Disusun Oleh:
Kestabilan lereng pada lereng batuan selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: Geometri lereng, struktur geologi, kondisi air tanah, sifat fisik dan
mekanik batuan serta gaya-gaya yang bekerja pada lereng, iklim dan cuaca, dan
nilai Faktor Keamanan (FK) lereng.
a. Geometri lereng
Mencakup tinggi lereng (H) dan sudut kemiringan lereng. Perubahan
tinggi akan mengakibatkan perubahan kestabilan dari lereng yang
bersangkutan karena berat material lereng yang harus ditahan oleh kuat
geser batuan atau tanah semakin besar. Sudut kemiringan lereng yang
besar akan memberikan volume material yang besar juga sehingga beban
material pada lereng juga akan semakin besar.
b. Struktur batuan
Struktur batuan yang sangat mempengaruhi kemantapan lereng adalah
bidang-bidang sesar, perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut
merupakan bidang-bidang lemah dan sekaligus sebagai tempat
merembesnya air, sehingga batuan lebih mudah longsor.
Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah tak
terganggu. Kadar air tanah (ω) diperlukan terutama dalam perhitungan
yang menggunakan komputer (terutama bila memerlukan data γdry atau bobot
satuan isi tanah kering, yaitu : γdry = γ wet / ( 1 + ω ). Pada lereng yang
dipengaruhi oleh muka air tanah nilai F (dengan metoda sayatan,
Fellenius) adalah sbb.:
Sedangkan, Pada lereng yang tidak dipengaruhi oleh muka air tanah, nilai
F adalah sbb.:
Secara sistematis faktor keamanan (FK) suatu lereng dapat ditulis sebagai
berikut menurut Bowles (1989)5
Kestabilan lereng dari suatu tanah atau batuan dapat dianalisa dengan Metode
Grafis Hoek and Bray. Metode grafis didefinisikan sebagai metode yang
digunakan untuk menentukan arah dan jenis longsoran yang mungkin terjadi
berdasarkan data geologi yang ada. Dalam penganalisaan batuan ditinjau
mempunyai bidang-bidang discontinue. Selanjutnya Metode Grafis Hoek and
Bray dapat digunakan untuk menganalisis keempat macam longsoran, namun
lebih cocok untuk longsoran busur. Untuk menganalisis lonsoran busur
menggunakan metode ini dapat dituangkan dalam bentuk diagram, cara ini
digunakan karena sangat mudah, cepat, dan hasilnya masih dapat dipertanggung
jawabkan. Asumsi yang dapat digunakan, antara lain:
Jenis tanah atau batuan, dalam hal ini tanah atau batuan dianggap homegen
dan kontinu
Kekuatan geser material yang dicirikan dengan nilai kohesi dan sudut
geser dalam
Longsoran yang terjadi menghasilkan bidang luncur berupa busur
lingkaran
Tinggi permukaan air tanah pada lereng :
1. Kondisi air tanah nomor 1 yaitu kering
2. Kondisi air tanah nomor 2 yaitu air permukaan 8 kali dari
ketinggian lereng dibelakang toe dari slope.
3. Kondisi air tanah nomor 3 yaitu air permukaan 4 kali dari
ketinggian lereng dibelakang toe dari slope.
4. Kondisi air tanah nomor 4 yaitu air permukaan 2 kali dari
ketinggian lereng dibelakang toe dari slope.
5. Kondisi air tanah nomor 5 yaitu jenuh.
Dalam Metode Grafis Hoek and Bray, analisis kestabilan lereng yang
dilakukan secara grafis, metode ini dapat dilakukan lebih cepat karena
menggunakan bantuan diagram (chart). Hoek & Bray membuat 5 buah diagram
untuk tiap-tiap kondisi air tanah tertentu, mulai dari sangat kering hingga jenuh 3.
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Tentukan kondisi air tanah yang ada dan sesuaikan dengan
gambar 1 untuk memilih diagram yangakan digunakan. Pilih
yang tepat atau paling mendekati.
Langkah 2: Hitung angka (c / (γH Tan ɸ)), kemudian cocokkan angka
tersebut pada lingkaran terluar dari diagram (chart) yang
dipilih.
Langkah 3: Ikuti jari-jari mulai dari angka yang diperoleh pada langkah 2
sampai memotong kurva yang menunjukkan kemiringan
lereng.
Langkah 4: Dari titik langkah 3, kemudian ditarik ke kiri untuk mencari
angka (Tan ɸ / FS) dan ditarik ke bawah untuk mencari angka
(c / (γ.H.FS))
Langkah 5: Hitung faktor keamanan (FS) dari kedua angka yang
diperoleh dari langkah 4 dan pilih yang paling tepat.
Keuntungan & Kerugian Metode Grafis Hoek and Bray
Keuntungan
1. Perhitungan yang cepat dan sederhana untuk lereng tunggal
2. Cukup akurat untuk lereng tunggal dengan material lunak
3. Data yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
Kerugian
1. Sering terjadi salah perhitungan karena keterbatasan mata manusia
2. Kurang akurat untuk lereng tunggal dengan material keras
3. Diperlukan pendekatan tertentu sehingga diperoleh geometri dan
material yang kompleks agar menjadi material homogen.
Analisis Stabilitas Lereng Tunggal (Single Slope) merupakan salah satu bentuk
dari permodelan geoteknik yang bertujuan untuk mengetahui faktor keamanan
dari lereng tunggal yang bersifat deterministik, yang berdasarkan tinggi jenjang
dan besar sudut lereng yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil karakterisasi
terhadap parameter masukan yang mencakup nilai relatif minimum dan relatif
maksimum, standar devisiasi dan jenis fungsi distribusi masukan dalam analisis
kestabilan lereng tunggal. Berdasarkan ambang batas nilai FK dan PK lereng
tambang terbuka (SRK,2010) untuk jenis lereng tunggal (single slope) FK (min)
ialah 1.1 dan PK (max) 25-50%.2
Kesimpulan
1. Kestabilan lereng, baik lereng alami maupun lereng buatan (buatan manusia)
serta lereng timbunan, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dinyatakan
secara sederhana sebagai gaya-gaya penahan dan gaya-gaya penggerak yang
bertanggung jawab terhadap kestabilan lereng tersebut.
2. Longsoran (landslide) dengan gerakan tanah (mass movement) mempunyai
kesamaan. Untuk memberikan definisi longsoran perlu penjelasan keduanya.
Gerakan tanah ialah perpindahan massa tanah/batu pada arah tegak, mendatar
atau miring dari kedudukan semula. Gerakan tanah mencakup gerak rayapan
dan aliran maupun longsoran.
3. Faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng, antara lain :
Geometri lereng
Struktur batuan
Sifat fisik dan mekanik batuan
Iklim dan Curah Hujan
Faktor Keamanan ( FK) Lereng
4. Metode Hoek and Bray adalah salah satu metode grafik yang menggambarkan
5 buah pola aliran tanah dari kondisi kering sampai kondisi jenuh.
5. Keuntungan dan kerugian Metode Grafis Hoek and Bray
a. Keuntungan:
1. Perhitungan yang cepat dan sederhana untuk lereng tunggal
2. Cukup akurat untuk lereng tunggal dengan material lunak
3. Data yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
b. Kerugian:
1. Sering terjadi salah perhitungan karena keterbatasan mata manusia
2. Kurang akurat untuk lereng tunggal dengan material keras
3. Diperlukan pendekatan tertentu sehingga diperoleh geometri dan
material yang kompleks agar menjadi material homogen.
DAFTAR PUSTAKA
4. 112577-52366-1-PB.