DASAR TEORI
3.1. Lereng
dua permukaan tanah yang membentuk sudut tertentu terhadap bidang datar yang
menurut cara terbentuknya dibedakan menjadi dua yaitu lereng alami misalnya
lereng bukit,tebing sungai dan lereng buatan antara lain yaitu galian dan timbunan
untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api, bendungan, tanggul sungai dan
Suatu longsoran adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak pada
sebuah lereng sehingga terjadi pergerakan massa tanah ke bawah dan ke luar.
mendadak serta dengan ataupun tanpa tanda-tanda yang terlihat. Menurut material
pembentuknya, lereng dapat dibedakan atas lereng batuan dan lereng tanah.
Perbedaan dalam ciri-ciri kelongsoran pada batuan dan tanah, antara lain
12
13
Lereng alami yang telah berada dalam kondisi yang stabil selama puluhan
atau bahkan ratusan tahun dapat tiba-tiba runtuh sebagai akibat dari adanya
seperti pembuatan jalan raya, jalan kereta api, saluran air dan bendungan.
lereng alami antara lain yaitu menentukan apakah longsoran yang mungkin
terjadi merupakan longsoran yang pertama kali atau longsoran yang terjadi pada
bidang geser yang sudah ada serta kemungkinan terjadinya longsoran apabila
lapangan udara, dan juga jalan raya (Herianto, 1983). Gaya-gaya yang bekerja
geser tanah lebih kecil dari tegangan geser yang terjadi, maka akan terjadi
longsoran tanah.
mengakibatkan pergerakan massa tanah dari bidang dengan elevasi yang tinggi
menuju bidang dengan elevasi yang lebih rendah, pergerakan ini diakibatkan oleh
gravitasi. Pergerakan massa tanah tersebut juga dapat dipengaruhi oleh air dan
geser yang berfungsi sebagai gaya penahan dan apabila berat massa tanah
yang bekerja sebagai gaya pendorong itu lebih besar dari tegangan geser tersebut
3.2. Longsor
arah miring, mendatar, atau vertikal pada salah satu lereng. Longsor terjadi karena
terganggunya keseimbangan lereng akibat pengaruh gaya - gaya yang berasal dari
dalam lereng seperti gaya gravitasi bumi, tekanan air pori dalam tanah atau lereng
dan gaya dari luar lereng seperti getaran kendaraan dan pembebanan kendaraan.
lereng terdiri dari akibat pengaruh luar (external effect) dan pengaruh dalam
gaya geser dengan tanpa adanya perubahan kuat tgeser tanah. Contohnya, akibat
tanah dan erosi sungai. Pengaruh dalam, yaitu longsoran yang terjadi dengan
tanpa adanya perubahan kondisi luar atau gempa bumi. Contoh yang umum untuk
kondisi ini adalah pengaruh bertambahnya tekanan air pori di dalam lereng.
16
(Hardiyatmo, 2007):
5. Kenaikan tekanan lateral oleh air (air yang mengisi retakan akan
6. Gempa bumi.
kadar air, kenaikan tekanan air pori, tekanan rembesan oleh genangan air
kemiringan lereng serta kondisi air permukaan juga air tanah. Perubahan sudut
kemiringan lereng antara lain disebabkan oleh kegiatan galian dan timbunan untuk
longsoran dapat terjadi karena beban yang bekerja pada lereng melebihi tahanan
Menurut Hoek and Bray tahun 1981 (Mahendra, Arif 2012), kestabilan
lereng dapat dianalisis sesuai dengan jenis kelongsoran yang mungkin dapat
sepanjang bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa
berikut:
2. Arah bidang luncur sejajar atau mendekati sejajar dengan arah lereng
3. Kemiringan bidang luncur lebih besar dari pada sudut geser dalam
batuannya.
sisi longsoran.
Longsoran ini hanya bisa terjadi pada batuan yang mempunyai lebih dari
satu bidang lemah yang saling berpotongan membentuk baji (Lihat Gambar 3.4.).
