Anda di halaman 1dari 104

Metode Kuat Tarik

Tidak Langsung
dengan Uji Brazilian
Praktikum Mekanika Batuan
Cakupan

Tes ini dilakukan untuk mengukur kekuatan tarik percontoh batuan


berbentuk silinder yang diuji secara tidak langsung dengan uji
Brazilian.

Tujuan
Untuk mendapatkan nilai kuat tarik batuan secara tidak langsung
Peralatan
a. Mesin pengujian Unconfined Compression Test,
untuk menekan perconto batuan

b. Jangka sorong, untuk mengetahui tinggi dan


diameter perconto batuan

c. Dial gauge untuk mengukur beban maksimum yang


dapat diterima contoh batuan hingga contoh
tersebut pecah/ runtuh

d. Rock cutter, untuk memotong batuan

e. Kikir atau amplas, untuk menghaluskan dan


meratakan conto batuan.
Peralatan

Mesin Uji Kuat Tekan Jangka Sorong Dial Gauge

Rock Cutting Kikir atau amplas


Peralatan
Prosedur
a. Benda uji berbentuk silinder, dengan permukaan
harus halus dan datar, jika belum halus dan datar
dapat digunakan amplas.

b. Diameter contoh tidak boleh kurang dari NX, sekitar


54 mm.

c. Uji ini dapat dilakukan dengan mengacu pada


standar uji SNI 06-2486 atau ASTM D 3976. Uraian
prosedur dan penjelasan uji adalah sebagai berikut.
1. Benda uji inti yang mempunyai rasio panjang/
diameter (L/D) berkisar antara 2 dan 2,5,
ditempatkan dalam mesin pembebanan tekanan
dengan pelat beban terletak secara diametrik
melintang benda uji.
Prosedur
2. Beban maksimum (P) yang dapat mematahkan
benda uji dicatat dan digunakan untuk
menghitung kuat tarik.
Pelaporan Hasil
a. Deskripsi litologi batuan

b. Sumber batu uji, termasuk: lokasi geografis,


kedalaman dan orientasi, tanggal dan metode
sampling dan penyimpangan sejarah dan
lingkungan

c. Jumlah conto yang diuji

d. Diameter dan tinggi batu uji

e. Tingkat tekanan selama pengujian


Pelaporan Hasil
g. Tanggal pengujian dan jenis mesin uji

h. Mode keruntuhan

i. Setiap pengamatan lain atau data fisik yang tersedia


seperti berat jenis, kadar air, porositas dan
permeabilitas.

j. Kekuatan tarik untuk setiap contoh dalam batu uji,


menyatakan tiga angka dibelakang koma,
bersamaan dengan hasil rata-rata untuk batu uji.
Pelaporan Hasil
Tugas

Percontohan Batu Besar

Percontohan Batu Kecil


Uji Kuat Tekan Uniaksial (UCS)
Kerangka Presentasi
Pendahuluan
• Latar Belakang
• Tujuan

Isi
• Konsep Dasar dan Teori Teknis yang Berkaitan
• Data yang akan didapatkan

Studi Kasus dan Tugas


• Studi Kasus
• Tugas
Pendahuluan
Latar Belakang
- Batuan memiliki sifat fisik dan juga sifat mekanik
- Asumsi dasar batuan yaitu memiliki sifat heterogen,
diskontinu, dan anisotropy
- Ukuran contoh batuan memengaruhi kekuatan batuan.
Semakin besar -> semakin lemah kekuatannya
Pendahuluan
Tujuan
- Mengetahui prosedur dan peralatan yang digunakan dalam
uji kuat tekan uniaksial.
- Memahami konsep beban, tegangan, dan regangan.
- Mengetahui parameter apa saja yang didapatkan dari uji
kuat tekan uniaksial dan pengaplikasiannya di dalam
keseharian.
Isi
Sekarang, kita masuk ke inti materi, ya, teman-teman.
Konsep Dasar
Beban-tegangan-regangan
• Sebutkan pengertian ketiga istilah tersebut!
• Rekahan adalah batuan yang mengalami pecah yang
kemudian merekah tanpa bergeser secara vertikal atau
tanpa berpindah tempat. Rekahan terjadi karena tekanan
yang di berikan melebihi kekuatan batuan itu sendiri.
Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial
• Meliputi pengukuran beban, perpindahan aksial dan
perpindahan lateral serta memperhitungkan luas kontak
dan contoh batuan
• Uji ini adalah uji yang paling sering dipakai untuk conto
batuan di lab mekanika batuan.
Teori Teknis yang
Berkaitan
• Porositas dan permeabilitas memengaruhi
kekuatan batuan pada saat dilakukan uji kuat
tekan.
• Output dari pengujian ini adalah dapat
terklasifikasinya kekuatan batuan dan
karakteristik batuan kompak.
Data yang Akan Didapatkan
Setelah dilakukan pengujian, maka akan didapatkan 5 informasi, yaitu:

