MITIGASI BENCANA
Latar Belakang
Bencana bisa timbul dari mana saja tanpa kita duga-duga, termasuk proses
geologi bumi kita baik dari dalam maupun dari luar dapat juga menyebabkan
bencana bagi manusia. Salah satu bencana yang dapat terjadi karena adanya
proses geologi yaitu bencana tanah longsor. Tanah longsor dapat dipahami
sebagai peristiwa yang terjadi sebab adanya pergerakan tanah, yang dapat
menimbulkan akibat bagi manusia seperti kerugian, terhambatnya aktivitas
maupun korban jiwa.
Kajian Pustaka
1. Pengertian Bencana
3. Pengertian Mitigasi
Faktor yang paling umum yang menjadi penyebab terjadinya tanah longsor yaitu
adanya retakan tanah pada lereng yang menjadi celah masuknya air hujan. Karena
ada tambahab massa akibat masuknya air hujan tersebut, tanah akan kehilangan
daya ikatnya sehingga material tanah meluncur ke bahwa. Namun selain faktor
tersebut, ada faktor-faktor lain yang menjadi sebab terjadinya tanah longsor,
berikyt faktor-faktornya:
a. Lereng terjal
Semakin terjal suatu lereng maka akan semakin besar daya pendorongnya,
oleh karena itu lereng yang terjal akan lebih rawan terjadi longsor.
Biasanya lereng terjal dapat terbentuk karena adanya pengikisan air.
b. Tanah yang tidak padat dan kurang tebal
Tanah lempung atau tanah liat memiliki ketebalan 2,5 meter dalam lapisan
tanah. Jenis tanah lempung ini termasuk tanah yang kurang padat. Karena
ciri tersenut, tanah lempung akan cenderung memiliki potensi longsor
yang lebih rentan. Selain itu, tanah ini akan lembek jika terkena air
sehingga dapat menjadi pemicu luncurnya tanah.
c. Batuan yang kurang kuat
Batuan cenderung memiliki daya ikat yang rendah, sehingga penyusun
tanah batuan cenderung rentan terjadi longsor, apalagi jika susunan batuan
ini terdapat di lereng yang terjal
d. Jenis tata lahan
Tata lahan persawahan lebih sering terjadi longsor, karena adanya
genangan air pada ladang tersebut, tanah yang lembek dan jenuh terhadap
air semakin mudah menjadi bidang longsor. Selain itu lahan perladangan,
perladangan umumnya hanya terdapat tanaman yang memiliki akar tidak
terlalu dalam menembus tanah sehingga menyebabkan daya ikat tanah
kurang kuat dan menjadi penyebab terjadinya longsor.
e. Getaran
Longsro juga dapat terjadi karena adanya pengaruh getara, getaran dapat
ditimbulkan dari adanya gempa bumi, gunung meletus, lalu lintas
kendaraan, dan getaran mesin.
f. Surutnya muka air danau
Surutnya air danau yang sangat cepat dapat menyebabkan terjadinya
longsor. Karena surutnya air terutama di daerah dasar perbukitan dapat
mengurangi penahan lereng jadi hilang.
g. Adanya beban tambahn
Beban tambahan seperti adanya bangunan di atas lereng dapat menjadi
penyebab longsor, karena adanya tambahan beban tersebut akan
memperbesar daya dorong, selain itu juga menyebabkan penurunan tanah
dan keretakan.
h. Pengikisan
Pengikisan sering terjadi di pinggiran sungai atau tebing. Pengikisan air ini
menyebabkan semakin curamnya tebihng. Semakin curam tebing maka
daya dorong semakin besar begiupun potensi terjadinya longsor.
i. Adanya mineral timbunan pada tebing
Untuk memperluas lahan pemukiman biasanya dilakukan penilmunan atau
pemotongan tebing. Namun, tanah timbunan tebing ini tidak sempurna
sebagaimana tanah asli penyusun tebing dengan demikian ketika terjadi
musim penghujan akan terjadi penurunan tanah dan retakan serta
kemungkinan terjadi longsor.
