Anda di halaman 1dari 67

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

WEBINAR
45 DAYS KNOWLEDGE SHARING
BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN

GAMBAR STANDAR BIDANG JALAN DAN JEMBATAN


Bab IV - Drainase
(15 Maret 2022)

Oleh :
Agus S. Solihin, ST.
Drs. G. Gunawan, M.Si.

1
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

A. Umum
Dalam rangka mendukung perencanaan dan pelaksanaan jalan dan jembatan yang
berkualitas serta mempertimbangkan teknologi konstruksi di bidang jalan dan
jembatan.
Gambar standar ini mempertimbangkan Spesifikasi Umum Bina Marga untuk
pekerjaan jalan da jembatan yang berlaku serta mengakomodir standar rujukan, buku
pedoman, dan peraturan yang telah dimutakhirkan.

B. Maksud dan Tujuan


SE ini dimaksudkan sebagai acuan teknis bagi penyelenggara jalan dalam pelaksanaan
pekerjaan perencanaan jalan dan jembatan.
SE ini bertujuan untuk menyeragamkan Gambar Standar agar kualitas pekerjaan
perencanaan konstruksi jalan dan jembatan sesuai dengan kriteria teknis dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari spesifikasi.

2
2
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Gambar standar KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Gambar standar yang dimaksud dalam surat edaran Direktur Jenderal Ini salah
satunya , terkait Drainase:
Drainase : berisi gambar bangunan drainase seperti bak kontrol, saluran, bangunan
outlet dan inlet gorong-gorong, drainase bawah permukaan (subdrain), saluran
dengan pasangan batu, saluran tipe U-ditch, gorong gorong pipa beton dan kotak.
Adapun penggunaan Gambar standar untuk pekerjaan jalan dan jembatan ini
digunakan untuk:
1. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan.
2. Melengkapi spesifikasi umum Bina arga untuk pekerjaan jalan dan jembatan
yang berlaku.
3. Sebagai dasar perhitungan AHSP pekerjaan jalan dan jembatan
4. Penerapan Gambar standar ini harus selalu mempertimbangkan kriteria desain
dan spesifikasi teknik yang disyaratkan serta harus didukung dengan data
aktual dan analisa perhitungan sesuai ketentuan yang berlaku.

3
3
GAMBAR STANDAR BAB IV. DRAINASE DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
(SE Ditjen Bina Marga No.15/SE/Db/2021)
(Pedoman No.08/P/BM/2021)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 4


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Prinsip umum perencanaan hidrolika untuk pekerjaan jalan

a. Kepentingan hidrolika untuk pekerjaan jalan: o saluran penangkap (catch ditch)


• Menentukan dimensi Saluran dan bangunan air • Kadang air harus ditampung oleh saluran
• Masalahnya seberapa besar debit yang harus samping dari catchmen area di sebelah
disalurkan dan berapa dimensi saluran. saluran terlalu besar, cth: di daerah
• Analisa hidrologi secara umum menetapkan besarna perbukitan/pegunungan.
debit (Q). • saluran samping yang tepat
b. Sistem drainase jalan • menghindari erosi dan stabilisasi lereng ,
• Drainase permukaan (surface drainage) • maka aliran air ditangkap/dicegat dulu oleh
o kemringan melintang perkerasan dan bahu jalan saluran penangkap/pencegat yang dibuat di
o saluran samping (side ditch): sebelah saluran samping dibagian atas,
• menampung air dari permukaan perkerasan dan kemudian dibuang ketempat lain..
catchment area) • Drainase bawah permukaan (sub surface drainage)
• Pertimbangan bentuk: kondisi tanah dasar, Pengendalian air di bawah permukaan tanah (air tanah).
kecepatan aliran, dalam atau dangkalnya Penyebab
kedudukan air tanah • Tingginya muka air tanah
o gorong – gorong (culvert): • Adanya mata air atau rembesan air yang tersebul di
• mengalirkan melintas jalan, saluran samping di bawah perkerasan
satu sisi jalan ke sisi jalan yang lain. • Adanya air tanah yang merembesa
• Material beton bertulang dan baja • Air dari pemukaan jalan masuk ke dalam badan
jalan

5
5
4.01.1 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BAK KONTROL DENGAN KERB PRACETAK JENIS 1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(PENINGGI/MOUNTABLE)
•Bak kontrol masuknya air
(inlet) dan saluran untuk
menampung disalurkan ke
saluran tertutup dan
merupakan ruang akses bagi
jaringan pipa serta untuk
pemeliharaan
•Ukuran disesuaikan kondisi
lapangan dan juga mudah,
aman melakukan inpeksi dan
pemeliharaan rutin (bak
kontrol mudah dibuka dan
ditutup) serta aman baik
pejalan kaki (untuk saluran
tertutup yang berada di bawah
trotoar
• Kereb tegak
• Kereb miring
• Kereb penghubung
• Kereb peninggi
SNI 2442-2008 kbj

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 6


4.01.2 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BAK KONTROL DENGAN KERB PRACETAK JENIS 6 (KERB KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DENGAN BUKAAN)
• Perhatikan tali
air/kemiringan/gutter.
• kalau perlu disiapkan
saringan bukaan pada
roster tali air

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 7


4.02. STRUKTUR LUBANG KELUAR (OUTLET) DAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
STRUKTUR LUBANG MASUK (INLET)
Jika inlet jalan berbentuk manhole
dan air pada saluran langsung jatuh
ke bawah (drop inlet) maka kapasitas
dan dimensi saluran sesuai dengan

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 8


4.03.1 INLET GORONG-GORONG DENGAN BAK PENAMPUNG TIPE 1 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Inlet Gorong gorong dg


bak penampung Tipe 1:
Perhatikan jarak terjunan
dari saluran bak
penampungan , terkait
energi air yang dapat
merusak bangunan bak
penampungan
(koordinasi dengan
pengawas).

Tabel Ukuran Gorong


gorong .

Saluran samping (side


ditch), berfungsi:
• Menampung dan
mengalirkan air
permukaan
perkerasan jalan.
• Menampung dan
mengalirkan air dari
daerah penguasaan
jalan (catchment area)
Pertimbangan pemilihan
bentuk
• kondisi tanah dasar
• Kecepatan aliran
• Dalam atau
dangkalnya
kedudukan air tanah

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 9


4.03.2 INLET GORONG-GORONG DENGAN BAK PENAMPUNG TIPE 2 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Gorong gorong
• Mengalirkan air melintasi jalan ,
dapat dari alur alam
• Mengalirkan air dari saluran
samping di satu sisi jalan ke sisi
jalan yang lain.

Pertimbangan perencanaan
• Fungsi fasilitas drainase sebagai
penampung, pembagi dan
pembuang air dapat sepenuhnya
dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknis maupun ekonomisnya.
• Pertimbangan:
o Luas daerah pengaliran (termasuk
perubahan tataguna lahan)
o Intensitas hujan
o Kemiringan lahan dan besarnya
aliran
o Karakteristik tanah , permeabilitas
dan kecenderungan utk erosi.
o Kemudahan dalam pemeliharaan
o Perlu ditinjau sistem sistem
drainase yang terkait.

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 10


4.03.3 DETAIL TIPE TROTOAR, KERB BERTULANG DAN KERB INLET DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Saluran inlet yang cukup panjang


(bila diperlukan disiapkan
saringan bukaan)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 11


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

12
4.03.4 DETAIL TIPE TROTOAR, KERB BERTULANG DAN KERB LUBANG DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
MASUK KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Perhatikan kemiringan
bahu dan peletakan
kerb inlet nya.

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 13


INLET JALAN [Lanjutan] DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Desain bentuk ataupun dimensi saluran inlet jalan tergantung kondisi lapangan
(datar, turunan atau tanjakan). Berikut ditampilkan beberapa contoh untuk saluran
inlet jalan pada jalan menurun/tanjakan .

Inlet jalan sesuai kemiringan memanjang jalan > 4 %

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 14


SALURAN TALANG DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

• Adanya kemiringan melintang dan memanjang jalan, maka aliran air permukaan di
perkerasan jalan akan terkumpul di saluran talang/tali air yang berada di tepi
perkerasan jalan berbatasan dengan bahu jalan atau trotoar.
• Jalan perkotaan umumnya pertemuan tepi perkerasan dibatasi oleh kerb trotoar,
seperti diilustrasikan pada Gambar berikut.

/ /
,

Lebar genangan (Zd) maksimum 2,0 m

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 15


INLET JALAN [Lanjutan] DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

• Kesinambungan antara perkerasan jalan, bahu jalan dan saluran samping, harus bertingkat, untuk
aliran permukaan mengalir ke titik pengumpulan.
• Pada saat curah hujan tinggi dan air dalam saluran tidak habis meresap di sepanjang saluran, maka
perlu dibuatkan saluran bantu untuk menuju saluran alam atau sungai terdekat.
• Pada jalan yang berubah dari menurun kemudian menanjak, saluran bantu dibuat pada tempat
perubahan tersebut, Gambar

Pembuatan saluran bantu ke alur alam atau sungai

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 16


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

17
4.04.1 OUTLET GORONG-GORONG TIPE A DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

• Perilaku tergantung pada apakah


inlet dan/atau outlet terendam.
• Lokasi penempatan gg tegak
lurus jalan. Secara ideal gorong-
gorong harus ditempatkan
dalam saluran alami.
• Aliran dalam gorong-gorong
tidak terjadi turbulensi. Untuk
menghindari terjadinya aliran
turbulensi, maka:
o Perpotongan dengan jalan harus
saling tegak lurus.
o Ujung apron bagian hulu harus
bidang yang smooth
(streamlined line)
o Modifikasi yang mengurangi
bagian miring dan
memperpendek gorong-gorong ,
harus dirancang dengan baik
untuk menghindari masalah
erosi dan lumpur

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 18


4.04.2 OUTLET GORONG-GORONG TIPE B PERBEDAAN MUKA AIR DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
TINGGI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Perhatikan
tinggi/panjang bidang
kemiringan , bila
diperlukan rencanakan
saluran pemutus arus
(seijin pengawas)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 19


4.04.3 OUTLET GORONG-GORONG TIPE C DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 20


4.04.4 BAGIAN PENURUNAN STANDAR UNTUK SALURAN TIDAK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DENGAN PASANGAN BATU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 21


4.05.1 BANGUNAN PENAMPUNG TIPE A DAN TIPE B DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 22


4.05.2 BANGUNAN PENAMPUNG TIPE A DAN TIPE B (POTONGAN) DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 23


4.05.3 BANGUNAN PENAMPUNG TIPE C DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 24


4.05.4 BANGUNAN PENAMPUNG TIPE C (POTONGAN) DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 25


4.06.1 GORONG-GORONG PIPA TIPE A DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 26


4.06.2 GORONG-GORONG PIPA TIPE B (GANDA) DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 27


4.06.3 DINDING TEMBOK UNTUK GORONG-GORONG PIPA TIPE A DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 28


4.06.4 DINDING TEMBOK UNTUK GORONG-GORONG PIPA TIPE C DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 29


4.06.5 DINDING KEPALA UNTUK GORONG-GORONG PIPA-TIPE D1 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 30


4.06.6 DINDING KEPALA UNTUK GORONG-GORONG PIPA-TIPE D2 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 31


4.06.7 DINDING KEPALA UNTUK GORONG-GORONG TIPE E (1) DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 32


4.06.8 DINDING KEPALA UNTUK GORONG-GORONG TIPE E (2) DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 33


4.08.1 LUBANG MASUK & LUBANG KELUAR LANTAI PELINDUNG PADA DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DINDING PENAHAN TANAH KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 34


4.08.2 PASANGAN BATU DARI PEMBUANGAN PADA BANGUNAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
TERJUN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 35


4.09.1 STRUKTUR KOLAM OLAKAN (1) DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 36


4.09.2 STRUKTUR KOLAM OLAKAN (2) DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 37


4.10.1 TIPIKAL SALURAN BETON TIPE - U DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 38


4.10.4 DETAIL BAK KONTROL DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 39


4.10.5 SALURAN TIPE V DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 40


4.10.6 DENAH SALURAN BAWAH PERMUKAAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 41


4.10.7A TIPIKAL POTONGAN MELINTANG PADA DAERAH GALIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DENGAN 3 SUBDRAIN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Perhatikan kurva drawdown/kurva


jenuh air.
Untuk pertimbangan lokasi dan
kedalaman pemasangan sub-drain
(dua atau tiga) .

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 42


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Desain saluran lereng

Ketentuan
• Lereng merupakan ukuran pemukaan kemiringan tanah alam atau dibuat.
• Pada sisi kiri dan/atau kanan jalan berbentuk lereng, berpotensi erosi dan kelongsoran pada lereng
tersebut.
• Potensi lain daerah tangkapan air hujan disebelah hulu (bagian atas lereng).
• Adanya saluran penangkap/sal puncak mengurang potensi erosi dan/atau penurunan stabilitas tanah
(longsor).
• Desain saluran lereng harus memperhatikan dan mengkaji kondisi topografi daerah sekitar alinyemen
jalan sehingga jalan dapat terlindungi.

43
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Saluran pencegat dan Saluran Puncak


• Adanya lereng pada daerah pegunungan, saluran samping akan menerima beban debit air permukaan cukup besar, berasal dari bagian
atas.
• Untuk mendapatkan dimensi saluran samping yang masih cukup wajar, maka perlu saluran pencegat, seperti dilustrasikan pada Gambar
11-1.
• Saluran pencegat.
• Perlu menetapkan area tangkapan untuk menetapkan debit air rencana permukaan.
• Perlu mengetahui elevasi muka air tanah
• Berfungsi untuk menurunkan muka air tanah.
• Jenis saluran puncak antara lain :
• Saluran tanpa lapisan pelindung (unlined ditch)
• Saluran semen tanah (soil cemen ditch)
• saluran beton tulang bentuk “U”
• Kriteria saluran pencegat/puncak :
• luas penampang basah yang besar, dan
• ujung hilir saluran harus mempunyai luas penampang basah yang besar, dan
• ujung hilir saluran harus dirancang dengan memperhitungkan kondisi topografi secara cermat, agar tidak merusak stabilitas lereng.

44
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SALURAN DRAIN MEMANJANG


Saluran memanjang dipasang sepanjang lereng untuk membuang
air dari saluran samping bahu jalan ke dalam saluran di kaki lereng,
atau dari saluran puncak atau saluran banket ke dalam saluran
samping jalan.

SALURAN BANKET ATAU PENANGKAP


Saluran ini bermanfaat untuk mencegah erosi lereng akibat air yang
mengalir di permukaan lereng.

45
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Desain saluran lereng KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Ketentuan
• Lereng merupakan ukuran pemukaan kemiringan tanah alam atau dibuat.
• Pada sisi kiri dan/atau kanan jalan berbentuk lereng, berpotensi erosi dan kelongsoran pada lereng
tersebut.
• Potensi lain daerah tangkapan air hujan disebelah hulu (bagian atas lereng).
• Adanya saluran penangkap/sal puncak mengurang potensi erosi dan/atau penurunan stabilitas tanah
(longsor).
• Desain saluran lereng harus memperhatikan dan mengkaji kondisi topografi daerah sekitar alinyemen
jalan sehingga jalan dapat terlindungi.

46
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SALURAN DRAIN MEMANJANG


Saluran memanjang dipasang sepanjang lereng untuk membuang
air dari saluran samping bahu jalan ke dalam saluran di kaki lereng,
atau dari saluran puncak atau saluran banket ke dalam saluran
samping jalan.

SALURAN BANKET ATAU PENANGKAP


Saluran ini bermanfaat untuk mencegah erosi lereng akibat air yang
mengalir di permukaan lereng.

47
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Bentuk dan kelengkapan saluran lereng


• Saluran samping jalan yang dipasang sepanjang
lereng yang berfungsi untuk membuang air
dari bahu dan permukaan perkerasan jalan
dan/atau dari saluran penangkap/puncak
dan/atau banket.
• Apabila pada lereng terjadi rembesan air
dan/atau bocoran (oozing water) yang bisa
merusak kestabilan lereng harus segera
ditanggulangi, dapat digunakan pemasangan
batu bronjong kawat pada kaki lereng maupun
“suling-suling”.

48
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Tanah peka infiltrasi air;


Debit besar
Tanah tidak peka infiltrasi air;
Debit kecil
Saluran berupa urugan dilapisi lempengan
rumput.

Saluran tanpa lapisan pelindung dan saluran semen tanah

49
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lempengan Rumput
Lereng Asli Lereng 1) Debit besar dan saluran drain panjang;
pada
Galian
2) Ukuran saluran precast tergantung pada
(a) daerah pengaliran (catchment area) dan
Permukaan
Jalan kondisi permukaan tanah, umumnya 30cm x
30 cm;
Lempengan Rumput, dll 3) -Bentuk “U” atau setengah lingkaran.
Lereng Asli
Lereng
pada
Galian
(b)
Permukaan
Jalan

Sketsa saluran beton tulangan bentuk “U” (a) dan setengah lingkaran (b)

50
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

± 1 ,5 0 m
± 1 ,5 0 m
1) Digunakan pada setiap ketinggian 5-10 m
5 - 1
0 %
(ketinggian interval) dan jika lereng cukup
%
5 - 10
panjang atau digunakan jika kemiringan
memanjang jalan 0,3-5,0%.
L e re n g L e re n g 2) Banket yang dilengkapi dengan saluran drain
(saluran pencegat) maka arah kemiringan
melintang banket harus berlawanan dengan
Sketsa penampang melintang suatu bangket kemiringan lereng .

51
4.10.7B TIPIKAL POTONGAN MELINTANG PADA DAERAH GALIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DENGAN 2 SUBDRAIN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 52


4.10.7C TIPIKAL POTONGAN MELINTANG PADA DAERAH GALIAN DAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
TIMBUNAN DENGAN SUBDRAIN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Bila tidak dapat


dipenuhi oleh
saluran D
memanjang maka
perlu melakukan
saluran D
melintang

Saluran melintang
ditempatkan
didaerah transisi
anatara galian dan
urugan .

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 53


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Ukuran butir untuk lapisan subdrain KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

54
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Pembuangan:
Mengalirkan hukum gravitasi
Kenaikan kapiler
Pompa/ditekan

55
4.10.8A DENAH PENGGUNAAN LAPIS DRAINASE BAWAH PERMUKAAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DENGAN SUBDRAIN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 56


4.10.8C DRAINASE BAWAH PERMUKAAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 57


4.10.8D DRAINASE BAWAH PERMUKAAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 58


Pemasangan kain geotektil pada drainase DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

bawah permukaan
• Umum dilakukan dalam penempatan lebar kain filter geotektil :
• Kain geotektil merupakan lembaran filter terbuat dari poliester, nilon atau filamen polipropilen yang tembus air.
• Pada seluruh keliling parit dibungkus dengan lembar kain geotektil untuk memisahkan timbunan masuk dari tanah
dasar, alas, subbase dan bahan apa pun yang menutupi parit (Gambar bagian a).
• Pada sebagian pojok parit dikosongkan sesuai arah kedatangan rembesan air (Gambar bagian b).
• Pada selimut keliling pipa berlubang/perforasi (Gambar bagian c).

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 59


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Pemasangan Pipa Berlubang KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1. Kedalaman parit ditentukan berdasarkan tingkat lapisan kedap air, jenis tanah dan persyaratan di mana
aliran bawah permukaan harus dipertahankan.
2. Ada beberapa pembatas dalam penentuan kedalaman pipa yang dipasang yaitu :
• Elevasi muka air yang dipertahankan pada saluran kolektor.
• Terdapatnya lapisan tanah yang kurang sesuai yaitu dapat berupa lapisan kedap pada kedalaman
yang dangkal dari permukaan tanah.
3. Ketentuan pemasangan dan panjang drainase pipa sesuai dengan kemiringan tanah ditunjukkan pada
Tabel

Tabel Panjang pipa drainase sesuai kemiringan tanah Tabel Jarak Interval antara Pipa-Pipa Drainase

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 60


4.10.9 DRAINASE PADA MEDIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 61


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Super Elevasi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

• Pada bagian jalan di tikungan, diperlukan kemiringan melintang jalan maksimum (superelevasi),
aspek yang harus diperhatikan:
− elevasi dasar saluran di tepi luar jalan pada tikungan tetap mengikuti kemiringan dasar saluran
pada bagian hulu.
− pada tikungan yang lebar, badan/perkerasan jalan relatif pendek misal 2 (dua) lajur maka seperti
Gambar, dengan seluruh permukaan jalan dimiringkan satu arah.
− untuk tipe jalan dengan jumlah lajur banyak, maka saluran di median dimanfaatkan dengan
dimensi saluran lebih kecil dari saluran samping.
• Kemiringan memanjang/kelandaian jalan, untuk jalan baru sesuai desain geometri jalan, untuk
peningkatan sesuai kemiringan memanjang di lapangan.

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 62


4.10.10A KONFIGURASI POTONGAN MELINTANG CROSS DRAIN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
(DENGAN MEDIAN DITINGGIKAN) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 63


4.10.10B KONFIGURASI POTONGAN MELINTANG CROSS SUBDRAIN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DRAIN (DENGAN MEDIAN DIRENDAHKAN) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


4.11.1 DETAIL SALURAN TANAH DAN SALURAN PASANGAN BATU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 65


4.11.2 STANDAR SALURAN PASANGAN BATU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 66


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai