Anda di halaman 1dari 43

Senin, 22 November 2021

KELOMPOK IV

PENGENALAN
UNSUR MINERAL
F I R L I A ZA H R A G U S H A D Y ( 11 2 00 9 8 0 0 0 0 0 1 0 )
N U R U L A Q M A R I N A ( 11 2 0 0 9 80 0 0 0 0 11 )
TA L I TH A H A S N A FA U Z I ( 11 20 0 98 0 0 0 0 0 1 2 )
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI2
BAB I LATAR BELAKANG3
BAB II ISI4
2.1 Pengenalan Nikel4
2.2 Pengenalan Tembaga12
2.3 Pengenalan Litium21
2.4 Pengenalan Timah26
2.5 Pengenalan Perak32
BAB III KESIMPULAN40
DAFTAR PUSTAKA41
BAB I. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara dengan cadangan
sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu,
mahasiswa sebagai calon enginer tambang muda
harus memiliki skill dan pengetahuan yang luas
mengenai mineral-mineral yang ada di Indonesia ini.
Adapun mineral-mineral yang harus diketahui
semininal-minimalnya adalah seperti: Perak,
Tembaga, Timah, Perak, Litium, Crom, dan
Tungsten, karena mineral-mineral ini pada
umumnya sangat berperan penting dalam kehidupan
kita sehari hari serta banyaknya cadangan mineral
tersebut yang tersebar di Indonesia.
1. UNSUR NIKEL
BAB II. ISI
2.1 Pengenalan Nikel
Endapan Nikel Laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat.
Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan subtropis. Unsur nikel tersebut terdapat
dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg.
Menurut Bateman (1981), endapan jenis konsentrasi sisa dapat terbentuk jika batuan induk yang
mengandung bijih mengalami proses pelapukan, maka mineral yang mudah larut akan terusir oleh proses
erosi, sedangkan mineral bijih biasanya stabil dan mempunyai berat jenis besar akan tertinggal dan
terkumpul menjadi endapan konsentrasi sisa.
Batuan induk bijih Nikel adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov batuan ultra basa rata-rata
mempunyai kandungan Nikel sebesar 0,2 %. Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO,
berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil (olivin
dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut.
BAB II. ISI
2.1 Pengenalan Nikel
Deposit nikel sulfida umumnya terkait dengan batuan yang kaya akan besi dan magnesium yang
ultramafik dan dapat ditemukan baik vulkanik dan plutonik. Banyak endapan sulfida terjadi di lapisan yang
dalam. Nikel laterit dibentuk oleh pelapukan batuan ultramafik dan merupakan fenomena yang dekat dengan
permukaan. Sebagian besar nikel di Bumi diyakini terkonsentrasi di inti planet. Deposit Sudbury Basin
diperkirakan telah diciptakan oleh sebuah meteorit acara dampak awal dalam sejarah geologi bumi . Rusia
mengandung sekitar 40% dari sumber daya dunia yang dikenal terdapat deposit di wilayah Norilsk, Siberia .
Perusahaan pertambangan Rusia MMC Norilsk Nikel memperoleh nikel dan yang terkait paladium untuk
distribusi dunia.

Nikel di Indonesia terkonsentrasi di daerah Sulawesi, Maluku, dan Papua Barat yaitu daerah Soroako
(PT. International Nickel Indonesia), Pomala, Tanjung Buli dan Tapunopaka (PT. Aneka Tambang) dan yang
akan dibuka tambangnya adalah di daerah Morowali (PT. Sinosteel Indonesia Mining), dan di Pulau
Halmahera (PT. Weda Bay Nickel dan PT. Aneka Tambang).
