Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

PEMODELAN LERENG

Zulqaidah1, Muhammad Ikbal2, Dian Dwi Apriliyani Arsdin, S.T.3

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
e-mail: zulqaidah12@gmail.com

ABSTRAK

Beberapa aplikasi yang berbasis informatika saat ini telah banyak digunakan di berbagai bidang sektor industri termasuk
industri pertambangan. Industri pertambangan merupakan suatu industri yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Salah satu
sub bidang pertambangan yang paling penting adalah bidang geoteknik. Analisis geoteknik merupakan tahap awal sebagai
dasar untuk menentukan stabilitas lereng penambangan. Dalam analisis ini memerlukan pengamatan dan olah data yang
cermat karena berhubungan erat dengan keselamatan operasional penambangan. Oleh sebab itu diperlukan suatu alat bantu
untuk mempermudah analisis data stabilitas lereng secara cepat dan akurat. Aplikasi yang digunakan dalam analisis
stabilitas lereng ini adalah slide software. Aplikasi software ini dapat merancang desain geometri jenjang yang meliputi
tinggi dan kemiringan jenjang tambang beserta tingkat faktor keamanannya. Hasil analisis yang diperoleh akan dijadikan
dasar untuk membuat model desain tambang yang aman bagi lingkungan. Jurnal ini akan membahas bagaimana cara
mengaplikasikan slide software dan hasil analisis geometri jenjang dan faktor keamanannya pada desain geometri lereng.
Kata kunci : Analisis Lereng, Faktor Keamanan, Geoteknik, Slide Software, Stabilitas Lereng.

