Anda di halaman 1dari 6

MEKANIKA BATUAN

ESSAY

REGINA CAHYANI DJAMIL LATIEF

D111 19 1040

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2021
GEOTEKNIK BERDASARKAN ANALISIS KESTABILAN LERENG

Geoteknik merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan permukaan bumi

yang dikaitkan dengan kekuatan tanah untuk menopang konstruksi bangunan, pada essay

ini akan dibahas mengenai geoteknik berdasarkan analisis kestabilan lereng seperti judul

essay yang ada sumber yang digunakan dalam penulisan essay yaitu terdapat sepuluh

jurnal berlatar belakang geoteknik.

Pada kegiatan penambangan, seperti penggalian pada suatu lereng akan

menyebabkan terjadinya perubahan besarnya gaya-gaya pada lereng yang mengakibatkan

terganggunya kestabilan lereng dan akhirnya dapat menyebabkan lereng tersebut longsor.

Lereng yang didesain akan terus dievaluasi pada periode tertentu karena apa yang

didesain tidak selamanya sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Hal ini disebabkan

karena faktor-faktor dari luar seperti adanya pelapukan pada dinding lereng yang setiap

saat bisa menyebabkan terjadinya longsoran.

Kestabilan lereng merupakan suatu kondisi atau keadaan yang mantap/stabil

terhadap suatu bentuk dan dimensi lereng, metode analisis stabilitas lereng yang

digunakan adalah dengan metode fellenius, metode Bishop dan metode Janbu, dan untuk

perkuatan lereng menggunakan perkuatan soil nailing. Geoteknik engineer akan

bertanggung jawab memonitoring lereng dengan memastikan kestabilan lereng dan tindak

lanjut hasil pemantauan. Setiap kejadian longsor pada lereng penambangan kemudian

dilakukan pemeriksaan dan dilakukan analisis ulang geoteknik. Faktor keamanan untuk

lereng tambang keseluruhan dihitung menggunakan kuat geser puncak, sedangkan untuk

lereng tambang tunggal dan lereng timbunan dihitung menggunakan kuat geser

residual/sisa. Dalam memonitoring lereng biasanya dipantau pergerakannya menggunakan


suatu alat bantu yang langsung terhubung ke program komputer sehingga dapat dipantau

dari jauh ketika sewaktu-waktu terjadi pergerakan pada lereng.

Kestabilan lereng banyak ditentukan oleh tingkat pelapukan dan bidang

diskontinuitas yang ada pada masa batuan tersebut, seperti sesar, lipatan, dan struktur

bidang perlapisan. Pada saat merancang suatu tambang terbuka maka dilakukan analisis

kestabilan lereng yang terjadi akibat proses penggalian maupun penimbunan, untuk

menentukan kondisi kestabilan lereng, maka dilakukan analisis dengan metode

kesetimbangan batas dalam menentukan nilai dari faktor keamanan (FK). Analisis

kesetimbangan batas merupakan metode yang mempertimbangkan kesetimbangan gaya

sepanjang bidang gelincir. Dalam melakukan analisa stabilitas lereng terdapat dua

kelompok besar, yakni, prosedur massa dan metoda irisan

Cara untuk menstabilkan lereng Menurut (Gideon, 2017), ada beberapa cara untuk

menstabilkan atau memperbaiki lereng yang mungkin akan terjadi longsoran, yaitu :

1. Membuat lereng lebih datar atau mengurangi sudut kemiringan dari lereng tersebut. Ini

cocok untuk lereng yang tidak terlalu tinggi.

2. Memperkecil ketinggian lereng

3. Mengubah lereng menjadi multy slope

4. Dengan menambah counter weight yaitu tanah timbunan pada kaki lereng.

5. Memperbesar gaya lawan atau force moment

6. Memasang tiang pancang atau tembok penahan tanah

Kestabilan lereng tergantung pada gaya penggerak dan penahan yang bekerja

pada lereng Struktur batuan juga mempengaruhi dalam kestabilan lereng dalam hal

keterdapatan bidang-bidang diskontinuitas seperti sesar, rekahan, dan perlapisan. Banyak

metode yang dilakukan untuk menganalisis kestabilan lereng antara lain:


1. Metode Probabilistik

Pada dasarnya metode probabilistik merupakan metode yang lebih realistik

dibanding dengan metode deterministik, yang menggunakan nilai tunggal dalam

menentukan nilai nilai faktor keamanan (FK). Metode probabilistik dicirikan dengan

adanya variasi nilai FK, yang diakibatkan variasi pada nilai parameter masukan

seperti sifat fisik (bobot isi), sifat mekanik (kohesi, sudut gesek dalam), tinggi

muka air tanah, getaran gempa, dan lain-lain. Kelebihan metode ini juga dapat

menentukan indikator kestabilan lereng lainnya, yakni probabilitas kelongsoran

(PK) yang merupakan perbandingan jumlah nilai FK keseluruhan

2. Metode Bishop

Metode ini mengasumsikan gaya-gaya antar segmen diabaikan, serta gaya normal

yang terdapat pada dasar segmen dihasilkan dari menguraikan gaya-gaya pada

segmen yang berarah vertikal. Kesalahan dapat terjadi jika bagian permukaan

bidan longsor mempunyai lereng yang curam dan negatif di dekat kaki (toe).

Metode Bishop meskipun termasuk kedalam metode yang sangat sederhana tetapi

mempunyai nilai keakurasian yang bagus terutama pada bidang longsoran

berbentuk lingkaran

3. Metode Janbu simplified

Sama halnya seperti metode Bishop simplified, metode ini telah mengalami

penyederhanaan. Metode ini memenuhi keseimbangan gaya akan tetapi tidak

memenuhi keseimbangan momen mengganggap gaya antar irisan adalah gaya

normal dan bidang longsor berupa busur lingkaran. Dan metode Janbu simplified

adalah salah satu dari metode yang banyak digunakan untuk menganalisis

kemantapan lereng yang memiliki permukaan bidang gelincir tidak berupa busur
lingkaran (non-sirkular). Metode ini menggunakan suatu faktor koreksi (fo) untuk

mengkorekasi bentuk bidang gelincir yang tidak berupa busur lingkaran

4. Metode Spencer

Metode Spencer merupakan metode mengasumsikan bidang kelongsoran yang

berbentuk non-circular. Metode ini berdasarkan pada asumsi dari gaya-gaya yang

bekerja di sekitar bidang irisan adalah paralel sehingga gaya-gaya tersebut

memiliki sudut kemiringan yang sama.

5. Metode Kesetimbangan Batas

Metode kesetimbangan batas adalah adalah analisa untuk menentukan stabilitas

lereng dengan mengasumsikan terlebih dahulu potensi garis keruntuhan (slip

failure planar) pada suatu bidang. Garis keruntuhan asumsi suatu lereng diuji

dengan membandingkan momen yang mengekang (resisting moment) disepanjang

garis keruntuhan yang telah diasumsikan untuk mendapatkan factor of safety.

Penelitian ini menggunakan analisis berdasarkan pemodelan morgenstern-price.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang bisa ditarik dari essay diatas adalah kestabilan lereng

banyak ditentukan oleh tingkat pelapukan dan bidang diskontinuitas yang ada pada masa

batuan tersebut, seperti sesar, lipatan, dan struktur bidang perlapisan. Setiap kestailan

lereng akan berpengeruh ke longsoran pada konstruksi apa bila terjadi kesalahan dan

tidak dilakukannya evaluasi setiap periodenya. Metode analisis kestabilam lereng yang

umumnya dan kebanyakan digunakan pada jurnal yang sudah di review yaitu metode

bishop karena metode bishop meskipun termasuk kedalam metode yang sangat

sederhana tetapi mempunyai nilai keakurasian yang bagus terutama pada bidang

longsoran berbentuk lingkaran.

Anda mungkin juga menyukai