Kuat Tekan
Batas Elastis Modulus Young Nisbah Poisson Kurva Tegangan-Regangan
Uniaksial
Dinotasikan dengan
σc=F/A E=∆σ/∆εa v = εlateral / ε aksial
σE

Dapat terjadi shear Didapatkan nilai Deformasi elastis -> Bergantung pada
failure batas plastis Deformasi plastis pembukaan dan
penutupan rekahan
Fakta Menarik
Ternyata, ada beberapa fakta menarik dari kuat tekan
uniaksial. Berikut contohnya:
• Beban yang diberikan pada uji lab ini hanya dilakukan
secara satu arah.
• Akan terjadi deformasi ketika uji ini dilakukan.
• Pengujiannya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal.
Contoh Studi Kasus
Berikut adalah salah satu contoh studi kasus dari kuat tekan uniaksial:
Contoh Studi Kasus
Dari grafik ini dapat diambil informasi:
• UCS secara umum berbanding lurus dengan
Modulus Young
• Kadar air sangat memengaruhi Modulus Young
• Derajat kejenuhan, porositas, dan kadar air
seluruhnya berbanding terbalik dengan nilai
kekuatan batuan.
Kegunaan Uji Kuat Tekan
Uniaksial (UCS)
Ada beberapa fungsi dari uji ini, yaitu:
• Menentukan metode penggalian
• Menentukan jenis mineral atau material yang terdapat
dalam batuan
• Parameter untuk menentukan nilai UCS dasar dan RMR
• Menganalisis kestabilan lereng dengan metode elemen
hingga
• Sebutkan 1 lagi.
Gambar Alat UCS

Pictures source: google


Kesimpulan
Silakan 2 orang praktikan untuk menyimpulkan materi kali ini.
Tugas

Resume & Jurnal


Buat 1 resume dan 2 review jurnal yang berbeda tentang kuat tekan uniaksial.

Deadline: 12/05/2022 pukul 07.30 WIB.


References
Berikut beberapa referensi untuk materi ini:
• https://www.scribd.com/doc/305170391/Acara-II-
Pengujian-Kuat-Tekan-Uniaksial
• https://ejurnal.itats.ac.id/semitan/article/download/1046/87
2
• https://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/1408/8
89#:~:text=Kuat%20tekan%20uniaksial%20(%CF%83c)%20a
dalah,tegangan%20pemampatan%20sama%20dengan%20n
ol)
• file:///D:/Downloads/712-1840-3-PB.pdf
HATUR NUHUN
Jangan lupa jaga kesehatan dan tetap semangat dalam menuntut ilmu.

Jazaakumullahu khairan wa baarakallahu fiikum.


Praktikum Mekanika Batuan

Kuat Geser Langsung


● Direct Shear Test ●

Rendy Adrista Farrand, S.T.


Mining Analyst
Pengertian dan Konsep
01
Memahami basic dari kuat geser langsung.

Kegunaan dan Kaitannya dengan Sifat Mekanik


02
KERANGKA Mendalami lebih detail tentang fungsi kuat geser langsung

Kuat Geser Langsung Serba-serbi Uji Kuat Geser Langsung


03
Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan direct shear
test
Contoh Studi Kasus dan Tugas
04
Untuk memberikan gambaran praktikal dan memberikan
pemahaman lebih lanjut
01
Pengertian dan Konsep
Sebelum memahami lebih advanced, kita harus
memahami yang mendasar terlebih dahulu.
Pengertian dan Konsep
Berhubungan dengan Dasar

Definisi Kuat Geser Nilai Kuat Geser yang Akurat


Perlawanan internal batuan yang bekerja sepanjang Didapat dari minimal 3x pengujian per sampelnya.
bidang geser dalam batuan tersebut (dipengaruhi Agar semakin jelas realibilitas datanya.
oleh faktor internal dan eksternal)