BAB II. ISI
2.1 Pengenalan Nikel 1. Tambang PT. Vale Indonesia Tbk,
Sorowako,Prov. Sulawesi Selatan Penambangan
ini mengoperasikan tambang nikel open pit dan
pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi, sejak
tahun 1968. Saat ini Vale menjadi produsen nikel
terbesar di Indonesia dan menyumbang 5%
pasokan nikel dunia. Vale menambang nikel
laterit/saprolit dan mengolahnya menjadi nickel
matte, yang dikirim ke konsumen tetap di Jepang.
Saat ini, tingkat produksi tahunan penambangan
ini mencapai rata-rata 75.000 metrik ton nickel
matte.
BAB II. ISI
2.1 Pengenalan Nikel 2. Tambang PT. Antam Tbk, Sulawesi
Tenggara Jumlah cadangan dan sumber daya
bijih nikel saprolit ANTAM per 31 Desember
2012 mencapai 361,3 juta wet metric tons
(wmt) dan sumber daya limonit mencapai
464 juta wmt untuk limonit. Jumlah ini
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
ANTAM selama beberapa dekade ke depan
pada tingkat ekstraksi saat ini. Lapisan
deposit bijih nikel ANTAM umumnya tidak
terlalu dalam. Lapisan bijih nikel limonit
berada diatas lapisan saprolit.
BAB II. ISI
2.1 Pengenalan Nikel
3. Tambang Norilsk Nickel, Russia Tambang
Norilsk Nickel (o MMC Norilsk Nickelo atau o
Norilsk Nickel o) adalah produsen terbesar di
dunia nikel halus serta produsen utama kelompok
logam tembaga dan platinum. Pada tahun 2010,
Norilsk Nickel menghasilkan 297.000 metrik ton
nikel, 398.000 metrik ton tembaga, 2,86 juta ons
paladium dan 693.000 ons platinum.
BAB II. ISI
2.1 Pengenalan Nikel
Nikel terutama dijual sebagai logam halus (katoda, bubuk, gundu, dll) atau feronikel. Sekitar 65% dari
nikel yang dikonsumsi di Dunia Barat digunakan untuk membuat baja tahan karat austenit. 12% lainnya
masuk ke superalloy (misalnya, Inconel 600) atau paduan nonferrous (misalnya, cupronickel). Kedua
keluarga paduan yang banyak digunakan karena ketahanan korosi mereka. Industri kedirgantaraan adalah
konsumen terkemuka nikel-basa superalloy. Pisau turbin, cakram dan bagian penting lain dari mesin jet yang
dibuat dari superalloy. Nikel-basa superalloy juga digunakan di tanah pembakaran turbin, seperti yang
ditemukan di stasiun pembangkit tenaga listrik. Lalu 23% sisanya dibagi antara konsumsi baja paduan,
baterai isi ulang, katalis dan bahan kimia lainnya, mata uang, produk ngecoran, dan plating. Bahan kimia
komersial utama adalah karbonat (NICO3), klorida (NiCI2), oksida divalen (NiO), dan sulfat (NiSO4).
BAB II. ISI
2.1 Pengenalan Nikel
Metode penambangan yang umum dilakukan adalah metode penambangan open pit mining dengan
sistem berjenjang dengan banyak muka kerja (multi bench system). Setiap jenjang dihubungkan dengan jalan
masuk tambang dengan jalan utama tambang. Penambangan dimulai dengan pengupasan overburden,
limonit, saprolit dan berhenti pada batuan dasar (bed rock). Namun bila kondisi lapangan belum
memungkinkan untuk penerapan sistem berjenjang maka bisa dilakukan dengan penambangan konvensional,
yaitu jenjang per jenjang dengan kedalaman setiap penggalian sedalam 2 meter dan kemiringan dinding 60 o
dengan tetap menjaga keamanan dan keselamatan kerja.
2. UNSUR TEMBAGA
BAB II. ISI
2.2 Pengenalan Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihatdengan
menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.
Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Padaendapan sulfida
primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit(Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan
enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk depositoksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit
(Cu2(OH)2CO3), dan azurite (Cu3(OH)2(CO3)2).
Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan replacement,deposit
stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan volkanik, deposit tembaga-nikel dalam intrusi/mafik,
serta deposit nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secaramagmatik. Pembentukan endapan magmatik
dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.
BAB II. ISI
2.2 Pengenalan Tembaga Zona pengayaan pada endapan tembaga
porfiri:
Formula Kimia : Cu 1. zona pelindian.
Sistem Kristal: Reguler 2. Zona oksidasi.
Warna: Merah-tembaga, atau merah-mawar 3. Zona pengayaan sekunder.
terang. 4. Zona primer.
Kilap: Metalik
Kekerasan : 2,5 – 3 Klasifikasi endapan bijih tembaga
Berat Jenis: 8,94 berdasarkan kedalaman :
Indeks Bias : 1. 544 - 1.553 1. Porfiri
Goresan: Merah 2. Mesotermal
Derajat Ketransparanan : Opaque 3. Epitermal
BAB II. ISI
2.2 Pengenalan Tembaga
Endapan bijih tembaga biasanya terdapat pada lingkungan magmatik. Magma adalah suatu lelehan
silikat panas yang terdiri dari bahan-bahan yang terlarut didalamnya, yaitu bahan volatile yang merupakan
bahan mudah menguap dan bahan non volatile yaitu bahan yang tidak menguap. Bahan volatile seperti :
CO2, H2O, HF dan HCl. Bahan non volatile seperti : SiO2, Al, Fe, Ca, Mg, K dan unsur-unsur trace elemen
seperti : Cu, Pb, Zn dan rare earth element. Lingkungan yang memungkinkan terbentuknya tembaga (Cu)
adalah lingkungan mesotermal, dimana suhu berkisar 200oC sampai 300oC (temperatur sedang). Endapan
yang bercirikan endapan ini adalah endapan sulfida dari Fe, Pb, Zn dan Cu. Sedangkan mineral pengotornya
adalah kuarsa, kalsit, rodokrosit dan siderit.
BAB II. ISI
2.2 Pengenalan Tembaga
Pada zona kontak banyak terdapat bidang-bidang diskontinuitas seperti fissure, crack dan kekar. Pada
waktu terjadi intrusi bidang-bidang ini akan terinjeksi oleh larutan sisa. Proses ini akan diikuti adanya
pertukaran unsur-unsur larutan sisa dan batu gamping. Kejadian ini akan menyebabkan terbentuknya
mineral seperti kalkoporot, pirit, magnetit, garnet, sphalerit dan kuarsa. Tipe endapan kedua dari bijih
tembaga adalah berbentuk zenolit. Endapan tembaga berbentuk zenolit ini merupakan hasil intrusi magma
granit terhadap batuan samping limestone. Mineral-mineral itu seperti kalkopirit, pirit, pirotit dan sedikit
piroksen dan flourit. Tipe ketiga adalah endapan bijih tembaga dalam bentuk lensa. Endapan ini terbentuk
dari proses intrusi magma andradite terhadap batuan samping limestone yang diikuti pula oleh proses
pertukaran unsur-unsur. Endapan dalam bentuk lensa akan terbentuk dalam intrusi ini dimana posisinya
tersebar dan tidak teratur. Mineral yang ditemukan antara lain kalkopirit, pirit dan piroksen.
BAB II. ISI
2.2 Pengenalan Tembaga 2. Tambang Morenci, Amerika Serikat
Tambang Morenci merupakan perusahaan
tambang tembaga terbesar di dunia yang
berada di Amerika Utara, dekat Morenci,
Arizona, Amerika Serikat. Perusahaan
tambang ini memiliki saham bersama dengan
Freeport-McMoRan dan Sumitomo. Saat ini,
tambang ini dikelola oleh Freeport-McMoRan
menjadi pemilik dan operator mayoritas, yang
mana dalam setahun memproduksi tembaga
sebesar 445 ton.
