ISBN: 987-602-61734-2-3
Penerbit
Graha Media
Redaksi:
Grahamedia2016.blogspot.com
Cvgrahamedia@gmai.com
2
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku
dengan Judul Tanah Longsor Sumatra Dalam Catatan,
Tanah Longsor merupakan salah satu bencana
yang paling mematikan diseluruh dunia, yang dapat
mengubur korban hidup hidup dan bisa menjangkau
wilayah yang cukup luas, proses evakuasi juga tidak kalah
berbahaya mengingat tanah yang dipijak bisa bergerak dan
terjadi longsor susulan yang sangat berbahaya untuk Tim
Sar dan tim evakuasi korban, dan disumatra ternyata
banyak sekali ditemukan adanya bencana tanah longsor
Penulis menyadari akan kekurangan dalam
penyusunan buku ini, oleh karena saran dan kritik dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk yang lebih
baik. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada
Graha Media, yang membantu dalam menerbitkan buku
ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis umumnya bagi pembaca
3
Ucapan Terimakasih:
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
Pengertian Tanah Longsor
6
1. Longsoran Translasi
2. Longsoran Rotasi
7
3. Pergerakan Blok
4. Runtuhan Batu
8
di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah
5. Rayapan Tanah
9
6. Aliran Bahan Rombakan
10
o Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
1. Hujan
11
sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh
dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim
dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah
yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di
bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan
gerakan lateral. Bila ada pepohonan di
permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena
air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga
akan berfungsi mengikat tanah.
2. Lereng Terjal
12
sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena
menjadi lembek terkena air dan pecah ketika udara
terlalu panas.
13
6. Getaran
9.Pengikisan
14
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah
tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di
sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal
15
o Umumnya dijumpai mata air, pepohonan
yang relatif tebal karena tanahnya gembur
dan subur.
o Daerah badan longsor bagian atas umumnya
relatif landai.
o Dijumpai longsoran kecil terutama pada
tebing lembah.
o Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang
merupakan bekas longsoran kecil pada
longsoran lama. Dijumpai alur lembah dan
pada tebingnya dijumpai retakan
danlongsoran kecil.
o Longsoran lama ini cukup luas.
16
o Bidang kontak antara batuan yang dapat
melewatkan air dengan
17
VI. Mitigasi Bencana Longsor
18
o Sosialisasi Memberikan pemahaman kepada
Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau
Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah
longsor dan akibat yang ditimbulkannnya.
Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara
lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau
dapat juga secara langsung kepada masyarakat
dan aparat pemerintah.
o Pemeriksaan bencana longsor
1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat
adalah penyelamatan dan pertolongan korban
secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
o Kondisi medan
o Kondisi bencana
o Peralatan
o Informasi bencana
2. Rehabilitasi
19
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi
kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain
itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik
pengendaliannya supaya tanah longsor tidak
berkembang dan penentuan relokasi korban tanah
longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah
rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama
untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah
longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan
yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
20
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan
yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara
lain:
o Perbaikan drainase tanah (menambah materi-
materi yang bisa menyerap).
o Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng
sebelum pembangunan).
o Vegetasi kembali lereng-lereng.
o Beton-beton yang menahan tembok mungkin
bisa menstabilkan lokasi hunian.
21
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air
tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.(gb.kiri)
Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
(gb.kanan)
22
Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang
terjal. (gb.kiri). Pembangunan rumah yang salah di
lereng bukit. (gb.kanan)
23
Indonesia merupakan negara yang sering dilanda
bencana gerakan tanah. Beberapa kejadian gerakan tanah
tersebut mengakibatkan kerugian yang besar, baik korban
jiwa, harta, sosial, dan kerusakan lingkungan. Gerakan
tanah ini dapat disebabkan karena beberapa hal, yaitu :
Geologi
Struktur Geologi.
Sifat bawaan batuan.
Hilangnya perekat tanah.
Gempa.
Keairan
24
Tekanan air pori bertambah besar dan
mengakibatkan kuat geser menurun.