Jenis Kuat Geser Persamaan Kuat Geser


Dibagi menjadi 2, yaitu kuat geser puncak t = C + σn tan Ф
(tegangan geser mencapai puncak, material mudah
runtuh) dan kuat geser residu (tegangan geser
serelah material runtuh)
Pengertian dan Konsep
Berhubungan dengan Dasar

Kuat Geser
Terjadi pada dua jenis material, yaitu material tanah
dan material batuan

Kuat geser berbanding terbalik dengan tegangan geser. Jika kuat geser semakin besar, material tersebut tidak
akan mudah runtuh.
Pengertian dan Konsep
Berhubungan dengan Dasar

Faktor yang Mempengaruhi Sifat Uji Kuat Geser Langsung


Kuat geser bergantung pada tahanan geser antara Bersifat destruktif (merusak) karena akan merusak
butir-butir tanah dan kohesi pada permukaan butir sampel conto yang dijadikan bahan uji lab.
tanah.
Pengertian dan Konsep
Berhubungan dengan Dasar

Sampel yang Diambil Bidang Runtuh Sering Dipakai


Adalah jenis undisturbed (tidak Partikel tanah bergerak relatif Bersamaan dengan uji UCS, metode
terganggu) agar hasil pengujian terhadap partikel tanah lainnya ini sering dipakai untuk mengetahui
sesuai dengan kondisi di lapangan sepanjang bidang runtuh nilai parameter dari suatu batuan
02
Kegunaan dan Kaitannya dengan Sifat Mekanik
Tes ini biasa digunakan untuk parameter analisis
kestabilan lereng, analisis dinding penahan, dan daya
dukung pondasi
Kestabilan Lereng Analisis Dinding Penahan
Mengecek apakah lereng Apakah cukup kuat untuk
dalam keadaan aman/tidak. menahan gaya dari luar?

Daya Dukung Pondasi Sebutkan 1 lagi


Apakah dapat Kegunaan dari uji kuat
mengokohkan? geser langsung.
Kegunaan dan Kaitannya dengan Sifat Mekanik
Banyak faktor yang memengaruhi kuat geser

Tegangan Normal Kekasaran


Tidak melebihi batas Makin kasar = makin besar
elastisitas batuan kuat gesernya

Mineralogi dan Ukuran Bidang Diskontinu


Butiran
Semakin banyak, kuat geser
Butiran yang kecil,
semakin lemah.
kohesinya cenderung lebih
besar
Kegunaan dan Kaitannya dengan Sifat Mekanik
Kaitannya dengan Sifat Mekanik

Kohesi Sudut Geser Dalam Tegangan Geser Kerusakan Conto


Merupakan gaya tarik-menarik Sudut rekahan yang terbentuk jika Jika tegangan geser tinggi, sudut Semakin rusak suatu conto (yang
antar partikel yang sejenis. Semakin material diberi tegangan. Semakin geser dalam akan rendah, terpengaruh oleh kondisi alam
besar kohesinya, semakin tinggi besar sudut geser dalamnya, begitupun sebaliknya. dan/atau sifat mekanik), semakin
kuat gesernya. semakin tinggi kuat gesernya. tidak merepresentasikan kondisi
batuan tersebut.
03
Serba-Serbi Kuat Geser Langsung
Apa aja ya yang perlu diketahui lebih dalam?
Serba-Serbi Kuat Geser Langsung
Kelebihan dan kekurangan

Fleksibel dan relatif mudah Belum tentu bidang terlemah


Uji ini tidak hanya berguna di dalam 1 bidang saja. Karena bidang gelincir telah ditentukan

Dapat diperkirakan bidang gelincir


Tidak terdeteksi
Sehingga dapat diketahui dimana bidang runtuhnya
Tidak dapat mengukur tegangan air pori dan tidak
dapat mengukur tegangan
Serba-Serbi Kuat Geser Langsung
In-Situ Shear Test

SPT

Torvane

Pressuremeter

Pocket Penetrometer
04
Contoh Studi Kasus dan Tugas
Mudah-mudahan, setelah ini, dapat lebih memahami,
ya..
Dari data-data yang diperoleh dari percobaan mana yang dilakukan perhitungan mencari
harga C dan teta .
P1 = 5 kg
P2 = 10 kg
P3= 15 kg
Tinggi sampel = 2 cm
Diameter = 6,5 cm
Maka Luas = ¼ phi d kuadrat = ¼ 6,52
= 33,166 cm2
Perhitungan Sudut Geser dan Kohesi pada sampel tanah yang telah di uji akan menggunakan
cara Regresi Linier, maka perhitungan akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Kesimpulan
Jangan lupa versi kalian juga, ya!

