Anda di halaman 1dari 7

Artikel Praktis ( Tanah Longsor)

Posted by Ardy Suryanto in Grade 10 | Indonesia 10 on Monday, October 29th, 2012 at 2:35 am
Tanah Longsor

Tanah longsor terjadi akibat pergerakan tanah di daerah lembab
Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah
pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng
Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya bencana ini adalah lereng yang gundul serta kondisi tanah
dan bebatuan yang rapuh. Air hujan adalah pemicu utama terjadinya tanah longsor. Ulah manusia
pun bisa menjadi penyebab tanah longsor seperti penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak
terkendalikan.
Hal menarik mengenai Indonesia dan Tanah Longsor:
Bencana tanah longsor ini dapat terjadi jika gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya
penahan.Gaya pendorong diakibatkan oleh oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta
berat jenis tanah batuan. Sedangkan penyebab gaya penahan adalah kekuatan batuan dan
kepadatan tanah.
Ini semua dimulai saat musim kering yang panjang, pada saat itu terjadi penguapan air di permukaan
tanah dalam jumlah besar. Akibatnya terjadi rongga-rongga dalam tanah yang kemudian disusul
adanya retakan dan rekahan di dalam tanah.
Di indonesia biasanya bencana tanah longsor terjadi pada bulan november. Tahu sendirikan di bulan
itu intensitas curah hujan meningkat. Melalui tanah yang merekah pada musim kering itu, air hujan
akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Ditambah sudut lereng yang terjal atau mencapai sekitar 180 derajat sehingga dapat menyebabkan
tanah longsor. Dan sudah barang tentu akibat paling pahit akan dialami oleh orang yang tinggal di
dekatnya.
Akibat dari Tanah longsor sebenarnya bisa dihindari seperti membuat vegetasi atau tidak tinggal di
tempat penyebab bencana ini dapat terjadi. Masih banyak tanah untuk tempat tinggal yang layak di
indonesia.
Wilayah Indonesia mempunyai banyak potensi akan terjadinya tanah longsor.
-Jawa Tengah ( 327 Lokasi)
-Jawa Barat (276 lokasi)
-Sumatra Barat ( 100 lokasi)
-Sumatera Utara ( 53 lokasi)
-Yogyakarta (30 lokasi)
-Kalimantan Barat (23 lokasi)
Maka dalam statistik wilayah indonesia yang memiliki banyak potensi yaitu Wilayah Jawa Tengah.
Jawa tengah.
Jenis-Jenis Tanah Longsor
Longsoran Translasi
Longsoran Rotasi
Pergerakan Blok
Runtuhan Batu
Rayapan Tanah
Aliran Bahan Rombakan

Longsor Translasi: Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
Longsor Rotasi: Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung
Pergerakan Blok: Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir
berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu
Runtuhan Batu: Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke
bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung
terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
Rayapan Tanah: Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya
berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu
yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah
miring ke bawah.
Aliran Bahan Rombakan: Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh
air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis
materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya.
Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api,
dan aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
Penyebab terjadinya tanah longsor antara lain :
a.penggundulan hutan
b.pengikisan tanah / erosi
c.Hujan deras
d.Gempa bumi
e.Lereng yang terjal
f.Tanah yang kurang kuat / kurang padat
g.Letusan gunung berapi
h.Akibat adanya beban tambahan ( dilalui kendaraan berat )
i.Penggunaan bahan peledak
Contoh Terjadinya Tanah longsor yang terjadi di malang di karenakan curah hujan yang curah hujan
tersebut berlangsung 6 hari berturut-turut. kec.ngantang kab malang, provinsi jawa timur.
Cara menghindari/ menghadapi jika terjadi tanah longsor
Ciri Daerah Rawan Longsor
1. Daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat
2. Lapisan tanah tebal di atas lereng
3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik
4. Lereng terbuka atau gundul
5. Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
6. Banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil
7. Adanya aliran sungai di dasar lereng
8. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan lainnya.
9. Pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan
Upaya mengurangi tanah longsor
1. Menutup retakan pada atas tebing dengan material lempung.
2. Menanami lereng dengan tanaman serta memperbaiki tata air dan guna lahan.
3. Waspada terhadap mata air/rembesan air pada lereng.
4. Waspada padsa saat curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama
Yang dilakukan pada saat dan setelah longsor
1. Karena longsor terjadi pada saat yang mendadak, evakuasi penduduk segera setelah diketahui
tanda-tanda tebing akan longsor.
2. Segera hubungi pihak terkait dan lakukan pemindahan korban dengan hati-hati.
3. Segera lakukan pemindahan penduduk ke tempat yang aman.














artikel tanah longsor
Penyebab Erosi


Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh
ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan,
tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.
Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya
pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi.
Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi
tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi.
Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.

A. Penyebab Erosi Tanah
Tanah bisa mengalami kerusakan, bahkan tanah termasuk wujud alam yang mudah mengalami
kerusakan. Salah satu contoh kerusakan tanah adalah erosi tanah. Erosi tanah adalah tanah yang
lapuk dan mudah mengalami penghancuran. Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi
disebabkan oleh kemunduran sifat sifat kimia dan fisik tanah, yakni:

kehilangan unsur hara dan bahan organik,
menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air,
meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah,
serta berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan memburuknya
pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas.
Hal ini dikarenakan lapisan atas tanah setebal 15 sampai 30 cm mempunyai sifat sifat kimia dan
fisik lebih baik dibandingkan lapisan lebih bawah. Banyaknya unsur hara yang hilang bergantung
pada besarnya kandungan unsur hara yang terbawa oleh sedimen dan besarnya erosi yang terjadi. Di
tempat lain, erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut diendapkan di
tempat lain yaitu, di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi dan di atas tanah pertanian.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:

1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain itu,
komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai
intensitas hujan yang terjadi.
2. Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan
dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah
terhadap adanya erosi).
3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi wilayah yang
dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki
kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju
erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan.
4. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari percikan-
percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan
titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-
akar yang menyebar.
5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi. Dalam
proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan,
seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan
dengan carareboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan lain-lain.
B. Pengaruh Erosi terhadap Kehidupan
Dampak erosi dibagi menjadi dampak ditempat asal terjadinya erosi (on site) dan dampak pada
daerah diluarnya (off site). Dampak erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang dapat
terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak
pada kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang
akhirnya menimbulkan terjadinya tanah kritis.
Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan partikel-
partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta
perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia tanah menurut Goeswono
Soepardi dalam bukunya Sifat dan Ciri Tanah adalah kehilangan unsur hara karena erosi selama
rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian
P2O5 41 kg per hektar,K2O 729 kg per hektar, MgO 145 per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg
per hektar per tahun. Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil
(ketebalan 15 35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan,
sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G Kartasapoetra,1986:45).
Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt besar pengaruhnya.
Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama sedimen menimbulkan kerugian
dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan. Arsyad (1989) mengemukakan bentuk dampak off-
site antara lain:

1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk
2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan
3. Memburuknya kualitas air, dan
4. Kerugian ekosistem perairan
Diposkan oleh nasrulloh smappkn di 04.59 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Arsip Blog
2013 (1)
Maret (1)
artikel tanah longsor
Mengenai Saya
nasrulloh smappkn

Anda mungkin juga menyukai