JUDUL PENELITIAN
3
II. PERUMUSAN MASALAH
Longsoran dapat menutupi ruas jalan yang mengakibatkan akses jalan pada
area longsoran terhambat dan juga terdapat bidang diskontinu yang mengakibatkan
pergerakan batuan.
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi pada lereng yang
mengalami longsoran serta lereng di sekitarnya sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya longsoran susulan.
V. TINJAUAN PUSTAKA
4
Longsoran ini hanya dapat terjadi pada batuan yang mempunyai lebih dari
satu bidang lemah yang saling berpotongan membentuk baji. Dalam kondisi
yang sangat sederhana longsoran baji terjadi pada sepanjang garis potong
kedua bidang lemah tersebut.
c. Longsoran Guling (Toppling Failure)
Longsoran guling terjadi pada lereng terjal untuk batuan yang keras dengan
bidang - bidang lemah tegak atau hamper tegak dan arahnya berlawanan
dengan arah kemiringan lereng.
d. Longsoran Busur (Circular Failure)
Longsoran busur merupakan longsoran yang paling umum terjadi di alam,
terutama pada tanah dan batuan yang telah mengalami pelapukan
sehingga hamper menyerupai tanah. Pada batuan yang keras, longsoran
busur hanya dapat terjadi jika batuan tersebut sudah mengalami pelapukan
dan mempunyai bidang-bidang lemah (rekahan) dengan jarak yang sangat
rapat kedudukannya. Pada tanah pola strukturnya tidak menentu sehingga
bidang gelincir bebas terbentuk dengan mencari posisi yang paling kecil
hambatannya.
Pada berbagai kejadian longsoran selama ini, menurut Dwikorita Karnawati
(2001) dapat teridentifikasi 3 tipologi lereng yang rentan untuk bergerak atau longsor,
yaitu (1) lereng yang tersusun oleh tumpukan tanah gembur dialasi oleh batuan atau
tanah yang lebih kompak, (2) lereng yang tersusun oleh perlapisan batuan yang miring
searah kemiringan lereng, dan (3) lereng yang tersusun oleh blok-blok batuan.
5
merupakan faktor utama yang mengontrol. Pada lereng alam benda ini berupa tanah
dan atau batuan, sehingga sifat fisik kimia dan biologi tanah atau batuan merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap stabilitasnya di lereng karena sifat ini akan
mempengaruhi ada tidaknya dan banyak sedikitnya air yang mampu disimpan atau
mampu dialirkannya. Air ini sangat berperan terhadap stabilitas massa tanah atau
batuan yang ada di lereng karena air akan menambah berat, akan menyebabkan
kohesi tanah menurun, akan menyebabkan peningkatan proses kimia dan air akan
memisahkan atau memindahkan unsur kimia pengikat tanah menuju ke bawah ( leach
out). Bila air mengalir dalam massa tanah atau batuan akan menyebabkan terjadinya
perpindahan titik berat, akan terjadi perpindahan komponen kimia pengikat tanah dan
lain sebagainya.
6
VI.2 Kestabilan Lereng
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kestabilan suatu
lereng yaitu metode berbasis numerik yang dapat digunakan pada kasus-kasus rumit
dan dapat menghasilkan hasil yang baik. Adapun beberapa keuntungan dari
penggunaan metode numerik untuk analisis stabilitas lereng, yaitu dapat digunakan
untuk analisis lereng dengan longsoran yang kompleks, dapat memasukkan kondisi
regangan tegangan yang ada pada lereng dalam perhitungan kestabilan lereng, dapat
7
menggunakan berbagai macam kriteria keruntuhan, dan dapat dengan mudah
memasukkan efek perkuatan pada lereng.
Metode Deterministik merupakan salah satu metode numerik yang sering
digunakan saat ini. Metode ini berasumsi bahwa penyebab kelongsoran adalah
perubahan nilai properti massa batuan/tanah nya, yaitu c dan ϕ dimana penurunan
nilai parameter hanya berfokus pada satu parameter saja, antara nilai c atau ϕ.
Metode penelitian yang akan digunakan pada analisis balik kestabilan lereng
dalam penanganan kelongsoran menggunakan beberapa metode, antara lain:
1. Pengambilan Data Lapangan
Pengambilan data lapangan adalah suatu cara untuk mendapatkan data
parameter pada kondisi faktual. Adapun data yang dapat kita ambil di lapangan
yaitu kemiringan lereng, jenis litologi batuan, conto batuan, dan lain-lain.
2. Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling yaitu cara
untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang
akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif
3. Pengujian Sifat Fisik Batuan
Pengujian sifat fisik batuan dilakukan sebagai data pendukung dari batuan yang
akan diuji. Uji sifat fisik batuan digunakan sebagai indikasi keseragaman
kekuatan batuan.
4. Pengujian Kuat Tekan Uniaxial
Pengujian kuat tekan uniaxial dilakukan dengan menggunakan sampel batuan
untuk mendapatkan nilai kuat tekan batuan, Modulus Young, dan Nisbah
Poisson. Pengujian hanya dilakukan satu kali untuk setiap sampel karena
sampel yang sudah diuji rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
5. Analisis Balik
Analisis balik dilakukan untuk mengetahui parameter geoteknik (kohesi dan
sudut geser dalam) pada saat longsor yaitu pada FK <1.
6. Analisis Kestabilan Lereng
8
Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk meniilai tingkat kestabilan suatu
lereng dengan menggunakan metode elemen hingga dan juga memberikan
rekomendasi dalam penanggulangan longsoran.
9
VII. JADWAL KEGIATAN
2022
NO KEGIATAN Septembe
Mei Juni Juli Agustus
r
1 Studi Literatur
2 Sampling
3 Uji Sifat Fisik
4 Uji Kuat Geser
Uji Kuat Tekan
4
Uniaksial
5 Pengolahan Data
Penyusunan
6
Laporan
7 Seminar
10
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, H., Rai, M. A. & Wattimena, R. K., 2018. Pengaruh Bidang Diskontinu Terhadap
Kestabilan Lereng Tambang. Jurnal Geomine, Volume 6.
Arief, S., 2008. Metode-Metode dalam Analisis Kestabilan Lereng. Sorowako: s.n.
Bagus Wiyono, d., 2006. Pengaruh Tinggi Muka Air Tanah Terhadap Kestabilan
Jenjang pada Dinding Akhir Penambangan. Jakarta, PERHAPI.
Bieniawski, Z. T., 1989. Engineering Rock Mass Classification. Canada: John Wiley and
Sons.
Cosar, S., 2004. Application of Rock Mass Classification Systems for Future Support
Design of The Dim Tunnel ner Alanya. s.l.:Middle East Technical University.
Galih, Y. D. & Khanifa, A., 2019. Pengaruh Struktur Kekar Terhadap Kestabilan Lereng
di PT Energi Batubara Lestari Kalimantan Selatan. Promine Journal, VII(1), pp.
34-40.
Hoek, E. & Bray, J., 1981. Rock Slope Engineering. London: The Institution Of Mining
and Metallurgy.
Rangga, E., Kusnaryo & Kurnia, K., 2019. Analisis Efek Skala Pada Pengujian Kuat
Tekan Uniaksial Terhadap Batu Dolomit Pada PT. Polowijo Gosari, Gresik Jawa
Timur. Prosiding Nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi XIII
Tahun 2019 (ReTII), pp. 130-133.
Rosari, A. A., Muris & Arsyad, M., 2017. Analysis of Physical and Mechanical Properties
Maros Karst Rock. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF).
Suryadi, P. & Heriyadi, B., 2018. Analisis Balik Kestabilan Lereng Penampang A dan
Penampang B Area Longwall Tambang Batubara pada Pit X PT. Kideco Jaya
Agung Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser Provinsi Kaliimantan Timur .
Jurnal Bina Tambang, Volume 4 No 1.
West, R. T., 1995. Geology applied to Engineering. USA: Waveland Press Inc.
11