Anda di halaman 1dari 10

MENGENAL DAN MENANGGULANGI TANAH LONGSOR MELALUI

MITIGASI BENCANA

Hartanti, Risma Vitrinovita Anjassari

Latar Belakang

Bencana bisa timbul dari mana saja tanpa kita duga-duga, termasuk proses
geologi bumi kita baik dari dalam maupun dari luar dapat juga menyebabkan
bencana bagi manusia. Salah satu bencana yang dapat terjadi karena adanya
proses geologi yaitu bencana tanah longsor. Tanah longsor dapat dipahami
sebagai peristiwa yang terjadi sebab adanya pergerakan tanah, yang dapat
menimbulkan akibat bagi manusia seperti kerugian, terhambatnya aktivitas
maupun korban jiwa.

Kondisi geografis suatu wilayah menjadi sebab terjadinya longsor. Kondisi


suatu wilayah yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung seperti di Indonesia ini
memungkinkan banyak terjadi tanah longsor. Di Indonesia sendiri setiap tahunnya
tercatat lebih dari 2000 tanah longsor yang terjadi karena kondisi geografis daerah
perbukitan sehingga sering mengalami terjadinya longsor terutama pada saat
musim penghujan.

Pencegahan dan penanggulangan tanah longsor perlu diperhatikan, bukan


lagi karena bencana ini sering terjadi di negara kita, tetapi juga bencana ini
berbahaya dan dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian lainnya. Oleh karena
itu pencegahan atau mitigasi bencana tanah longsor perlu disebar luaskan ke
masyarakat agar dapat mengurangi risiko jika bencana tanah longsor melanda.

Kurangnya pengetahuan dalam menghadapi bencana, pencegahan dan


edukasi terkait mitigasi bencana mejadi pembahasan yang penting saat ini. Karena
berdasarkan catatan, bencana yang terjadi karena proses geologi ini setiap
tahunnya meningkat, dalam hal skala terjadinya dan statistik korban jiwa serta
kerugian lainnya.

Kajian Pustaka

1. Pengertian Bencana

Bencana merupakan rangkaian kejadian yang menggangu dan mengancam


kehidupan manusia yang dikarenakan oleh faktor alam atau manusia itu sendiri
yang dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian serta dampak
psikologis.

Bencana sendiri digolongkan menjadi tigas, yaitu bencana alam, bencana


non alam, dan bencana sosial. Bencana alam terjadi akibat faktor alam, seperti
tsunami, gunung meletus, tanah longsor dan bencana alam lainnya. Bencana non
alam terjadi akibat peristiwa atau serangkaian peristiwa non alam seperti adanya
virus. Dan bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
manusia contohnya, perang.

2. Pengertian Tanah Longsor

Gerakan tanah merupakan perpindahan massa atau penyusun tanah baik


batuan atau tanah yang terjadi sebagai akibat adanya gravitasi. Gerakan tanah ini
biasa disebut oleh masyarakat sebagai longsoran atau longsor. Secara umum
diartikan sebagai perpindahan materi penyusun tanah dari tempat asalnya karena
adanya pengaruh gaya gravitasi dan faktor pendukung lainnya.

Gerakan massa tanah ini sering terjadi di daerah-daerah perbukitan atau


pegununggan yang memiliki iklim tropis basah. Gerapakan massa atau
perpindahan tanah ini dapat terjadi karena adanya pengaruh gravitasi, adanya
getaran atau gempa dan adanya beban massa yang terlalu berat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan masa tanah ini


dikelompokkan menjadi dua. Faktor yang berasal dari dalam (Endogen) dan
faktor yang berasal dari luar (ekstrogen). Gaya dari dalam (endogen) dapat terjadi
karena adanya pegaruh daya ikat penyusun tanah (baik batuan atau tanah) yang
lemah sehingga material dapat terlepas ikatanya dan bergerak ke bawah dengan
menyeret massa tanah lainnya sehingga menimbulkan gerakan yang lebih besar.
Lemahnya daya ikat tanah ini dipengaruhi oleh porositas air dan kelolosan air
yang masuk melalui rekahan.

