Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika. Mekanika


batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan massa
batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang dominan
dalam operasi penambangan, seperti pekerjaan penerowongan, pemboran,
penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya. Sehingga untuk mengetahui sifat
mekanik batuan dan massa batuan dilakukan berbagai macam uji coba baik itu di
laboratorium maupun di lapangan langsung atau secara insitu.Untuk mengetahui sifat
mekanik batuan dilakukan beberapa percobaan seperti uji kuat tekan uniaksial, uji
kuat tarik, uji triaksial dan uji tegangan insitu. Mekanika batuan sendiri
mempunyai karakteristik mekanik yang diperoleh dari penelitian ini adalah kuat
tekan batuan (σt), kuat tarik batuan (σc ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v),
selubung kekuatan batuan (strength envelope), kuat geser (τ), kohesi (C), dan sudut
geser dalam ( ). Masing-masing karakter mekanik batuan tersebut diperoleh dari uji
yang berbeda. Kuat tekan batuan dan Modulus Young diperoleh dari uji kuat tekan
uniaksial. Pada penelitian ini nilai kuat tekan batuan dan Modulus Young diambil
dari nilai rata-rata hasil pengujian lima conto batuan (Muhammad,2017).
Untuk kuat tarik batuan diperoleh dari uji kuat tarik tak langsung (Brazillian
test). Sama dengan uji kuat tekan uniaksial, uji kuat tarik tak langsung menggunakan
lima conto batuan untuk memperoleh kuat tarik rata-rata. Sedangkan selubung
kekuatan batuan, kuat geser, kohesi, dan sudut geser dalam diperoleh dari pengujian
triaksial konvensional dan multitahap. Selain mengamati sifat mekanik atau dinamik
dari batuan dalam praktikum ini juga akan diamati sifat fisik batuan tersebut, dengan
mengamati bobot dan masa jenisnya dalam beberapa keadaan. Mekanika batuan
merupakan bagian dari subjek yang lebih luas yakni geomekanika, yang mengkaji
tentang tanggapan mekanik dari semua material geologi termasuk didalamnya adalah
tanah. Mekanika batuan seperti yang diterapkan di geologi teknik, pertambangan dan
perminyakan dan praktik sipil memperhatikan penerapan prinsip mekanika rekayasa
untuk desain struktur batuan (Muhammad,2017).

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum preparasi sampel ini adalah kita dapat
mengenal, mengetahui dan menguasai cara dalam mempersiapkan sampel yang akan
digunakan pada saat melakukan pengujian dalam laboratorium
1.2.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar kita dapat memahami
pengertian dan peranan preparasi sampel serta dapat melakukan preparasi sampel
menggunakan alat yang baik dan benar.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Alat tulis menulis
b. Stone cutter
c. Coring
d. Alat pelindung diri (APD)
e. Cetakan Housing
f. Sendok semen
g. Kuas
h. Ember
1.3.2 Bahan
a. Sampel batuan
b. Semen
c. Pasir
d. Air
e. Lilin

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan

Batuan merupakan zat padat yang terbentuk dari kumpulan mineral


yang berbeda dan mempunyai komposisi kimia yang tetap dan merupakan
penyusun kerak bumi. Batuan terbentuk melalui proses geologi yang panjang
dan selama proses geologi seperti aktivitas magmatisme dan proses sedimentasi
sangat berpengaruh terhadap sifat fisik batuan tersebut sedangkan pengaruh
struktur geologi akan berpengaruh terhadap sifat mekanis dari batuan tersebut.
Oleh sebab itulah batuan memiliki sifat fisiki maupun sifat mekanis (Arief, 2018).
a. Sifat Fisik
Sifat fisik batuan merupakan sifat yang dimiliki oleh batuan tersebut
bersamaan saat batuan tersebut terbentuk. Sifat fisik batuan tersebut
misalnya porositas, berat jenis, permaebilitas, absorpsi, dan derajat
kejenuhan.
b. Sifat Mekanik Batuan
Sifat mekanik batuan adalah sifat yang dimiliki batuan karena adanya
pengaruh gaya –gaya dari luar yang bekerja pada batuan tersebut. Pengujian Sifat
Mekanis Batuan (Muhammad,2017).
1. Uji Kuat Tekan (Unconfined Compressive Strength Test)
Uji ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan
sampel batuan yang berbentuk silinder dari satu arah (uniaxial). Penyebaran
tegangan di dalam sampel batuan secara teoritis adalah searah dengan gaya yang
dikenakan pada sampel tersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah tegangan tidak
searah dengan gaya yang dikenakan pada sampel tersebut karena ada pengaruh dari
plat penekan mesin tekan yang menghimpit sampel, sehingga bentuk pecahan
tidak terbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan berbentuk
kerucut cone. Perbandingan antara tinggi dan diameter sampel (l/d) mempengaruhi
nilai kuat tekan batuan. Untuk pengujian kuat tekan digunakan yaitu 2 < l/d < 2,5.
Semakin besar (Arief,2018).

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

2. Uji Kuat Tarik Tak Langsung


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari
perconto batu berbentuk silinder secara tidak langsung. Alat yang digunakan
adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan.
3. Uji Point Load
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari sampel batuan secara tak
langsung di lapangan. Sampel batuan dapat berbentuk silinder atau tidak beraturan.
4. Uji Triaksial
Salah Pengujian ini adalah salah satu pengujian yang terpenting dalam
mekanika batuan untuk menentukan kekuatan batuan di bawah tekanan triaksial.
Percontoh yang digunakan berbentuk silinder dengan syarat-syarat sama pada
pengujian kuat tekan.
5. Kuat Tekan (Uniaxial)
Kuat tekan (uniaxial) yang diuji dengan suatu silinder atau prisma terhadap
titik pecahnya. Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan silinder merupakan uji
sifat mekanik yang paling umum digunakan.Uji kuat tekan uniaksial dilakukan
untuk menentukan kuat tekan batuan (Arief,2018).
6. Kuat Tarik (Tensile Strength)
Kuat tarik (tensile strength) ditentukan dengan uji Brazilian dimana suatu
piringan di tekan sepanjang diameter atau dengan uji langsung yang
meliputi tarikan sebenarnya atau bengkokan dari prisma batuan. Kekuatan batuan
dapat di ukur secara insitu (di lapangan) sebaik pengukuran di laboratorium.
Regangan (deformasi) diukur di area tambang kemudian di hubungkan
terhadap tegangan dengan berpedoman pada konstanta elastik dari
laboratorium.
Tegangan sebelum penambangan merupakan kondisi tegangan asli, sulit
dihitung, tetapi merupakan parameter desain tambang yang penting. Kondisi
tegangan yang berkembang selama penambangan merupakan hal penting yang
harus diperhatikan dalam operasi tambang sebaik dalam perancangan tambang.
Regangan yang dihasilkan dari pola tegangan baru di ukur dari waktu ke waktu
atau dimonitor secara menerus selama penambangan berlangsung. Kekuatan
batuan dapat diukur secara insitu (di lapangan) sebaik pengukuran

