Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANTAPAN LERENG

Berdasarkan penelitian para ahli geoteknik [Barton, 1982; Singh, 1986;


Hawley, 1986], faktor-faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng, antara
lain :
a. Geometri lereng
Geometri lereng adalah tinggi, kemiringan dan berm dari suatu lereng.
Makin kecil kemiringan dan ketinggian lereng maka lereng tersebut akan
semakin mantap, sebaliknya makin besar kemiringan dan ketinggian
lereng maka lereng semakin tidak mantap.
b. Karakteristik fisik dan mekanik
Karakteristik fisik dan mekanik batuan dalam hubungannya dengan
kelongsoran adalah mempengaruhi daya tahan terhadap longsoran.
Karakteristik fisik berupa bobot isi, porositas maupun kandungan air,
sedangkan karakteristik mekanik berupa sudut geser dalam, kohesi dan
kekuatan/strength material lereng.
c. Struktur Geologi
Struktur geologi ini berupa kekar, lipatan, patahan dan bidang lemah
lainnya. Kelongsoran lebih sering terjadi pada pada daerah yang memiliki
bidang lemah dengan kemiringan yang > 35. Struktur tersebut sangat
mempengaruhi kekuatan batuan karena merupakan bidang-bidang lemah
pada batuan tersebut atau paling tidak merupakan tempat-tempat
rembesan air dan hal ini akan mempercepat pelapukan dan pada
umumnya bidang lemah tersebut menjadi bidang longsor.
d. Hidrologi dan Hydrogeologi
Air hujan akan menyebabkan terjadinya erosi dan penambahan beban
pada lereng. Erosi akan menyebabkan perubahan geometri lereng dan
menyebabkan pendangkalan pada saluran-saluran air yang menyebabkan
terganggunya penirisan, sehingga dengan adanya faktor hidrologi akan
menyebabkan tingkat pelapukan yang tinggi. Adanya faktor hydrogeologi
mempunyai dampak yang negatif terhadap kemantapan lereng. Hidrologi
akan mempengaruhi nilai kekuatan material dan mempengaruhi
penurunan tekanan normal efektif dan daya tahan terhadap kuat geser
(shear strength).
1
e. Gaya-gaya luar
Pengaruh gaya-gaya luar ini adalah percepatan seismik yang diakibatkan
oleh adanya gempa bumi, kegiatan peledakan dan trafik alat-alat berat.
f. Tegangan Regional
Tegangan regional adalah besarnya tegangan di sekitar lokasi lereng
yang sangat tergantung pada kondisi geologi di sekitar lereng (mengalami
fenomena tektonik yang dahsyat).
g. Waktu
Fungsi waktu dapat mempengaruhi kemantapan lereng, sedangkan waktu
dipengaruhi oleh musim atau iklim dan erosi. Bila iklim dan erosi kuat,
maka unsur waktu sangat berpengaruh.

2
JENIS LONGSORAN
Secara umum longsoran lereng mempunyai bentuk dan kinematika
yang berbeda tergantung dari karakteristik massa material pembentuknya.
Suatu material diklasifikasikan sebagai tanah atau batu biasanya didasarkan
atas sifat kuat tekannya, yaitu untuk yang lebih kecil daripada 1 MPa disebut
tanah dan lebih besar daripadanya disebut batuan (Gambar 1).
Kuat tekan suatu batuan ditentukan dari suatu contoh dengan ukuran
yang relatif kecil dan disebut utuh atau intact, sedangkan kumpulan dari
material utuh disebut massa.
Longsoran lereng dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
a. Longsoran Bidang
Longsoran bidang (Gambar 2) terjadi bila seluruh kondisi dibawah ini
terpenuhi :
1) Jurus bidang luncur sejajar atau mendekati sejajar terhadap jurus
bidang permukaan lereng dengan perbedaan maksimal 20o.
2) Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil dari kemiringan bidang
permukaan lereng, f > p (Gambar 3).
3) Kemiringan bidang luncur lebih besar dari sudut geser dalam atau p
>
4) Terdapat bidang bebas yang merupakan batas lateral dari massa
batuan yang longsor.

3
Gambar 1. Klasifikasi Kuat Tekan Batuan Utuh

Gambar 2
Longsoran Bidang


p
f

Gambar 3
Penampang lereng dan bidang bebas pada longsoran bidang
b. Longsoran Baji
4
Longsoran ini (Gambar 4) terjadi bila dua buah jurus bidang diskontinu
berpotongan dan besar sudut garis potong kedua bidang tersebut (fi)
lebih besar dari sudut geser dalam () dan lebih kecil dari sudut
kemiringan lereng (i). Perhitungan faktor keamanan lebih rumit
dibandingkan pada longsoran bidang karena melibatkan dua bidang
gelincir dimana gaya-gaya yang bekerja turut diperhitungkan.

c. Longsoran Busur
Bila longsoran bidang dan longsoran baji terjadi pada batuan keras, maka
longsoran busur lebih sering terjadi pada material tanah atau batuan lunak
dengan struktur kekar yang rapat. Bidang longsornya berbentuk busur
(Gambar 5).

d. Longsoran Guling
Longsoran ini terjadi pada lereng yang terjal dan pada batuan ‘yang keras
dimana struktur bidang lemahnya berbentuk kolom (Gambar 6).

Gambar 4 Gambar 5

5
Longsoran Baji Longsoran Busur

Gambar 6
Longsoran Guling

Anda mungkin juga menyukai