, 2023

Pengukuran luasan biasanya menggunakan alat ukur tanah seperti waterpass, theodolite dan
total station. Penggunaan waterpass terbatas pada bentang alam yang relatif datar dan sudut yang
dibentuk terbatas pada derajat saja. Penggunaan theodolite dan total station dapat lebih menjangkau
bentang alam yang curam dan sudut yang dibentuk bisa diukur sampai dengan satuan detik.
Penggunaan total station sangat efektif karena dapat menyimpan data ukur langsung didalam unit,
demikian juga pemrosesan data dapat langsung dilakukan pada unit total station (Indra Mutiara.,
2022).
Saat ini banyak theodolite elektronik yang dikombinasikan dengan alat PJE dan pencatat alat
(collector) elektronik menjadi alat Electronic Tacheometry, yang dikenal dengan sebutan Total
Station. Alat ini mampu membaca dan mencatat sudut horizontal dan vertikal dan jarak miringnya.
Bahkan alat ini juga dilengkapi dengan microprocessor sehingga dapat melakukan banyak operasi
perhitungan matematis, seperti mencari mean hasil sudut ukuran dan jarak-jarak ukuran, menghitung
koordinat (E, N, Z), menentukan ketinggian objek, menghitung jarak antara objek-objek yang
diamati, serta koreksi atmosfer berikut koreksi alat (Andrian Kaifan & Zairipan Jaya., 2020).
Selain dapat mencatat data, Total Station juga mempunyai fitur-fitur lain yang berbeda dari
pabrikannya. Selain bisa digunakan untuk mengukur jarak datar dari objek-objek yang dibidik, Total
Station juga mampu mengetahui jarak miring antar objek. Alat ini juga dapat dipakai untuk
menghitung kesalahan penutup poligon dan menghitung leveling, maupun sebagai bagian dari sistem
sebagai pengumpul data, perhitungan secara digital dan plotting otomatis (Andrian Kaifan & Zairipan
Jaya., 2020).
Kedua stasiun theodolite dan total station yang digunakan untuk mengukur sudut horisontal
dan vertikal selama mensurvei dan proyek. Masing-masing memiliki pro dan kontra tertentu yang
dapat digunakan dalam berbagai situasi. Secara umum, hal itu akan tergantung pada waktu, uang,
tenaga, dan keahlian yang telah tersedia pada saat penentuan alat yang tepat untuk pekerjaan dan
tentunya bila mengininkan keakuratan dalam pekerjaan konstruksi atau design saat survei
gunakanlah alat Laser Auto Level (Yunita Anggreni., 2019).
Manfaat dari total station akan melebihi downsides, dalam banyak kasus, karena fitur-
fiturnya semua-inklusif dan integrasi digital. Total station mengintegrasikan fungsi theodolite untuk
mengukur sudut dan jarak dengan EDM (meter jarak elektronik). Total stasiun menggunakan sistem
prisma dan laser untuk mengembangkan pembacaan digital dari seluruh pengukuran selama
pekerjaan. Semua informasi yang dikumpulkan dengan total station disimpan dalam sebuah komputer
eksternal di mana data dapat dimanipulasi dan ditambahkan ke program CAD. Robotic total stasiun
yang tersedia yang memungkinkan operator untuk bekerja sendiri dengan menggunakan remote
control (Yunita Anggreni., 2019).

METODOLOGI
Total station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horizontal dan sudut vertikal)
secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat
disimpan untuk kemudian di download dan di olah secara computerize. Total station ini merupakan
alat teknologi yang menggabungkan secara elektronik antara teknologi theodolite dengan teknologi
EDM (Electronic Distance Measurement). EDM merupakan alat ukur jarak elektronik yang
menggunakan gelombang elektro magnetik sinar infra merah sebagai gelombang pembawa sinyal
pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor berupa prisma sebagai target (alat pemantul sinar
infra merah agar kembali ke EDM).
Bagian-bagian Total station yaitu yang pertama gagang sebagai pemegang alat, visir kasar
untuk membidik objek secara kasar, teropong untuk membidik suatu objek, display untuk
menampilkan hasil dari bidikan serta menampilkan menu-menu yang ada pada alat, lensa verticalizing
untuk melihat dan memposisikan dengan titik berdiri alat, pengunci dan pemutar halus horizontal
berfungsi untuk memutar secara pelan geraknya dan mengunci kunci secara horizontal, pengunci dan
pemutar halus vertikal berfungsi untuk memutar secara pelan geraknya dan mengunci kunci secara
vertikal, sekrup untuk mengatur posisi gelembung nivo agar berada pada titik tengah dan dudukan
sebagai penyangga alat.

