Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MATA KULIAH

GEOTEKNIK TAMBANG
ANALISIS KESTABILAN LERENG TAMBANG TERBUKA

Oleh:
Talitha Hasna Fauzi
11200980000012

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan laporanini singkat tepat pada waktunya. Adapun topik bahasan dari
laporan mata kuliah geoteknik tambang ini adalah analisis kestabilan lereng tambang terbuka

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah tambang terbuka, yakni Bapak Supardi Razak, M.T dan Ibu Dewi Ayu Kusumaningsih,
S.T, M.Sc yang telah membimbing kami selama bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini.
Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak teman-teman angkatan
saya yang telah membantu dan bersedia bekerja sama dalam belajar bersama memahami
laporan mata kuliah geoteknik tambang ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan geoteknik tambang ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
laporan geoteknik tambang ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Jakarta, 20 Desember 2022

Talitha Hasna Fauzi

2
BAB I
LATAR BELAKANG

Longsoran merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi pada lereng- lereng
alami maupun buatan. Kelongsoran lereng kebanyakan terjadi pada saat musim penghujan. Itu
terjadi akibat peningkatan tekanan air pori pada lereng. Hal ini berakibat pada terjadinya
penurunan kuat geser tanah (c) dan sudut geser dalam (υ) yang selanjutnya menyebabkan
kelongsoran. Analisis stabilitas lereng mempunyai peran yang sangat penting pada
perencanaan konstruksi-konstruksi sipil. Lereng yang tidak stabil sangatlah berbahaya terhadap
lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu analisis stabilitas lereng sangat diperlukan. Ukuran
kestabilan lereng diketahui dengan menghitung besarnya faktor keamanan.

Keruntuhan pada lereng alami atau buatan disebabkan karena adanya perubahan antara
lain topografi, seismik, aliran air tanah, kehilangan kekuatan, perubahan tegangan, dan
musim/iklim/cuaca. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng dapat menghasilkan
tegangan geser pada seluruh massa tanah, dan suatu gerakan akan terjadi kecuali tahanan geser
pada setiap permukaan runtuh yang mungkin terjadi lebih besar dari tegangan geser yang
bekerja. (Bowles, 1991). Hoek (1981) menyebutkan bahwa dalam menjaga stabilisasi lereng
dibagi menjadi tiga, yaitu dengan mengurangi gaya dorong, memperbesar gaya tahan, dan
proteksi terhadap material lepas. Mengurangi gaya dorong dapat dilakukan dengan mengubah
geometri lereng dan membuat drainase air permukaan.

Sesuai dengan KEPMEN ESDM Republik Indonesia Nomor 1827 K/30/MEM/2018,


nilai faktor keamanan (FK) yang direkomendasikan untuk lereng tunggal adalah 1,1 sedangkan
untuk lereng keseluruhan adalah 1,3 dengan nilai probabilitas kelongsoran maksimum 10%

Metode yang dilakukan dalam menganalisis kestabilan lereng ini menggunakan metode
kesetimbangan batas (Limit Equilibrium Method) dan metode elemen Hingga (Finite Element
Method). Pada metode kesetimbangan batas diasumsikan terdapat bidang gelincir yang
potensial, dimana kondisi gaya (force) dan moment equilibrium ditentukan berada pada kondisi
statis. Metode elemen hingga merupakan metode numerik umum untuk menyelesaikan
persamaan diferensial parsial dalam dua atau tiga variabel ruang. Untuk memecahkan masalah,
metode ini membagi sistem besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih sederhana
yang disebut elemen hingga.

3
BAB II
LANGKAH KERJA

2.1 Analisis Kestabilan Lereng Metode Elemen Hingga (Finite Element Method)
menggunakan Software Rocscience Phase 2 6.0 (Studi Kasus 1 : Diberi support lereng)
• Langkah 1 : Dibuka Software Rocsience Phase 2 6.0, dipilih analysis project setting
lalu bagian general dipilih units Mpa dan centang determine strength reduction factor
di bagian strength reduction

• Langkah 2 : Diklik boundaries, dipilih add external. Dimasukkan koordinat lereng


tunggal sebanyak 6 titik koordinat

• Langkah 3: Diklik mesh, dipilih mesh setup. Dimasukkan mesh setup tipe uniform
dengan 6 noded triangles dan banyaknya noded on external 1500 noded

4
• Langkah 4 : Dibagian displacement, dipilih free restrain untuk permukaan lereng dan
sisanya restrain X,Y untuk garis terluar pada lereng

• Langkah 5 : Diinput nilai setiap parameter material lereng pada bagian material
properties pada opsi properties

5
• Langkah 6 : Diklik properties, dipilih define liner properties, diinput nilai setiap
parameter yang dibutuhkan. Lalu diklik kembali support, dipilih add liner. Diberi liner
wiremesh dari crest sampai toe lereng

• Langkah 7 : Diklik properties, dipilih define bolt. Lalu diinput nilai parameternya

6
• Langkah 8 : Diklik properties, dipilih add bolt pattern dan diinput data parameternya

• Langkah 9 : Dipilih tools compute atau pada analysis lalu klik compute. Setelah itu
disave file dan diinterpret pada opsi analysis

• Langkah 10 : Didapat nilai strength factor dari lereng yang sudah dianalisis

7
2.2 Metode Analisis Kestabilan Lereng Metode Kesetimbangan Batas (Limit Equilibrium
Method) menggunakan Software Rocscience Slide 6.0 (Studi Kasus 2 : Rock dan Joint)
• Langkah 1 : Dibuka Software Rocscience Slide 6.0, dipilih project setting, pada bagian
methods dicentang metode GLE/Morgenstern Price dan Spencer, dan number of
slicesnya 50

• Langkah 2 : Dipilih boundaries, diklik add material boundaries, diinput koordinat


geometri lereng tunggal sebanyak 6 titik koordinat

• Langkah 3 : Dipilih properties, diklik define materials, diinput data karakteristik sifat
fisik dan mekanik penyusun lereng berupa material batuan maupun kekar

8
• Langkah 4 : Dipilih surfaces, diklik auto grid. Diinput nilai grid spacing

• Langkah 5 : Diklik analysis, dipilih compute, save file. Kemudian diinterpret.


Didapatkan nilai faktor keamanan lereng dari dua metode

9
• Langkah 6 : Didapat nilai faktor keamanan lereng dari dua metode hasil analisis

2.3 Analisis Kestabilan Lereng Metode Elemen Hingga (Finite Element Method)
menggunakan Software Rocscience Phase 2 6.0 (Studi Kasus 3 : Rock dan Soil)

• Langkah 1 : Dibuka Software Rockscience Phase 2 6.0, pada project setting bagian
strength reduction, dicentang determine strength reduction factor
• Langkah 2 : Input data geometri lereng tunggal sesuai data geometri lereng pada studi
kasus 2
• Langkah 3 : Dipilih displacement, dipilih free restrain untuk permukaan lereng dan
Restrain X,Y untuk bagian terluar lereng sisanya
• Langkah 4 : Diinput mesh setup dengan nilai tiap parameternya sebagai berikut

10
• Langkah 5 : Diinput nilai parameter pada define material properties

• Langkah 6 : Dicompute dan disave file, kemudian diinterpret. Didapat nilai strength
factor sebagai berikut

11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Analisis pada Software

No Data Metode Nilai Faktor Keamanan Keterangan


1 Studi Kasus 1 FEM/SRF 3.21 Stabil
2 Studi Kasus 2 LEM/GLE 1.929 Stabil
LEM/Spencer 1.927 Stabil
3 Studi Kasus 3 FEM/SRF 0.75 Kritis

3.2 Pembahasan

Metode Elemen Hingga adalah salah satu metode numerik untuk menyelesaikan
berbagai problem rekayasa, seperti mekanika struktur, mekanika tanah, mekanika batuan,
mekanika fluida, dan sebagainya. Didapat nilai strength factor atau faktor keamanan pada
lereng studi kasus 1 sebesar 3.21. Menurut Kepmen ESDM 1827, 2018 yaitu nilai FK minimal
> 1,1 pada lereng tunggal untuk lereng stabil. Studi kasus 1 memiliki lereng yang stabil. Namun
untuk studi kasus 3 memiliki lereng yang kritis karena nilai Faktor keamanannya dibawah 1.1.
Oleh karena itu , perlu upaya perbaikan lereng agar lereng tersebut tidak mengalami
kelongsoran dan menjadi lereng yang stabil dan aman

Dalam menentukan nilai faktor keamanan metode analisis kesetimbangan batas, perlu
menggunakan kriteria kekuatan Mohr-Coulomb yang membutuhkan data kohesi (cohesion),
sudut geser dalam (internal friction angle), dan berat jenis (unit weight). Secara keseluruhan
lereng pada studi kasus kedua dapat dikatakan stabil, sesuai dengan Kepmen ESDM 1827,
2018 yaitu FK > 1,1 pada lereng tunggal

12
BAB IV
SIMPULAN
4.1 Simpulan

Dari hasil analisis kestabilan lereng dua metode yaitu metode kesetimbangan batas dan
metode elemen hingga didapat nilai faktor keamanan yang masuk kedalam kategori lereng
stabil seperti pada studi kasus 1 dan 2, yaitu nilai faktor keamanannya sebesar 3.21 (FEM
Method) dan 1.929 & 1.927 (LEM Method) dan terdapat pula lereng yang kritis yaitu pada
studi kasus 3 dengan nilai faktor keamanan sebesar 0.75. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perbaikan lereng agar tidak memiliki potensi kelongsoran

4.2 Ucapan Terima kasih

Saya ucapkan terima kasih atas bimbingannya selama pembelajaran mata kuliah
geoteknik tambang yang sudah dilakukan selama satu semester ini kepada Bapak Supardi
Razak, M.T. dan Ibu Dewi Ayu Kusumaningsih, S.T, M.Sc. Selain itu, saya ucapkan terima
kasih juga kepada teman-teman angkatan saya yang sudah mau berjuang bersama-sama
menyelesaikan laporan dari mata kuliah geoteknik tambang ini. Semoga ilmu yang didapat bisa
bermanfaat dan bisa diaplikasikan di masa yang akan datang

13
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, Joseph E. 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Erlangga:
Jakarta
Hoek, E. and Bray, J.D., 1981. Rock slope engineering. CRC Press.

Kepmen, E.S.D.M., No 1827. K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik


Pertambangan Yang Baik. 2018. Lampiran II Tentang Pedoman Pengelolaan Teknis
Pertambangan.

Rocscience Inc. 2010. Slide Version 6.0 [Software]. Rocscience Inc., Toronto.

Rocscience Inc. 2011. Phase2 Version 8.0 [Software]. Rocscience Inc. Toronto.

14

Anda mungkin juga menyukai