Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS GEOKIMIA BATUAN PEMBAWA

KALIUM DAERAH BARRU PROVINSI


SULAWESI SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN

ZULQAIDAH
09320190073

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSIRAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2024
HALAMAN PENGESAHAN

ZULQAIDAH
09320190073

ANALISIS GEOKIMIA BATUAN PEMBAWA KALIUM


DAERAH BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (S-1)
pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Jamal Rauf Husain, M.T. Ir. Alam Budiman Thamsi, S.T. M.T., IPP.
Nips. 195803161988101001 Nips. 109 161 424

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia

Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP.


Nips. 109 101 031

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh


Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. yang memberikan hidayah-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian sebelum melakukan
penelitian yang berjudul “ Analisis Geokimia Batuan Pembawa Kalium Daerah
Barru Provinsi Sulawesi Selatan”, yang kemudian menjadi syarat kelulusan
menyeselaikan program studi Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
Selama melakukan pembuatan proposal, penulis banyak menemukan
kendala-kendala namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya proposal ini
dapat terselesaikan dengan baik. Olehnya, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP., selaku ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Jamal Rauf Husain, M.T., selaku Pembimbing Pertama dalam
penulisan proposal penelitian.
3. Bapak Ir. Alam Budiman Thamsi, S.T., M.T., IPP., selaku Pembimbing
Kedua dalam penulisan proposal penelitian.
4. Para dosen dan staf pengajar Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia yang telah membimbing ,
mendidik dan banyak membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menuntut ilmu.
5. Teman-teman Angkatan 2019 Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia atas dukungan dan
kebersamaannya selama ini.
6. Teristimewa kepada kedua orang tua dan saudara penulis yang telah
mendukung penuh dan selalu mendoakan, memberikan motivasi serta
pengorbanannya baik dari segi moril maupun material kepada penulis hingga
dapat menyelesaikan proposal ini.
Akhir kata penulis menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penulisan proposal ini masih banyak kesalahan, kekhilafan serta

iii
kekurangan. Semoga dikemudian hari, proposal ini dapat memberikan sumbangsih
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembacanya.
Billahi taufik walhidayah, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 13 Desember 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ................................................................... 2
1.4 Batasan Penelitian ..................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
1.6 Alat dan Bahan ........................................................................................... 2
1.7 Lokasi dan Kesampaian Daerah ................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Batuan............................................................................................ 5
2.2 Batuan Beku .............................................................................................. 6
2.3 Definisi Kalium .......................................................................................... 7
2.4 Batuan Pembawa Kalium ........................................................................... 8
2.5 Kegunaan Kalium....................................................................................... 8
2.6 X-Ray Difraction (XRD)............................................................................. 9
2.7 X-Ray Fluorescence (XRF) ........................................................................ 10
BAB III TAHAPAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Tahap Pendahuluan ................................................................................... 12
3.2 Tahap Pengambilan Data .......................................................................... 12
3.3 Tahap Pengolahann Data............................................................................ 13
3.4 Tahap Analisis Data ................................................................................... 14
3.5 Tahap Penyajian Data ................................................................................ 14
BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Rancangan Anggaran Biaya ....................................................................... 16
4.2 Rencana Jadwal Penelitian ......................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian ................................................................... 4
2.1 Siklus Pebentuka Batuan ............................................................................ 5
2.2 Saluran Magma .......................................................................................... 6
2.3 Ilustrasi Difraksi Sinar-X ........................................................................... 10
2.4 X-Ray Fluorescence................................................................................... 11
3.1 Bagan Alir Penelitian ................................................................................. 15

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Rancangan Anggaran Biaya Penelitian ...................................................... 16
4.2 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 16