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

dilaboratorium. Regangan (deformasi) diukur di area tambang kemudian di


hubungkan terhadap tegangan dengan berpedoman pada konstanta elastik dari
laboratorium. Tegangan sebelum penambangan merupakan kondisi tegangan asli,
sulit di hitung, tetapi merupakan parameter desain tambang yang penting.
Tegangan tersebut umumnya diperkirakan dan diberi beberapa kuantifikasi
dengan memasang sekelompok pengukur tegangan elektrik dalam rosette pada
permukaan batuan, memindahkan batuan-batuan yang berdekatan, dan
mengukur respons tegangan sebenarnya yang di lepaskan. Kondisi tegangan
yang berkembang selama penambangan merupakan hal penting yang harus
diperhatikan dalam operasi tambang sebaik dalam perancangan (Arief,2018).
7. Hammer test
Hammer Test adalah suatu metode pemeriksaan mutu batuan tanpa merusak
batuan. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan diperoleh cukup
banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah.
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact (tumbukan)
pada permukaan batuan dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan
menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari
massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan batuan dapat
memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat memberikan
pengujian ini adalah jenis hammer. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui
keseragaman batuan pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan
menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang
luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada
permukaan batuan, misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu
dekat permukaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali
pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudian
dirata-ratakan. British Standards (BS) mengisyaratkan pengambilan antara 9
sampai 25 kali pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300 mm
(Arief,2018).
8. Uji Sifat Fisik
Batuan Dengan Gelombang Ultrasonik Uji sifat fisik batuan dengan gelombang
ultrasonik ini yaitu menggunakan alat sonic viewer sx 5251. Alat ini mampu

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

memancarkan gelombang ultrasonik yang memiliki frekuensi 20 KHz. Gelombang


ultrasonik digunakan untuk mendeteksi objek jauh lebih detail terutama pada
benda–benda yang padat, gelombang ultrasonik tersebut dipantulkan melalui
permukaan benda yang akan diamati (Arief,2018).
Gelombang ultrasonik tersebut merambat karena merupakan rambatan energi
dan momentum mekanika sehingga merambat sebagai interaksi dengan molekul
dan inersia medium yang dilaluinya. Perambatan gelombang tersebut
menyebabkan getaran partikel dengan medium amplitudo sejajar dengan arah
rambat secara longitudinal sehingga menyebabkan partikel maedium
membentuk rapatan dan tegangan. Periode rapatan dan rengangan benda
tersebutlah yang akan diamati untuk mengetahui sejauh mana sifat elastisitas batuan,
density, dan rigiditas suatu batuan, melalui korelasi data nilai kecepatan rambat
gelombang S dan P, modulus geser, dan possion ratio (Arief,2018).

2.1 Hubungan Tegangan dan Rengangan

a. Tegangan
Tegangan adalah suatu reaksi akibat adanya beban atau gaya. Ada 3 macam
tegangan sebelum massa batuan mengalami gangguan, antara lain :
1) Tegangan gravitasi, yaitu tegangan yang terjadi karena berat dari batuan
yang berada di atas massa batuan.
2) Tegangan tektonik, yaitu tegangan yang terjadi akibat aktivitas tektonik
pada kulit bumi.
3) Tegangan sisa, yaitu tegangan yang masih tersisa walaupun penyebab terjadinya
tegangan tersebut sudah hilang.
b. Regangan
Regangan adalah perubahan bentuk atau volume akibat adanya tegangan.
Pada saat sampel batuan yang di uji menerima beban yang meningkat secara
teratur, maka kondisi sampel batuan cenderung mengalami perubahan bentuk.
Perubahan bentuk ini akan terjadi dalam arah lateral (Muhammad,2017).
c. Hubungan Tegangan-Regangan
Bila ada sebuah batang yang mengalami gaya tekan maka batang tersebut
akan mengalamai perpendekan dan regangan yang terjadi disebut regangan tekan.

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

Dari teori kekuatan bahan tegangan tarik dapat ditentukan dengan membagi beban
dengan luas penampang.Hubungan tegangan (σ) dan regangan (∈) yang berbanding
lurus.

Gambar 2.1 Hubungan Tegangan dan Regangan

d. Mohr Coloumb
Pemecahan geometri untuk tegangan-tegangan dengan arah yang berbeda
didapat dengan mohr coloumn. Langkah-langkah dalam pembuatan mohr coloumb
dan cara mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dalam, sebagai berikut :
1) Buat sumbu vertikal untuk tegangan geser dan sumbu horisontal untuk kuat
tekan dan kuat tarik dengan skala yang sama.
2) Nilai dari kuat tekan berada disebelah kanan sumbu vertikal sedangkan nilai kuat
tarik berada disebelah kiri sumbu vertikal.
3) Plotkan nilai kuat tekan dan nilai kuat tarik dari data yang telah diketahui
membentuk setengah lingkaran.
4) Setelah diplot tarik garis singgung menyinggung lingkaran kuat tekan dan kuat
tarik.
5) Nilai kohesi didapatkan dari perpotongan antara garis singgung dan sumbu
tegak.
6) Sudut geser dalam diperoleh dari besarnya sudut yang dibentuk garis singgung
tersebut (Ardi, 2016).
A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA
09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA
09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

1. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan

2. Setelah itu dilakukan pengecekan sampel yang akan di preparasi

Gambar 3.1 Sampel

3. Kemudian dilakukan pemotongan sampel menggunakan alat stone cutter

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

Gambar 3.2 Stone cutter

4. Sebelum alat stone cutter digunakan, terlebih dahulu kita lakukan pengisian

air pada wadah alat stone cutter

Gambar
5. Sampel yang dibuat 3.3 Pengisian
adalah Air pada
sampel yang stone cutter
berbentuk kotak dengan ukuran tingi

sampel 2 kali dari ukuran lebar sampel

6. Setelah itu sampel di pukul menggunakan palu hingga menunjukkan retakan

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

Gambar 3.4 Sampel


7. Sampel di olesi lilin cair yang telah di panaskan menggunakan kuas

Gambar 3.5 Mengolesi sampel dengan lilin cair

8. Terakhir sampel telah siap untuk pengujian

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

Gambar 3.6 Sampel yang telah siap untuk di uji

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

Gambar 4.1 Hasil Preparasi sampel

4.2 Pembahasan

Preparasi sampel bertujuan untuk mempersiapkan sampel untuk siap uji di


laboratorium. Hal-hal pokok yang perlu dilakukan adalah pengecilan ukuran sampel
dimana sampel yang di ambil di lapangan berukuran bongkah (>256 mm) kemudian
dilakukan pemotongan atau pengecilan ukuran sampel. Bentuk sampel ada tiga yaitu
silinder, kubus dan persegi panjang. Ukuran yang digunakan pada saat pengecilan
ukuran sampel yaitu panjang dari sampel 2 kali dari panjang diameter atau lebar dari
sampel yang telah dikecilkan. Setelah itu sampel di pukul menggunakan palu hingga
menunjukkan rekahan-rekahan kecil. Terakhir yaitu sampel di oleskan lilin cair
menggunakan kuas.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

Pada praktikum mekanika batuan mata acara preparasi sampel dapat kita
simpulkan bahwa preparasi sampel adalah persiapan suatu sampel untuk layak di uji
di laboratorium. Peranan preparasi sendiri sangat penting apalagi dalam bidang
mekanika atau geoteknik karena sangat membantu dalam pengujian sampel-sampel
batuan. Preparasi sampel dilakukan untuk membantu pengujian sampel di dalam
laboratorium misalnya pengecilan ukuran sampel batuan menggunakan alat-alat
seperti stone cutter dan coring yang selanjutnya akan dilakukan pengujian seperti
kuat tekan batuan, kuat tarik batuan, kuat geser dan lain-lain.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk laboratorium

Saran untuk laboratorium yaitu agar perlengkapan-perlengkapan praktikum di

siapkan serta alat-alatnya di perbanyak.

5.2.2 Saran untuk Asisten

Saran untuk Asisten agar memberi motivasi kepada praktikannya untuk terus

mengikuti praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREPARASI SAMPEL

Rahman Arief, 2018. Uji laboratorium mekanika batuan menggunakan metode


unconfined compressive strength pada batuan inti (core) batupasir.
Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu
Arsyad Muhmammad, 2017. Analisis sifat fisis dan mekanik batuan karst Maros.
Universitas Negeri Makassar
https://docplayer.info/61054192-Makalah-mekanika-batuan.html

A. BASO LOVAN ALTAMAR RISKA DWI APRILIA


09320150230 09320170191

Anda mungkin juga menyukai