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang Lereng dapat terjadi secara alami maupun
sangat pesat membawa berbagai kemudahan di sengaja dibuat oleh manusia dengan tujuan
segala sektor, termasuk dalam sektor pertambangan. tertentu.Longsoran merupakan salah satu bencana
Peran pemanfaatan teknologi informasi dalam alam yang sering terjadi pada lereng- lereng alami
sektor industri pertambangan sangat penting. maupun buatan. Analisis stabilitas lereng
Industri Pertambangan sangat membutuhkan mempunyai peran yang sangat penting pada
teknologi informasi terutama dalam aspek perencanaan konstruksi-konstruksi sipil. Lereng
geoteknik tambang. Tahapan kegiatan aspek yang tidak stabil sangatlah berbahaya terhadap
geoteknik secara garis besar dimulai dari lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu analis
pengamatan jenis batuan, massa batuan berupa stabilitas lereng sangat diperlukan.
singkapan dan pengeboran geoteknik (coring), Adapun maksud dari praktikum Pemodelan
bidang ketidakmenerusan, uji laboratorium lereng ini adalah untuk Membuat geometri lereng
mekanika batuan dan tanah, analisis geometri yang baik dan aman, serta Mampu menggunakan
jenjang tambang dan stabilitas lereng dengan faktor Software slide 6.0 dalam merancang geometri
keamanan yang baik. Dengan adanya aplikasi lereng. Adapun alat dan bahan pada mata acara
berbasis teknologi informasi, analisis stabilitas Pemodelan lereng yaitu, Alat, Laptop, Terminal
lereng tersebut dapat diselesaikan secara cepat dan Listrik dan Mouse. Adapun Bahannya, Software
hasil analisis yang akurat. Aplikasi yang digunakan slide 6.0 dan juga Modul Praktikum Mekanika
dalam analisis stabilitas lereng ini adalah slide Batuan.
software. Aplikasi Software ini dapat merancang Mekanika batuan adalah salah cabang
desain geometri jenjang yang meliputi tinggi dan disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan
kemiringan jenjang tambang beserta tingkat faktor merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat
kemanannya. mekanik batuan dan massa batuan. Hal ini
menyebabkan mekanika batuan memiliki peran oleh batuan tersebut bersamaan saat batuan tersebut
yang dominan dalam operasi penambangan, seperti terbentuk. Sifat fisik batuan tersebut misalnya
porositas, berat jenis, permaebilitas, absorpsi dan
pekerjaan penerowongan, pemboran, penggalian, derajat kejenuhan.
peledakan dan pekerjaan lainnya. Sehingga untuk b. Sifat Mekanik Batuan
mengetahui sifat mekanik batuan dan massa batuan Sifat mekanik batuan adalah sifat yang dimiliki
dilakukan berbagai macam uji coba baik itu di batuan karena adanya pengaruh gaya-gaya dari luar
yang bekerja pada batuan tersebut. Pengujian Sifat
laboratorium maupun di lapangan langsung atau Mekanis Batuan.
secara insitu. Untuk mengetahui sifat mekanik 1) Uji Kuat Tekan (Unconfined Compressive
batuan dilakukan beberapa percobaan seperti uji Strength Test)
kuat tekan uniaksial, uji kuat tarik, uji triaksial dan Uji ini menggunakan mesin tekan (compression
machine) untuk menekan sampel batuan yang
uji tegangan insitu. berbentuk silinder dari satu arah (uniaxial).
Di dalam geoteknik, klasifikasi massa Penyebaran tegangan di dalam sampel batuan secara
batuan yang pertama diperkenalkan sekitar 60 tahun teoritis adalah searah dengan gaya yang dikenakan
yang lalu yang ditujukan untuk terowongan dengan pada sampel tersebut. Tetapi dalam kenyataannya
arah tegangan tidak searah dengan gaya yang
penyanggaan menggunakan penyangga baja. dikenakan pada sampel tersebut karena ada pengaruh
Kemudian klasifikasi dikembangkan untuk dari plat penekan mesin tekan yang menghimpit
penyangga nonbaja untuk terowongan, lereng, dan sampel, sehingga bentuk pecahan tidak terbentuk
pondasi. 3 pendekatan desain yang biasa digunakan bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan
berbentuk kerucut cone. Perbandingan antara tinggi
untuk penggalian pada batuan yaitu: analitik, dan diameter sampel (l/d) mempengaruhi nilai kuat
observasi, dan empirik. Salah satu yang paling tekan batuan. Untuk pengujian kuat tekan digunakan
banyak digunakan adalah pendekatan desain dengan yaitu 2 < l/d < 2,5. Semakin besar
menggunakan metode empiric. Klasifikasi massa 2) Uji Kuat Tarik Tak Langsung
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat
batuan dikembangkan untuk mengatasi tarik (tensile strength) dari perconto batu berbentuk
permasalahan yang timbul di lapangan secara cepat silinder secara tidak langsung. Alat yang digunakan
dan tidak ditujukan untuk mengganti studi analitik, adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan.
3) Uji Point Load
observasi lapangan, pengukuran, dan engineering
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan
judgement. dari sampel batuan secara tak langsung di lapangan.
Dikarenakan kompleknya suatu massa Sampel batuan dapat berbentuk silinder atau tidak
batuan, beberapa penelitian berusaha untuk mencari beraturan.
4) Uji Triaksial