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia ialah negara yang menggantungkan sektor pertanian sebagai salah


satu pendorong ekonomi nasionalnya. Sifat positif yang dimiliki adalah memiliki
tanah yang luas dan subur. Peran penting sektor pertanian di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari industri pupuk. Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan, permintaan
akan pupuk juga meningkat. Pemerintah telah memutuskan untuk mengambil alih
pengelolaan industri pupuk karena industri ini memiliki peran penting dalam
mendukung keberlanjutan ketahanan pangan di negara ini. Pemerintah telah
melaksanakan berbagai kebijakan untuk mengembangkan industri pupuk di dalam
negeri. Untuk memajukan industri pupuk di dalam negeri, pemerintah telah
mengeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2010 yang berjudul Revitalisasi
Industri Pupuk Nasional dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 141/2010 yang
berisi tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Pupuk Majemuk/NPK.
Peraturan ini menguraikan rencana nasional untuk pengembangan industri pupuk
majemuk/NPK yang mendukung program ketahanan pangan. Adapun batas toleransi
minimal yang dipersyaratkan untuk pupuk NPK padat dengan kandungan kalium
dalam bentuk K2O yaitu minimal 8% (SNI 2803:2010) (Eddy & Muksin, 2019).
Pupuk kalium yang banyak digunakan di Indonesia adalah kalium klorida
(KCl), namun belakangan ini juga dikembangkan menggunakan kalium sulfat
(K2SO4). Penelitian menunjukkan bahwa K2SO4 terbukti dapat meningkatkan
karakteristik kualitas berbagai produk tanaman. Kalium merupakan salah satu unsur
hara yang terdapat dalam tanah dan merupakan satu-satunya kation monovalen yang
sangat penting bagi tanaman karena kalium berperan sebagai penggerak enzim
berbeda yang terdapat pada tanaman (Eddy & Muksin, 2019).
Penyelidikan ini bermaksud untuk menganalisis batuan pembawa kalium
pada daerah Barru Provinsi Sulawesi Selatan sehingga peneliti mengetahui
komposisi kimia, jenis batuan dan karakteristik geokimia batuan pembawa kalium
daerah penelitian berdasarkan pengujian X-Ray Fluorescence (XRF) dan X-Ray
Difraction (XRD).

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:


1. Bagaimana mengetahui komposisi mineral dan jenis batuan pembawa kalium
berdasarkan analisis geokimia pada daerah penelitian?
2. Bagaimana mengetahui karakteristik geokimia dari batuan pembawa kalium
pada daerah penelitian?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis geokimia batuan
pembawa kalium pada daerah Barru Sulawesi Selatan.
1.3.2 Tujuan
1. Mengetahui komposisi mineral dan jenis batuan pembawa kalium
berdasarkan analisis geokimia pada daerah penelitian
2. Mengetahui karakteristik geokimia dari batuan pembawa kalium pada daerah
penelitian.

1.4 Batasan Penelitian

Pada penelitian yang akan dilakukan ini dibatasi pada pengambilan data di
lapangan dan contoh sampel di daerah penelitian yang selanjutnya dilakukan Analisis
Laboratorium menggunakan metode X-Ray Fluorescence Spectrometry (XRF) dan X-
Ray Difraction (XRD).

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Manfaat penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai batuan apa saja
yang mengandung unsur kalium pada daerah penelitian;
2. Dapat dijadikan sebagain referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya yang
relevan dengan penelitian ini.

1.6 Alat dan Bahan

1.6.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

2
a. Alat tulis menulis;
b. Peta Geologi;
c. GPS (Global Positioning System);
d. Palu Geologi
e. Kamera;
f. Laptop.
g. GCDkit 6.1
1.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Buku catatan lapangan;
b. Kantong sampel.

1.7 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administratif lokasi penelitian berada di daerah Lipukasi, Kecamatan


Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan secara
geografis lokasi penelitian ini terletak pada 4˚27’10” LS - 4˚26’52”LS dan
119˚38’12” BT - 119˚38’01”BT. Lokasi penelitian ini dapat ditempuh melalui jalur
darat dari Kota Makassar menuju lokasi penelitian dengan waktu tempuh ±2 jam
menggunakan kendaraan bermotor. Peta tunjuk lokasi penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.1.

3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Batuan

Batuan merupakan agregat padat yang terbentuk oleh mineral mineral yang
telah membeku dari proses. Umumnya batuan merupakan gabungan dari 2 mineral
atau lebih. Mineral merupakan suatu zat anorganik yang mempunyai komposisi
kimia tertentu. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat sifat fisik, dan umur
yang bermacam macam (Siswanto & Anggraini, 2018).

