TEKNIK PELEDAKAN
KRITERIA PENGGALIAN
1. Peledakan
Peledakan merupakan kegiatan penggalian atau penambangan melaui
pemberaian batuan, menggunakan bahan kimia tertentu yang dapat menciptaan
suatu ledakan. Kegiatan peledakan dilakukan apabila material yang akan digali
sulit dilakukan secara mekanis atau dengan alat mekanis, sehingga material
tersebut perlu diberaikan terlebih dahulu untuk memudahkan kegiatan yang akan
dilakukan selanjutnya (pemuatan dan pengangkutan).
Kegiatan peledakan dapat diterapkan pada berbagai jenis bahan galian,
contohnya peledakan pada bijih. Kegiatan peledakan pada tambang bijih bertujuan
untuk melepaskan batuan dari massa batuan induknya. Sedangkan untuk tambang
batu bara, peledakan tidak hanya diterapkan pada lapisannya saja melainkan pada
lapisan penutup (over burden) diatasnya. Namun perlu diperhatikan peledakan
pada batu bara dapat menyebabkan terbakarnya batu bara tersebut. Peledakan
tidak hanya dilakukan begitu saja demi mendapatkan bahan galian yang
diinginkan, tetapi diperlukan teknik peledakan yang baik, ekonomis, efisien dan
ramah lingkungan sehingga perolehan bahan galian ini dapat menutupi biaya
operasi termasuk biaya pemindahan overburden.
Sumber : azzuhrycorp.blogspot.com
Foto 2.1
Contoh kegiatan peledakan
1.1 Bahan Peledak
Dalam kegiatan peledakan diperlukan bahan peledak. Bahan peledak atau
handak merupakan bahan kimia yang apabila diberi aksi akan berbalik
memberikan reaksi berupa gas yang disertai panas dan tekanan yang sangat tinggi.
Aksi yang diberikan pada bahan peledak dapat berupa gesekan, panas, benturan
atau bahkan ledakan awal. Reaksi panas yang dihasilkan oleh ledakan ini berkisar
4000oC dengan tekanan 100.000 atm, energi 25.000 MW dan kecepatan
detonasinya 2500-7500 m/s yang menggambarkan bahwa proses ledakan ini
hanya terjadi beberapa detik saja.
Ada beberapa sifat dari bahan peledak yang akan menentukan kualitas dari
bahan peledak tersebut, diantaranya adalah kekuatan (strength), bobot isi
(density), stabilitas kimia, ketahanan terhadap air (water resistance), kepekaan
(sensitivity), kecepatan detonasi, tekanan detonasi, sifat gas beracun.
a. Kekuatan (strength)
b. Bobot isi (density)
c. Stabilitas kimia
d. Kepekaan (sensitivity).
e. Ketahanan terhadap air
Sumber : www.academia.edu
Foto 2.2
Bahan ledak yang tahan terhadap air (emulsi)
Ada beberapa macam bahan ledak sesuai dengan jenis ledakannya, mulai
dari bahan ledak lemah, bahan ledak kuat sampai blasting agent. Contohnya
adalah black powder, dynamite, slurry/watergel/emulsi, blasting agent dan
permissible explosive.
1.2 Kegiatan Peledakan
Kegiatan peledakan tidak dilakukan begitu saja, diperlukan rancangan
yang tepat guna menghasilkan ledakan yang diinginkan serta dapat memenuhi
fragmentasi yang tepat dan memenuhi target produksi, maka diperlukan adanya
pola peledakan. Pola peledakan adalah urutan suatu ledakan antar lubang ledak
pada suatu baris dengan lubang ledak pada baris berikutnya atau dapat juga antara
lubang satu dengan lubang lainnya. Pola peledakan diurutkan berdasarkan urutan
waktu ledak serta arah runtuhan material yang diharapkan. Adanya urutan lubang
ledak menandakan adanya waktu tunda, atau lebih dikenal delay time. Beberapa
fungsi dari pola peledakan, diantaranya adalah :
a. Mengurangi getaran yang dihasilkan dari kegiatan peledakan
b. Mengarahkan lemparan material
c. Memaksimalkan fragmentasi yang diinginkan
d. Mengurangi flyrock
Sumber : azzuhrycorp.blogspot.com
Foto 2.5
Contoh flying rock
b. V cut
Arah runtuhan v cut merupakan arah runtuhan yang mengarah ke free face
dengan bentuk menyerupai huruf v.
Sumber : fileq.wordpress.com
Gambar 2.4
Arah runtuhan v cut
c. Corner cut
Berbeda dengan box cut dan v cut, arah runtuhan corner cut akan
mengarah menuju salah satu sudut free face.
Sedangkan untuk penklasifikasian Pola peledakan berdasarkan waktu
peledakan (delay time), pola peledakan dibagi menjadi dua :
Pola peledakan beruntun
Dikatakan pola peledakan beruntuk karena adanya perbedaan waktu ledak
atau waktu tunda antara baris satu dengan baris lainnya
Pola peledakan serentak
Pola peledakan serentak tidak menggunakan waktu tunda, sehingga setiap
lubang akan meledak secara bersamaan.
1.3 Rangkaian Peledakan
Rangkaian peledakan dapat dikatakan sebagai susunan peledakan dengan
tujuan agar peledakan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Ada 3 hal yang
menunjang rangkaian peledakan terutama pada rangkaian listrik, diantaranya
adalah detonator listrik, sumber tenaga dan kawat rangkaian.
Ada beberapa macam rangkaian peledakan, diantaranya adalah rangkaian
listrik dan rangkaian nonel. rangkaian listrik dibagi menjadi beberapa jenis
ragkaian, yaitu :
a. Rangkaian seri
Rangkaian seri dapat dikatakan sebagai rangkaian peledakan yang cukup
sederhana. Arus yang diperlukan pada setiap detonator berkisar 1,5 Amper
yang disuplai dari blasting machine. Arus yang dialurkan tersebut
diharapkan dapat meledakan setiap detonator dengan sempurna. Prinsip
dari rangkaian seri ini yaitu menghubungkan legwire dari lubang yang satu
ke lubang lainnya secara menerus, sehingga jika rangkaian terputus akibat
salah satu detonator mati maka seluruh rangkaian akan terputus yang
mengakibatkan gagal ledak atau misfire. Secara umum jumlah detonator
yang digunakan pada system rangkaian seri sekitar 40 buah atau bahkan
kurang, dengan panjang legwire 7 m.
Sumber : ml.scribd.com
Gambar 2.5
Rangkaian seri
2. Rangkaian seri
Rangkaian seri adalah rangkaian yang memiliki komponen dan beban
(lampu, resistor atau lain - lain) saling terhubung satu sama lain dengan
sejajar, maka dari itu rangkaian ini akan mengurutkan satu komponen ke
komponen lain. Karena pemasangan dari rangkaian seri ini berjajar, maka
pembagian tegangan dari sumber tegangan akan merata ke seluruh
komponen
Coba perhatikan gambar
Gambar Rangkaian Seri diatas menunjukan bahwa ke -4 lampu yang disusun seri diatas
akan saling berbagi tegangan karena memiliki sumber yang sama dalam satu jalur yang
sama pula
Arus pada rangkaian hambatan seri memiliki nilai yang sama sehingga :
Itot=I1=I2=I3
Jawab :
Total Resistor(R) : 10 + 15 + 30 = 55 ohm
Arus (I) = V/R = 12 /55 = 0,21 A.
3. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun
secara
(paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian
paralel.
Arus searah (DC) yaitu arus yang mengalir ke satu arah saja
dengan harga konstanta. Salah satu sumber arus searah adalah batere. Di
samping itu arus searah dapat diperoleh dengan menggunakan komponen
elektronik yang disebut Dioda pada pembangkit listrik arus bolak-balik
(AC).
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
I total = I1 + I2 +.. In
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n
Hal yang perlu diingat bahwa Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan
bertambah jika menggunakan Rangkaian Seri Resistor sedangkan Nilai
Hambatan Resistor (Ohm) akan berkurang jika menggunakan Rangkaian
Paralel Resistor.
4. Rangkaian Seri-Paralel
Rangkaian untuk menyelidiki kuaat arus yang masuk dan keluar dari suatu titik
simpul
4.1 Alat Yang Digunakan
1. Resistor : 3 buah
2. Amperemeter : 1 buah
3. Multimeter analog : 1 buah
4. Obeng : 1 buah
5. Kabel capit buaya ( crocodile) : 4 buah
6. Kabel colokan ( banana plug) : 4 buah
7. Sumber tegangan ( power supply) : 1 buah
A
R2
A
R1
A
R3
4.4 Percobaan
1 4V 34mA 20mA
2 6V 51mA 30mA
3 8V 69mA 40mA
1 4V 100Ω 23 mA 12,5 mA
220 Ω 11 mA 7,5 mA
2 6V 100 Ω 35 mA 21mA
220 Ω 16 mA 9mA
a) Terukur
4V
I1 = I2+I3
I1 = 12,5 + 7,5
I1 = 20 mA
6V
I1 = I2+I3
I2 = 21 mA
I3 = 9 mA
I1 =Itot = 30 mA
8V
I1 = I2+I3
I2 = 27 mA
I3 = 13 mA
I1 =Itot = 40 mA
b) Terhitung
4V
I1 = I2+I3
I1 = 23+11
I1 = 34 mA
6V
I1 = I2+I3
I2 = 35 mA
I3 = 16 mA
I1 =Itot = 51 mA
8V
I1 = I2+I3
I2 = 47 mA
I3 = 22 mA
I1 =Itot = 69 mA
4.5 Analisa Data Hasil Percobaan
5. TEOREMA THEVENIN
2. Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit.
Dengan menggabungkan kedua keadaan tadi (teorema superposisi) maka
didapatkan:
Pada saat terminal a-b di open circuit (OC), maka i yang mengalir sama dengan
nol
(i = 0), sehingga :
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak
bebasnya, maka untuk memperoleh resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita
mencari arus hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth)
didapatkan dari nilai tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit
dibagi dengan arus pada kedua terminal tersebut yang di- short circuit.
BAB II
PENUTUP
6. Kesimpulan
Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah
atau lebih Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri.
Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa mendapatkan nilai Resistor Pengganti
yang kita inginkan.
Rangkaian peralel adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah
atau lebih Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel.
Sama seperti dengan Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel juga dapat
digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti. Perhitungan
Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri.
Rangkaian seri-paralel merupakan rangkaian listrik gabungan dari
rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.Untuk mencari besarnya
hambatan pengganti rangkaian listrik gabungan seri - paralel adalah
dengan mencari besarnya hambatan tiap tiap model rangkaian (rangkaian
seri dan rangkaian paralel), selanjutnya mencari hambatan gabungan dari
model rangkaian akhir yang didapat.
Dari hasil percobaan yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa arus total
terukur pada rangkaian seri-paralel memiliki nilai yang lebih kecil
dibandingkan dengan arus total terhitung pada rangkaian tersebut,hal ini di
pengaruhi oleh factor eksternal maupun internal ,diantaranya: (panjang
kabel, usia resistor, sumber tegangan, letak alat ukur, ketelitian, dan
keserasian.) internal. (User / manusia , lingkungan.) Eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
https://tianphysics.wordpress.com/2013/11/05/rangkaian-seri-dan-rangkaian-paralel/
http://teknikelektronika.com/rangkaian-seri-dan-paralel-resistor-serta-cara-menghitung-
nilai-resistor/
https://id.wikipedia.org/wiki/Rangkaian_seri_dan_paralel
https://www.scribd.com/doc/226925230/Rangkaian-Listrik-Seri
http://www.rangkaianelektronika.org/rangkaian-thevenin.htm
https://www.academia.edu/28544029/LAPORAN_PERCOBAAN_TEOREMA_THEVENIN
http://elektronika-dasar.web.id/teorema-thevenin/
http://elektronika-elektronika.blogspot.com
http://id.wikipedia.org
http://multimeter-analog.blogspot.com/
http://www.geocities.ws
http://husnirofiq.blogspot.com/2011/09/rangkaian-seri-paralel-dan-campuran.html
http://www.mediabali.net/fisika_hypermedia/rangkaian_listrik_campuran.html
http://ml.scribd.com/doc/32934630/Hukum-Kirchhoff
http://www.mediabali.net/listrik_dinamis/hukum_i_kirchoff.html