Kuat Geser Langsung


01
Mekanisme pertahanan material agar tetap
setimbang dan tidak mengalami keruntuhan

Parameter yang Didapatkan


02
Berupa kohesi, sudut geser dalam, dan tegangan
geser.

Kelemahan yang Umum


03
Tidak dapat mengukur tegangan air pori dan tidak
dapat mengukur tegangan
Tugas
Supaya lebih memahami tentang materi ini

Studi Kasus
Resume Review Jurnal

1
14/4/22
2
14/4/22
3
14/4/22

Direct Shear Test dan Kegunaannya Cari studi kasus praktikum DST Cari jurnal tentang DST

Dibuat infografis Tuliskan alat dan bahan serta langkah kerja Setiap praktikan tidak boleh sama

Seukuran Insta Story Ganti angka literatur, tiap praktikan tidak boleh sama Dibuat berdasarkan versi 2 di situs:

Minimal 2 halaman Berikan simpulan hubungan kuat geser https://bocahkampus.com/contoh-review-jurnal

Diketik Ditulistangan Diketik


JAZAKUMULLAHU KHAIRAN
HATUR NUHUN
● The End of The Presentation ●

Jika ada yang ingin ditanyakan, bisa menghubungi WA kami di 087776736653.

dari berbagai sumber


NEXT

UJI KUAT TEKAN


UNIAKSIAL
ROCK QUALITY
DESIGNATION (RQD)
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
CAKUPAN

• Rock Quality Designation (RQD) adalah modifikasi persentase


inti bor (core) yang utuh dengan panjang 100 mm atau lebih.

• Indeks ini telah diperkenalkan sejak lama sebagai indeks dari


kualitas batuan pada saat informasi kualitas batuan hanya
tersedia dari deskripsi geologi.

• Indeks RQD digunakan sebagai parameter klasifikasi sebab


walaupun tidak cukup secara tersendiri untuk
mendeskripsikan massa batuan, tetapi telah banyak
digunakan dalam pembuatan terowongan sebagai petunjuk
untuk memilih penyangga.
CAKUPAN

• Untuk menentukan RQD, ISRM (International Society for Rock


Mechanics) menyarankan ukuran inti bor paling tidak
berdiameter NX (54 mm), yang di bor dengan menggunakan
double-tube core barrels.

• Adapun hubungan antara RQD dengan kualitas batuan yang


dikemukakan oleh Deere (1968):
PERALATAN

• Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah


sebagai berikut:
1. Inti bor (core) yang ditempatkan di dalam core box
2. Jangka sorong
3. Meteran

Inti bor dalam core box Jangka sorong Meteran


PROSEDUR

1. Ambil core box, amati inti bor yang ada di dalamnya. Jangan
sekali-sekali memindahkan posisi core dari tempatnya
sehingga urutannya berubah.

2. Ambil salah satu potongan inti bor dari masing-masing


sampel batuan yang ada, ukur diameternya dengan
menggunakan jangka sorong.

3. Panjang dari masing-masing potongan inti bor pada


masing-masing sampel batuan diukur, yang panjang lebih
dari 100 mm dijumlahkan.
PERHITUNGAN

1. Hasil pengukuran diameter inti bor disesuaikan dengan


standar ukuran dalam pemboran inti, yaitu HQ (60 mm),
NQ (47,5 mm), BQ (36,5 mm), atau NX (54,7 mm).

2. Menghitung Core Recovery, yaitu panjang total inti bor yang


diperoleh per kemajuan pemboran (run) dibagi panjang
kemajuan pemboran, dinyatakan dengan persen.