Gambar 2.1 Siklus Pembentukan Batuan


Pada dasarnya batuan yang terdapat dipermukaan bumi terdiri dari 3 (tiga)
jenis, berdasarkan dari cara pembentukan batuan tersebut, yaitu: batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Sebenarnya tiga jenis batuan ini saling berhubungan
dalam proses pembentukannya. Batuan pertama yang terbentuk dari magma adalah
jenis batuan beku. Kemudian batuan batuan beku ini mengalami pelapukan, hasil dari
lapukan ini lalu mengendap bisa pada wilayah daratan ataupun lautan. Endapan
inilah yang kemudian mengeras dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan beku dan
batuan sedimen yang mengalami perubahan bentuk akibat dari tekanan maupun
temperature menghasilkan jenis batuan metamorf (Siswanto & Anggraini, 2018).

5
2.2 Batuan Beku

Batuan beku terbentuk akibat cairan magma yang membeku, baik itu magma
yang telah keluar dari perut bumi ataupun magma yang masih berada di dalam bumi.
Umumnya magma terbentuk akibat dari lelehan sebagian batuan/lapisan pada mantel
bumi bagian atas. Pelelehan batuan dapat terjadi karena perubahan 3 parameter dasar
yaitu, tekanan, temperatur/suhu, dan komposisi kimia. Magma akan keluar dari
dalam bumi melalui pluton. Pluton sendiri terbagi menjadi beberapa saluran
tergantung dari ukuran dan posisinya seperti, dike, sill, laccolith, dan lain-lain.

Gambar 2.2 Saluran Magma

Batuan beku terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan proses


pembentukannya. Berdasarkan proses pembentukannya batuan beku terbagi menjadi
2 macam, yaitu:
1. Batuan beku luar (Ekstrusif): proses pembekuan dari magma relatif cepat,
karakteristik tekstur kristal batuan sangat halus.
2. Batuan beku dalam (Intrusif): proses pembekuan dari magma
membutuhkan waktu yang sangat lama, bisa mencapai jutaan tahun,
karakteristik kristal batuan berukuran besar (Siswanto & Anggraini,
2018).
Cara menentukan kandungan mineral pada batuan beku, dapat dilakukan
dengan menggunakan indeks warna dari batuan kristal. Berdasarkan warna mineral

6
sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Mineral
Felsik dan Mineral Mafik.
1. Mineral felsik, merupakan mineral yang berwarna terang, terutama terdiri
dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
2. Mineral mafik, merupakan mineral yang berwarna gelap, terutama biotit,
piroksen, amphibol dan olivin.
Berdasarkan cara terjadinya, kadungan SiO2 dan indeks warna batuan beku
dapat diklasifikan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda
meskipun dalam jenis batuan yang sama.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 (Hugnes, 1962), antara
lain :
1. Batuan beku asam, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari
66%. Contohnya adalah riolit.
2. Batuan beku intermediate, batuan beku yang memiliki kandungan
SiO2antara 52% – 66%. Contohnya adalah dasit.
3. Batuan beku basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara
45% –52%. Contohnya adalah andesit.
4. Batuan beku ultra basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2
kurang dari 45% (Meiyer, 2016).

2.3 Definisi Kalium

Kalium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang k
dan nomor atom 19, dalam tabel periodik, kalium adalah salah satu logam alkali,
lunak, berwarna putih keperakan yang teroksidasi dengan cepat di udara dan bereaksi
hebat dengan air, kalium terlarut dalam air laut ( yaitu ( 0.04 % berdasarkan berat )
dan merupakan bagian dari banyak mineral, logam alkali memeiliki sifat yang sangat
mirip yaitu berkilau, lunak, logam yang sangat reaktif pada suhu dan tekanan
setandar , semua logam alkali mudah di potong menggunakan pisau karena lunak,
menampakkan kilau permukaan nya yang cepat memudar di udara karena
teroksidasioleh uap air dan oksigen (dan nitrogen khusus untuk natrium). Mengingat
reakrtivitas nya yang tinggi, logam alkali harus disimpan di minyak untuk mencegah
reaksi dengan udara, dan hanya dijumpai secara alami sebagai garam dan tidak
pernah sebagai unsur bebas, semua logam alkali bereaksi dengan air, seluruh logam