Dalam kondisi yang sangat sederhana longsoran baji terdapat pada sepanjang
Kondisi yang diperlukan untuk terjadinya longsoran baji adalah sebagai berikut:
kemiringan lereng.
19
3. Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua
bidang lemahnya.
terutama pada tanah dan batuan yang telah mengalami pelapukan sehingga hampir
menyerupai tanah. Pada batuan yang keras longsoran busur hanya dapat terjadi
Syarat terjadinya:
kemiringan bidang lemah lebih besar dari sudut geser dalam material.
20
Longsoran guling terjadi pada lereng terjal untuk batuan yang keras
dengan bidang-bidang lemah tegak atau hamper tegak dan arahnya berlawanan
ditentukan oleh sudut geser dalam dan kemiringan sudut bidang gelincirnya
berikut :
Yang dimaksud dengan geometri lereng adalah tinggi (H) dan kemiringan
lereng (ψ), baik itu secaa individu maupun secara keseluruhan (overall). Suatu
lereng disebut lereng individu jika dibentuk oleh satu jenjang saja dan disebut
jenjang untuk lereng overall diperoleh dengan menarik garis dari batas bawah
jenjang (toe) terbawah ke batas atas jenjang (crest) teratas (Gambar 2.7).
memperhatikan perbandingan yang sesuai antara tinggi jenjang dan lebar jenjang,
sehingga lereng yang terbentuk nanti stabil. Sebagai asumsi apabila diinginkan
suatu lereng dengan kemiringan yang cukup besar, maka tinggi lereng sebaiknya
dibuat tidak terlalu tinggi, sebaliknya apabila diinginkan suatu lereng dengan
tinggi yang cukup besar, maka perlu dibuat kemiringan lereng yang tidak terlalu
longsoran.
Sifat fisik tanah yang mempengaruhi kemantapan lereng adalah : kadar air
dan permeabilitas .
kadar air optimum, sehingga udara dalam pori-pori tanah akan keluar. Untuk
mengetahui kadar air yang optimum pada tanah, maka dilakukan pengujian
sampel tanah basah (pada kadar air terkontrol) dalam suatu cetakan dengan
ditentukan degang penumbuk massa 2,5 kg dan tinggi jatuh 30 cm. energy
Kadar air yang memberikan berat kering yang maksimal disebut kadar
air optimum. Untuk tanah berbutir halus dalam mendapatkan kadar air
optimum digunakan batas plastisnya. Buat kurva hubungan antara kadar air
(w) sebagai absis dan berat volume tanah kering. Kadar air bisa dicari dengan
𝑊𝑤
w= 𝑥 100%
𝑊𝑠
berat tanah seluruhnya dengan isi tanah seluruhnya (Wesley) 1977. Berat isi
tanah tergantung pada berat masing-masing butiran tanah yang ada, jumlah
total partikel yang ada dan jumlah air yang ada di dalam rongga. Berat isi
𝑊
𝛾𝑏 =
𝑉
butir dengan isi tanah seluruhnya, (Wesley) 1977. Berat isi kering bisa
𝛾𝑏 𝑥 100
𝛾𝑑 =
100+𝑤
berikut :
𝐺𝑠 𝑥 𝛾𝑤
𝑍𝐴𝑉 =
1+( 𝐺𝑠 𝑥 𝑤)
dan volume tanah total, porositas bisa dicari dengan menggunakan rumus
berikut :
Vv
n=
V
Dengan : n = porositas
volume air dan volume pori, derajat kejenuhan bisa dicari dengan
𝑉𝑤
Sr =
𝑉𝑣
Harga berat jenis dari butiran tanah sangat berperan penting dalam
terhadap berat isi air, (Bowles) 1991. Berat jenis tanah bisa dicari dengan
𝑊𝑡
Gs =
(𝑊5−𝑊3)
plastis itu adalah kekuatan tanah sesuai pergantian bentuk tanah sesudah
bercampur dengan air pada volume yang tetap. Tanah tersebut berupa cair,
plastis, semi padat atau padat, bergantung jumlah air yang tercampur pada
tanah itu.
