UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
SYAHRUL RAMADHAN
D061191058
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai pekerjaan konstruksi sipil. Lereng dapat terjadi secara alami maupun
sengaja dibuat oleh manusia dengan tujuan tertentu, tidak stabil sangatlah
berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu analisis stabilitas lereng
besarnya faktor keamanan. Permukaan tanah tidak selalu membentuk bidang datar
atau mempunyai perbedaan elevasi antara tempat yang satu dengan yang lain
negatif pada lingkungan baik pada saat dilakukannya perencanaan maupun setelah
pelaksanaan perencanaan.
praktikan mengetahui cara analisis kestabilan lereng dan mengetahui nilai batas
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui
cara analisis kestabilan lereng. Adapun tujuan dari praktikum ini, antara lain:
geologist dan mengetahui karakter daerah yang tepat dalam kegiatan rekayasa
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum yaitu antara lain:
1) Problem Set
Gambar 1.1 Problem set
2) GeoStudio 2018 R2
3) Laptop
2.1 Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang
memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya
1) Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai
dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan
4) Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan
aliran debu-debu
berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
Suatu daerah dinyatakan memiliki potensi longsor apabila memenuhi tiga syarat,
yaitu: 1) lereng cukup curam, 2) memiliki bidang luncur berupa lapisan di bawah
permukaan tanah yang semi permeabel dan lunak, 3) terdapat cukup air untuk
Runtuhan (Fall),Jenis longsor ini terjadi dengan sangat cepat. Longsor ini
terjadi karen adanya sejumlah batu, runtuhan atau tanah yang jatuh ke arah bawah
berasal dari atas lereng. Faktor penyebab terjadinya longsor jenis ini adalah erosi,
tekanan air dalam diskontinyuitas dan tegangan dari retakan (tension cracks) serta
Robohan (Topple), Robohan biasa terjadi pada lereng batuan yang sangat
vertikal Tipe gerakannya hampir sama dengan runtuhan, hanya saja pada robohan
batuan lepas dari permukaan lerengnya. Faktor utama yang menyebabkan robohan
berbentuk rata atau menggelombang landai. Pada tanah lempung, translasi terjadi
pada sepanjang lapisan pasir atau lanau. Longsor translasi pada lereng dengan
tanah lempung yang mengandung pasir atau lanau dapat disebabkan oleh
longsor translasi, longsor rotasi ini adalah gerakan material sepanjang permukaan
atau lebih dikenal dengan slump biasanya terjadi pada material yang mempunyai
tanah atau lumpur, runtuhan ataupun bongkahan batu yang biasanya disertai
dengan kadar air yang tinggi, dikarenakan tingginya kadar air tersebut material
bersifat fluida, mengalami deformasi secara terus menerus. Dalam jenis ini, air
merupakan faktor utama terjadinya longsor, karena air menurunkan kuat kohesi
bergeraknya lempengan batu dengan sangat lambat dan dalam kemiringan yang
rendah yang disebabkan oleh hilangnya tegangan pada lapisan bawah material
dalam pergerakannya mengalami perubahan dari keadaan awal bergerak, hal ini
(Suryanti,2020).
Gambar 2.2 Jenis-jenis longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng
lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh
oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Adapun
terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu
2. Lereng terjal, lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya
longsorannya mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan tebal, jenis tanah yang kurang padat adalah
tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut
lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan
terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah
4. Batuan yang kurang kuat, Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen
umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila
5. Jenis tata lahan, Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan
Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah
dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah
permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang lebih rendah.
Lereng dapat terbentuk secara alami dan dapat juga dibuat oleh manusia. Jika
suatu tempat terdapat dua permukaan tanah yang berbeda ketinggiannya, maka
akan ada gaya-gaya yang bekerja mendorong sehingga tanah yang lebih tinggi
berupa gaya berat dan gaya tiris/muatan dimana gaya-gaya inilah yang
menyebabkan kelongsoran. Selain itu, terdapat pula gaya-gaya dalam tanah yang
penahan ini berupa gaya gesekan/geseran, lekatan (dari kohesi) dan kekuatan
geser tanah. Curah hujan yang turun akan mempengaruhi kondisi air tanah. Tanah
dikenal sebagai Factor of Safety yaitu merupakan rasio antara gaya penahan
dengan gaya pendorongnya. Gaya penahan adalah kekuatan pada material yang
fisis dari batuan dan tanah yaitu kohesi dan koefisien gesek. Sedangkan pada gaya
pendorong yang paling besar berpengaruh adalah gaya gravitasi, yaitu gravitasi
yang lain (Pradana 2012). Fitur ini cukup unik dan memberikan fleksibilitas untuk
merupakan produk perangkat lunak untuk menghitung faktor keamanan tanah dan
tekan pori air, sifat tanah dan beban terkonsentrasi. Selain itu dapat juga
digunakan elemen tekan pori air yang terbatas, tegangan statis atau tegangan
dinamik pada analisis kestabilan lereng serta dapat juga dikombinasikan dengan
2018 sudah banyak diaplikasikan pada penelitian dan analisis kestabilan lereng,
yang harus diinput pada software GeoStudio adalah kohesi, berat volume tanah,
dan sudut geser tanah. Pada SLOPE/W terdapat sub-program yaitu Input, Solving
4) Penguatan atau interaksi struktur tanah – fabric, nails, anchors, pile, walls,
dinamis.
BAB III
METODOLOGI
menggunakan data (problem set )yang diberikan saat praktikum. Adapun tahapan-
tahapan yang dilalui terbagi menjadi tahapan persiapan, tahapan praktikum, dan
tahapan pengolahan data yang mana praktikum dilaksanakan pada tanggal 30 Mei
2022.
Begitu pula pemberian materi oleh asisten yang dilaksanakan di asistensi acara
terkait dengan acara yang akan dipraktikumkan dengan batas waktu yang
3. Dalam Windows KeyIn Analyses, beri nama dan deskripsi, lalu pilih
pilih Slip Surface “Entry and Exit”, pilih Tension Crack “No Tension
5. Klik Sketch Axes, lalu masukkan nilai Max dari X-Axis (Distance) dan Y-
Axis (Elevation) dan atur Auto Increment Size sesuai kebutuhan lalu close.
6. Klik Sketch lalu pilih lines, gambar bidang geometri lereng sesuai intruksi
7. Klik point per point mengikuti gambar sketch sampai regions tertutup, lalu
masukkan data material lereng dengan klik “add” isi sesuai intruksi asisten
saat praktikum lalu pilih material model ‘Mohr-Coulomb’, lalu pada tab
basic masukkan nilai Unit Weight, Cohesion & Phi (sudut geser dalam).
8. Setelah itu klik “Define Window” pilih “Pore Water Pressure” klik “add”
lalu masukkan koordinat titik Piezometric line atau copy paste data
9. Setelah itu klik “Draw Window” pilih ”Slip Surface” klik “Entry and
Exit” lalu tentukan bidang gelincir dengan cara klik “Draw” tahan dibatas
region mahkota/kepala lereng untuk input ‘Entry’ dan tahan dibatas region
kaki untuk input ‘Exit’ sesuai keinginan kita, kemudian klik close.
Gambar 3.10 Pembuatan Slip Surface.
laporan.
Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan praktikum yang memuat
semua data saat praktikum, dan hasil pengolahan data secara sistematik. Selama
Mulai
Tahapan Persiapan
Praktikum
Analisis Kestabilan
Responsi Tertulis
Lereng
Pengolahan Data
Laporan
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
didasarkan dari data yang telah diamati, dengan hasil sebagai berikut:
dimana lereng akan bergerak stabil jika gaya penahan gerakan lebih besar dari
5.1 Kesimpulan
1) Parameter kestabilan lereng yaitu unit weight, kohesi dan sudut geser
dalam.
termasuk kategori stabil yaitu dimana lereng akan bergerak stabil jika gaya
5.2 Saran
1) Sebaiknya semua asisten selalu ada dalam lab geologi teknik, agar
Anonim 2018. Gerakan Tanah. https:// www. esdm. go.id/ assets/ media/ content/
Pengenalan_Gerakan_Tanah.pdf diakses pada 4 Juni 2022