hubungan antara desain galian batu dengan
Salah Pengujian ini adalah salah satu pengujian
parameter massa batuan. Banyak dari metodemetode yang terpenting dalam mekanika batuan untuk
tersebut telah dimodifikasi oleh yang lainnya dan menentukan kekuatan batuan di bawah tekanan
sekarang banyak digunakan untuk penelitian awal triaksial. Percontoh yang digunakan berbentuk
silinder dengan syarat-syarat sama pada pengujian
atau bahkan untuk desain akhir.
kuat tekan.
5) Kuat Tekan (Uniaxial)
3. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan Kuat tekan (uniaxial) yang diuji dengan suatu
Batuan merupakan zat padat yang terbentuk dari silinder atau prisma terhadap titik pecahnya.
kumpulan mineral yang berbeda dan mempunyai Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan silinder
komposisi kimia yang tetap dan merupakan penyusun merupakan uji sifat mekanik yang paling umum
kerak bumi. Batuan terbentuk melalui proses geologi digunakan.Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk
yang panjang dan selama proses geologi seperti menentukan kuat tekan batuan [1]
aktivitas magmatisme dan proses sedimentasi sangat 6) Kuat Tarik (Tensile Strength)
berpengaruh terhadap sifat fisik batuan tersebut Kuat tarik (tensile strength) ditentukan dengan
sedangkan pengaruh struktur geologi akan uji Brazilian dimana suatu piringan di tekan
berpengaruh terhadap sifat mekanis dari batuan sepanjang diameter atau dengan uji langsung yang
tersebut. Oleh sebab itulah batuan memiliki sifat fisik meliputi tarikan sebenarnya atau bengkokan dari
maupun sifat mekanis. prisma batuan. Kekuatan batuan dapat di ukur secara
a. Sifat Fisik insitu (di lapangan) sebaik mungkin pengukuran di
laboratorium. Regangan (deformasi) diukur di area
Sifat fisik batuan merupakan sifat yang dimiliki
tambang kemudian di hubungkan terhadap tegangan Batuan Dengan Gelombang Ultrasonik Uji sifat
dengan berpedoman pada konstanta elastik dari fisik batuan dengan gelombang ultrasonik ini yaitu
laboratorium. menggunakan alat sonic viewer sx 5251. Alat ini
Tegangan sebelum penambangan merupakan mampu memancarkan gelombang ultrasonik yang
kondisi tegangan asli, sulit dihitung, tetapi merupakan
parameter desain tambang yang penting. Kondisi memiliki frekuensi 20 KHz. Gelombang ultrasonik
tegangan yang berkembang selama penambangan digunakan untuk mendeteksi objek jauh lebih detail
merupakan hal penting yang harus diperhatikan terutama pada benda–benda yang padat, gelombang
dalam operasi tambang sebaik dalam perancangan ultrasonik tersebut dipantulkan melalui permukaan
tambang. Regangan yang dihasilkan dari pola benda yang akan diamati. Gelombang ultrasonik
tegangan baru di ukur dari waktu ke waktu atau tersebut merambat karena merupakan rambatan energi
dimonitor secara menerus selama penambangan
dan momentum mekanikasehingga merambat sebagai
berlangsung. Kekuatan batuan dapat diukur secara
insitu (di lapangan) sebaik pengukuran interaksi dengan molekul dan inersia medium yang
dilaboratorium. Regangan (deformasi) diukur di area dilaluinya. Perambatan gelombang tersebut
tambang kemudian dihubungkan terhadap tegangan menyebabkan getaran partikel dengan medium
dengan berpedoman pada konstanta elastik dari amplitudo sejajar dengan arah rambat secara
laboratorium. Tegangan sebelum penambangan longitudinal sehingga menyebabkan partikel maedium
merupakan kondisi tegangan asli, sulit di hitung, membentuk rapatan dan tegangan. Periode rapatan dan
tetapi merupakan parameter desain tambang yang
rengangan benda tersebutlah yang akan diamati untuk
penting. Tegangan tersebut umumnya diperkirakan
dan diberi beberapa kuantifikasi dengan memasang mengetahui sejauh mana sifat elastisitas batuan,
sekelompok pengukur tegangan elektrik dalam rosette density, dan rigiditas suatu batuan, melalui korelasi
pada permukaan batuan, memindahkan batuan-batuan dari data nilai kecepatan dari rambat gelombang yaittu
yang berdekatan, dan mengukur respons tegangan S dan P, modulus geser dan possion ratio.
sebenarnya yang di lepaskan. Kondisi tegangan yang 4. Hubungan Tegangan dan Rengangan
berkembang selama penambangan merupakan hal Tegangan adalah suatu reaksi akibat adanya
penting yang harus diperhatikan dalam operasi beban atau gaya. Ada 3 macam tegangan sebelum
tambang sebaik dalam perancangan [3] massa batuan mengalami gangguan, antara lain :
7) Hammer test Tegangan gravitasi, yaitu tegangan yang terjadi
Hammer Test adalah suatu metode pemeriksaan karena berat dari batuan yang berada di atas massa
mutu batuan tanpa merusak batuan. Disamping itu batuan. Tegangan tektonik, yaitu tegangan yang
dengan menggunakan metode ini akan diperoleh terjadi akibat aktivitas tektonik pada kulit bumi.
cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat Tegangan sisa, yaitu tegangan yang masih tersisa
dengan biaya yang murah. Metode pengujian ini walaupun penyebab terjadinya tegangan tersebut
dilakukan dengan memberikan beban impact sudah hilang.
(tumbukan) pada permukaan batuan dengan Regangan adalah perubahan bentuk atau
menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan volume akibat adanya tegangan. Pada saat sampel
menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak batuan yang di uji menerima beban yang meningkat
pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat secara teratur, maka kondisi sampel batuan cenderung
terjadi tumbukan dengan permukaan batuan dapat mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini
memberikan indikasi kekerasan juga setelah akan terjadi dalam arah lateral.
dikalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah a. Hubungan Tegangan-Regangan
jenis hammer. Alat ini sangat berguna untuk Bila ada sebuah batang yang mengalami
mengetahui keseragaman batuan pada struktur. Karena gaya tekan maka batang tersebut akan mengalamai
kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan perpendekan dan regangan yang terjadi disebut
alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area regangan tekan. Dari teori kekuatan bahan tegangan
pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat tarik dapat ditentukan dengan membagi beban dengan
ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada luas penampang.Hubungan tegangan (σ) dan regangan
permukaan batuan, misalnya keberadaan partikel batu (∈) yang berbanding lurus
pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan. Oleh b. Mohr Coulomb
karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali Pemecahan geometri untuk tegangan-
pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang tegangan dengan menggunakan arah yang berbeda-
hasilnya kemudian dirata-ratakan. British Standards beda didapatkan dengan menggunakan persamaan
(BS) mengisyaratkan pengambilan antara 9 sampai 25 yaitu dari mohr coulomb. Adapun angkah-langkah
kali pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas dalam pembuatan mohr coulomb dan cara
maksimum 300 mm. mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dalam
8) Uji Sifat Fisik adalah contohnya sebagai berikut :
1. Buat sumbu vertikal untuk tegangan geser dan dibutuhkanyang ketelitian yang sangat tinggi dan
sumbu horisontal untuk kuat tekan dan kuat tarik harus sangat cepat untuk mencatat tiap perubahan.
dengan skala yang sama. ada tiga gauge yang harus dicatat per tiap perubahan
2. Nilai dari kuat tekan berada disebelah kanan gaya yang diberikan seperti horizontal displacement
sumbu vertikal sedangkan nilai kuat tarik berada gauge, vertical displacement gauge dan shear load
disebelah kiri sumbu vertikal. gauge. Untuk memulai bisanya ditentukan beberapa
3. Plotkan nilai kuat tekan dan nilai kuat tarik nilai beban atau tekanan normal (psi) yang akan
dari data yang telah diketahui membentuk diberikan pada tiap sampel yang berbeda.
setengah lingkaran. Bieniawski (1984), kekuatan suatu batuan
4. Setelah diplot tarik garis singgung menyinggung secara utuh dapat diperoleh dari Point Load Strength
lingkaran kuat tekan dan kuat tarik. Index atau Uniaxial Compressive Strengh. Beliau
5. Nilai kohesi didapatkan dari perpotongan antara menggunakan klasifikasi Uniaxial Compressive
garis singgung dan sumbu tegak. Strength (UCS) yang telah diusulkan oleh Deere &
6. Sudut geser dalam diperoleh dari besarnya sudut Miller, 1968 (Bieniawski, 1984) dan juga UCS yang
yang dibentuk garis singgung telah ditentukan dengan menggunakan Hammer
5. Uji Kuat Geser Batuan Test. Kekuatan batuan utuh adalah kekuatan
Kuat geser tanah atau batuan adalah kemampuan suatu batuan untuk bertahan menahan suatu
tanah melawan tegangan geser yang terjadi pada saat gaya hingga pecah. Kekuatan batuan dapat
terbebani. keruntuhan geser atau shear failure tanah dibentuk oleh suatu ikatan adhesi antarbutir
atau batuan terjadi bukan disebabkan karena mineral atau tingkat sementasi pada batuan
hancurnya butir butir tanah tersebut tapi karena tersebut, serta kekerasan mineral yang
adanya gerak relatif antara butir butir tanah tersebut. membentuknya. Hal ini akan sangat
Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng berarti telah berhubungan dengan genesa, komposisi, tekstur,
terjadi pergeseran dalam butir butir tanah tersebut.
dan struktur batuan.
Kekuatan geser yang dimiliki oleh suatu tanah atau
Kondisi massa batuan dievaluasi untuk setiap
batuan dipengaruhi oleh faktor faktor dibawah ini.
setiap bidang diskontinu yang ada. Dengan
Pada tanah berbutir halus (kohesif ) misalnya
menjumlahkan semua rating dari lima parameter akan
lempung kekuatan geser yang dimiliki tanah
maka diperoleh nilai RMR pada dasar yang belum
disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara
memperhitungkan pada orientasi bidang diskontinu.
butir butir tanah atau biasa disebut dengan kohesi
Adjusment terhadap orientasi bidang diskontinu ini
(C). Pada tanah atau batuan dengan butir kasar (non
dipisahkan dalam perhitungan nilai RMR karena