Sedangkan faktor dari eksternal yang memicu terjadinya gerakan massa


tanah ini yaitu, kemiringan lereng, pengolahan lahan, tutupan lahan, perubahan
kelembaban batuan/tanah yang terjadi karena masuknya air, dan penggalian yang
dilakukan oleh manusia pada aktivias pertambangan.

3. Pengertian Mitigasi

Mitigasi bencana merupakan serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk


mengurangi risiko yang terjadi akibat bencana, yang dapat dilakukan melalui
pembangunan fisik, atau membangun kesadaran dan peningkatan kemampuan
dalam menghadapu bencana.

Adapun tujuan dari mitigasi bencana yaitu:

a. Mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana


b. Mitigasi dapat menjadi landasan perencanaan pembangunan
c. Meningkatkan pengetahuan dalam menghadapi dan mengurangi risiko
bencana
Pembahasan

1. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor

Faktor yang paling umum yang menjadi penyebab terjadinya tanah longsor yaitu
adanya retakan tanah pada lereng yang menjadi celah masuknya air hujan. Karena
ada tambahab massa akibat masuknya air hujan tersebut, tanah akan kehilangan
daya ikatnya sehingga material tanah meluncur ke bahwa. Namun selain faktor
tersebut, ada faktor-faktor lain yang menjadi sebab terjadinya tanah longsor,
berikyt faktor-faktornya:

a. Lereng terjal
Semakin terjal suatu lereng maka akan semakin besar daya pendorongnya,
oleh karena itu lereng yang terjal akan lebih rawan terjadi longsor.
Biasanya lereng terjal dapat terbentuk karena adanya pengikisan air.
b. Tanah yang tidak padat dan kurang tebal
Tanah lempung atau tanah liat memiliki ketebalan 2,5 meter dalam lapisan
tanah. Jenis tanah lempung ini termasuk tanah yang kurang padat. Karena
ciri tersenut, tanah lempung akan cenderung memiliki potensi longsor
yang lebih rentan. Selain itu, tanah ini akan lembek jika terkena air
sehingga dapat menjadi pemicu luncurnya tanah.
c. Batuan yang kurang kuat
Batuan cenderung memiliki daya ikat yang rendah, sehingga penyusun
tanah batuan cenderung rentan terjadi longsor, apalagi jika susunan batuan
ini terdapat di lereng yang terjal
d. Jenis tata lahan
Tata lahan persawahan lebih sering terjadi longsor, karena adanya
genangan air pada ladang tersebut, tanah yang lembek dan jenuh terhadap
air semakin mudah menjadi bidang longsor. Selain itu lahan perladangan,
perladangan umumnya hanya terdapat tanaman yang memiliki akar tidak
terlalu dalam menembus tanah sehingga menyebabkan daya ikat tanah
kurang kuat dan menjadi penyebab terjadinya longsor.
e. Getaran
Longsro juga dapat terjadi karena adanya pengaruh getara, getaran dapat
ditimbulkan dari adanya gempa bumi, gunung meletus, lalu lintas
kendaraan, dan getaran mesin.
f. Surutnya muka air danau
Surutnya air danau yang sangat cepat dapat menyebabkan terjadinya
longsor. Karena surutnya air terutama di daerah dasar perbukitan dapat
mengurangi penahan lereng jadi hilang.
g. Adanya beban tambahn
Beban tambahan seperti adanya bangunan di atas lereng dapat menjadi
penyebab longsor, karena adanya tambahan beban tersebut akan
memperbesar daya dorong, selain itu juga menyebabkan penurunan tanah
dan keretakan.
h. Pengikisan
Pengikisan sering terjadi di pinggiran sungai atau tebing. Pengikisan air ini
menyebabkan semakin curamnya tebihng. Semakin curam tebing maka
daya dorong semakin besar begiupun potensi terjadinya longsor.
i. Adanya mineral timbunan pada tebing
Untuk memperluas lahan pemukiman biasanya dilakukan penilmunan atau
pemotongan tebing. Namun, tanah timbunan tebing ini tidak sempurna
sebagaimana tanah asli penyusun tebing dengan demikian ketika terjadi
musim penghujan akan terjadi penurunan tanah dan retakan serta
kemungkinan terjadi longsor.
j. Longsoran lama
Longsoran lama terjadi selama dan setelah pengenadapan material gunung
api pada lereng yang relaive terjal.
k. Adanya bidang yang tidak sinambung
Bidang yang tidak berkesinambungan menjadikan bidang lemah dan dapat
menjadi bidang seluncuran tanah
l. Penggundulan hutan
Akar pepohonan berfungsi sangat penting dalam menyangga massa tanah
terutama pada daerah perbukitan. Dengan adanya penggundulan hutan
maka akar-akar pohon yang dulunya menjadi penyangga masa tanah akan
hilang, sehingga tanah akan lebih mudah longsor.
m. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang lendah, adanya beban tambahan dari
sampah dan ditambah lagi beban air ketika terjadi hujam menjadi pemicu
longsor di daerah pembuangan sampah.

Jenis-Jenis Tanah Longsor

Terdapat enam jenis tanah longsor, diantaranya:

1. Longsoran translasi
Longsoran translasi yaitu bergeraknya material penyusun tanah pada
bidang gelincir berbentuk rata maupun bergelombang sehingga terjadi
perubahan susunan mateial penyusun tanahnya.
2. Longsoran Rotasi
Bidang gelincir pada longsoran rotasi berbentuk cekung, sehingga
material tanahnya tidak banyak berubah.
3. Pergerakan blok
Longsoran blok atau longsoran transisi blok adalah perpindahan massa
tanah pada bidang gelincir yang berbentuk rata
4. Runtuhan batu
Longsor runtuhan batu dapat terjadi ketika sebagian besar batuan atau
material penyusun tanah yang lain bergerak bebas jatuh ke bawah.
Umunya terjadi di daerah lereng yang terjal hingga menggantung atau
yang biasa ditemui di daerah pantai. Batu-batu yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah dan bahkan dapat menimbulkan
gelombang pada air laut.
5. Rayapan tanah
Creep atau rayapan tanah dapat dibedakan berdasarkan kecepatan
pergerakannya (secara alami bergerak lambat). Sedangkan berdasarkan
jenisnya, rayapan dibedakan menjadi tiga yaitu diantaranya,
Rayapan musiman, yang dipengaruhi oleh iklim.
Rayapan berkesinambungan dikaitkan dengan kekuatan geser material.
Dan rayapan melaju, berhubungan dengan runtuhan lereng atau
perpindahan material penyusun tanah lainnya.
6. Aliran Bahan Rombakan
Aliran bahan rombakan merupakan longsor yang dapat terjadi karena
pengaruh dari dorongan air. Pergerakan longsoran dapat semakin cepat
dengan pengaruh, volume air, tekanan air, dan jenis material tanahnya.
Gerakan longsor aliran bahan rombakan ini dapat mencapai ratusan
meter, dan menjadi ribuan meter jika terjadi pada daerah lairan sungai di
sekitar gunung. Longsoran ini dapat menyebabpan banyak korban jiwa.

Proses Terjadinya Longsor

Sebuah longsoran terjadi karena meluruhnya suatu volume tanah diatas


sebuah lapisan lain yang agak kedap air. Lapisan yang terdiri dari tanah liat ketika
sudah jenuh air maka akan bertindak sebagai peluncur1, longsoran akan terjadi
apabila mengalami keadaan berikut:
1. Apabila ada lereng kondisinya cukup curam maka masa tanah akan
bergerak atau meluncur ke bawah tanpa adanya kelebihan muatan air.
2. Apabila lapisan dibawah permukaan tanah mulai kedap air dan lunak,
akan membentuk bidang luncur. Hal ini dapat terjadi akibat proposisi dan
komposisi tanah yang menggembur.

1
Zufialdi Zakaria, “Analisis Kestabilan Lereng Tanah,” GeoTeknik 1, no. 1 (2009): 3–8.
3. Apabila cukup air dalam tanalalu membuat lapisan tanah tepat diatas
kedap air tersebut berubah jernih, hal ini dapat dipengaruhi karena tanah
mempunyai ambang batas maksimal dalam menampung air2.

Lapisan tanah yang kedap air bisa berupa tanah liat biasa atau
memiliki kadar tanah liat yang tinggi, dan dapat pula berupa lapisan
batuan, seperti Napal liat (slay shale).

Dampak yang Ditimbulkan Dari Tanah Longsor

1. Dampak Positif Tanah Longsor3.


a. Sewaktu terjadi tanah longsor, ternyata dapat meningkatkan rasa
sadar diri agar tidak melakukan penebangan hutan secara liar dan
juga kegiatan perluasan lahan.
b. Menambah rasa peduli terhadap sesama, khususnya pada korban
bencana alam.
c. Menumbuhkan sikap siap siaga untuk warga yang tinggal di
kawasan rawan bencana tanah longsor.
d. Dapat menumbuhkan motivasi dalam suatu penelitian oleh para
ahli geologi mengenai penyebab terjadinya tanah longsr di
kawasan tersebut.
2. Dampak Negatif Tanah Longsor.
a. Mengakibatkan warga yang tinggal di wiayah yang rawan tanah
longsor menjadi kehilangan tempat tinggal.
b. Adanya korban jiwa, baik itu manusia dan hewan.
c. Dapat memutus jalan transportasi akibat tanah longsor yang
menimbun jalan penghubung utama.
d. Perekonomian menjadi tersendat untuk sementara waktu di
kawasan yang terjadi longsor.

2
Supirin, Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004).
3
Djauhari Noor, Geologi Lingkungan (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006).
Usaha Menanggulangi Bencana Tanah Longsor

Dikarenakan bencana tanah longsor ini tidak bisa dianggap ringan maka
pencegahan atau penanggulangan sangatlah dibutuhkan, hal-hal yang dpat
dilakukan diantaranya yaitu4:
1. Pemangkasan lereng, untuk mengurangi beban di puncak lereng.
2. Reboisasi di area lereng gunung. Hal ini dapat menyebabkan area
lereng memiliki sistem penyerapan air yang kuat dan mencegah erosi
tanah.
3. Membuat terasering untuk persawahan. Dengan ini akan membuat
konstruk dan proposisi tanah menjadi landai dan sejajar sehingga
tanah menjadi lebih kokoh dalam menerima terjangan hujan yang
lebat.
4. Membuat sistem drainase di sekitar puncak-puncak lereng. Dengan
demikian akan memudahkan tanah untuk meresap air terkhusus bagi
tanah yang kondisinya sukar terhadap air (liat), jadi dengan begini air
tidak akan mengendap dan memperlicin tanah patahan di area pinngir
lereng.
5. Segera tutup retakan tanah lalu padatkan, agar air tidak masuk ke
celah yang ada di tanah.
6. Hindari menebang pohon di area lereng. Hal ini akan mnyebabkan
vegetasi di area lereng terganggu dan kemudian menjadikan tanah di
sekitar lereng mudah tandus, retak dan amblas, selain itu dengan
menebang pohon di lereng akan menyebabkan kurang maksimalnya
tanah dalam menyerap air dan jika tanah mengalami fungsi
penyerapan air secara maksimal maka akan menyebabkan longsoran
7. Hindari membangun rumah tepat di bawah lereng atau tebing. Hal ini
akan memperparah kerugian material ketika terjadi banana tanah
longsor dan bentuk dari ketidak waspadaan warga terhadap potensi
terjadinya bencana tanah longsor.

4
BPBD, Strategi Dan Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor, 2017.
Mitigasi Bencana Tanah Longsor

Upaya mitigasi bencana hampir sama dengan upaya penanggulangannya yang


berbeda adalah adanya pihak berwenang ketika terjadi bencana tanah longsor atau
yang disebut dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah).
Adapun tahapan-tahapan mitigasi bencana tanah longsor5:
 Pemetaan
Meyediakan sebuah informasi yang bersifat visual mengenai prosentase
kerawanan daerah akan bencana alam, sebagai sumber rujukan untuk
masyarakat juga pemerintah kabupaten dan kota hingga provinsi berupa
data dasar ketika melaksanakan pembangunan di daerah agar minim dari
bencana alam.
 Penyelidikan
Menguasai sebab dan akibat dari suatu bencana sehingga bisa
dimanfaatkan dalam program penanggulangan bencana serta perencanaan
dalam mengembangkan wilayah.
 Pemeriksaan
Melaksanakan pemeriksaan sewaktu dan setelah terjadinya bencana,
sehingga bisa dibuat asumsi untuk mencari asal muasal sebab dan cara
menanggulanginya.
 Pemantauan
Memberikan pemantauan kepada daerah yang rentan bencana, terutama di
wilayah yang strategis pada sektor ekonomi dan jasa, agar dapat
diprediksi sedini mungkin terhadap tingkat kemungkinan bencana yang
berpotensi oleh warga yang bermukim di wilayah tersebut.
 Sosialisasi
Memberi pengetahuan kepada pemerintah baik itu Provinsi, Kabupaten
/Kota dan masyarakat umum, mengenai wawasan menganai bencana alam
terkhusus tanah longsor serta bagaimana dampak yang ditimbulkannya.

5
Arwan Apriyono, “Analisis Penyebab Tanah Longsor Di Kalitlaga Banjarnegara,” Dinamika
Rekayasa 5, no. 1 (2009): 15–18.
Sosialisasi ini dapat dilaksanakan menggunakan beragam metode antara
lain, mengedarkan pamflet, booklet, dan poster atau bisa juga secara tatap
muka kepada masyarakat umum dan pemerintah setempat.
 Pemeriksaan bencana longsor
Berguna untuk memahami penyebab, proses keberlangsungan bencana,
kondisi lingkungan dan langkah-langkah penanggulangan bencana pada
sebuah wilayah yang terdampak bencana tanah longsor.

Kesimpulan

Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang umum terjadi di
wilayah Indonesia terutama di daerah perbukitan. Gerakan yang berbentuk tanah
longsor ini terjadi karena adanya runtuhan yang bergeser diseluruh bidang
longsor yang mana menjadi batas gerakan tanah atau batuan. Longsoran terjadi
akibat meluruhnya sebuah massa tanah yang berada diatas suatu lapisan yang
kedap air. Lapisan yang terdiri dari tanah liat jika mengalami jenuh air akan
bergerak sebagai peluruh longsoran. Berikut 6 jenis tanah longsor yaitu, longsoran
rotasi, longsoran translasi, pergerakan blok,rayapan tanah, runtuhan batu dan
aliran bahan rombakan. Dampak dari bencana tanah longsor dibagi menjadi 2
yaitu positif dan negatif. Usaha menanggulangi terjadinya tanah longsor
diantaranya melakukan reboisasi, membuat terasering dan drainase di lereng
gunung, serta tidak membangun rumah dibawah tebing. Selanjutnya, untuk
kegiatan mitigasi bencana tanah longsor ini hamper sama dengan
penanggulangannya akan tetapi ada pihak yang khusus berwenang dalam
menghadapi bencana alam atau biasa disebut BPBD selain itu terdapat tahapan-
tahapan dalam melakukan mitigasi bencana terhadap daerah yang rawan terkena
bencana tanah longsor tersebut.

Daftar Pustaka

Apriyono, Arwan. “Analisis Penyebab Tanah Longsor Di Kalitlaga


Banjarnegara.” Dinamika Rekayasa 5, no. 1 (2009): 15–18.
BPBD. Strategi Dan Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor, 2017.
Noor, Djauhari. Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006.
Supirin. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta: Andi Yogyakarta,
2004.
Zakaria, Zufialdi. “Analisis Kestabilan Lereng Tanah.” GeoTeknik 1, no. 1
(2009): 3–8.

Anda mungkin juga menyukai