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑅𝑢𝑛


𝐶𝑜𝑟𝑒 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥100%
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑢𝑛
PERHITUNGAN

 Core Recovery wajib dilakukan sebagai awal core logging


 Presentase CR dapat menjadi salah satu penilaian beberapa
parameter dalam proses pemboran:
o Kondisi litologi
o Kompetensi operator pemboran
o Performa unit pemboran yang digunakan

3. Menghitung RQD

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑟𝑒 > 100𝑚𝑚


𝑅𝑄𝐷 = 𝑥100%
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑢𝑛
PERHITUNGAN
Rock Quality Designation (RQD)
PERHITUNGAN
FORM PENGUJIAN
TUGAS

15 cm 4 cm 18 cm 8 cm

Nama Batuan: Andesite


Panjang 1 Run 100 cm
Diameter NX (54,7 mm)

20 cm 18 cm 9 cm 8 cm

3 cm 13 cm 7 cm 4 cm 11 cm

Nama Batuan: Claystone


Panjang 1 Run 100 cm
Diameter NX (54,7 mm)

12 cm 20 cm 8 cm 7 cm 8 cm 7 cm
TUGAS

15 cm 20 cm 3 cm 1,5 cm 12 cm 3 cm

Nama Batuan:
Marble Black
Panjang 1 Run
100 cm
Diameter NX (54,7
mm)
11 cm 25 cm 1 cm 8,5 cm
PENDAHULUAN
{ DAN SIFAT
FISIK BATUAN
Pendahuluan
Sifat-sifat batuan dikelompokkan menjadi
1. Sifat fisik batuan

2. Sifat mekanik batuan

Kedua sifat dari batuan dapat ditentukan melalui


pengujian di laboratorium maupun pengujian di
lapangan (in situ)
Pendahuluan
 Penentuan sifat fisik dan mekanik batuan di
laboratorium pada umumnya dilakukan
terhadap percontoh (sample) yang diambil di
lapangan.
 Satu percontoh dapat digunakan untuk
menentukan kedua sifat batuan tersebut.
 Penentuan sifat fisik batuan merupakan uji
tanpa merusak (non destructive test)
 Penentuan sifat mekanik batuan merupakan uji
dengan merusak sampel batuan (destructive test)
Pendahuluan
Untuk apa sifat fisik dan mekanik
batuan perlu diketahui?

Untuk perancangan geoteknik,


kemampugalian,
kemampugaruan,
kemampuberaian, dll

Contoh aplikasi parameter pengujian mekanika batuan:


 Perancangan geoteknik berupa material properties yang dapat diinput
pada softwere geoteknik, diantaranya: bobot isi, kohesi, sudut geser
dalam.
 Kemampugalian: Fracture Index dan Point load Index
 Peledakan: berat jenis batuan, kuat tarik
Proses Penyelidikan Geoteknik
Pemboran inti di lapangan

Deskripsi batuan

Pengambilan sampel batuan

Pengujian geoteknik

Perolehan data

Analisis data dan perancangan geoteknik


Pengambilan sampel batuan di
lapangan
Sampel Batuan

Kegiatan Pemboran

Pengemasan
batuan untuk uji
Laboratorium
Total Core Recovery (TCR)
Besar (%) coring terambil dalam 1 run/pipa bor.

 TCR wajib dilakukan sebagai awal core logging


 Presentase CR dapat menjadi salah satu penilaian
beberapa parameter dalam proses pemboran:
o Kondisi litologi
o Kompetensi operator pemboran
o Performa unit pemboran yang digunakan
Rock Quality Designation (RQD)

Sebuah metode sederhana dan praktis untuk mendeskripsikan


kualitas inti batuan dari lubang bor.

Modifikasi dari persentase perolehan inti yang utuh dengan


panjang 10 cm atau lebih.