BAB II. ISI
2.2 Pengenalan Tembaga
1. Tambang Antamina, Peru Ini merupakan
tambang terbuka yang berlokasi di
pegunungan Andes. Perusahaan dimiliki
bersama oleh BHP dengan saham sebanyak
33,75 persen, Glencore sebanyak 33,75
persen, Teck Resources sebanyak 22,5 persen
dan Mitsubishi sebanyak 10 persen.  Selain
menghasilkan tembaga sebanyak 378 ton,
Antamina juga memproduksi perak, bismut,
molibdenum dan timah hitam
BAB II. ISI
2.2 Pengenalan Tembaga 3. Tambang El Teniente, Chili Selanjutnya,
perusahaan tambang tembaga terbesar adalah
El Teniente. Tambang ini merupakan tambang
tembaga bawah tanah terbesar di dunia, yang
berlokasinya di Andes, Chili Tengah dengan
ketinggian 2.300 meter di atas permukaan
laut.  Tambang ini dimiliki dan dikelola oleh
perusahaan tambang milik negara Chili,
Codelco dengan hasil tambang tembaga
sebesar 443 ton.  Rencananya, pada tahun
2025 pihak Codelco akan meningkatkan
produksi hingga lebih dari 500.000 ton.
BAB II. ISI
2.2 Pengenalan Tembaga
Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua. Potensi lainnya menyebar diJawa
Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Lokasi penyebaran mineral tembaga terdapat di beberapa
tempat, yaitu: Sungai Mentawai Sausu,Perbukitan Tompera Sausu, Sungai Mentawa, Sungai Torue,
Perbukitan Tomborong Maninili Siaga,Sungai Silitunang Maninili UPT Trans, Sungai Ganonggol, Sungai
Bugis Swakarsa, Wanagading, Sungai Moutong dan Sungai Tinombo.
Sumber minor bijih tembaga, banyak digunakan dalam kelistrikan, umumnya sebagai kawat, danuntuk
membuat logam-logam campuran, seperti kuningan (campuran tembaga dan seng), perunggu(campuran
tembaga dan timah dengan sedikit seng) dan perak Jerman (campuran tembaga seng dannikel). Kawat
tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabeltransmisi, instalasi
listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dantabung coaxial, tabung
microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan lainnya
3. UNSUR LITIUM
BAB II. ISI
2.3 Pengenalan Litium
Litium tidak terjadi dengan begitu saja secara alami. Logam ini ditemukan di bijih-bijih batuan
magma dingin dan garam dari mata air mineral dalam jumlah yang sedikit. Selain mata air mineral,
litium juga dapat ditemukan di sumber air asin lainnya. Di antara sumber air asin, danau asin memiliki
konsentrasi litium paling tinggi, yaitu 1000 – 3000 bagian per juta.
Untuk logam litium murni, logam tersebut terbentuk melalui proses elektrolisis dari campuran
litium klorida cair dengan potasium klorida. Campurannya adalah 55% litium klorida dan 45%
potasium klorida, dan proses elektrolisis tersebut dilakukan pada suhu 450°C.
BAB II. ISI
2.3 Pengenalan Litium
Lithium tidak dijumpai secara natural di alam, umumnya terdapat bersama-sama mineral lain.
Terdapat sekitar 124 mineral yang membawa unsur lithium (120 sudah disetujui oleh IMA,
International Mineralogical Association, 4 merupakan potensial spesies mineral), yang tersebar pada
beberapa lingkungan pembentukan: (1) lithium-caesium-tantalum pada endapan pegmatit granit dan
batuan yang mengalami metasomatisme, (2) batuan pegmatit peralkalin, (3) batuan metasomatic yang
tidak berhubungan dengan pegmatit, (4) endapan mangan, (5) brines pada salar atau fluida
geothermal. Mineral utama yang membawa endapan lithium adalah spodumen (LiAlSi 2O6), petalite
(LiAlSi4O10), lepidolite dan zinnwaldite.