7
alkali yang ditemukan bebas di alam seuai dengan urutan kelimpahan nya yaitu
nantrium yang paling melimpah kemudian diikuti oleh kalium, litium, rubidium,
sesium dan terakhir fransium (Safitri & M, 2018).
Kalium adalah logam yang termasuk dalam kelompok logam alkali dan
dilambangkan dengan huruf K, dilihat dari sudut fisiknya kalium adalah zat yang
lembut dengan warna putih keperakan. Sedangkan dari sudut kimia kalium
merupakan unsur yang sangat aktif dan mudah mengalami oksidasi ketika terjadi
kontak dengan udara bebas, zat ini akan berubah warna menjadi abu-abu (Aryanda et
al., 2014).

2.4 Batuan Pembawa Kalium

Batuan yang mengandung kalium di daerah penyelidikan dijumpai pada


satuan tuf leusit dari anggota batuan Gunungapi Formasi Camba yang tersingkap di
daerah Desa Lipukasi. Selain itu, di daerah penyelidikan juga dijumpai mineral
bukan logam berupa felspar berwarna abu-abu kecoklatan dan warna lapuk coklat
terang, rapuh, afanitik, derajat kristalisasi sedang. Sebaran batuan yang mengandung
kalium, pada umumnya warna segar abu-abu terang dan warna lapuk coklat keabuan,
dengan komponn bintik-bintik putih (leusit), rapuh dan ada juga yang keras, berbutir
halus, vegetasi pohon jati dan semak belukar (Irwan Muksin, Kusdarto, 2015).

2.5 Kegunaan Kalium

Kalium telah diketahui sebagai salah satu unsur esensial makronutrien bagi
tanaman. Fungsi utama kalium membantu perkembangan akar, membantu proses
pembentukan protein, menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan
merangsang pengisian biji. Kalium berperan penting bagi tanaman dalam proses
metabolisme, mulai dari fotosintesis, translokasi asimilat hingga pembentukan pati,
protein, dan aktivator enzim (Untuba et al., 2022).
Manfaat dari kalium untuk tanaman diantaranya yaitu, membentuk dan
mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentukan protein,
meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah, dan meningkatkan kualitas
buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik (Siswanto et al., 2017).
Proporsi terbesar Kalium tanah dalam bentuk batuan, mineral dan deposit
kalium sebagai sumber kalium bagi tanah . Pada kondisi ini, kalium potensial dapat

8
terlarut dan tersedia bagi tanaman. Kaitannya dengan kemudahan bentuk Kalium
diserap tanaman, kalium terlarut dikenal sebagai Kalium segera tersediakan, dapat
dipertukarkan sebagai kalium cadangan yang mudah dimobilisasi, kalium tidak dapat
dipertukarkan atau Kalium tersemat (fixed). Kalium mineral sebagai Kalium
cadangan semi permanen karena jumlah Kalium terlarut dapat ditukar hanya 1-2%
dari total Kalium , tidak dapat ditukar s 1- 10%, dan Kalium mineral 90-98% (Putri
& Pinaria, 2021).

2.6 X-Ray Difraction (XRD)

XRD merupakan suatu alat yang digunakan untuk menganalisis sistem kristal
pada material yang diuji. XRD dapat memberikan informasi mengenai jenis struktur,
parameter kisi, susunan atom yang berbeda pada kristal. Prinsip kerja dari XRD ini
menggunakan difraksi sinar X yang dihamburkan oleh sudut Kristal material yang
diuji. X-ray diffraction (XRD) merupakan teknik untuk mengidentifikasi fasa kristalin
dalam material, bentuk kristalin material bervariasi pada setiap material termasuk
pada mineral sehingga dijadikan sebuah penciri dari suatu mineral (Heriansyah,
2018). Hal ini disebabkan adanya suatu penyerapan oleh material dan juga pelepasan
atau pemisahan oleh atom-atom dalam material tersebut. Pelepasan tersebut ada yang
saling menghilang karena berbeda fasa dan ada juga yang saling mengikat karena
fasanya sama. Berkas sinar-X yang saling mengikat tersebut yang disebut sebagai
berkas difraksi. Tahapan kerja X-ray diffraction (XRD) yaitu produksi, difraksi,
deteksi dan interpretasi dapat dilihat pada gambar 2.4 prinsip kerja XRD
(Nurhidayah, 2015).

