B. Lereng
Lereng merupakan suatu kenampakan permukaan alam disebabkan
adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan
jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan (clope).
Lereng juga dapat didefinisikan sebagai kenampakan permukaan alam
disebabkan karena beda tinggi. Kemiringan lereng ini merupakan suatu
perbandingan antara jarak lurus mendatar dengan beda tinggi suatu tempat.
Bentuk Lereng tergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan.
Dalam pengertian lain lereng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam
dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian
tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu lahan kritis. Bila dimana
suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia, dan biologi,
sehingga akan membahayakan hidrologi produksi pertanian dan pemukiman.
Salah satunya dengan membuat peta kemiringan lereng (peta kelas lereng).
Dengan pendekatan rumus “Went-Worth” yaitu pada peta topografi yang menjadi
dasar pembuatan peta kemiringan lereng dengan dibuat grid atau jaring-jaring
berukuran 1 cm kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis horizontal.
C. Kestabilan Lereng
Analisis kestabilan lereng dilakukan terhadap lereng tunggal dan lereng
keseluruhan. Berpedoman pada kondisi massa batuan yang ada, kemudian
dilakukan perhitungan nilai faktor keamanan untuk berbagai tinggi dan kemiringan
menggunakan metode elemen hingga, dengan kondisi lereng staticdan bidang
diskontinu terisi air penuh. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka
diperoleh nilai faktor keamanan dengan simulasi metode elemen hingga pada
rancangan geometri lereng tunggal yang digunakan untuk merancang lereng
keseluruhan. Setelah mendapatkan nilai faktor keamanan untuk berbagai material
lereng dapat ditentukan dimensi lereng keseluruhan.
Kegiatan penggalian pada massa batuan dapat mengganggu kestabilan
lereng. Salah satu dari berbagai macam tindakan antisipasi kestabilan lereng yaitu
pemantauan lereng. Antisipasi pergerakan terhadap lereng sebelum mengalami
kelongsoran dilakukan dengan pengamatan secara instrumentasi yaitu penerapan
peralatan dan elektronik. Stabilitas lereng merupakan suatu faktor yang sangat
penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan
tanah, batuan dan bahan galian, karena menyangkut persoalan keselamatan
manusia (pekerja), keamanan peralatan serta kelancaran produksi. Keadaan ini
berhubungan dengan terdapat dalam bermacam-macam jenis pekerjaan,
misalnya pada pembuatan jalan, bendungan, penggalian kanal, penggalian untuk
konstruksi, penambangan dan lain-lain. Dalam menentukan kestabilan atau
kemantapan lereng dikenal istilah faktor keamanan (safety factor) yang merupakan
perbandingan antara gaya-gaya yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang
menggerakkan tanah tersebut dianggap stabil.
RESUME
TOTAL NILAI