BAB II. ISI
2.3 Pengenalan Litium

Sifat Lithium
 Litium bersifat lunak, memiliki warna putih perak (pada suhu ruangan), dan
merupakan logam yang paling ringan diantara unsur-unsur logam lainnya.
 Litium merupakan logam yang paling padat, sehingga memiliki kapasitas
panas spesifik tertinggi antara setiap elemen solid.
 Logam litium sangat reaktif dan mudah terbakar, jadi untuk mencegah
terjadinya oksidasi, logam ini biasanya disimpan dalam media tertutup yang
dipenuhi oleh minyak. Jika litium mengenai kulit, akan menyebabkan luka bakar.
 Litium memiliki elektron valensi tunggal. Maka dari itu, litium dapat menjadi
konduktor listrik yang baik. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan logam alkali
lainnya, litium kurang reaktif dan eksplosif.
BAB II. ISI
2.3 Pengenalan Litium
Cornish Lithium, salah satu perusahaan independent yang beroperasi di Skotlandia sedang
melakukan eksplorasi lithium dari fluida panas bumi dan brine di Cornwall. Cornwall merupakan
salah satu daerah yang mempunyai sejarah panjang terkait penambangan, mengingat
penambangan bijih timah telah dilakukan sejak 2150 sebelum Masehi. Keterdapatan mata air
panas di Cornwall sudah diketahui sejak 1800-an, dan menjadi target eksplorasi dari Cornish
Lithium, untuk kemudian dapat diekstrak untuk diambil dengan teknologi saat ini.
Di Indonesia, keberadaan lithium merupakan hal yang menarik untuk ditindak lanjuti, salah
satunya brine yang berhubungan dengan fluida panas bumi, serta pada beberapa granit dengan
tipe-S (sedimentary granite), batuan peraluminous (Al2O3 lebih tinggi dari Na2O+K2O+CaO),
pegmatit yang berasosiasi dengan orogenesa kolisional merupakan lokasi ideal untuk mencari
potensi litium di Indonesia.
4. UNSUR TIMAH
BAB II. ISI
2.4 Pengenalan Timah
Timah yang dihasilkan oleh Indonesia sebagian besar adalah endapan timah sekunder. Di Pulau
Kalimantan, di daerah Ketapang, ditemukan adanya mineral kasiterit yang merupakan mineral pembawa
timah. Banyaknya proses tektonik dan magmatisme yang terjadi di Kalimantan menjadikan Kalimantan
berpotensi menghasilkan batuan pembawa timah.
Berdasarkan data petrografis, batuan pembawa timah primer pada daerah penelitian adalah batuan beku
asam plutonik yaitu granit tipe S dengan tipe alterasi yang membentuk endapan timah adalah alterasi greisen
dengan mineral penciri berupa serisit dan kuarsa dan mineral utama pembawa timah adalah kasiterit.
Sedangkan dari data XRD dan mikroskopi bijih, mineral yang berasosiasi berupa mineral stanit, pirit, hematit,
kalkopirit, galena, ilmenit. Genesa dari endapan timah primer secara umum berasal dari batuan granit yang
mengalami alterasi greisen yang secara geokimia merubah komposisi mineral dari batuan tersebut.
BAB II. ISI
2.4 Pengenalan Timah
Endapan Timah Primer
Pembentukan mineral primer secara garis besar dapat di klasifikasikan menjadi 5 jenis :
Fase magmatik cair
Fase pegmatitik
Fase pneumatolitik
Fase hidrothermal
Fase vulkanik

Endapan Timah Sekunder


Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang kemudian
terangkut oleh aliran air dan akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan
bahan lainnya.
BAB II. ISI
2.4 Pengenalan Timah
Berdasarkan tempat atau lokasi pengendapannya endapan bijih timah sekunder dapat di klasifikasikan
sebagai berikut :
1. Endapan elluvial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat pelapukan secara intensif. Proses ini
diikuti dengan disentegrasi batuan samping dan perpindahan mineral kasiterit (SnO₂) secara vertikal sehingga
terjadi konsentrasi residual.