9
Ga mbar 2.4 Ilustrasi Difraksi Sinar-X (Heriansyah, 2018)

2.8 X-Ray Fluorescence (XRF)

XRF merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis komposisi kimia


beserta konsentrasi unsur-unsur yang terkandung dalam suatu sample dengan
menggunakan metode spektrometri. XRF umumnya digunakan untuk menganalisa
unsur dalam mineral atau batuan. Analisis unsur di lakukan secara kualitatif maupun
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisi jenis unsur yang
terkandung dalam bahan dan analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan
konsentrasi unsur dalam bahan. Prinsip kerja XRF adalah foton yang memiliki energi
tinggi (X-Rays) menembak elektron pada kulit dalam (biasanya kulit K atau L) yang
menyebabkan elektron tersebut berpindah ke lapisan kulit luarnya. Alat XRF dapat
dilihat pada gambar 2.5.

10
Gambar 2.5 X-Ray Fluorescence (Nurwaskito et al., 2015)
Pada dasarnya prinsip kerja dari spektrometri pendar sinar-X adalah sinar-X
primer yang berasal dari sumber pengeksitasi/radioisotop ditembakkan terhadap
cuplikan. Pancaran radiasi sinar-X tersebut akan berinteraksi dengan cuplikan dalam
proses efek fotolistrik. Proses interaksi tersebut akan menghasilkan pendaran sinar-X
sekunder dari cuplikan dalam proses efek fotolistrik. Proses interaksi tersebut akan
menghasilkan pendaran sinar-X sekunder dari cuplikan yang ditangkap oleh detektor
kemudian dianalisis.
Sinar-X sekunder yang dipancarkan oleh cuplikan akan ditangkap oleh
detektor. Sinar-X tersebut oleh detektor akan diubah menjadi pulsa listrik. Pulsa-
pulsa listrik kemudian akan diperkuat oleh preamplifier dan amplifier dan diteruskan
ke sistem analisator salur ganda (MCA). Pulsa listrik kemudian dicacah oleh
analisator salur ganda dan ditampilkan dalam bentuk puncak-puncak spektra sinar -
X. Tinggi rendah puncak spektra sinar-X memiliki karakteristik energi tertentu yang
berbeda satu sama lain (Mulyono et al., 2012).

11
BAB III
TAHAPAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahap Pendahuluan

Pada tahap persiapan terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai
tahapan awal dalam penelitian ini dengan tujuan agar penelitian yang direncanakan
dapat disiapkan dengan baik, beberapa hal tersebut yaitu:
3.1.1 Persiapan administrasi
Tahap persiapan administrasi berupa pengurusan persyaratan dari program
studi dan fakultas berupa pengusulan judul penelitian dan mengurus persuratan untuk
mendapatkan pembimbing penelitian.
3.1.2 Studi literatur
Studi literatur ini bertujuan agar dapat mengetahui dan memahami segala hal
yang bersangkutan dengan penelitian dan berbagai referensi lainnya terkait dengan
analisis geokimia batuan pembawa kalium.
3.1.3 Penyusunan Proposal
Penyusunan proposal ini dilakukan setelah mempelajari literatur yang berkaitan
dengan judul penelitian kemudian dituangkan dalam bentuk proposal yang sesuai
dengan aturan penulisan yang berlaku pada Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia Makassar. Selanjutnya
proposal penelitian yang sudah jadi dikonsultasikan dengan pembimbing I dan
pembimbing II sampai siap untuk diseminarkan.