Kandungan air tanah naik dan terjadi
pembuburan tanah atau pengembangan
lempung, mengakibatkan kuat geser tanah
akan menurun atau bahkan
hilang,disamping itu masa tanah
bertambah yang akan mengurangi
tegangan geser.
Lapisan tanah jenuh air.
Vegetasi.
Perbuatan Manusia.
25
yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
terjadi karena mengubah/ berubahnya bentuk
lereng dan atau berubahnya tata guna lahan,
kegiatan ini mengakibatkan air masuk ke
dalam tanah yang mempengaruhi bobot masa
tanah yang berdampak pada
kestabilan/kemantapan lereng.
26
Salah satu daerah yang sering ditimpa bencana
gerakan tanah adalah pulau Sumatera dimana pulau ini
terletak di daerah penunjaman dimana Lempeng India
Australia menunjam Lempeng Eurasia, hingga wilayah ini
memiliki kegempaan yang sangat aktif dan gunung api
aktif. Hal ini memicu risiko bencana gerakan tanah yang
ada di Pulau Sumatera seperti yang terlihat pada gambar 1
di atas. Dimana di bagian selatan Pulau Sumatera
memiliki tingkat risiko bencana gerakan tanah dengan
indeks tinggi (ditandai dengan warna merah).
27
Peta indeks risiko bencana gerakan tanah di Sumatera
28
Gerakan tanah yang terjadi berupa longsoran
bahan rombakan dan runtuhan batu pada tebing di sisi
jalan, sepanjang 20 meter dengan lebar 50 meter.
29
dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan
Kabayakan termasuk zona potensi terjadi gerakan
tanah menengah sampai tinggi artinya pada daerah
ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di
atas normal, terutama pada daerah yang
berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing
jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan
gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
30
tersebut agar waspada terutama saat terjadi hujan
lebat.
31
Gambar 3. Longsor akibat gempa di Takengon, Aceh
Tengah
32
Peta prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah pada
bulan April 2014, Propinsi Aceh
Sumatera Utara
33
di lokasi ini terjadi pada hari Kamis tanggal 3 April 2014
sekitar pukul 18.30 WIB setelah turun hujan dengan
intensitas tinggi dan lama.
Geologi:
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Padangsidempuan
dan Sibolga (Aspden, dkk. 1982), secara regional daerah
ini disusun oleh formasi Aluvium Muda (Qh) yang
merupakan batuan sedimen yang tergolong Kuarter
berumur Pleistosen sampai Holosen. Batuan yang berumur
tersier di sekitar lokasi gerakan tanah berasal Kelompok
Gadis dari formasi Barus (Tmba). Batuan lebih tua yang
34
berumur Pretersier berasal dari Formasi Kluet (Puk) dan
formasi Pretersier tidak dibedakan yang berasal dari
Formasi Woyla bersusunan batuan volkanik, skis hijau,
metatuf, batugamping, batusabak, dan pirit. Struktur
geologi yang berkembang adalah sesar-sesar dengan arah
utara-selatan di sebelah timur dan barat laut lokasi gerakan
tanah dan sesar dengan arah barat laut – tenggara di
sebelah utara lokasi gerakan tanah dengan jarak sekitar
sekitar 1 kilometer.
Tanah pelapukan yang menyusun lokasi gerakan
tanah disusun oleh batupasir lempungan berwarna coklat
terang. Batupasir berbutir sangat halus sampai kasar dan
terdapat tuf yang lapuk dan telah melunak. Ketebalan
tanah pelapukan bervariasi antara 1 meter hingga lebih
dari 3 meter. Karakter tanah penyusun mudah terbentuk
retakan pada saat musim kemarau, sehingga tingkat
peresapan air tinggi ketika terjadi hujan melalui retakan-
retakan tersebut.
Keairan:
Lokasi gerakan tanah berada pada wilayah dengan
kondisi keairan yang dipengaruhi oleh sumber air di
bagian perbukitan yang dimanfaatkan juga untuk
35
kebutuhan sehari-hari. Sungai - sungai yang bersumber
dari pegunungan berair sepanjang tahun.