2. Endapan Alluvial adalah Endapan bijih yang terjadi akibat proses transportasi sungai, dimana mineral
berat dengan ukuran butiran yang lebih besar diendapkan dekat dengan sumbernya, sedangkan mineral –
mineral yang berukuran lebih kecil diendapkan jauh dari sumbernya.
3. Endapan Miencan adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat pengendapan yang selektif secara
berulang – ulang pada lapisan tertentu.
4. Endapan Disseminated adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat transportasi oleh air hujan. Jarak
transportasi sangat jauh sehingga menyebabkan penyebaran yang luas tetapi tidak teratur.
BAB II. ISI
2.4 Pengenalan Timah
Penggunaan timah untuk paduan logam telah berlangsung sejak 3.500 tahun sebelum masehi, sebagai
logam murni digunakan sejak 600 tahun sebelum masehi. Kebutuhan timah putih dunia setiap tahun sekitar
360.000 ton. Logam timah putih bersifat mengkilap, mudah dibentuk dan dapat ditempa (malleable), tidak
mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. Kegunaan timah putih di antaranya untuk melapisi
logam lainnya yang berfungsi mencegah karat, bahan solder, bahan kerajinan untuk cendera mata, bahan
paduan logam, casing telepon genggam. Selain itu timah digunakan juga pada industri farmasi, gelas,
agrokimia, pelindung kayu, dan penahan kebakaran. Timah merupakan logam ramah lingkungan, penggunaan
untuk kaleng makanan tidak berbahaya terhadap kesehatan manusia. Kebanyakan penggunaan timah putih
untuk pelapis/pelindung, dan paduan logam dengan logam lainnya seperti timah hitam dan seng. Konsumsi
dunia timah putih untuk pelat menyerap sekitar 34% untuk solder 31%.
BAB II. ISI
2.4 Pengenalan Timah

Perusahaan
 PT Timah Agro Manunggal.
 PT Timah Investasi Mineral.
 Indometal (London) Ltd.
 PT Timah Karya Persada.
 PT Dok Dan Perkapalan Air Kantung.
 PT Tanjung Alam Jaya.
 PT Timah International Pte Ltd.
5. UNSUR PERAK
BAB II. ISI
2.5 Pengenalan Perak
Sejumlah kecil perak nativ dapat dijumpai dalam zona oksidasi pada suatu deposit bijih, atau sebagai
deposit yang mengendap dari larutan hidrotermal primer. Ada 3 jenis deposit primer, yaitu: 1. Berasosiasi
dengan sulfida, zeolit, kalsit, barit, fluorit dan kuarsa, 2. Barasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel
dan perak, dan bismut nativ, dan 3. Berasosiasi dengan uraninit dan mineral- mineral nikel-kobalt.

Perak termasuk logam mulia karena tidak mengalami proses korosif, namun perak
bisa mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi pada perak mengakibatkan lapisan
kehitaman dan timbulnya karat pada logam tersebut. Perak di batuan biasanya terkandung dalam batuan
mineral berwarna keabu - abuan atau kehitaman, dan perak pada batuan selalu berasosiasi dengan logam emas
Deposit mineral pada bijih perak biasanya memiliki penampakan putih mengkilap, tapi terkadang mineral bijih
perak bewarna agak kehitaman, karena sebagian besar terdiri dari berbagai macam sulfida.
BAB II. ISI
2.5 Pengenalan Perak
Perak merupakan salah satu logam transisi yang berwarna putih mengkilat dan mudah menghantarkan arus
listrik maupun panas. Setelah emas, perak merupakan logam yang paling mudah dibentuk dan ditempa di antara
semua logam.
