PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lereng merupakan struktur geoteknik yang dapat terjadi oleh alam
maupun buatan manusia. Lereng merupakan struktur yang terbuat dari material
geoteknik berupa tanah dan batuan. Dalam analisis kestabilannya lereng harus
mengikuti ketentuan-ketentuan yang didasarkan pada rekayasa geoteknik yang
umum-nya dipelajari dalam bidang mekanika tanah dan batuan. Namun
demikian, mengingat material geoteknik pada umumnya lebih mempunyai
tahapan yang lemah terhadap gesernya, maka penerapan ilmu mekanika tanah
lebih banyak dalam melakukan analisis dan rekayasa lereng.
Lereng yang mengalami keruntuhan, secara teknis dikatakan telah
kehilangan kestabilannya. Sebelum mengalami keruntuhan, lereng tersebut
dapat dipastikan mempunyai nilai keamanan yang rendah. Sedangkan lereng
yang dalam kondisi stabil dianggap tidak mengalami pergerakan baik kearah
bawah ataupun ke atas lereng. Namun lereng yang stabil juga dapat mempunyai
nilai keamanan yang kecil sehingga pada siatu saat akan dapat mengalami
keruntuhan.
Menurut Irving S Dunn et al (1990) Faktor-factor yang menyebabkan
ketidakstabilan dapat secara umum diklasifikasikan sebagai factor-faktor yang
menyebabkan naiknya tegangan dan factor-faktor yang menyebabkan turunnya
kekuatan. Factor-faktor yang menyebabkan naiknya tegangan meliputi naiknya
berat unit tanah akibat pembasahan, adanya tambahan beban eksternal seperti
bangunan, bertambahnya kecuraman lereng karena erosi alami atau karena
penggalian, dan bekerjanya beban goncangan. Sedangkan kehilangan kekuatan
dapat terjadi dengan adanya adsorpsi air, kenaikan tekanan pori, beban
goncangan atau beban berulang, pengaruh pembekuan dan pencairan, hilangnya
sementasi material, hilangnya kekuatan karena regangan yang berlebihan pada
lempung sensitif. Hadirnya air adalah factor dari kebanyakan keruntuhan
lereng, karena hadirnya air menyebabkan naiknya tegangan maupun turunnya
kekuatan.
Lereng-lereng yang dapat dianalisis adalah lereng-lereng alam, lereng-
lereng yang dibentuk oleh galian bahan tambang, dan embankmen-embankmen
batuan.
Metode yang paling umum dari analisis stabilitas lereng didasarkan atas
batas keseimbangan. Pada analisis jenis ini factor aman mengenai stabilitas dari
lereng diestimasikan dengan menguji kondisi keseimbangan pada saat terhitung
keruntuhan tepat mulai terjadi panjang suatu bidang runtuh yang semula
ditetapkan, dan kemudian memperbandingkan antara kekuatan yang diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kekuatan dari tanah.
Dalam pratikum kali ini yang akan dibahas yaitu perhitungan factor
keamanan suatu lereng homogeny tidak berlapis, perhitungan factor keamanan
suatu lereng homogeny berlapis dan perhitungan factor keamanan suatu lereng
homogeny, berlapis dan isotop menggunakan software Slide 6.0.
B. Tujuan
1. Untuk menghitung factor keamanan (FK) lereng dengan menggunakan
software Slide 6.0.
2. Untuk merencanakan lereng yang stabil dan tidak terjadi longsor.
BAB II
TEORI DASAR
MODUL 1
Perhitungan faktor keamanan suatu lereng homogeny dan tidak berlapis
Suatu lereng dengan geometri seperti dibawah merupakan lereng batu lempung
yang homogeny dan tidak berlapis.
Geometri lereng :
Tinggi lereng (H) : 40 meter
Kemiringan lereng (α) : 60o
Lereng bersifat kering
Karakteristik fisik dan mekanik material pembentuk lereng didapat dari data
laboratorium sebagai berikut:
Batau Lempung
No. Karakteristik
Minimum Maksimum
1. Kohesi (C) 70,47 kPa, 150,21 kPa
2. Sudut geser dalam (φ) 13,80o 16,50o
3. Bobot isi () 21,34 kN/m3 22,88 kN/m3