Batas cair (LL) adalah kadar air tanah, pada batas antara keadaan
cair dan keadaan plastis (yaitu: batas atas dari daerah plastis). dalam
praktek didapat dengan cara mencari kadar air pada ketukan ke 25 dialat
26
sepanjang 0,5 inch (kurang lebih 1,25 cm). Batas Cair bisa dicari dengan
𝑁 0,121
LL = 𝑤 ( )
25
N = jumlah ketukan
Batas plastis (PL) adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis.
diameternya mencapai 3 mm, kadar air yang didapat adalah Plastis. Batas
PL = wN
∑𝑤
(wN) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Plasticity Index adalah Selisih antara batas cair dengan batas plastis
ialah daerah dimana tanah tersebut adalah dalam keadaan plastis. Index
27
plastis suatu tanah dan batas cairnya memberikan satu titik pada suatu
yaitu:
LL = Batas Cair
PL = Batas Plastis
3.4.3.4 Konsolidasi
Bila suatu lapisan tanah mengalami tambahan beban di atasnya maka air
pori akan mengalir dari lapisan tersebut dan volumenya akan menjadi lebih
konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu jurusan vertikal saja karena
lapisan yang mendapat beban tambahan tersebut tidak dapat bergerak dalam
sedangkan kalau tanah terdiri dari pasir, penurunannya akan kecil. Karena itu
0,848 𝐻2
CV =
𝑡 90
3.4.3.5 Permeabilitas
melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun
vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling
melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat
tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu
disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah,
meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat).
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah.
Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori
tentang kemampuan air mengalir pada rongga-rongga (pori) dalam tanah dan
dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama menyatakan bahwa aliran
29
𝑛𝑖
K20 = 𝐾
𝑛20
Pengujian sifat mekanik tanah untuk mendapatkan nilai sifat-sifat mekanik tanah
untuk penentuan kestabilan lereng antara lain sudut geser dalam dan kohesi tanah.
hubungan antara tegangan geser dengan tegangan normal. Oleh karena itu
S = c + θ tan ϕ
c = Kohesi (kg/cm2)
pada pengujian kuat geser tegangan normal dapat dihitung sebagai berikut :
Beban Normal
tegangan normal =
Luas penampang sampel
Gaya Geser
tegangan geser =
Luas penampang sampel
Analisis regresi linear sederhana terdiri dari satu variable terikat dan satu
y = ax + b
31
𝑛 𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥 . 𝛴𝑦
a=
𝑛 𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
𝛴𝑦 .𝛴𝑥2 − 𝛴𝑥 . 𝛴𝑥𝑦
b= 2
𝑛 𝛴𝑥2 −(𝛴𝑥)
gradient regresi linear yang menjadi nilai sudut geser dalam dan b adalah
kohesi
antara lain : getaran alat-alat berat yang bekerja pada atau sekitar lereng,
lereng.
terjadi pada daerah potensial dan stabilisasi, setelah longsor terjadi jika belum
runtuh total. Penanggulangan yang tepat pada kedua kondisi diatas dengan
memperhatikan penyebab utama longsor, kondisi pelapisan tanah dan juga aspek
geologinya.
Sedang langkah yang umum dalam menangani longsor antara lain: pemetaan
mengetahui muka air atau tekanan air porinya, dan pemasangan slope indicator
32
untuk mencari bidang geser yang terjadi. Selain itu dilakukan pula pengambilan
tanah tidak terganggu, terutama pada bidang geser untuk dipelajari besar kekuatan
tahanan gesernya.
kelongsoran. Pada prinsipnya ada dua cara yang dapat digunakan untuk
2. Memperbesar gaya lawan atau momen penahan longsor. Gaya lawan atau momen
Menggunakan counter weight yaitu tanah timbunan pada kaki lereng. Cara
ini mudah dilaksanakan asalkan terdapat tempat dikaki lereng untuk tanah
timbunan tersebut.
Dengan cara mekanis yaitu dengan memasang tiang pancang atau tembok
penahan tanah.
33
Secara sistematis faktor keamanan suatu lereng dapat ditulis dengan rumus
sebagai berikut:
Gaya Penahan Longsor
FK =
Gaya Penggerak Longsor
dengan ketentuan, jika:
dalam analisa kestabilan lereng tidak menjamin 100% kekuatan massa batuan
tersebut, sehingga nilai faktor keamanan (FK) = 1,0 dari hasil perhitungan belum
tentu menjamin lereng berada dalam kondisi yang stabil. Hal ini disebabkan
material yang diambil belum mewakili keadaan sebenarnya di lapangan serta cara
mengatasi beban-beban luar yang ada. Untuk itu diperlukan suatu nilai faktor
keamanan minimum dengan suatu nilai tertentu yang disarankan sebagai batas
faktor keamanan terendah yang masih aman sehingga lereng dapat dinyatakan
resultan nol pada arah vertikal. Metode Bishop dipakai untuk menganalisis
permukaan gelincir (slip surface) yang berbentuk lingkaran. Pada metode ini ada
1. Pada metode ini keruntuhan diasumsikan akibat gerakan rotasi dari tanah
tersebut yang mana keruntuhan tersebut berbentuk lingkaran. Metode ini tidak
2. Nilai dari gaya horisontal pada kedua sisi dapat diabaikan karena tidak
3. Gaya normal yang bekerja diasumsikan bekerja ditengah bidang irisan dan
Dengan metode irisan, massa tanah yang longsor dipecah – pecah menjadi
diperhatikan. Gambar 3.8 memperlihatkan satu irisan dengan gaya – gaya yang
bekerja padanya. Gaya – gaya ini terdiri dari gaya geser (Xr dan X1) dan gaya
normal efektif (Er dan E1) di sepanjang sisi irisannya, dan juga resultan gaya
geser efektif (Ti) dan resultan gaya normal efektif (Ni) yang bekerja di sepanjang
dasar irisannya. Pada irisannya, tekanan air pori U1 dan Ur bekerja di kedua
sisinya, dan tekanan air pori Ui bekerja pada dasarnya. Dianggap tekana air pori
′ ′ 1
∑𝑖=𝑛
𝑖=1 ( 𝑐 𝑏𝑖 +[𝑊𝑖−𝑢𝑖 𝑏𝑖]𝑡𝑔𝜑 )( )
cos 𝜃𝑖(1+𝑡𝑔𝜑𝑖 𝑡𝑔𝜑′ /𝐹
F=
∑𝑖=𝑛
𝑖=1 𝑊𝑖 𝑠𝑖𝑛𝛳𝑖
Dengan :
F = faktor aman
𝑢𝑏 𝑢
ru = =
𝑊 ɣℎ
dengan:
36
method ini dibutuhkan cara coba-coba (trial and error), karena nilai faktor aman F
nampak di kedua sisi persamaannya. Akan tetapi, cara ini telah terbukti
menghasilkan nilai faktor aman yang mendekati hasil hitungan dengan cara lain
Tanah utuh atau tanah tak terganggu (undisturbed soil sample) adalah
tanah yang terletak dibawah permukaan tanah yang memiliki struktur berbeda
dari tanah tak utuh (terganggu) karena tanah tersebut masih belum terganggu
tanah yang memiliki distribusi ukuran partikel sama dengan seperti di tempat
untuk berbagai analisa sifat fisik tanah seperti penentuan bobot isi tanah , ruang
Pengambilan contoh tanah tak utuh atau tanah terganggu (disturbed soil)
sampah.
Pakailah sekop kemudian tusukkan ke tanah kira – kira 10cm dari posisi
pipa diusahakan tusukan sekop tersebut lebih dalam dari pipa yang
tertanam.
Angkat pelan – pelan sekop tersebut dan satu orang teman kita
menahan pipa sampel dengan tangan agar tidak bergerak saat kita
Bungkus tanah utuh pada pipa sampel yang besar dengan pelastik
secara rapi lalu ikat dengan tali karet agar tanah tak hancur dan kedap
udara.
sedalam 20cm.