j. Longsoran lama
Longsoran lama terjadi selama dan setelah pengenadapan material gunung
api pada lereng yang relaive terjal.
k. Adanya bidang yang tidak sinambung
Bidang yang tidak berkesinambungan menjadikan bidang lemah dan dapat
menjadi bidang seluncuran tanah
l. Penggundulan hutan
Akar pepohonan berfungsi sangat penting dalam menyangga massa tanah
terutama pada daerah perbukitan. Dengan adanya penggundulan hutan
maka akar-akar pohon yang dulunya menjadi penyangga masa tanah akan
hilang, sehingga tanah akan lebih mudah longsor.
m. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang lendah, adanya beban tambahan dari
sampah dan ditambah lagi beban air ketika terjadi hujam menjadi pemicu
longsor di daerah pembuangan sampah.
1. Longsoran translasi
Longsoran translasi yaitu bergeraknya material penyusun tanah pada
bidang gelincir berbentuk rata maupun bergelombang sehingga terjadi
perubahan susunan mateial penyusun tanahnya.
2. Longsoran Rotasi
Bidang gelincir pada longsoran rotasi berbentuk cekung, sehingga
material tanahnya tidak banyak berubah.
3. Pergerakan blok
Longsoran blok atau longsoran transisi blok adalah perpindahan massa
tanah pada bidang gelincir yang berbentuk rata
4. Runtuhan batu
Longsor runtuhan batu dapat terjadi ketika sebagian besar batuan atau
material penyusun tanah yang lain bergerak bebas jatuh ke bawah.
Umunya terjadi di daerah lereng yang terjal hingga menggantung atau
yang biasa ditemui di daerah pantai. Batu-batu yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah dan bahkan dapat menimbulkan
gelombang pada air laut.
5. Rayapan tanah
Creep atau rayapan tanah dapat dibedakan berdasarkan kecepatan
pergerakannya (secara alami bergerak lambat). Sedangkan berdasarkan
jenisnya, rayapan dibedakan menjadi tiga yaitu diantaranya,
Rayapan musiman, yang dipengaruhi oleh iklim.
Rayapan berkesinambungan dikaitkan dengan kekuatan geser material.
Dan rayapan melaju, berhubungan dengan runtuhan lereng atau
perpindahan material penyusun tanah lainnya.
6. Aliran Bahan Rombakan
Aliran bahan rombakan merupakan longsor yang dapat terjadi karena
pengaruh dari dorongan air. Pergerakan longsoran dapat semakin cepat
dengan pengaruh, volume air, tekanan air, dan jenis material tanahnya.
Gerakan longsor aliran bahan rombakan ini dapat mencapai ratusan
meter, dan menjadi ribuan meter jika terjadi pada daerah lairan sungai di
sekitar gunung. Longsoran ini dapat menyebabpan banyak korban jiwa.
1
Zufialdi Zakaria, “Analisis Kestabilan Lereng Tanah,” GeoTeknik 1, no. 1 (2009): 3–8.
3. Apabila cukup air dalam tanalalu membuat lapisan tanah tepat diatas
kedap air tersebut berubah jernih, hal ini dapat dipengaruhi karena tanah
mempunyai ambang batas maksimal dalam menampung air2.
Lapisan tanah yang kedap air bisa berupa tanah liat biasa atau
memiliki kadar tanah liat yang tinggi, dan dapat pula berupa lapisan
batuan, seperti Napal liat (slay shale).
2
Supirin, Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004).
3
Djauhari Noor, Geologi Lingkungan (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006).