Mengidentifikasi daerah batuan yang kualitasnya rendah


sehingga dapat diputuskan untuk penambahan pemboran atau
pekerjaan eksplorasi lainnya
TCR vs RQD
Preparasi Contoh Batuan Utuh
 Contoh batuan utuh dari lapangan bisa berupa contoh
bongkah atau contoh berbentuk inti silinder
 Contoh batuan bongkah biasanya diambil dari
permukaan, sedangkan contoh batuan inti diperoleh
dari pemboran
 Jika pengujian mensyaratkan batuan bentuk bongkah,
maka tindakan selanjutnya adalah dengan melakukan
pemotongan dengan alat potong sehingga diperoleh
geometri dan dimensi yang sesuai dengan syarat
pengujian
 Sedangkan jika pengujian mensyaratkan contoh batuan
berbentuk silinder maka contoh batuan dari lapangan
yang berbongkah harus dilakukan preparasi dengan
membor dengan alat bor inti (coring)
Preparasi Contoh Batuan Utuh
 Setelah contoh batuan inti diperoleh, maka sesuai
dengan persyaratan pengujian geoteknik diperlukan
pemotongan. Contoh batuan inti dipotong dengan
piringan intan
 Perbandingan panjang dan diameter contoh batuan
(L/D) antara 2-2,5
 Permukaan contoh batuan inti dipastikan paralel dan
diratakan dan dihaluskan secara manual dengan
hampelas dan secara mekanikal dengan alat polishing
machine
 Pengukuran panjang dan diameter dilakukan dengan
alat ukur akurat seperti jangka sorong dan mikrometer
sekrup
 Luas kontak dan volume contoh dihitung
Pemboran inti dan pemotongan contoh
batuan di Laboratorium
Pengujian Batuan
Pengujian terhadap batuan yang dapat dilakukan di
laboratorium mekanika batuan, meliputi:

Uji Beban Titik (Point


Uji Sifat Fisik Perhitungan RQD
Load Test)

Uji Kuat Tarik Tidak


Uji Kuat Tekan
Langsung (Brazilian Uji Geser Langsung
Uniaksial
Test)

Uji Kecepatan Rambat


Uji Triaksial Uji Schmidth Hammer
Gelombang Ultrasonik
Pengujian Sifat Fisik Batuan
Sifat fisik batuan ditentukan untuk kepentingan penelitian
geoteknik :
Bobot isi asli Bobot isi Bobot isi jenuh Berat jenis
(natural kering (dry (saturated semu (apparent
density) density) density) specific gravity)

Berat jenis Kadar air asli Kadar air


Derajat
sejati (true (natural water jenuh
kejenuhan
specific gravity) content) (absorption)

Porositas Void ratio


Pengujian Sifat Fisik Batuan
Penentuan sifat fisik batuan memerlukan peralatan sebagai
berikut:

1. Neraca listrik dengan ketelitian 0,1 gram


2. Oven yang mampu mempertahankan temperatur pada
105°C untuk selama 24 jam
3. Desikator dengan ukuran secukupnya
4. Pompa vakum sehingga contoh batuan utuh dapat
direndam air di dalam wadah yang bisa diberikan
tekanan vacum sebesar 800 Pa untuk selama-lamanya 1
jam
Pengujian Sifat Fisik Batuan
5. Wadah berukuran secukupnya untuk merendam contoh
batuan utuh yang dimasukkan kedalam wadah berongga dan
dapat digantung bebas sehingga berat contoh batuan
utuhnya dapat ditimbang untuk menentukan berat jenuh
terendam air
6. Timbangan dengan ketepatan sebesar 0,001% dari berat
contohnya

Oven Batuan Neraca Timbangan Desikator


Prosedur Percobaan
1. Penimbangan berat asli percontoh (Wn)
2. Menjenuhkan percontoh di dalam desikator, dengan cara
sebagai berikut:
 Desikator pada bibir dan tepi tutupnya diolesi dengan

vaselin hingga rata.


 Percontoh dimasukkan ke dalam desikator dengan hati-

hati kemudian ditutup dengan rapat agar udara luar


tidak dapat masuk ketika diisap dengan pompa
vacuum.
 Udara dalam desikator diisap menggunakan bantuan