Tata guna lahan:
Lahan di sekitar lokasi gerakan tanah dimanfaatkan
sebagai tegalan dengan vegetasi yang kurang baik pada
bagian perbukitan. Di perbukitan sedikit sekali dijumpai
vegetasi dengan akar besar dan dalam. Permukiman
terdapat pada pedataran yang terletak di bagian lembah.
36
Gerakan tanah yang terjadi adalah longsoran bahan
rombakan pada tebing setinggi sekitar 50 meter, lebar
mahkota 30 meter dengan lebar tubuh longsoran 70 meter.
Panjang longsoran mencapai 50 meter ke arah
permukiman yang berada di bawah bukit yang longsor
dengan arah N 220º E. Longsoran berada pada lokasi
pekerjaan galian yang dilakukan pada lahan yang akan
dijadikan permukiman. Di lokasi ini masih terdapat
potensi longsor susulan berupa material bahan rombakan
yang masih tertahan di bagian kaki longsoran yang berada
di atas areal permukiman. Gerakan tanah ini
mangakibatkan:
37
Pemerintah Kota Sibolga dengan menggunakan sebuah
alat berat.
38
Curah Hujan yang tinggi semakin memicu tanah
untuk bergerak.
f. Mekanisme terjadi gerakan tanah
Gerakan tanah di lokasi ini terjadi akibat interaksi
kondisi geologi, morfologi, keairan, tata guna lahan, dan
aktivitas manusia. Gerakan tanah di lokasi yang tersusun
oleh materal yang bersifat sarang dan mudah lunak jika
terkena air ini, terjadi akibat penjenuhan dan penambahan
bobot massa tanah yang dipengaruhi akumulasi air yang
tergenang pada bagian atas lereng yang sebelumnya digali.
Penjenuhan juga mengakibatkan tanah mengalami
pelunakan. Kemiringan lereng yang terjal dan kurangnya
vegetasi yang dapat meningkatkan daya ikat tanah serta
gangguan pada lereng mengakibatkan penurunan
kestabilan lereng dan mengakibatkan tanah semakin
mudah untuk bergerak. Kondisi-kondisi di atas dan hujan
yang turun dengan intensitas tinggi dan lama memicu
tanah bergerak keluar lereng dengan kontak antara tanah
pelapukan dengan batuan di bawahnya sebagai bidang
gelincir.
39
Gerakan tanah di Kelurahan Aek Parombunan,
Kecamatan Sibolga Selatan adalah longsoran aliran bahan
rombakan. Longsoran ini terjadi akibat interaksi kondisi
geologi, morfologi, kondisi keairan, tataguna lahan, dan
aktivitas manusia. Gerakan tanah ini mengakibatkan
jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda.
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan masih terdapat
potensi longsoran susulan.
Jangka Pendek:
Segera membersihkan material longsoran dan
melakukan pelandaian lereng dengan
mempertimbangkan kondisi alam dan
memperhatikan keselamatan kerja.
Mengarahkan aliran air permukaan menjauh dari
material longsoran yang belum bergerak.
Segera mengalirkan air jika dijumpai genangan
pada bagian atas bukit.
40
Selalu meningkatkan kewaspadaan terutama pada
saat dan setelah turun hujan lebat dan mengungsi jika
terjadi gejala longsoran susulan.
Tidak beraktivitas di sekitar lokasi longsor dan
dekat dengan alur lembah sungai/alur curah anak
sungai yang berpotensi menjadi jalan mengalirnya
material longsoran dan tebing yang curam pada saat
atau setelah turun hujan dengan intensitas tinggi.
Masyarakat agar selalu mengikuti arahan yang
disampaikan pemerintah setempat dalam penangan
bencana.
41
lereng tanpa memperhatikan kaidah kestabilan
lereng, sehingga memicu terjadinya gerakan tanah.
42
Peta lokasi gerakan tanah di Kec. Sibolga Selatan,
Sumatera Utara
43
Peta situasi gerakan tanah di Kec. Sibolga Selatan,
Sumatera Utara
44
Rumah yang rusak terlanda material longsoran dan 3 (tiga)
orang penghuninya meninggal dunia (kiri). Foto kanan
memperlihatkan beberapa beberapa rumah yang terancam
jika terjadi longsor susulan.