Perak telah dikenal sejak jaman purba kala. Beberapa tempat buangan mineral di Asia Minor dan di pulau-pulau
di Laut Aegean mengindikasikan bahwa manusia telah belajar memisahkan perak dari timah sejak 3000 SM.
Di alam, perak terdapat dalam bentuk unsur-unsur bebas yang banyak terdapat dalam lapisan-lapisan
batuan dan terdapat bersama-sama dengan logam-logam lain, misalnya bijih-bijih timah, timbal-timah,
tembaga, emas dan perunggu-nikel. Selain itu juga terdapat dalam bentuk persenyawaan dengan unsur-unsur
lain mineral dan bijih logam seperti light ruby silver (Ag3AsS3), dark ruby silver (Ag3SbS3), horn silver
(AgCl) dan brittle silver. Beberapa mineral perak yang penting antara lain cerargyrite, pyrargyrite,
sylvanite dan argentite.
BAB II. ISI
2.5 Pengenalan Perak Penambangan pada tubuh bijih ore body Grasberg
menggunakan cara penambangan 
terbuka, metode ini cocok untuk Grasberg 
karena keberadaan tubuh bijihnya yang dekat 
dengan permukaan tanah pegunungan Grasberg. Hampir
dikeseluruhan proses penambangan terbuka
melalui beberapa 
tahapan pengeboran, peledakan, pemilahan,
pengangkutan, dan penggerusan batuan bijih. Kegiatan
penting lainnya yang harus dilakukan adalah menjaga
stabilitas lereng dan penanaman kembali tanaman asli
pada daerah yang sudah tidak ditambang reklamasi

Penambangan Perak di Grasberg Mine.


BAB II. ISI
2.5 Pengenalan Perak Block caving merupakan cara penambangan bawah
tanah dengan efsiensi sumberdaya yang tinggi untuk
melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih di
bawah tanah dipotong dari bawah sehingga bijih
tersebut runtuh 
akibat gaya beratnya sendiri. Setelah runtuh, bijih yang
dihasilkan ditarik dari drawpoint 
titik tarik dan diangkut menuju alat penghancur. Ada block
cave dan alat loader untuk memindahkan lumpur bijih
kedalam ore Pass menuju saluran pelongsor.
Selanjutnya lumpur 
bijih pada saluran tersebut mengisi truk-truk angkut untuk
dipindahkan ke Alat penghancur. 
Dari sana, bijih yang telah 
dihancurkan dikirim ke pabrik pengolah (mill) melalui
Penambangan Perak Metode Block Caving. ban berjalan (conveyor).
BAB II. ISI
2.5 Pengenalan Perak
Nama Unsur : Perak (Ag)
Sistem Kristal : Isometrik.
Warna : Putih – Perak
Goresan : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.
Belahan dan Pecahan : Tak – ada
Kekerasan : 2,5 – 3.
Berat Jenis : 10,5.

Perak antara lain ditambang di Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat
(Sambas), Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau
(Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong) beberapa daerah di bagian Nusa Tenggara juga merupakan salah satu
daerah penghasil perak terbesar di Indonesia.
BAB II. ISI
2.5 Pengenalan Perak
Kegunaan Perak
• Dibuat untuk membuat perhiasan, aksesoris, uang logam (koin) dan ornamen-ornamen
• Digunakan sebagai pelapis kaca pada cermin
• Digunakan sebagai bahan pembuatan komponen-komponen elektronika dan rangkaian listrik
• Koloid perak dan larutan perak nitrat (AgNO3) encer digunakan sebagai campuran bahan obat antiseptik
• dan pembunuh bakteri
• Argyrol (senyawa perak-protein) digunakan sebagai antiseptik lokal pada mata, telinga, hidung dan
• tenggorokan
• Garam-garam halida perak, perak bromida, perak klorida dan perak iodida digunakan untuk mengemulsi
pelat fotografi, film dan kertas foto
BAB II. ISI
2.5 Pengenalan Perak
Umumnya daerah yang mengandung perak terbagi menjadi dua, yaitu:
• Endapan primer, yangmempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.Urat Kuarsa mengandung perak pada formasi sabak seperti di daerah Bulangsi, Cikotok dan lain-lain.
2.Urat andesite, dasite, trakhit, dan riolite seperti didaerah perakLebong dan daerah perak Sumatra Barat
3. Endapan kontak metamorfosa yang berhubungan dengan sulfide, pirit, kalkopirit,
galenadan spalerite yang terjadi dalam urat di daerah kontak seperti di dalam urat daerah kontak
• Endapan Sekunder, yangciri-cirinya adalah :
1. Endapan diluvial plistosinpada lapisan lapisan sungai tua yang ditutupi oleh aglomerate dan tufa.
2. Endapan alluvial yang berasal dari urat-urat kuarsa yang mengandung perak
BAB III. KESIMPULAN
1. Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut batuan ultramafic pembawa Ni-Silikat. Mineral
ini bisa ditambang dengan open pit.
2. Mineral tembaga utama dalam bentuk depositoksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit
(Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2CO3.2). Tembaga dapat ditambang dengan metode open pit dan
underground mining
3. Litium ditemukan di bijih-bijih batuan magma dingin dan garam dari mata air mineral dalam jumlah yang
sedikit. Mineral utama yang membawa endapan lithium adalah spodumen (LiAlSi 2O6), petalite (LiAlSi4O10),
lepidolite dan zinnwaldite.
4. Genesa dari endapan timah primer secara umum berasal dari batuan granit yang mengalami alterasi
greisen yang secara geokimia merubah komposisi mineral dari batuan tersebut.
5. Perak termasuk logam mulia karena tidak mengalami proses korosif, namun perak
bisa mengalami proses oksidasi. Ada 3 jenis deposit primer pada perak yaitu: 1. Berasosiasi dengan sulfida,
zeolit, kalsit, barit, fluorit dan kuarsa, 2. Barasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel dan perak,
dan bismut nativ, dan 3. Berasosiasi dengan uraninit dan mineral- mineral nikel-kobalt.
DAFTAR PUSTAKA
◦ Hartosuwano S., 2001, Endapan Mineral,
◦ Lithium: Less is More. 2020. Elements. Agustus 2020 Vol. 16 No. 4.
◦ Mangga, S, A., dan Djamal, B., 1994, Peta Geologi Lembar Bangka Utara, Pusat Penelitian
Pengembangan Geologi, Bandung.
◦ Panduan kuliah dan praktikum. Teknik Geologi, Fakultas Mineral, UPNW
◦ Sujitno Sutedjo., 2007, Sejarah Penambangan Timah di Indonesia, Cempaka Publishing,
Jakarta.
◦ Thomson, J. E., and Williams, Bowel, 1959, The myth of the Sudbury lopolith [Ontario]:
Canadian Mining Jour., v. 80, no. 3, p. 57-62.
◦ U.S. Bureau of Mines, 1952, Materials surveys on nickel, 1950: Washington, U.S. Govt.
Printing Office, [301loose-leaf]
◦ World Mining Data 2020
DAFTAR PUSTAKA
◦ http://mincxminingexploration.blogspot.com/2012/04/endapan-nikel-laterit.html . Diakses
tanggal 21 November 2021, pukul 14:12 WIB.
◦ http://www.nicklinstitute.org/en/NickelUscInSociety . Diakses tanggal 21 November 2021,
pukul 14:46 WIB.
◦ http://www.wedabaynickel.com/en/a-world-class-project/the-project . Diakses tanggal 21
November 2021, pukul 15:56 WIB.
◦ https://www.cornishlithium.com/cornish-lithium-secures-rights-to-explore-for-lithium-in-corn
wall/
 Diakses tanggal 21 November 2021 pukul 18.25
◦ https://www.academia.edu/28601896/Emas_dan_Perak/ Diakses tanggal 21 November pukul
19.17
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai