Anda di halaman 1dari 5

TA5102 METODOLOGI PENELITIAN

RANCANGAN PENELITIAN-TUGAS 01

FERLIEN MARGARETH MAREYKE MOMBILIA


22123014

S2 REKAYASA PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2023
I. Topik Penelitian
Analisis Perubahan Strain/Propagasi Deformasi Massa Batuan Terhadap
Kegiatan Ekskavasi Tambang Bawah Tanah Menggunakan Metode Finite
Element

II. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang umumnya terjadi pada kegiatan penambangan


bawah tanah adalah berubahnya initial strain massa batuan yang
mengakibatkan deformasi dengan potensi safety hazard dan economic
losses. Pengetahuan akan distribusi strain dan deformasi adalah kunci untuk
menentukan design terowongan yang rasional dan aman. Kegiatan produksi
material pada front penambangan menyebabkan perubahan distribusi
tegangan pada massa batuan sehingga timbulnya potensi ketidakstabilan.
Made Astawarai (2013), ada dua jenis deformasi yang dapat terjadi
pada sebuah benda jika mengalami tegangan, perubahan panjang dan
perubahan sudut. Perubahan panjang dari sebuah garis lurus dinyatakan
sebagai perubahan panjang persatuan unit panjang mula-mula yang disebut
regangan longitudinal (longitudinal strain).
Deformasi massa batuan yang dihasilkan tidak lepas dari kondisi
geologi batuan penyusun. Ada berbagai metode untuk menentukan modulus
deformasi massa batuan yang dibagi dalam dua kategori umum, yaitu
metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung meliputi uji
laboratorium pada specimen batuan dan uji in-situ pada massa batuan
lapangan. Metode tidak langsung dapat dibagi menjadi metode empiris
(korelasi) dan pendekatan kontinum. Metode empiris menghubungkan
modulus deformasi massa batuan dengan indeks klasifikasi massa batuan.
Pemilihan metode empiris penelitian yang akan dilakukan adalah bersifat
opsional, dan akan digunakan metode empiris yaitu indeks klasifikasi massa
batuan RMS dengan pendekatan struktur sebagai konsiderasi utama.
Konsep mekanika batuan menggambarkan karakteristik kurva
tegangan-regangan yang merupakan gambaran jalannya kehancuran batuan
setelah dinilai tegangan maksimal tercapai hingga tegangan sisa tercapai.
Saat batuan berada pada zona plastis, penurunan stress akan disertai
peningkatan nilai regangan. Batuan hancur pada kondisi ini. Mengacu pada
konsep ini, maka penelitian akan berfokus pada perubahan regangan (strain)
zona plastis massa batuan. Sebagian besar analisis deformasi terowongan
diterjemahkan dalam model numerik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
distribusi tegangan-regangan massa batuan yang menghasilkan zona
rekahan. Analisis akan dilakukan dengan penerapan metode Elemen Hingga
(Finite Element), yaitu metode solusi numerik yang didalam geomekanika
dipakai untuk menentukan medan tegangan dan perpindahan jika diketahui
modulus elastis/deformasi berdasarkan perilaku masa batuan, juga bisa
menghitung distribusi tegangan, regangan, dan perpindahan akibat
pembuatan terowongan. Metode solusi numerik menggunakan Software
RS2.

III. Hipotesa

1. Adanya pengaruh kualitas massa batuan terhadap nilai regangan massa


batuan terekskavasi. Semakin rendah nilai kualitas massa batuan, maka
regangan massa batuan berpotensi semakin besar pula.
2. Adanya hubungan antara radius zona plastis yang merupakan zona
terjadinya regangan maksimal massa batuan terhadap rekomendasi bolt
penyanggaan.

IV. Pengujian Hipotesa

1. Pengujian sifat fisik dan sifat mekanik batuan


Pengujian laboratorium sifat fisik batuan untuk memperoleh nilai densitas
dan sifat mekanik yaitu pengujuan UCS untuk memperoleh nilai kuat tekan
dan Triaxial untuk memperoleh nilai kohesi, sudut geser dalam, tegangan
minimum dan tegangan maksimum.

2. Pembobotan kelas massa batuan


Pembobotan kelas massa batuan menggunakan metode Rock Mass Rating
(RMR). Pembobotan dilakukan dengan membagi area penelitian dalam
beberapa cell untuk melihat perbandingan nilai RMR tiap cell yang akan
menjadi acuan pengujian hipotesa. Bobot RMR adalah dari 0-100.
3. Pemodelan dan analisis numerik regangan
Analisis numerik regangan menggunakan software RS2. Penampang dibuat
per area cell pembobotan RMR. Hasil running RS2 akan memberikan radius
zona plastis berbeda-beda bergantung pada RMR tiap cell.

4. Back analysis deformasi massa batuan terhadap regangan


Back analysis deformasi adalah analisis data dari alat real time monitoring,
dimana area nilai regangan besar akan memberikan nilai deformasi yang
besar.

5. Penentuan dimensi dan material properties bolt penyangga


Dimensi dan material properties bolt penyangga merupakan panjang radius
zona plastis yang disimulasikan balik kedalam pemodelan RS2 untuk
mendapatkan kondisi optimal (berkurangnya regangan dan meningkatnya
nilai factor of safety).
V. Daftar Pustaka

Astawarai, I Made, dkk. 2013. Mekanika Batuan. Institut Teknologi Bandung.

Rian. 2022. Membahas Studi Pengaruh Perubahan Tegangan Terinduksi Akibat Caving
Terhadap Deformasi Terowongan Pada Tambang Bawah Tanah DMLZ. Institut
Teknologi Bandung.

Zhang, Heng. 2019. Stress Field Distribution and Deformation Law of Large Deformation
Tunnel Excavation in Soft Rock Mass. Science Direct Ruang Bawah.

Anda mungkin juga menyukai