45
46
Peta prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah pada
bulan April 2014, Propinsi Sumatera Utara
47
Gerakan Tanah Kabupaten Labuhan Batu Utara,
Sumatera Utara,
27 November 2013
48
Morfologi sekitar lokasi bencana merupakan
lereng perbukitan dengan kemiringan agak terjal
sampai terjal.
Batuan penyusun berdasarkan Peta Geologi
Lembar Pematang Siantar, Sumatra (Clarke dkk,
1982) berupa Tufa enpadan Toba yang terdiri dari
batuan tuff.
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi
Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan November
2013di Provinsi Sumatera Utara(Badan Geologi,
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi),
daerah bencana termasuk zona potensi gerakan tanah
menengah – tinggi artinya pada daerah ini dapat
terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal,
terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai,gawir, tebing jalan atau jika lereng
mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat
aktif kembali.
49
Kemiringan lereng yang terjal.
Tanah pelapukan yang bersifat sarang dengan
kemampuan meloloskan air tinggi.
Foto dokumentasi dan peta potensi kejadian longsor
50
Peta prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah pada
bulan November 2013, Propinsi Sumatera Utara
51
Gerakan Tanah Di Kec. Sibolga Selatan, Kab. Sibolga,
Sumatera Utara,
4 April 2014
52
Secara umum topografi di sekitar lokasi gerakan
tanah berupa perbukitan dengan ketinggian lebih dari
400 meter.
Lembar Sidikalang (Aldiss, DT. dkk,
1993). Formasi Sibolga terdiri dari batupasir,
batulanau, batulumpur dan konglomerat (Tlsb).
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi
Terjadi Gerakan Tanah di Provinsi Sumatera Utara
bulan April 2014 (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Sibolga
Selatan termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah
menengah artinya pada daerah ini dapat terjadi
gerakan tanah jika curah hujan di atas normal,
terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng
mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat
aktif kembali.
53
Kemiringan lereng yang terjal.
Tanah pelapukan yang bersifat sarang dengan
kemampuan meloloskan air tinggi.
54
Menunjukkan longsor yang menimbun rumah warga
yang berada di lereng bukit , di Jalan Sudirman,
Gang Walet, Kelurahan Aek Parombunan,
Kecamatan Sibolga Selatan (
http://daerah.sindonews.com/ )
55
Peta prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah pada
bulan April 2014, Propinsi Sumatera Utara
56
B. Sumatera Barat
1. Gerakan Tanah Jorong Datar Kampung Dadok,
Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya,
Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat
57
Peta lokasi longsoran Jorong Datar Kampung
Dadok, Nagari Sungai Batang Kecamatan Tanjung Raya,
Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat
58
meluncur baru kemudian menyebar ke bagian yang lebih
rendah di daerah terebut, material longsor juga menumpuk
di kaki lereng dis eberang lembah yang berhadapan
langsung dengan longsor.
59
b) Dampak gerakan tanah:
20 orang meninggal dunia.
12 rumah rata bersama longsoran
Menghancurkan sekurang-kurangnya 4,5 Ha lahan
yang terdapat beberapa jenis tanaman masyarakat
seperti tanamajan kakao, jagung, padi sawah, dan
kacang tanah.
60
kecoklatan, tidak kompak dan bersifat poros.
Ditemukan bongkah-bongkah andesit tertanam dalam
tanah berwarna kuning kecoklatan (lapukan lapilli tuf
pasiran).
61
Saluran irigasi beresiko, posisi pada lereng miring –
terjal tanpa perkuatan pada dasar dinding saluran
62
Provinsi Sumatera Barat pada hari Minggu, 21
Oktober 2013 malam.
63
c) Dampak gerakan tanah:
1 (satu) jembatan permanen rusak.
Ruas jalan tertimbun material longsoran
sepanjang 30 meter.
Saluran irigasi rusak berat.
64
daerah yang berbatasan dengan lembah sungai,
gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami
gangguan.
e) Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah
diperkirakan :
A. Curah hujan yang tinggi pada saat dan sebelum
terjadi bencana.
B. Kemiringan lereng yang terjal, menyebabkan
masa tanah dan batuan mudah bergerak.
C. Adanya bidang lemah yang berupa kontak antara
tanah pelapukan dengan batuan dasar yang dapat
bertindak sebagai bidang gelincir.
f) Rekomendasi:
Agar masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di
sekitar daerah bencana lebih waspada, terutama saat
maupun setelah hujan deras yang berlangsung lama,
karena daerah tersebut masih berpotensi untuk
terjadinya longsor susulan.
Material longsoran di ruas jalan dan di saluran
irigasi segera dibersihkan.
Perbaikan saluran drainase untuk memperlancar
aliran air permukaan.
65
Dibuat tembok penahan tebing di bagian atas dan
bawah lereng dengan pondasi harus dalam sampai
batuan dasar yang stabil.
Membuat rambu-rambu lalu lintas peringatan
rawan longsor, agar pengguna jalan waspada bila
melalui jalur jalan ini, terutama di musim hujan.
66
Peta petunjuk lokasi gerakan tanah
67
Peta prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah
68
Historis Longsor Sumatera Barat :
69
- Tahun 2009 Di Gunuang Tigo kabupaten Padang
Pariaman 300 korban tewas
- 25 Desember 2012 Terjadi longsor di Jorong
Sungai Ipuh, Nagari Pakan Rabaa Tengah,
Kabupaten Solok Selatan. Korban jiwa 3 orang
- 13 januari 2014 (Solok) Wilayah Solok
mengalami curah hujan yang cukup tinggi
sehingga menyebabkan wilayah perbukitan sekitar
daerah tersebut rentan terhadap pergerakan tanah
hingga mengakibatkan longsor. Longsor terjadi
pagi hari sekitar pukul 08.00 wib yang menutup
keseluruhan badan jalan jalur Solok menuju
Muara Labuh Solok Selatan di nagari air dingin
kecamatan Lembah Gumanti yang mengakibatkan
jalan provinsi yang menghubungkan antara Solok
dan Solok selatan terputus atau tertutup material
longsoran sekitar 25 meter dengan jarak panjang
sekitar 50 meter.
- 14 Januari 2014 (Padang Pariaman)
Curah hujan yang tinggi sejak sore 14 januari
2014 melanda hampir seluruh wilayah Sumatera
barat. Sekitar pukul 18.00 wib saat hujan melanda,
70
longsor menerjang salah satu rumah penduduk
daerah Korong Bukik Kaliak Nagari Campago
Kecamatan V Koto kampong dalam Kabupaten
Padang Pariaman/ rumah yang dihuni oleh Burhan
70 tahun beserta istri dan anaknya tersebut terkena
hantaman material longsoran hingga 1 anaknya
bernama Weni jenis kelamin perempuan umur 12
tahun.
- 26 Januari 2013 Longsor di Kampung Data,
Jorong Dadok, Nagari Sungai Batang, Kecamatan
Tanjung Raya, Agam, Sumatera barat, menelan
korban puluhan dan 12 orang korban, dan 13
orang masih hilang.
71
Provinsi Lampung
72
seperti Kabupaten Lampung Timur, Lampung Selatan,
Lampung Tengah, Kodya Metro, Kodya Lampung, dan
Kabupaten Tulangbawang mempunyai tingkat kerawanan
longsor kurang sampai rendah. Pada daerah- daerah
tersebut umumnya mempunyai kelerengan yang landai
sampai bergelombang yaitu 0-3 % sampai 9-15 % dan
jenis tanah yang relatif masih muda, walaupun parameter
yang lain mempunyai tingkat kerawanan yang cukup
besar.
73
c) Dampak gerakan tanah:
JENIS
TANGGAL DAERAH KORBAN KERUSAKAN
LONSOR
4 Pekon Labuhan tidak ada akses jalan longsoran
November Mandi, terputus rotasi
2013 Kecamatan
Waykrui ,jalan
dari Liwa
(Kabupaten
Lampung
Barat) hingga
Krui
(Kabupaten
Pesisir Barat)
13 Oktober Kelurahan tidak ada tanggul jebol, Longsoran
2013 Bumi Raya 6 rumah rusak translasi
Kecamatan berat, 9 rumah
Bumi Waras rusak ringan
Kota
74
Bandarlampung
3 Maret Jl. Lintas Liwa tidak ada tertutupnya Runtuhan
2013 Krui Pekon ruas jalan batu
Kubu Perahu
STA Way
Sinda
Kecamatan
Balik Bukit
Kabupaten
Lampung Barat
3 Desember jalan dari Liwa tidak ada akses jalan Longsoran
2012 (Kabupaten terputus translasi
Lampung
Barat) hingga
Krui
(Kabupaten
Pesisir Barat)
18 Bukit Lungsir, Tidak ada 60 rumah
Desember Bandar terendam
2008 Lampung lumpur
setinggi
setengah meter
75
d) Kondisi daerah bencana :
jenis tanah yang terdapat di Provinsi cukup bervariasi.
Berdasarkan pengelompokan fisiografi yang terbentuk,
maka unit-unit lahan yang ada meliputi aluvial (A), marin
(B), volkan (V), perbukitan (H) dan pegunungan (M).
Sedangkan tanah yang terbentuk dalam tingkat order tanah
dapat dikelompokkan dalam entisol, inceptisol, dan
ultisol. Gambaran order tanah adalah sebagai berikut:
a. Entisol
Order tanah entisol tergolong sebagai tanah yang belum
berkembang yang dicirikan belum adanya perkembangan
profil. Pada daerah aluvial dan dataran belum adanya
perkembangan tanah tersebut disebabkan oleh adanya
penambahan endapan yang terus-menerus, sedangkan
pada daerah perbukitan, pegunungan dan volkan,
terhambatnya perkembangan profil karena adanya erosi
yang berlangsung setiap saat. Great Group tanah yang
termasuk ordo Entisol di daerah perbukitan dan
pegunungan Kabupaten Lampung Barat adalah :
trophorthents. Pada daerah aluvial yang berupa dataran
76
pantai, great group tanah yang dijumpai meliputi :
troposamments, hyraquents, dan sulfaquents. Pada daerah
aluvial yang berupa daerah pengendapan sungai, great
group tanah yang dijumpai meliputi : tropaquents,
fluvaquents, dan tropofluents.
b. Inceptisol
Order tanah inceptisol tergolong tanah muda yang
mengalami tahap perkembangan lebih lanjut, jenis
inceptisol dicirikan oleh adanya perkembangan pencucian
hara dan liat pada lapisan atas dan penimbunan bahan-
bahan tersebut pada lapisan bawah yang belum intensif,
sehingga tanah-tanah ini tergolong relatif subur. Sebaran
inceptisol merupakan yang terlrluas dibandingkan order-
order tanah yang lain. Terbentuknya tanah ini cenderung
lebih mudah pada daerah dataran tanah mineral.
c. Ultisol
Order tanah ultisol merupakan tanah yang telah
mengalami perkembangan lanjut, jenis tanah ini dicirikan
oleh adanya penimbunan liat dan pencucian unsur hara
dari lapisan atas ke lapisan bawah. Berhubungan
pencucian yang terjadi berlangsung secara intensif, maka
kejenuhan basa di lapisan bawah tergolong rendah yaitu
30 persen serta kemasaman tinggi.
77
Jenis tanah di provinsi ini terdiri dari dari 13 jenis dan
podsolik merah kuning (PMK) merupakan jenis dominan
sekitar 1.522.336 ha kemudian latosol dan andosol.
78
Penggunaan kawasan hutan sebagai hutan lindung, cagar
alam hutan, hutan produksi terbatas, hutan produksi, hutan
produksi yang dapat di konversi dan wilayah penggunaan
lainnya. Di daerah Lampung Barat juga terdapat Taman
Nasional Bukit Barisan dan timur tempat perlindungan
satwa liar ada di Way Kambas Kabupaten Sukadana. Dari
utara, penggunaan lahan dan pengembangan wilayah yang
digunakan untuk perkebunaan Provinsi Lampung,
pertanian dan transmigrasi lebih luas Kabupaten Lampung
Utara, Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung
Selatan. Selain itu, ada juga penggunaan lahan untuk
perkebunan dan tegalan/ladang.
79
13 oktober 2013
80
3 Desember 2012
4 november 2013
81
Lokasi : Pekon Labuhan Mandi, Kecamatan
Waykrui ,jalan dari Liwa (Kabupaten
Lampung Barat) hingga Krui
(Kabupaten Pesisir Barat)
Kerusakan : akses jalan terputus
Jenis : longsoran rotasi
82
Provinsi Sumatera Selatan
83
Ditengarai oleh curah hujan yang tinggi,
sehingga membuat tebing runtuh dan
mengenai korban
Minimnya kayu penyangga kemudian
banyaknya Daerah Aliran Sungai (DAS)
menjadi kawasan pemukiman
2. Desa Tanjung Baru Kec. Warkuk Ranau
Selatan Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
tanggal 5 April 2013
a) Lokasi dan Waktu Kejadian :
Tanggal 5 April 2013 bencana tanah longsor
terjadi di Desa Tanjung Baru Kec. Warkuk
Ranau Selatan Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
pukul 23.00 WIB. Lokasi longsor adalah
kawasan bukit tempat penambangan batu.
84
Sumber : www.antaranews.com
85
kawasan Pasar Ulu, Muaradua (OKU Selatan)
pada hari Kamis tanggal 6 September 2013
b) Akibat yang ditimbulkan :
menghancurkan 17 rumah
empat penghuni rumah menderita luka
karena tertimpa bangunan rumah.
c) Penyebab Longsor
Guyuran hujan deras selama 12 jam membuat
tanah di perbukitan longsor.
86
Kondisi cuaca di Kota Pagaralam yang
ekstrim
Banyaknya kawasan perbukitan yang
gundul akibat beralih fungsi
Sebanyak tujuh desa yang ayang
dikawasan Kecamatan Dempo Utara
rawan terkena bencana tanah longsor.
Pasalnya sejumlah desa tersebut berada
dikawasan perbukitan.
87
b. Akibat yang ditimbulkan :
Tidak ada korban jiwa,
88
Gambar Longsor di Pagaralam (Sumber :
Sripoku.com)
89
Provinsi BANGKA BELITUNG
90
2. Desa Selingsing Kecamatan Gantung,
Belitung Timur, Sabtu 14 Nopember 2013.
a. Lokasi dan Waktu :
Lokasi IUP PT Timah, Desa Selingsing
Kecamatan Gantung, Belitung Timur, Kamis 14
November 2013.
b. Akibat yang ditimbulkan :
Tiga pekerja tambang
c. Penyebab Longsor :
Runtuhan Tambang.
91
longsor, di lokasi IUP PT Timah disekitar Desa
Selingsing Kecamatan Gantung, Kamis (14/11/2013).
92
Provinsi Jambi dan Bengkulu
93
2. Desa Koto Agung Kec. Keliling Danau, Desa
Muara Hemat Kec. Batang Merangin, Desa
Hilang Karya Kec. Sitinjau Laut, Desa
Pungut Hilir dan Sungai Tutung Kec. Air
Hangat Timur, serta Desa Sungai Betung
Hilir Kec. Gunung Kerinci, Kab. Kerinci,
Prov. Jambi
94
Hujan dengan intensitas sedang sampai lebat
sejak hari Jumat tgl 08/02/13 pkl. 14.00 wib
hingga hari sabtu tgl. 09/02/13 pkl. 03.00 wib
mengakibatkan tanah longsor di beberapa titik
di Kab. Kerinci.
95
Jalan antar provinsi terputus sepanjang 200 m
c) Faktor penyebab
Tanah labil dan curah hujan yang cukup tinggi
96
Daftar Pustaka
http://pusdalopspbsumbar.blogspot.com/
2013/02/tinjauan-longsor-jorong-datar-
kampung.html
http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/28/
jejak-longsor-di-sumatera-barat-529300.html
http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/
gerakan-tanah/kejadian-gerakan-tanah/250-
tanggapan-gerakan-tanah-kec-harau-kab-
limapuluh-koto-sumatera-barat-22-10-2013
http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/
data/datalongsorall.php
97
Tentang Penulis
98