kohesif), kekuatan geser disebabkan karena adanya
pengaruh dari bidang diskontinu tersebut tergantung
gesekan antara butir butir tanah atau batuan sehingga
pada aplikasi engineering•nya, seperti terowongan,
sering disebut sudut gesek dalam. Pada kondisi
chamber, lereng atau fondasi.
alamiah dilapangan kondisi material tanah maupun
Arah umum dari bidang diskontinu berupa
batuan selalu bercampur sehinga kekuatan geser
disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) strike dan dip, akan mempengaruhi kestabilan
dan gesekan karena adanya sudut geser dalam pada lubang bukaan. Hal ini ditentukan oleh sumbu dari
butir butir batuan dan tanah. lubang bukaan tersebut, apakah tegak lurus strike
Tegangan tersebut umumnya diperkirakan dan atau sejajar strike, penggalian lubang bukaan
diberi beberapa kuantifikasi dengan memasang tersebut, apakah searah dip atau berlawanan arah
sekelompok pengukur tegangan elektrik dalam dengan dip dari bidang diskontinu. RMR dapat
rosette pada permukaan batuan, memindahkan
batuan- batuan yang berdekatan, dan mengukur digunakan sebagai panduan memilih penyangga
respons tegangan sebenarnya yang di lepaskan. terowongan. Panduan ini tergantung pada beberapa
Kondisi tegangan yang berkembang selama faktor seperti kedalaman lubang bukaan dari
penambangan merupakan hal penting. Berikut permukaan, ukuran dan bentuk terowongan serta
ilustrasi sederhana dari alat direct shear strength. metode penggalian yang dipakai. Sedangkan untuk
Secara sederhana sampel tanah atau batuan menentukan kestabilan lubang bukaan dapat
dimasukkan kedalam alat seperti tabung yang
ditentukan melalui stand•up time dari nilai RMR
kemudian diberi beban normal yang besarnya tetap.
Sampel tersebut kemudian digeser dengan gaya yang menggunakan grafik span terhadap stand•up time.
besarnya secara berkala dinaikkan sampai sampel Keakuratan dari stand•up time ini menjadi
tanah atau batuan tersebut pecah. Dan sleuruh angka diragukan karena nilai stand•up time sangat
tersebut dicatat kemudian diplot kedalam grafik. Saat dipengaruhi oleh metode penggalian, ketahanan
ini alat untuk mengukur direct shear strength sudah terhadap pelapukan (durability) dan kondisi
otomatis dengan komputer dalam menghitung tegangan in situ yang merupakan
displacement darisampel tersebut karena
parameter•parameter penting yang tidak tercakup
dalam metode klasifikasi RMR. Oleh karena itu,
sebaiknya grafik ini digunakan hanya untuk tujuan
perbandingan semata.
6. Faktor yang Mempengaruhi
Tegangan Normal
Tegangan normal yang diberikan tidak melebihi batas
elastisitas batuan. Dalam hal ini yang dimaksud batas
elastisitas adalah batas dimana belum terjadi
pembentukan rekahan awal ketika beban normal
diberikan. Oleh karena itu diusahakan agar deformasi
maupun runtuhan yang terjadi hanya disebabkan oleh
tegangan geser dan bukan oleh tegangan normal.
a. Mineralogi dan Ukuran Butiran
Butiran yang kecil biasanya monocrystalline dan
ikatannya ataupun nilai kohesinya relatif lebih tinggi
dibandingkan butiran besar. Pada batuan yang ukuran
butirnya lebih besar, permukaan gesernya cenderung
membentuk gelombang gelombang kasar ketika
mengalami pergeseran. Hal ini menyebabkan sudut
gesek dalam batuan yang diperoleh dari uji
laboratorium lebih besar dari aslinya.
b. Kekasaran Permukaan Geser
Semakin kasar permukaan geser, semakin besar
kekuatan geser batuan. Tetapi kekasaran geser ini
akan berpengaruh hanya pada tegangan normal yang
rendah, karena pada tegangan normal yang cukup
tinggi permukaan geser akan hancur sehingga pada
perilaku kekuatan geser batuan akan lebih
dipengaruhi oleh kekuatan batuan utuh (intact rock)
dari pada kekasaran permukaan geser
c. Banyaknya Bidang Diskontinu
Dengan keberadaan bidang-bidang diskontinu
perambatan rekahan pada batuan dapat dengan mudah
terjadi ketika mendapat gaya dari luar. Hal ini
menyebabkan kekuatan batuan menurun.
d. Tingkat Kerusakan Contoh
Proses pengambilan serta pengangkutan
bongkahan batu ke laboratorium dapat mengakibatkan
conto batuan terganggu. Semakin besar gangguan
ataupun kerusakan yang dialami batuan sebelum diuji,
semakin batuan tersebut tidak mempresentasikan
kondisi masa batuan.
Keberadaan bidang-bidang diskontinu perambatan
rekahan pada batuan dapat dengan mudah terjadi
ketika mendapat gaya dari luar. Hal ini menyebabkan
kekuatan batuan menurun.
Dengan keberadaan bidang-bidang diskontinu
perambatan rekahan pada batuan dapat dengan mudah
terjadi ketika mendapat gaya dari luar. Hal ini
menyebabkan kekuatan batuan menurun.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pertama-tama kita siapkan Alat dan bahan
pada mata acara pemodelan lereng ini, seperti
Laptop, Terminal listrik dan Mouse, serta
bahannya yaitu Software slide 6.0. Setelah
siap, jalankan aplikasi Slide Software 6.0.
Gambar 4 Tampilan data Geometri
5. Selanjutnya yaitu mengatur setingan proyek
geometri lereng, dengan langkah klik analysis
lalu pilih project settings.

Gambar 1 Tampilan awal software slide 6.0


2. Setelah kita jalankan aplikasinya, kemudian
kita import Geometri lereng yang telah di
desain melalui aplikasi AutoCad, dalam format
Gambar 5 Mengatur Project Settings
file yaitu DXF. Langkahnya, klik file pilih
6. Setelah masuk dalam jendela Project settings,
import, lalu import DXF.
pada menu General, failure direction kita
memilih left to right.

Gambar 2 Import Geometri lereng DXF


3. Setelah itu kita memilih geometri lereng yang
ingin di import dari file DXF ke file slide, atau
masukkan data geometri lereng ke aplikasi
slide 6.0.

Gambar 6 Setting pada menu general


7. Setelah itu masuk pada menu Methods, lalu
centang pada metode Bishop simplified dan
Janbu simplified, lalu klik Ok.

Gambar 3 Memasukkan data Geometri Gambar 7 Setting pada menu Methods


4. Setelah memilih data geometri lereng yang 8. Selanjutnya kita memilih menu Properties, lalu
dibutuhkan, maka tampil di aplikasi slide 6.0 klik define materials. Lalu ubah nama sesuai
data litologi dan masukkan data material (unit
Gambar 11 Pilih Analysis klik compute
12. Setelah itu klik kembali analysis klik Interpret
dan tunggu hasil analisis faktor keamanan dari
geometri lereng.

weight, cohesion dan phi)

Gambar 12 Hasil faktor keamanan lereng


13. Setelah hasil faktor keamanan telah muncul
lalu, klik query lalu pilih show slices, untuk
menampilkan data slices pada geometri lereng

Gambar 8 Memasukkan data Material


9. Selanjutnya kita pilih surface, lalu pilih surface
options

Gambar 13 Tampilan data slices pada lereng

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
Gambar 9 Surface pilih surface options
Tabel 1 Data hasil analisa Lereng
10. Kemudian mengatur jendela surface options
dengan memilih surface type Circular dan
Unit
Search Method Auto Refine Search, Lalu Ok. No Jenis batuan C phi
Weight
1 Mudstone(Batu
24 0.01 71,56
lumpur) 1
2 Mudston(Batu
24 0.001 26,56
Lumpur) 2
3 Mudstone(Batu
24 0.01 70,82
Lumpur) 3
Gambar 10 Mengatur jendel Surface options 4 Sandstone(Batu
25 0.01 65,21
11. Selanjutnya memilih menu analysis lalu klik pasir)
compute, lalu save geometri lereng.
A. Lereng 1

Unit Weight = 24
Cohesion (C) = 0,01
Phi = 71,56
Faktor Keamanan = 5,128
Gambar 14 Hasil faktor keamanan lereng 1 Gambar 17 Hasil faktor keamanan lereng 4

B. Lereng 2 2. Pembahasan
Pada hasil analisa geometri lereng, terdapat 4
Unit Weight = 24 lereng yang telah didapatkan hasil faktor
Cohesion (C) = 0,001 kemanannya
Phi = 26,56 Pada Lereng 1 didapatkan hasil Unit weight
Faktor Keamanan = 0,856 atau densitas dari batuan Lumpur 1 yaitu 24,
nilai kohesi sebesar 0,01 Mpa, Nilai Phi atau
sudut geser dalam sebesar 71,56. Sehingga
setelah dilakukan Interpretasi, hasil dari Nilai
Faktor keamanan pada lereng 1 yaitu 5,128.
Pada Lereng 2 didapatkan hasil Unit weight
atau densitas dari batuan Lumpur 2 yaitu 24,
nilai kohesi sebesar 0,001 Mpa, Nilai Phi atau
Gambar 15 Hasil faktor keamanan lereng 2
sudut geser dalam sebesar 26,56. Sehingga
setelah dilakukan Interpretasi, hasil dari Nilai
C. Lereng 3
Faktor keamanan pada lereng 1 yaitu 0,856.
Pada Lereng 3 didapatkan hasil Unit weight
Unit Weight = 24
atau densitas dari batuan Lumpur 3 yaitu 24,
Cohesion (C) = 0.01
nilai kohesi sebesar 0,01 Mpa, Nilai Phi atau
Phi = 70,82
sudut geser dalam sebesar 70,82. Sehingga
Faktor Keamanan = 4,910
setelah dilakukan Interpretasi, hasil dari Nilai
Faktor keamanan pada lereng 1 yaitu 4,910.
Pada Lereng 4 didapatkan hasil Unit weight
atau densitas dari batupasir yaitu 25, nilai kohesi
sebesar 0,01 Mpa, Nilai Phi atau sudut geser
dalam sebesar 65,21. Sehingga setelah dilakukan
Interpretasi, hasil dari Nilai Faktor keamanan
Gambar 16 Hasil faktor keamanan lereng 3 pada lereng 1 yaitu 3,701.

D. Lereng 4 PENUTUP
Kesimpulan
Unit Weight = 25 Aplikasi software yang digunakan dalam
Cohesion (C) = 0.01 menganalisis stabilitas lereng ini secara cepat dan
Phi = 65,21 akurat adalah slide software. Keluaran slide
Faktor Keamanan = 3,701 software adalah berupa visual hasil analisis geometri
lereng yang meliputi tinggi, lebar dan kemiringan
lereng dan ditampilkan dalam bentuk sketsa dengan
skala yang tepat serta analisis faktor keamanan yang Bieniawski, Z. T., 1978. Determining rock mass
menunjukkan tingkat kestabilan lereng tersebut.
Tinggi jenjang dan kemiringan diperbesar, maka
akan menurunkan nilai faktor keamanan dan
sebaliknya apabila tinggi jenjang dan kemiringan
diperkecil, maka akan menaikkan nilai faktor
keamanan. Lereng dapat dipastikan aman apabila
dilakukan analisis stabilitas lereng secara
keseluruhan (overall slope).
Saran
Untuk asisten diharapkan untuk selalu sabar dan
semangat dalam membimbing praktikan .dan selalu
memberikan motivasi kepada praktikanya agar
dapat mengikuti praktikum sampai akhir

DAFTAR PUSTAKA.
compressive strength pada batuan inti
(core) batupasir. Akademi Minyak dan Gas
Balongan Indramayu. Bandung
Geomechanics Abstract, Vol. 15, hal. 237-247.
DOI: 10.1016/0148
Rahman A, 2018, Uji laboratorium mekanika
batuan menggunakan metode unconfined
Tim asisten Mekanika Batuan 2022. “ Penuntun
Praktikum Mekanika Batuan “. Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai