Webinar
45 Days Knowledge Sharing
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
4 Maret 2022
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
ISI PAPARAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1. Pendahuluan
2. Tahapan Penyelidikan Lapangan
3. Penilaian Lereng Batuan
4. Penanganan Menggunakan Metode Aktif
5. Penanganan Menggunakan Metode Pasif
Jatuhan batuan
1. Gerak jatuh bebas dari suatu massa batuan
yang disertai gelinding, berputar (rolling), dan
memantul (bouncing) akibat kehilangan kontak
dengan permukaan massa batuan, bergerak dari
ketinggian tertentu karena pengaruh gravitasi
2.Umumnya terjadi pada lereng yang curam
dengan keterdapatan banyak retakan
(diskontinuitas)
• Faktor eksternal :
• Kondisi air permukaan dan air bawah
permukaan
• Gempabumi dan curah hujan
• Vegetasi Sumber : New Zealand Geotechnical Society, 2016)
Pengeboran Teknik
Sebaiknya dilakukan dengan menggunakan mata bor intan
Hitung nilai RQD / PMB
Cek kedalaman muka air tanah
Pengambilan sampel untuk pengujian nilai UCS (intack rock)
Pendugaan geolistrik (untuk memperkirakan sebaran batuan dan batuan lunak)
Minimum 2 bentang dalam arah memanjang jalan
Minimum 1 bentang dalam arah melintang jalan
Pembentangan pendugaan geolistrik sedapat mungkin melalui titik pengeboran teknik
Mengidentifikasi adanya mata air / genangan air (kolam) di sekitar puncak daerah longsoran
dan rembesan air pada bidang-bidang rekahan batuan
Pengujian sifat fisik dan mekanik batuan di laboratorium
LERENG BATUAN
Spatial Analysis Method
LERENG BATUAN
LERENG BATUAN
Sistem Manajemen Lereng Jalan
Parameter Bahaya untuk Jatuhan Batuan
Data
Parameter bahaya inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.1.100. Topografi Lereng aluvium Ada 1.206.1 2
Tidak ada 0
Jejak keruntuhan Ada 1.206.2 1
Tidak ada 0
Garis lekuk atau overhang Ada 1.206.3 1
Tidak ada 0
Lereng cekung atau lereng debris Ada 1.206.4 1
Tidak ada 0
4.1.101. Geometri A. Lereng tanah H > 30 m 1.202.4, 30
H : tinggi lereng tanah H 30 m a > 45 derajat 1.202.5, 24
a : sudut lereng tanah 15 m H < 30 m a 45 derajat 1.203.4,1.203.5 20
H< 15 m a 45 derajat 10
B. Lereng Batuan H > 50 m 1.202.4, 1.203.4 30
H : tinggi lereng batuan 15 m H < 50 m 26
15 m H < 30 m 20
H < 15 m 10
4.1.102. Material A. Karakter tanah Mengandung lempung swelling 1.302.1 8
Tidak mengandung lempung swelling 0
B. Kualitas Batuan Hancuran dan pelapukan jelas terlihat 1.302.2 8
Keberadaan hancuran dan pelapukan Hancuran dan pelapukan sedikit terlihat 4
batuan Tidak ada hancuran dan pelapukan 0
LERENG BATUAN
Sistem Manajemen Lereng Jalan
Parameter Bahaya untuk Jatuhan Batuan (lanjutan)
Data
Parameter bahaya inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.1.103. Stuktur Struktur daylight (planar, baji) Ada 1.303.3 8
geologi Tidak ada 0
Tanah lunak di atas batuan dasar (Base rock) 1.302.3 6
Batuan keras di atas batuan lunak 1.302.4 4
lainnya 0
4.1.104. Deformasi Deformasi lereng Terlihat 2.2.631 10
(erosi parit, erosi alur, erosi permukaan, erosi fretting, jatuhan batuan, jejaknya ditemukan 2.2.632 8
pengelupasan (exfoliation), pengembangan (swelling) Tidak ada 2.2.633 0
Deformasi di lereng yang berdekatan Terlihat 2.2.641 5
Jatuhan batuan, keruntuhan, retak, swelling atau deformasi yang lain jejaknya ditemukan 2.2.642 3
Tidak ada 2.2.643 0
4.1.105. Kondisi Kondisi permukaan Tidak stabil 2.2.620 8
permukaan stabil 0
Air tanah Mata air permanen 2.2.710 6
Rembesan air 2.2.670 3
Kering 0
Permukaan lereng Tidak ada vegetasi, rumput 1.114 4
Komplek (rumput dan struktur) 1.114, 1.401 3
Struktur 1.401 1
Drainase permukaan Baik 2.2.310, 0
Perlu perbaikan 2.2.320, 2
Tidak ada 2.2.330 1
4.1.106. Bangunan Efektif 2.2.790, -20
rekayasa lereng Sebagian efektif 2.2.800, 2.210, -10
DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN
Tidak efektif DAN
atau tidak JEMBATAN
ada penanganan
2.2.820,
ZONASI POTENSI LONGSORAN PADA DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LERENG BATUAN
Sistem Manajemen Lereng Jalan
Parameter Bahaya untuk Keruntuhan Massa Batuan
Data inventarisasi
Kondisi Lereng Nilai indeks
dan inspeksi
4.2.100. Tofografi Jenis Lereng Lereng cembung 1.205 4
Sedimen debris 3
Lereng cekung 1
Lainnya 0
Garis lekuk (Knick pont) Ada 1.206.3, BF.20 7
Samar terlihat 4
Tidak ada 0
4.2.101. Geometri Sudut Lereng Menjorok (overhang) 1.202.4, 1.203.4 4
> 60⁰ 2
< 60⁰ 0
Tinggi Lereng > 100m 1.202.3, 1.203,3 10
50 < H < 100m 7
30 < H < 50m 4
< 30m 2
4.2.102. Kondisi Lebar retakan Besar > 20mm 2.2.610 25
geologi Kecil < 20mm, >5mm 15
Tidak ada retakan < 5mm 0
Bagian atas : batuan keras / bagian bawah : batuan lunak 1.302.4 6
Bagian atas : batuan lunak / bagian bawah : batuan keras 1.302.3 4
Keseluruhan batuan lunak 1.302.5 4
Keseluruhan batuan keras 1.302.6 2
Lainnya 0
LERENG BATUAN
Sistem Manajemen Lereng Jalan
Parameter Bahaya untuk Keruntuhan Massa Batuan
Data inventarisasi
Kondisi Lereng Nilai indeks
dan inspeksi
4.2.103. Struktur Pola Retakan Retakan reguler : interval > 1m 2.2.1050 18
geologi Retakan reguler : interval < 1m 12
Tidak beraturan 6
Struktur daylight atau non struktur daylight (planar, baji) pada lokasi Daylight 15
patahan, kekar, retakan, bidang perlapisan Non - Daylight 5
tidak ada bidang 0
4.2.104. Deformasi Tanda runtuhan skala kecil atau runtuhan batuan skala kecil Ya BF.12 7
Tidak 0
4.2.105. Kondisi Mata air atau rembesan pada lereng Ya 2
permukaan Tidak 2.2.670, 2.2.710 0
Drainase Permukaan Baik 2.2.310, 2.2.320, 0
Perlu perbaikan 2.2.330 2
Tidak ada 1
4.2.106. Bangunan Efektif 2.2.790, 2.2.800, -20
rekayasa lereng Sebagian efektif 2.210, 2.2.820, -10
Tidak efektif atau tidak ada penanganan 2.2.830 0
LERENG BATUAN
Sistem Manajemen Lereng Jalan
Parameter Konsekuensi
Data
Kondisi Lereng inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.5.107. Layanan, Utilitas Ya 1.118 2
Tidak 0
4.5.108. Bahaya terhadap penghuni bangunan Ya 1.119, 1.120, 2
1.121
Tidak 0
4.5.109. Volume lalulintas (LHR) LHR: > 1000 1.123 2
LHR: 200 - 1000 1
LHR: < 200 0
4.5.110. Sudut b > 30O 1.124 1
O
(as jalan ke puncak lereng galian atau kaki timbunan) < 30 0
3
4.5.111. Dimensi keruntuhan (a) Lereng galian (m ) (a) > 3000 atau (b) > 1000 1.2.850 1
(b) Timbunan (m3) (a) < 3000 atau (b) < 1000 0
4.5.112. Masa konstruksi untuk jalan sementara untuk pengalihan lalulintas 1.125
> 1 hari 1
< 1 hari 0
4.5.113. Panjang jalan alternatif > 50 km 1.126 1
< 50 km 0
LERENG BATUAN
Tingkat Risiko Lereng Batuan
Tingkat
risiko
lereng (R)
Analisis konsekuensi (C)
Analisis bahaya
(H)
R = 0.9H+C
Nilai risiko Tingkat risiko lereng jalan Mitigasi risiko lereng jalan
total
R ≥ 75 Sangat tinggi Rekonstruksi
Data inventarisasi dan 65 R < 75 Tinggi Pemasangan instrumen dan
data inspeksi rehabilitasi
50 R < 65 Sedang Rehabilitasi
R < 50 Rendah Pemeliharaan rutin dan berkala
LERENG BATUAN
Zonasi potensi longsoran berdasarkan hasil survei lereng
Hubungan antara stand up time dengan lebar span RMR (Bieniawski, 1989)
Penggalian
Penggalian Dinding Penahan
Drainase Permukaan
Drainase Drainase Dalam
Baut
Perkuatan Angkur
Toe Ditch
Proteksi Toe atau Slope Fence Jaring
Pembersiahn
Tanpa penanganan Tanpa Penanganan
Geological Strength Index / GSI (Hoek 1994, Hoek & Marinos, 2000)
Geological Strength Index / GSI (Hoek & Brown 1994, Hoek &
Marinos, 2000)
Kriteria runtuhan batuan menggunakan persamaan generalized Hoek and Brown criterion :
Hubungan antara kualitas massa
batuan dengan konstanta
Hoek&Brown
Analisis Kinematik
Menahan atau
Aktif mencegah batuan jatuh
Penanganan
longsoran
batuan
• Membiarkan batuan
jatuh
Pasif • Tidak merusak dan
membahayakan
pengguna jalan.
Tipikal penanganan jatuhan batuan, saat ini Direktorat Jenderal Bina Marga sudah memiliki Spesifikasi Khusus yang
mengakomodir tipikal penanganan jatuhan batuan dengan metode Drape (jaring pasif) dan Stabilization (aktif)
Sumber : Draft Pedoman pemeliharaan lereng berdasarkan nilai tingkat risiko, 2019
Beberapa tipikal penanganan lereng batuan (Pd. T-09-2005 : Rekayasa Penanganan Keruntuhan Lereng pada Tanah Residual dan Batuan
Basah Kering
DRAINASE PERMUKAAN
• Drainase bawah permukaan pada lereng batuan dengan beton semprot dibutuhkan bila tekanan
air masih tinggi walaupun sudah ada saluran drainase permukaan.
• Jenis drainase bawah permukaan lereng batuan dengan beton semprot yaitu suling-suling,
drainase horisontal, strip drain atau geocomposite drainage board.
• Drainase horisontal digunakan untuk mengalirkan atau menurunkan muka air tanah dibelakang
beton semprot dengan skema pada Gambar 4.
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
PENANGANAN AKTIF KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Sumber : Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan, 2021 Sistem jaring aktif, Ende - Detusoko
SKh-1.3.16 Spesifikasi Khusus Interim Jaring Kawat (Wire Mesh) dan Net Kabel (Cable Net)
sebagai Pengaman Lereng Batuan
Material dan Jenis
Tipe Chainlink
Jenis Jaring
Jaring Kawat:
1. Chain link Jaring Kabel
Tipe Hexagonal 2. Hexagonal
SKh-1.3.16 Spesifikasi Khusus Interim Jaring Kawat (Wire Mesh) dan Net Kabel (Cable Net)
sebagai Pengaman Lereng Batuan
Jaring Kawat
Jaring Kawat
SKh-1.3.16 Spesifikasi Khusus Interim Jaring Kawat (Wire Mesh) dan Net Kabel (Cable Net)
sebagai Pengaman Lereng Batuan
Jaring Kabel
Jaring Kabel
SKh-1.3.16 Spesifikasi Khusus Interim Jaring Kawat (Wire Mesh) dan Net Kabel (Cable Net)
sebagai Pengaman Lereng Batuan
Angkur
Uji Angkur
Sacrificial Production
Test Test
SKh-1.3.16 Spesifikasi Khusus Interim Jaring Kawat (Wire Mesh) dan Net Kabel (Cable Net)
sebagai Pengaman Lereng Batuan
Persyaratan dan Pengujian
SKh-1.3.16 Spesifikasi Khusus Interim Jaring Kawat (Wire Mesh) dan Net Kabel (Cable Net)
sebagai Pengaman Lereng Batuan
Uji Cabut
Matriks Pengujian Angkur dalam Spesifikasi Khusus
Jenis
No Jenis Angkur Kriteria Uji Jumlah Sampel
Pengujian
Test Test
ambil jumlah terbesar. Dilakukan
setiap 165 titik
• Pengujian dan Penerimaan Mengacu Pada BS 8006- Jika 20% jumlah angkur diuji tidak memenuhi angkur harus dilakukan evaluasi dan
2:2011 uji ulang
Evaluasi deerah
Perencanaan daerah tangkapan batuan tangkapan batuan
Ya
• Membutuhkan lahan yang cukup lebar dari kaki lereng sampai ke tepi
berbagai kemiringan lereng
Tidak
Memenuhi spesifikasi
(ketentuan 4.2.2 dan 6.6)
Ya
Pemasangan angkur
Tidak
= 75 % angkur dari
total angkur dalam kondisi
baik
Ya
Ya
Selesai
Contoh
Penerapan
jaring tirai
• Elevated Road Maros, Sulawesi
Selatan, 2018
• Pelebaran Jalan Naringgul, Jawa
Barat, 2018
• Kebon Kopi, Sulawesi Tengah,
masa konstruksi 2019
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
PENANGANAN SISTEM PASIF KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Dinding Penghalang
Buffer wall
Dinding Penghalang
Dinding Penghalang
Penentuan
Dimensi
tinggi
dinding
dinding
penghalang
penghalang
q= 3mx0.5xdebris
Dinding Penghalang
Penghalang peredam / Attenuator (Sumber : FHWA, 2011) Dinding penghalang fleksibel (Naringgul, Jawa Barat)
Dinding Penghalang
Rock Shed