3.2 Tahap Pengambilan Data

Tahap pengambilan data merupakan tahap pelaksanaan pengambilan data di


lapangan, dimana segala data yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
penyusunan laporan nantinya.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
pengamatan langsung di lapangan yaitu di daerah Lipukasi Kabupaten Barru.
3.2.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu data
primer dan data sekunder

12
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dengan pengamatan secara
langsung di lapangan yaitu:
a. Hasil data analisis XRD;
b. Hasil data analisis XRF.
2. Data Sekunder
Data ini didapatkan dari hasil pemikiran orang lain seperti data yang diambil
dari dari literasi seperti jurnal atau data dari informasi tertulis lainnya yang ada
hubungannya dengan penulisan penelitian berupa peta tunjuk lokasi penelitian.
3.2.2 Teknik Pengambilan Data
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil beberapa sampel batuan di
dua (2) titik koordinat menggunakan kantong sampel yang diberi penanda.

3.3 Tahap Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data sampel yang akan di analisis terlebih dahulu di
lakukan preparasi fungsinya agar sampel-sampel tersebut layak untuk di analisis di
laboratorium. Tahap-tahap pengolahannya yaitu:
3.3.1 Tahapan XRD
Sebelum dilakukan analisis, sampel yang diperoleh di lapangan dihancurkan menjadi
potongan-potongan kecil menggunakan palu geologi, sampel yang telah dihancurkan
kemudian dihaluskan menggunakan alat mortar dan palu, setelah halus sampel
disaring kembali agar homogen, menggunakan ukuran saringan 200 mesh, sehingga
sampel menjadi produk bubuk halus 200 Mesh dan selanjutnya dimasukkan ke dalam
alat XRD tipe Shimadzu XRD-7000 L dan analisis hasil XRD menggunakan Match
3.D dan Grapher.
3.3.2 Tahapan XRF
XRF adalah metode emisi atom, serupa dengan spektroskopi emisi optik (OES),
ICP dan analisis aktivasi neutron (spektroskopi gamma). Metode tersebut mengukur
panjang gelombang dan intensitas cahaya (dalam hal ini sinar X) yang dipancarkan oleh
atom berenergi dalam sampel. Dalam XRF, penyinaran sinar-X primer dari tabung
sinar-X menyebabkan emisi sinar-X fluoresen dengan karakteristik energi diskrit dari
unsur-unsur yang ada dalam sampel.

13
3.4 Tahap Analisis Data

Setelah dilakukan preparasi sampel, kemudian sampel dilakukan analisis


untuk diketahui komposisi mineral dan karakteristik geokimianya. Adapun analisis
yang digunakan pada penelitian ini yaitu Analisis X-Ray Diffraction (XRD) untuk
mengidentifikasi karaktristik sampel dan komposisi mineral. Kemudian untuk
menentukan komposisi kimia yang terkandung dalam sampl batuan menggunakan
analisis X-Ray Fluorescence (XRF).
3.5 Tahap Penyajian Data
3.5.1 Tahap Penyusunan Skripsi
Seluruh hasil penelitian baik dalam bentuk hasil pengambilan data maupun
pengolahan data serta hasil interpretasi data yang dilakukan, setelah dievaluasi
kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah berupa laporan skripsi yang
disusun sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku pada Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
3.5.2 Seminar
Pada tahap ini, skripsi yang telah disusun selanjutnya dipresentasikan melalui
seminar di hadapan dosen pembimbing dan dosen penguji Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia. Tahap
seminar dilakukan dengan tiga tahapan yaitu seminar proposal, seminar hasil dan
seminar tutup (sidang sarjana).

14
METODOLOGI PENELITIAN

TAHAP PENDAHULUAN
1. Administrasi
2. Studi Literatur
3. Penyusunan Laporan

PENGAMBILAN DATA

DATA PRIMER DATA SKUNDER


1. Hasil Data XRF
2. Hasil Data XRD 1. Peta tunjuk lokasi
2. Jurnal

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DATA

Bubuk Sampel utuh

XRD XRF

Komposisi Mineral Komposisi


kimia

PENYUSUN LAPORAN

SEMINAR
Gambar 3.1 Bagan alir penelitian

15
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Rencana Anggaran Biaya


Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan selama penelitian dari tahap
persiapan hingga penyusunan skripsi, dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Penelitian
No Keterangan Harga
1 Analisis Sampel XRF 1.300,000.00
2 Analisis Sampel XRD 1,050,000.00
4 Transportasi 200,000.00
5 Paket Data 150,000.00
6 Tinta Print 200,000.00
7 Konsumsi 150,000.00
8 Kertas 50,000.00
Total 3,100,000.00
4.2 Rencana Jadwal Penelitian
Adapun jadwal kegiatan administrasi, penyusunan proposal, seminar proposal,
pengolahan data, penyusunan skiripsi dan seminar hasil. dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Januari 2024 Februari 2024 Maret 2024
No Kegiatan
II III IV I II III IV I II III IV
Penyusunan
1 laporan dan
Bimbingan
2 Seminar Proposal
Pengolahan
3
Sampel
Penyusunan
4 Skripsi dan
Bimbingan
5 Seminar Hasil
Ujian Sidang
6
Sarjana

16
DAFTAR PUSTAKA

Aryanda, D., Ramli, M., & Djamaluddin., H. (2014). Perancangan Sequence


Penambangan Batubara untuk Memenuhi Target Produksi Bulanan. Geosains,
10(02), 75–76.

Eddy, H. R., & Muksin, I. (2019). Karakteristik Batuan Pembawa Kalium Di


Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. 14, 1–20.

Heriansyah., 2018, “Identifikasi Fitur Thermal Berdasarkan Zona Mineralisasi


Dengan Menggunakan Data Citra Aster Dan Analisis Xrd Di Lapangan Panas
Bumi Wayang Windu, Jawa Barat”, Institut Teknologi Bandung.

Irwan Muksin, Kusdarto, R. M. (2015). Eksplorasi Umum Batuan Kalium di


Kecamatan Barru dan Tanete Rilau Kabupaten Barru,Provinsi Sulawesi
Selatan.

Meiyer. (2016). Studi Sistem Manajemen Pada Kegiatan Penambangan Batuan Beku
Ultrabasa. Skripsi, 49.

Mulyono., Sukadi., Sihono., Rosidi dan Irianto, B. (2012). Kalibrasi Tenaga dan
Standar Menggunakan Alat X-Ray Fluoresence (XRF) untuk Analisis Unsur
Zirkonium dalam Mineral. Jurnal Penelitian dan Pengelolaan Perangkat
Nuklir.

Nurhidayah., 2015, “Karakteristik Material Pasir Besi Dengan Menggunakan X-Ray


Diffraction (Xrd) Di Pantai Marina Kabupaten Bantaeng”, Fakultas Sains Dan
Teknologi Uin Alauddin Makassar.

Putri, R. S., & Pinaria, A. G. (2021). Penggunaan Kompos Chromolaena odorata


Untuk Meningkatkan Kalium Tanah. Jurnal Agroteknologi Terapan, 1(1), 15–
17.

Safitri, B., & M, A. (2018). Menentukan Jumlah Kandungan Unsur Mineral Logam
Kalium (K) dalam Batuan Tambang Di Desa Bangkang Kecamatan Praya
Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah dengan Metode AAS. Jurnal Ilmiah
Ikip Mataram, 6(1), 50–52.
Siswanto, Mahardika, M. Y., & Maulidi, L. A. (2017). Pupuk kalium silika dengan
proses kalsinasi berbasis batuan trass. Jurnal Teknik Kimia, 11(2), 46–50.

Siswanto, S., & Anggraini, D. (2018). Perbandingan Klasifikasi Massa Batuan


Kuantitatif (Q, RMR dan RMi). Jurnal Geosains Dan Teknologi, 1(2), 67.
https://doi.org/10.14710/jgt.1.2.2018.67-73

Untuba, A. S., Isa, I., Kunusa, W. R., & Kilo, J. La. (2022). Analisis Kandungan
Calsium (Ca) Kalium (K) Pada Sedimen Danau Limboto Menggunakan
Metode AAS. Jamb.J.Chem, 4(2), 62–75.

Anda mungkin juga menyukai