pompa vacuum selama 15 menit, dengan maksud untuk


mengeluarkan udara yang ada di dalam percontoh.
Pastikan tidak ada kebocoran pada selang pengisap dan
pada penutup desikator.
Prosedur Percobaan
 Setelah 15 menit pengisapan dihentikan, dan kran pada
selang yang dihubungkan ke pompa vacuum ditutup,
kemudian ke dalam desikator dimasukkan air sehingga
perconto terendam sepertiganya. Air dibiarkan masuk
melalui selang dengan sendirinya akibat perbedaan
tekanan dalam desikator, yaitu dengan membuka kran
pada selang yang dihubungkan ke bak air.
 Setelah itu tutup kembali kran pada selang yang menuju
bak air dan buka kran pada selang yang dihubungkan
ke pompa vacuum, kemudian dilakukan pengisapan
lagi selama 15 menit.
Prosedur Percobaan
 Selanjutnya pengisapan dihentikan dan masukkan lagi
air dengan cara seperti tersebut di atas sehingga
percontoh terendam dua per tiganya. Kemudian
dilanjutkan lagi pengisapan selama 15 menit, masukkan
lagi air hingga seluruh percontoh terendam dan
tutuplah kran selang air. Setelah itu lanjutkan lagi
pengisapan selama 15 menit atau sampai benar-benar
tidak ada lagi gelembung udara yang keluar dari sisi
percontoh. Kemudian tutup kran selang ke pompa
vacuum, dan biarkan percontoh terendam hingga benar-
benar jenuh selama 24 jam.
3. Setelah direndam selama 24 jam, percontoh di dalam
desikator dikeluarkan dan segera ditimbang dalam
keadaan jenuh sehingga didapat berat jenuh (Ww)
Prosedur Percobaan
4. Timbang lagi percontoh dalam keadaan jenuh dan dalam
posisi tergantung di dalam air, sehingga didapat berat
jenuh tergantung dalam air (Ws).
5. Kemudian percontoh dikeringkan kembali, dengan cara
memasukkan ke dalam oven selama 24 jam pada
temperatur 90°C.
6. Setelah di oven selama 24 jam, timbang percontoh
sehingga didapat berat kering (Wo).
7. Hitung sifat-sifat fisik dengan menggunakan persamaan-
persamaan berikut:
Perhitungan Penentuan Sifat Fisik
Batuan
𝑊𝑛
1. Bobot isi asli (natural density) =
𝑊𝑤−𝑊𝑠

𝑊𝑜
2. Bobot isi kering (dry density) =
𝑊𝑤−𝑊𝑠

𝑊𝑤
3. Bobot isi jenuh (saturated density) =
𝑊𝑤−𝑊𝑠

𝑊𝑜
𝑊𝑤−𝑊𝑠
4. Berat jenis semu (apparent specific gravity) =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟

𝑊𝑜
𝑊𝑜−𝑊𝑠
5. Berat jenis sejati (true specific gravity) =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟
Perhitungan Penentuan Sifat Fisik
Batuan
𝑊𝑛−𝑊𝑜
6. Kadar air asli (natural water content) = 𝑥100%
𝑊𝑜

𝑊𝑤−𝑊𝑜
7. Kadar air jenuh (Saturated water content) = 𝑥100%
𝑊𝑜

𝑊𝑛−𝑊𝑜
8. Derajat kejenuhan = 𝑥100%
𝑊𝑤−𝑊𝑜

𝑊𝑤−𝑊𝑜
9. Porositas, n = 𝑥100%
𝑊𝑤−𝑊𝑠

𝑛
10. Void ratio, e =
1−𝑛
Proses Pengujian Sifat Fisik
Batuan
Perhitungan Penentuan Sifat Fisik
Batuan
Penimbangan berat contoh batuan jenuh tergantung di dalam air,
memperlihatkan bahwa adanya hukum archimedes yang
diterapkan kepada contoh batuan tersebut.

Hukum archimedes
mengatakan bahwa “suatu
benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruh
kedalam zat cair akan
mengalami gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan
oleh benda tersebut.”
Bobot Isi
 Bobot isi adalah ratio massa batuan dengan volume total
batuan.
 Batuan umumnya tersusun oleh massa padat, air dan udara
 Massa air dan udara umumnya mengisi ruang kosong yang
ada pada batuan yang berupa void dan rekahan
 Pada kondisi natural, specimen batuan yang padat biasanya
mengandung air dan udara
 Pada kondisi jenuh, udara pada specimen batuan dihilangkan
dan ruang kosong diisi oleh air, sehingga specimen batuan
yang padat diharapkan hanya mengandung air
 Apabila specimen batuan jenuh ditimbang dalam air dalam
keadaan tergantung, maka akan didapat nilai berat gantung
dari specimen batuan
 Specimen batuan yang kering, kandungan air dihilangkan
dengan cara dipanaskan didalam oven dengan proses
penguapan
Bobot Isi

Bobot Isi Asli Bobot Isi Jenuh Bobot Isi Kering


(Natural Density) (Saturated density) (dry density)

• Ratio antara • Ratio antara • Ratio antara


berat batuan berat batuan berat batuan
asli dengan jenuh dengan kering dengan
volume volume volume
batuan batuan batuan
• Wn/(Ww- • Ww/(Ww- • Wo/(Ww-
Ws) Ws) Ws)
Berat Jenis
Berat jenis adalah ratio antara bobot isi padatan yang terdapat
dalam batuan dengan bobot isi air

Apparent Specific True Specific


Gravity Gravity
Yaitu ratio antara Yaitu ratio antara
bobot isi kering berat batuan kering
batuan dengan dengan volume yang
bobot isi air terisi oleh pori bebas
𝑊𝑜 dibanding dengan
𝑊𝑤 − 𝑊𝑠 bobot isi air
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 𝑊𝑜
𝑊𝑜 − 𝑊𝑠
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟
Kadar Air (Water content)
adalah ratio antara berat air yang ada di dalam batuan dengan
berat butiran batuan itu sendiri

Kadar air Ratio antara berat air 𝑊𝑛 − 𝑊𝑜


𝑥100%
asli asli yang ada dalam 𝑊𝑜
(natural batuan dengan berat
water butiran batuan itu
content) sendiri dalam %

Kadar air Ratio antara berat air 𝑊𝑤 − 𝑊𝑜


𝑥100%
jenuh jenuh yang ada 𝑊𝑜
(saturated dalam batuan dengan
water berat butiran batuan
content) itu sendiri dalam %
Porositas Batuan
 Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-
pori (yaitu volume yang ditempati oleh fluida) terhadap
volume total batuan
 Ada 2 jenis porositas, yaitu: porositas antar butir dan
porositas rekahan
 Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu: ukuran butir, susunan butir, sudut kemiringan dan
komposisi mineral pembentuk batuan
 Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas
diklasifikasikan menjadi 2:
1) Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada
waktu yang bersamaan dengan proses pengendapan
berlangsung
2) Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang
terbentuk setelah proses pengendapan
Void Ratio
Merupakan perbandingan antara volume rongga dalam batuan
dengan volume butiran batuan

Derajat Kejenuhan (degree of


saturation)
Merupakan ratio antara kadar air asli dengan kadar air jenuh
yang dinyatakan dalam %
Kaitan Penentuan Sifat Fisik Batuan
Rancangan peledakan

Perencanaan penambangan

Perhitungan beban

Analisis Kemantapan Lereng


Kaitan Penentuan Sifat Fisik Batuan
Rancangan Peledakan  bobot isi batuan dan berat jenis.
Semakin besar nilai bobot isi batuan maka energi yang
dibutuhkan untuk membongkar massa batuan tersebut akan
semakin besar.

Perencanaan penambangan Pada proses perencanaan tambang


terbuka dan tambang bawah tanah memerlukan suatu tahapan,
seperti proses diawali dengan pemboran inti di lapangan untuk
memperoleh kondisi batuan salah satunya bagi kepentingan
geoteknik. Untuk keperluan geoteknik dilakukan pengujian
laboratorium sifat fisik dan mekanik. Brady & Brown (1985)
mengatakan bahwa untuk mineralogi yang sama, kekuatan
batuan akan berkurang dengan peningkatan porositas, derajat
pelapukan, derajat “microfissure” dan kadar air
Kaitan Penentuan Sifat Fisik Batuan
Perhitungan beban  contoh perhitungan pembebanan di
terowongan menggunakan bobot isi batuan.
𝜎0 = 𝜎𝑣 = 𝛾. 𝐻
𝜎0 = 𝜎𝑣 = tegangan awal sebagai tegangan vertikal
𝛾 = bobot isi batuan
H = jarak terowongan dari permukaan tanah

Analisis kemantapan lereng  sifat fisik batuan yang diperlukan


dalam melakukan analisis kemantapan lereng:
1. Bobot isi  semakin besar bobot isi batuan, maka gaya
penggerak yang akan menyebabkan longsor juga semakin
besar.
2. Porositas  batuan yang mempunyai porositas tinggi akan
lebih banyak menyerap air dan akan mengisi pori-pori
batuan.
Kaitan Penentuan Sifat Fisik Batuan
3. Derajat kejenuhan  semakin jenuh suatu batuan, maka
semakin banyak air yang dikandungnya. Keberadaan air
dalam batuan ini akan menimbulkan gaya angkat air dan
gaya dorong air yang dapat menyebabkan terjadinya longsor
Hitung!!

Anda mungkin juga menyukai