Usaha Menanggulangi Bencana Tanah Longsor
Dikarenakan bencana tanah longsor ini tidak bisa dianggap ringan maka
pencegahan atau penanggulangan sangatlah dibutuhkan, hal-hal yang dpat
dilakukan diantaranya yaitu4:
1. Pemangkasan lereng, untuk mengurangi beban di puncak lereng.
2. Reboisasi di area lereng gunung. Hal ini dapat menyebabkan area
lereng memiliki sistem penyerapan air yang kuat dan mencegah erosi
tanah.
3. Membuat terasering untuk persawahan. Dengan ini akan membuat
konstruk dan proposisi tanah menjadi landai dan sejajar sehingga
tanah menjadi lebih kokoh dalam menerima terjangan hujan yang
lebat.
4. Membuat sistem drainase di sekitar puncak-puncak lereng. Dengan
demikian akan memudahkan tanah untuk meresap air terkhusus bagi
tanah yang kondisinya sukar terhadap air (liat), jadi dengan begini air
tidak akan mengendap dan memperlicin tanah patahan di area pinngir
lereng.
5. Segera tutup retakan tanah lalu padatkan, agar air tidak masuk ke
celah yang ada di tanah.
6. Hindari menebang pohon di area lereng. Hal ini akan mnyebabkan
vegetasi di area lereng terganggu dan kemudian menjadikan tanah di
sekitar lereng mudah tandus, retak dan amblas, selain itu dengan
menebang pohon di lereng akan menyebabkan kurang maksimalnya
tanah dalam menyerap air dan jika tanah mengalami fungsi
penyerapan air secara maksimal maka akan menyebabkan longsoran
7. Hindari membangun rumah tepat di bawah lereng atau tebing. Hal ini
akan memperparah kerugian material ketika terjadi banana tanah
longsor dan bentuk dari ketidak waspadaan warga terhadap potensi
terjadinya bencana tanah longsor.
4
BPBD, Strategi Dan Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor, 2017.
Mitigasi Bencana Tanah Longsor
5
Arwan Apriyono, “Analisis Penyebab Tanah Longsor Di Kalitlaga Banjarnegara,” Dinamika
Rekayasa 5, no. 1 (2009): 15–18.
Sosialisasi ini dapat dilaksanakan menggunakan beragam metode antara
lain, mengedarkan pamflet, booklet, dan poster atau bisa juga secara tatap
muka kepada masyarakat umum dan pemerintah setempat.
Pemeriksaan bencana longsor
Berguna untuk memahami penyebab, proses keberlangsungan bencana,
kondisi lingkungan dan langkah-langkah penanggulangan bencana pada
sebuah wilayah yang terdampak bencana tanah longsor.
Kesimpulan
Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang umum terjadi di
wilayah Indonesia terutama di daerah perbukitan. Gerakan yang berbentuk tanah
longsor ini terjadi karena adanya runtuhan yang bergeser diseluruh bidang
longsor yang mana menjadi batas gerakan tanah atau batuan. Longsoran terjadi
akibat meluruhnya sebuah massa tanah yang berada diatas suatu lapisan yang
kedap air. Lapisan yang terdiri dari tanah liat jika mengalami jenuh air akan
bergerak sebagai peluruh longsoran. Berikut 6 jenis tanah longsor yaitu, longsoran
rotasi, longsoran translasi, pergerakan blok,rayapan tanah, runtuhan batu dan
aliran bahan rombakan. Dampak dari bencana tanah longsor dibagi menjadi 2
yaitu positif dan negatif. Usaha menanggulangi terjadinya tanah longsor
diantaranya melakukan reboisasi, membuat terasering dan drainase di lereng
gunung, serta tidak membangun rumah dibawah tebing. Selanjutnya, untuk
kegiatan mitigasi bencana tanah longsor ini hamper sama dengan
penanggulangannya akan tetapi ada pihak yang khusus berwenang dalam
menghadapi bencana alam atau biasa disebut BPBD selain itu terdapat tahapan-
tahapan dalam melakukan mitigasi bencana terhadap daerah yang rawan terkena
bencana tanah longsor tersebut.
Daftar Pustaka