Total Station- 103


Tinjauan Pustaka – 104
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 5, 2023

KESIMPULAN
Total Station dapat mengukur sudut dengan metode electro-optical scanning melalui piringan
atau silinder kaca yang memiliki penunjuk skala yang sangat presisi. Total Station adalah alat
pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan vertikal) secara otomatis. Total Station dilengkapi
dengan chip memori, sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian
didownload dan diolah. Total station merupakan semacam theodolite yang terintegrasi dengan
komponen pengukur jarak elektronik atau biasa disebut sebagai Electronic Distance Meter (EDM)
untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Adapun cara penggunaan dasar total station pertama buat patok BM sesuai dengan lokasi
yang ditentukan, kemudian dirikan tripod tepat di atas titik patok yang telah dibuat, lakukan fisir
kasar dengan menggunakan lubang pengunci diarahkan ke titk atau patok yang telah dibuat, pasang
alat prisma diatas kaki static dan kunci alat dengan benar, lakukan setting centering nivo tabung
dengan menggunakan kiat dan pastikan gelembung nivo tabung tepat berada di tengah, dan terakhir
lakukan pengecekan titik dengan menggunakan teropong.
Selain pertambangan dan konstruksi, Total Station juga sering digunakan oleh para ahli
Teknik sipil untuk melakukan survei pemetaan lahan, topografi, bahkan juga bisa untuk jembatan,
rumah, bangunan, terowongan, dan lainnya. Total Station juga digunakan oleh para arkeolog untuk
survei penggalian dan polisi untuk rekonstruksi kecelakaan.

SARAN
Sekiranya alat-alat lab yang di butuhkan setiap mata acara lebih di perbanyak lagi dan umtuk
asisten lebih di permantap lagi cara pemberian ilmu tentang alat-alat yang di gunakan setiap mata
acara.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Koordinator Laboratorium dan semua asisten
Laboratorium Perpetaan teruatama kak Amon Fatur Rahman yang telah membimbing dan
memberikan ilmunya dalam praktikum total station.

Total Station- 105


Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. 5, 2023

BAB IV
PENUTUP

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Total Station- 106
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Global Positioning System (GPS)


GPS memiliki banyak fungsi yang bermanfaat bagi kehidupan kita,
seperti melihat lokasi di mana kita berada, menunjukkan arah untuk ke
lokasi yang ingin kita tuju, sebagai kompas, menunjukkan peta lokasi suatu
tempat berupa gambar jalan dan sungai. GPS bekerja dengan cara tiap satelit
mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA (Code Division
Multiple Access) sama seperti jenis sinyal untuk telepon seluler CDMA.
Sinyal CDMA menggunakan kode pada transmisinya sehingga penerima
GPS tetap bisa mengenali sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada
frekuensi yang sama. Kode CDMA tiap satelit dipilih dengan saksama agar
tidak mengganggu transmisi satelit lainnya.
Kita tidak bisa memakai GPS di tempat tertutup atau terhalang
gedung-gedung tinggi karena alat GPS perlu melihat langsung satelit untuk
menerima informasi. Dengan GPS Garmin bahasa yang tersedia hanya
bahasa-bahasaEropa saja. Jenis baterai AA dan jika baterai habis, tidak ada
cadangan bantuan navigasi. Kelemahan alat GPS yaitu kesalahan untuk
menghitung ketinggian cukup besar dan kurang cocok untuk membantu
sebagai informasi navigasi di daerah pegunungan. Aplikasi GPS sangat
beragam dan tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan
penentuan posisi saja. Dibandingkan dengan peralatan navigasi lain,
penerima GPS paling mudah. GPS juga digunakan untuk radar,membimbing
pesawat tanpa awak dan rudal-rudal jarak jauh, mempelajari kebiasaan
migrasi satwa laut, memantau perjalanan truk-truk kontainer dan kereta api.
GPS juga digunakan membuat peta dan membantu bermain golf,
mendapatkan posisi satelit lainnya.
4.1.2 Tapping Compass
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah
panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet
bumi secara akurat. Kompas geologi, selain dapat dipakai untuk mengukur
komponen arah, juga komponen besar sudut. Kompas adalah sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara
akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam
bidang navigasi. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan

Penutup-76
membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih
berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Dengan berpedoman pada jarum yang terdapat didalam kompas, ada 8 arah
mata angin yang dapat diketahui yaitu : utara, timur laut, timur, tenggara, selatan,
barat daya, barat, dan barat laut. Arah sangat menentukan kemana kita akan
melangkah, tanpa mengetahui arah kita berjalan seperti tanpa tujuan. Untuk
menentukan arah perlu diperhatikan posisi jarum kompas yang selalu menghadap ke
kutub utara bumi, artinya dibutuhkan kemampuan visual untuk dapat membaca
kompas. Hal tersebut akan menjadi kendala bagi penderita tuna netra karena mereka
memiliki keterbatasan visual sehingga tidak bisa menggunakan kompas untuk
menentukan arah.
4.1.3 Waterpass
Alat ini sudah diproduksi dengan berbagai merk yang tersedia di pasaran.
Terlepas dari merk yang berbeda, penggunaan dan fitur alat ukur ini sama. Ini adalah
alat yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak lurus suatu
permukaan. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara
vertikal maupun horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam
pertukangan, tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang
120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat
dua buah alat pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal yang
terbuat dari kaca dimana di dalamnya terdapat gelembung cairan, dan pada posisi
pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur
panjang.
4.1.4 Theodolite
Pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut
horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut-
sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua
buah titik lapangan. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon atau detik.
Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam
pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Theodolite
juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°.

Penutup-77
Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan
ke segala arah.
Adapun cara penggunaan dasar theodolite Temukan sepetak tanah tingkat
dengan pandangan yang bagus diantara lahan yang akan diukur. Memperpanjang
kaki tripod sehingga theodolite akan berada pada tingkat yang nyaman. Sesuaikan

tiga sekrup pengatur di dasar teodolit sehingga rata Sejajarkan tingkat panjang
dengan dua dari tiga sekrup. Lepaskan dua klem pengatur horizontal. Sejajarkan
bagian atas teodolit. Buka penutup lensa di sisi teodolit. Gunakan tombol
penyesuaian horisontal atas. Buat garis referensi dengan menyusun theodolite secara
horizontal. Selain itu ada juga bagian bagian dari theodolite yaitu visir kasar, klem
pengunci vertikal, penggerak halus vertikal. Tempat baterai, klem pengunci
lingkaran horizontal, sekrup pengatur nivo, handle, pengatur fokus, nivo
tabung,papan tombol, nivo kotak, plat dasar, lensa, dan klem pengatur fokus benang.
Adapun cara pengambilan data di lapangan yang pertama Pertama-tama
periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat praktikum. Lalu, pasang patok di area yang
ingin diukur dan dipetakan dengan theodolite, lalu ukur jarak setiap patok dengan
roll meter. Kemudian ukur tinggi alat (Tongkat yang digunakan/tripot) sebagai
dudukan atau tempat penempatan kompas. Selanjutnya setringkan alat theodolite lalu
lakukan pengukuran dan pengambilan data arah. Setelah itu catat data hasil
pengukuran dan sketsa area pengukuran, setelah semua selesai, alat-alat dirapihkan
kembali dan di periksa kondisi alat. Cara pengolahan data yaitu dengan cara pertama
mencari patok utama dengan menggunakan 17 rumus, setelah itu mencari patok
detail dengan menggunakan 6 rumus, dan terakhir mencari kordinat dengan
menggunakan rumus kontur. Hasill dari pengolahan ini nantinya akan dipakai untuk
membuat peta theodolite.
4.1.5 Total Station
Total Station dapat mengukur sudut dengan metode electro-optical scanning
melalui piringan atau silinder kaca yang memiliki penunjuk skala yang sangat
presisi. Total Station adalah alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
vertikal) secara otomatis. Total Station dilengkapi dengan chip memori, sehingga
data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan
diolah. Total station merupakan semacam theodolite yang terintegrasi dengan

Penutup-78
komponen pengukur jarak elektronik atau biasa disebut sebagai Electronic Distance
Meter (EDM) untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Adapun cara penggunaan dasar total station pertama buat patok BM sesuai
dengan lokasi yang ditentukan, kemudian dirikan tripod tepat di atas titik patok yang
telah dibuat, lakukan fisir kasar dengan menggunakan lubang pengunci diarahkan ke
titk atau patok yang telah dibuat, pasang alat prisma diatas kaki static dan kunci alat
dengan benar, lakukan setting centering nivo tabung dengan menggunakan kiat dan
pastikan gelembung nivo tabung tepat berada di tengah, dan terakhir lakukan
pengecekan titik dengan menggunakan teropong.
Selain pertambangan dan konstruksi, Total Station juga sering digunakan oleh
para ahli Teknik sipil untuk melakukan survei pemetaan lahan, topografi, bahkan
juga bisa untuk jembatan, rumah, bangunan, terowongan, dan lainnya. Total Station
juga digunakan oleh para arkeolog untuk survei penggalian.

4.2 Saran

4.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Saran untuk laboratorium yaitu agar menambahkan alat pembersih ruangan
seperti sapu, tempat sampah, menambahkan pewangi dalam ruangan dan
menambahkan rak sepatu agar sepatu praktikan tidak terambur didepan pintu.
4.2.2 Saran Untuk Asisten
1. Kak Arul Gunawan, S.T.
2. Kak M. Ilham, S.T.
3. Kak Alfian
4. Kak Ibnu Ibrahim Hehanussa
5. Kak Muamar Rifqi Risqullah
6. Kak Nadia Fatiatul Shafa
7. Kak Rahmi Sa’pang
8. Kak Amon Fatur Rahman
9. Kak Kasman
10. Kak Mudmainna
11. Kak Muh. Ikhsan Mansur
12. Kak Nur Afni Septianigsi
4.2.3 Saran Untuk Praktikum Selanjutnya

Penutup-79
Menambah alat-alat perpetaan, menambah mata acara praktikum yang
berhubungan dengan pemetaan, dan menyiapkan atau memastikan alat-alat siap
digunakan agar pada saat digunakan praktikum tidak mengalami hambatan

Penutup-80
DAFTAR PUSTAKA

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Andrian Kaifan dan Zairipan Jaya. (2022). Kajian Komparasi Selisih Koordinat Yang
Diukur Dengan Total Station Bertarget Prisma dan Kayu.
Andryan Suhendra. (2018). Studi Perbandingan Hasil Pengukuran Alat Teodolit Digital
dan Manual: Studi Kasus Pemetaan Situasi Kampus Kijang.
Akrim, A., Hidayat, M., & Rakhmadi, A. J. (2020). Panduan Penggunaan
Theodolit. Aksaqila Jabfung
Donya, M Mirza Fauzie, M., & Haryono, H. (2020). Pemanfaaatan Peta Digital Dalam
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Di Kabupaten
Purworejo (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Elizabeth Titiek Winanti, Indiah Kustini, R Endro Wibisono, Djoni Irianto, Danayanti
Azmi Dewi Nusantara, & Nurhayati Aritonang. (2022). Pelatihan Pengolahan Data
Hasil Pengukuran Waterpass, Theodolit, Total Station Bagi Guru Teknik
Konstruksi Dan Properti Smk Wilayah Kabupaten Jombang & Sekitarnya. Jurnal
Abadimas Adi Buana, 5(02), 242–252.
Faizal Amin, A., Abidin Setyowiyoto, H., Susetia Yuda, R., Setianto, A., Ramadhan
Faqih, G., Shalahuddin Abdullah, A. (2018). INTEGRASI SENSOR
ELEKTRONIK DAN AUTOMATIC DATA BACKUP PADA KOMPAS
GEOLOGI UNTUK MEMPERMUDAH AKUISISI DATA LAPANGAN DAN
OLAH DATA GEOLOGI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Farida, A., & Rosalina, F. (2020). Pelatihan Dasar-Dasar Pengoperasian GPS Garmin Bagi
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong. Abdimas: Papua
Journal of Community Service, 2(1), 47–56.
Haerunnas. (2019). Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Menggunakan Alat
UkurWaterpass Siswa SMK Negeri 1 Woja Melalui Pelatihan. Jurnal Pendidikan
Teknologi Dan Kejuruan, 1–17.
Hozeng, S., & Tamsir, N. (2018). Waterpass Otomatis Berbasis Mikrokontroler Automatic
Waterpass Based On Microcontroller. Jurnal Sistem Informasi Dan Teknologi
Informasi, 7(2), 183–184.
Hozeng & Tamsir, 2018 Analisis Kesesuaian Lahan Tambak Menggunakan Sistem
Informasi Geografis (Studi Kasus: Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal,
Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Geodesi Undip, 3(2), 69-80.
Imam Raif. (2021). Pengukuran Dengan Menggunakan Waterpass.
Indra Mutiara, Aisyah Zakaria, Muhammad Taufik Iqbal, Muh.Yusril Hidayat dan Baso
Zulfadly Amin. (2022). STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN TOTAL
STATION DAN DRONE SURVEY UNTUK PENENTUAN KOORDINAT DAN
LUASAN AREA PENGUKURAN.
Jaya, 2021 Studi Perbandingan Hasil Pengukuran Alat Teodolit Digital dan Manual: Studi
Kasus Pemetaan Situasi Kampus Kijang. ComTech: Computer, Mathematics and
Engineering Applications, 2(2), 1013-1022.
Jhon Asik, Jabair, Herman Arruan, Nurul Hidayatillah dan Nurul Fauzia. (2022).
PERBANDINGAN ALAT UKUR THEODOLIT DAN STATIC TRACKING ALAT
GPS HANDHELD PADA PENGUKURAN LUAS POLIGON.
Khoplifah Emi, (2019) , Pengertian Pertambangan VOCATECH: Vocational Education
and Technology Journal, , Penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau
batu bara.
Manik, J. D. N. (2013). Pengelolaan Pertambangan Yang Berdampak Lingkungan Di
Indonesia. PROMINE, 1(1).
Mahdavikya, M., & Tjahjono, H. (2021). Pengetahuan dan Keterampilan Nelayan
Menggunakan Alat Navigasi Global Navigation System (Gps) untuk Aktivitas Melaut
di Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Edu Geography, 9(1), 66–77.
Muhdhor, A. (2020). EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI GPS ( GLOBAL
POSITIONING SYSTEM ) DALAM MENJANGKAU LOKASI TUJUAN ( Studi
Kasus Pada Mahasiswa Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ). Skripsi.
Nadialista Kurniawan, R. A. (2021). Tapping Compass. Industry and Higher Education,
3(1), 1689–1699.
Nurmalasari Rahman. (2021). Pemetaan Topografi Tapping Compass.
Paputungan, T. D., Rahardjo, N., & Rosyadi, R. I. (2020). Penyusunan Atlas Wisata
Museum Berbasis Web Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 6(1).
Perkasa, P. (2019). Use of Global Positioning System (Gps) for Basic Survey on Students.
BALANGA: Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 7(1), 22–33.
Putri, R. A., Suyanto, S., dan Asy’ari, M. (2021). PERGESERAN POSISI DATA
SURVEY GPS TIPE GARMIN 78s TERHADAP PETA DASAR NASIONAL DI
LOKASI LEMBAR TOPOGRAFI MARTAPURA NOMOR 1712-52. Jurnal Sylva
Scienteae, 4(3), 509.
Pradesyah, R. (2022). Proceeding International Seminar on Islamic Studies Medan,
November 7. 3(39), 92–105.
Rianandra 2020 Analisa Ketepatan Data Pengukuran Dengan Alat Ukur Theodolite T. 0
Dan GPS (Global Posisioning System). MAJALAH TEKNIK SIMES, 11(1), 6-15.
Riri Yunita, Hanifah Asnur, Umar Khatab, Ronny Junnaidi, Ridha Sari, Arif Rizki Marsa,
Arif Budiman dan Lilik Suhery. (2022). Pengukuran Lokasi Untuk Perencanaan
Pembangunan Stadion di Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang Kabupaten 50
Kota Menggunakan Alat Ukur Theodolite.
Sabaruddin Rahman, Daeng Paroka, Achmad Yasir Baeda, Chairul Paotonan, Hasdinar
Umar dan F.M. Assidiq. (2022). Sosialisasi Pengukuran Lambung Kapal
Menggunakan Total Station kepada Kelompok Pengrajin di Sentra Pembangunan
Kapal Rakyat Tanah Beru Kabupaten Bulukumba.
Syaputra, H. R. (2020). Water Pass Digital dengan Output Suara. JTEV (Jurnal Teknik
Elektro Dan Vokasional), 6(1), 211.
Tim Asisten Laboratorium Perpetaan, 2022, Penuntun Praktikum Perpetaan, Universitas
Muslim Indonesia, Makassar.
Undang-Undang Pertambangan Nomor 3. (2020).
Yunita Anggreni. (2019). TOTAL STATION
LAMPIRAN

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
A. TUGAS PENDAHULUAN

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
B. KARTU KONTROL

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
C. CATATAN TIAP
PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
D. DOCUMENTASI LAPANGAN

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
E. BIOGRAFI

PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai