Anda di halaman 1dari 7

Perbandingan Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode

Bishop, Janbu dan Fellenius pada Kawasan Citraland

Niken Seviola¹, Ahmad Emir Nextayani SY², Danny Alfianto³, Tommy Exaudi⁴,
Wiratama Ashari⁵, dan M. Lutfhy Zakalukita⁶
¹Program Studi Teknik Pertambangan, FTM
²Program Studi Teknik Pertambangan, FTM
³Program Studi Teknik Pertambangan, FTM
4
Program Studi Teknik Pertambangan, FTM
5
Program Studi Teknik Pertambangan, FTM
6
Program Studi Teknik Pertambangan, FTM
Email: alfiantodanny11@gmail.com

Abstrak
Analisis kestabilan lereng di Kawasan Citraland Manado diperlukan untuk mengetahui
nilai faktor keamanan suatu lereng. Pada penelitian ini analisis kestabilan lereng
menggunakan 3 metode berbeda yakni metode bishop, metode janbu dan metode
fellenius. Dalam menentukan nilai faktor keamanan lereng diperlukan data sifat fisik
berupa bobot isi dan sifat mekanik berupa kohesi dan sudut geser dalam. Dari hasil uji
kuat geser langsung batuan didapat nilai kohesi sebesar 7.98 kg/cm² dan sudut geser
dalam sebesar 10.47°. Geometri lereng yang digunakan adalah lereng tunggal dengan
ketinggian 9.578 m dan sudut lereng 61°. Perhitungan nilai faktor keamanan
menggunakan bantuan Software Rockscience Slide V.6.0. Dari hasil komputasi
didapatkan nilai faktor keamanan untuk metode bishop adalah 0.412973, untuk metode
janbu adalah 0.411635, untuk metode fellenius adalah 0.408883.
Kata kunci: kestabilan lereng, bishop, janbu, fellenius
Abstract
Analysis of slope stability in the Citraland Manado Area is needed to determine the value
of the safety factor of a slope. In this study, the slope stability analysis used 3 different
methods, namely bishop method, janbu method, and fellenius method. In determining the
value of safety factor required physical properties data in the form of unit weight and
mechanical properties in the form of cohesion and friction angle. The results of the direct
shear strength test obtained a cohesion value of 7.98 kg / cm² and a friction angle in the
amount of 10.47°. The geometry of the slopes used a single slope with an altitude of 9,578
m and a slope angle of 61°.Calculation of security factor values using the help of
Rockscience Slide Software V.6.0.From the computational results obtained the value of
security factors for the bishop method is 0.412973 for janbu method is 0.411635 for
fellenius method is 0.408883.
Keywords: slope stability, bishop, janbu, fellenius
Pendahuluan
Pada umumunya permukaan batuan tidak selalu membentuk bidang datar, namun
terdapat permukaan tanah yang memiliki perbedaan ketinggian antara tempat yang satu
dengan tempat yang lain sehingga membentuk lereng. Citraland merupakan wilayah
perbukitan di daerah Manado yang mempunyai banyak lereng perbukitan yang cukup
tinggi. Kawasan ini merupakan suatu kawasan yang mempunyai potensi kelongsoran
yang cukup tinggi, karena hal itu dilakukan analisis kestabilan lereng untuk mengetahui
keamanan dari lereng tersebut. Untuk mengetahui apakah lereng tersebut stabil atau tidak
stabil, kita perlu menghitung besarnya nilai faktor keamanan lereng. Dalam menghitung
faktor keamanan lereng tersebut kita menggunakan 3 metode yaitu, metode Bishop,
Janbu, dan Fellenius. Alasan penelitian ini menggunakan 3 metode tersebut karena untuk
mengetahui perbandingan dalam menganalisis suatu lereng.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk menentukan parameter yang didapat
dari metode Bishop, Janbu, dan Fellenius serta kemiringan lereng dan nilai faktor
keamanan di daerah Citraland. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode Bishop, Janbu dan Fellenius serta material yang diambil yaitu
batuan. Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan nilai
faktor keamanan dari setiap metode. Manfaat dalam penelitian ini yaitu kita dapat
mengetahui faktor keamanan lereng tersebut.
Metode Penelitian
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu studi literatur pada jurnal dan buku
untuk mendapatkan data-data serta referensi dan informasi dasar.

Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Pengolahan Data (Bishop, Janbu, dan Fellenius)


Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Analisis kestabilan lereng berperan penting dalam perencanaan konstruksi dalam


bidang pertambangan maupun sipil. Analasis Stabilitas lereng adalah membuat
perhitungan untuk memeriksa keamanan dari lereng alamiah, lereng galian, dan lereng
timbunan. Pemeriksaan ini termasuk menentukan kekuatan geser yang terbangun
sepanjang permukaan keruntuhan. Permukaan keruntuhan itu biasanya adalah permukaan
kritis yang memiliki faktor keamanan minimum.
Salah satu metode yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng yaitu adalah
Metode Kesetimbangan Batas (Limit Equilibrium Method). Metode ini dikenal menjadi
permasalahan statis tak tentu baik asumsi pada kekuatan geser antar irisan diperlukan
untuk membuat permasalahan menjadi statis tentu. Metode yang terkenal termasuk yang
diperkenalkan oleh Fellenius, Bishop, dan Janbu. Metode bishop merupakan metode yang
mengabaikan gaya gesek antar irisan dan kemudian mengasumsikan bahwa gaya normal
cukup untuk mendefinisikan gaya gaya antar irisan. Metode Janbu merupakan metode
yang merumuskan persamaan umum kesetimbangan dengan menyelesaikan secara
vertikal dan horizontal pada dasar tiap tiap irisan dengan memperhitungkan seluruh
kesetimbangan gaya. Metode Fellenius merupakan metode yang paling sederhana bila
dibandingkan dengan metode metode irisan lainnya, dikatakan bahwa gaya - gaya antara
irisan dapat diabaikan karena sejajar terhadap dasar tiap irisan.
Analisis stabilitas lereng di lakukan dengan menggunakan Software Rockscience Slide
6.0. Rockscience Slide 6.0 merupakan salah satu program yang dapat menganalisa
kestabilan lereng. Rockscience Slide 6.0 juga dapat menganalisa tekanan air pada batuan
dengan menggunakan metode Limit Equilibrium. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pemodelan dalam program Rockscience Slide 6.0 seperti pada gambar dibawah ini.

Mulai Program

Pemodelan Lereng

Input Data Parameter Batuan

Auto grid

Compute

Interpret

Selesai
Gambar 2. Bagan Alir Pemodelan Slide 6.0

Hasil dan Pembahasan


Analisis kestabilan lereng dengan metode kesetimbangan batas, membutuhkan data
sifat fisik serta sifat mekanik dari material lerengnya yang mana dalam penelitian ini
berupa batuan limestone. Maka dilakukan pengujian laboratorium berupa pengujian sifat
fisik dan pengujian kuat geser langsung. Pengujian sifat fisik bertujuan untuk
mendapatkan data bobot isi atau unit weight material. Dari pengujian didapatkan unit
weight material sebesar 24 kN/m3.
Kuat geser batuan adalah kemampuan batuan melawan tegangan geser yang terjadi
pada saat batuan itu diberikan beban. Keruntuhan geser terjadi akibat adanya gerak relatif
antara butir-butir batuan tersebut. Semua massa batuan memiliki bidang-bidang
diskontinu, seperti kekar, bidang perlapisan, dan sesar.
Pada kedalaman yang dangkal, ketika tegangan-tegangan yang bekerja sangat rendah
atau diabaikan, deformasi yang terjadi pada batuan utuh dan massa batuan lebih banyak
dikendalikan oleh luncuran pada bidang diskontinu dan sifat fisik batuan utuh diantara
bidang luncur/geser.
Struktur batuan merupakan bidang lemah pada massa batuan yang dapat menyebabkan
berkurangnya kekuatan batuan tersebut. Karena sifatnya yang heterogen dan mempunyai
bidang lemah, maka akan mempengaruhi hasil pengujian pada uji kuat geser . parameter
yang menunjukan kekuatan geser adalah kohesi (c) dan sudut gesek dalam (ϕ). Parameter
tersebut di peroleh dengan melakukan uji kuat geser di laboratorium. Sampel yang diuji
adalah limestone atau batu gamping. Parameter Uji yang didapat dari data kuat Geser di
Citraland

Tabel 1. Hasil Pengujian Kuat Geser

No. Variabel Nilai

1 Material Limestone
2 Kuat Geser 9.32 kg/cm²
3 Sudut Gesek Dalam 10.47°
4 Kohesi 7.98 kg/cm²

Analisis kestabilan lereng merupakan analisis untuk mengetahui nilai dari faktor
keamanan dari suatu lereng dengan menghitung besarnya tahanan geser untuk menjaga
kestabilan lereng dan menghitung analisis stabilitas lereng.Analisis kestabilan lereng ini
berdasarkan pada konsep limit plastic equilibrium yang memiliki Tujuan untuk
menganalisis stabilitas lereng dan mengetahui faktor keamanan dari zona potensi longsor
di kawasan Citraland.
Pada penelitian analisis kestabilan lereng pada kawasan citraland ini menggunakan 3
metode sebagai berikut :
a. Metode Bishop
Metode bishop dikemukan oleh A.W Bishop dengan prinsip memotong gaya-gaya
yang bekerja pada tiap potongan. Metode Bishop menganggap bahwa gaya-gaya yang
bekerja pada irisan mempunyai resultan nol pada arah vertikal (Bishop,1955)
b. Metode Janbu
Metode janbu merupakan metode yang mengasumsikan permukaan geser melingkar
dan tidak melingkar yang dibagi menjadi beberapa bagian-bagian serta mencari solusi
yang cocok untuk meningkatkan stabilitas lereng pada kawasan citraland.
c. Metode Fellenius
Metode Fellenius (Ordinary Method of Slice) diperkenalkan pertama oleh Fellenius
(1927,1936) yang menganggap gaya kiri dan kanan yang bekerja dari sembarang irisan
memiliki resultan sama dengan 0.
Dalam menganalisis kestabilan lereng dengan 3 metode tersebut menggunakan bantuan
Software Rocksciense Slide V.6.0. Software Rockscience V.6.0 ini berfungsi untuk
membantu dalam membuat permodelan lereng dalam analisis kestabilan lereng pada 3
metode diatas dengan dukungan data-data seperti parameter kuat geser tanah, geometri
lereng serta data material untuk memperoleh faktor keamanan.
Setelah melakukan pengujian laboratorium maka selanjutnya adalah melakukan
analisis. Sebelum melakukan analisis menggunakan Software Slide 6.0, terlebih dahulu
membuat boundaries lereng menggunakan Software Autocad sesuai dengan geometri
lereng. Geometri lereng yang akan digunakan adalah lereng tunggal dengan ketinggian
9.578 m dan dan sudut lereng 61°
Gambar 3. Model Lereng

Analisis menggunakan Software Rockscience Slide 6.0 dilakukan dengan 3 metode


yaitu, metode Fellenius, metode Bishop, dan metode Janbu. Analisis dengan Slide 6.0 ini
ditujukan untuk mendapatkan nilai faktor keamanan dari masing - masing metode.
Berikut adalah nilai faktor keamanan dari masing - masing metode :

Gambar 4. Hasil Analisis dengan Metode Fellenius


Dari hasil analisis dengan metode Fennelius diatas didapatkan faktor keamanan
0.408883. Dari hasil analisis dengan metode Fellenius dinyatakan bahwa lereng tersebut
dalam keadaan tidak stabil.

Gambar 5. Hasil Analisis dengan Metode Bishop


Hasil analisis dengan metode bishop didapatkan nilai faktor keamanan sebesar
0.412973. Dari hasil Analisis dengan metode Bishop tersebut dinyatakan bahwa lereng
tersebut dalam keadaan tidak stabil. Analisis dengan metode bishop ini didapatkan nilai
faktor keamanan yang paling besar diantara 3 metode yang lain disebabkan karena dari
metode Bishop ini nilai resultan gaya pada arah vertikal 0 sehingga tidak ada gaya yang
menekan atau dianggap resultannya 0.

Gambar 6. Hasil Analisis dengan Metode Janbu


Dari hasil analisis dengan metode Janbu didapatkan nilai faktor keamanan sebesar
0.411635. Dari hasil Analisis dengan metode Janbu tersebut dinyatakan bahwa lereng
tersebut dalam keadaan tidak stabil.

Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan hal - hal sebagai berikut :
1. Dari hasil pengujian laboratorium uji sifat fisik dan uji kuat geser langsung didapatkan
unit weight sebesar 24 kN/m3 serta nilai kohesi sebesar 7.98 kg/cm² dan sudut gesek
dalam yaitu sebesar 10.47°.
2. Dari hasil analisis dengan metode Fennelius diatas didapatkan faktor keamanan
0.408883. Dari hasil analisis dengan metode Fellenius dinyatakan bahwa lereng
tersebut dalam keadaan tidak stabil.
3. Hasil analisis dengan metode bishop didapatkan nilai faktor keamanan sebesar
0.412973. Dari hasil Analisis dengan metode Bishop tersebut dinyatakan bahwa lereng
tersebut dalam keadaan tidak stabil.
4. Dari hasil analisis dengan metode Janbu didapatkan nilai faktor keamanan sebesar
0.411635. Dari hasil Analisis dengan metode Janbu tersebut dinyatakan bahwa lereng
tersebut dalam keadaan tidak stabil.
5. Dari hasil Komputasi Software didapat nilai Fk dari metode Bishop paling besar dan
metode Fellenius Paling kecil ,sehingga metode Fellenius dapat memberikan nilai Fk
yang kritis dibanding metode lainnya, maka dari itu dalam kasus ini metode Fellenius
lebih akurat dalam menganalisis lereng Citraland.

Daftar Notasi
c = Kohesi ( kg/cm² )
ϕ = Sudut Gesek Dalam ( ° )
Daftar Pustaka

A.E Turangan dkk. 2014. Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Fellenius. Fakultas
Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado. 2 (1): 2337-
6732.
Arief, Irwandi. 2016. Geoteknik Tambang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Korah, Thyac dkk. 2014. Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Janbu. Fakultas
Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado. 2 (1): 2337-
6732 .
Made. 2014. Mekanika Batuan. Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta.
Monintja, Sartje dkk. 2014. Analisis Kestabilan lereng dengan Metode Bishop. Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado. 2 (3):2337-
6732.

Anda mungkin juga menyukai