Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERM OF REFERENCE)

PEKERJAAN:
STUDI PENYELIDIKAN GEOLOGI TAMBAHAN, ANALISIS BAHAYA
GEMPA DAN ANALISIS DINAMIK 3D BENDUNGAN CIPANAS, KAB
SUMEDANG DAN KAB INDRAMAYU

TAHUN ANGGARAN: 2016

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK)


TERMS OF REFERENCE (TOR)
ANALISIS BAHAYA GEMPA DAN ANALISIS DINAMIK 3D
BENDUNGAN CIPANAS, KAB SUMEDANG DAN KAB INDRAMAYU

1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai tingkat aktivitas gempa yang
tinggi di dunia. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang secara tektonik
terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia,
Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik, serta satu lempeng mikro yaitu Lempeng Mikro
Philipina.
Kegiatan tektonik dari lempeng-lempeng tersebut membentuk zona sumber gempa
(seismic zones) berupa lajur tunjaman (subduction zones), lajur sesar mendatar / sesar
tegak membuka (transtensional zones) dan lajur sesar naik (thrust zones) di sebagian
besar kawasan Indonesia.
Sampai dengan saat ini, di Indonesia telah banyak bangunan sipil yang mengalami
kerusakan cukup berat akibat gempa bumi, namun kerusakan fatal berupa runtuhnya
bendungan belum pernah terjadi. Hal ini bukan berarti bahwa pengaruh gempa bumi
terhadap konstruksi bangunan air (khususnya bendungan) di Indonesia dapat diabaikan.
Meskipun tidak mungkin untuk mencegah terjadinya gempa bumi, tetapi masih ada hal
yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak kerusakan akibat gempa bumi. Cara
yang paling efektif untuk mengurangi risiko bencana adalah dengan melakukan Analisis
Bahaya Gempa (Seismic Hazard Analysis, SHA). Hasil analisis tersebut merupakan input
data penting dalam Analisis Dinamik 3D Bendungan.
Waduk Cipanas sebagai salah satu tampungan air yang akan dibangun, diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan irigasi, air baku, serta dimaksudkan juga
sebagai pengendali banjir, namun sebagaimana diketahui, daerah genangan rencana
Bendungan Cipanas dipotong oleh Sesar Baribis. Sesar ini merupakan sesar aktif yang
jalurnya membentang mulai dari Karawang sampai dengan Majalengka (E. Kertapati,
2006). Dengan pertimbangan bahwa Sesar Baribis merupakan sesar aktif dan jaraknya
sangat dekat dengan lokasi bendungan, maka BBWS Cimanuk-Cisanggarung
memandang perlu untuk mengadakan Analisis Bahaya Gempa dan Analisis Dinamik 3D
Bendungan Cipanas.
Untuk menjamin keamanan struktur bangunan besar, seperti bendungan, diperlukan data
geologi yang memadai. Data tersebut akan dimanfaatkan untuk memetakan kondisi dan
karakter batuan pondasi lebih detail sehingga formulasi penanganan pondasi lebih
akurat.
Selain itu, data geologi ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi potensi
bahaya di sekitar tubuh bendungan maupun di sekitar kolam waduk, seperti masuknya
longsoran kedalam kolam waduk.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari pekerjaan ini adalah:
1. Penyelidikan Geologi Tambahan:
Dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi geologi teknik
permukaan dan bawah permukaan yang mencakup: sebaran serta sifat fisik dan
mekanik tanah/batuan, struktur geologi, kondisi air tanah, morfologi dan potensi
bahaya geologi yang akan mempengaruhi keamanan bendungan Cipanas.
2. Analisis Bahaya Gempa (SHA):

3.

Untuk mendapatkan ground motion dan respons spectra pada batuan dasar
(fondasi bendungan) untuk 50%, 19%, 3% dan 1% kemungkinan terlampaui
(Probability of Exceedance, PE) dalam 100 tahun umur bendungan atau setara
dengan 145, 475, 3000 dan 10000 tahun periode ulang gempa.
Untuk mendapatkan time histories di batuan dasar pada periode ulang gempa 145,
475, 3000 dan 10000 tahun.
Untuk mendapatkan time histories dan respons spectra design di permukaan
batuan dasar fondasi bendungan pada periode ulang gempa 145, 475, 3000 dan
10000 tahun.
analisis dinamik 3D Rencana Bendungan Cipanas adalah untuk memperoleh desain
bendungan tahan gempa pada OBE (Operating Based Earthquake) dan MDE
(Maximum Design Earthquake) dengan mengacu pada hasil SHA (Seismic Hazard
Analysis) dan kondisi geologi serta sifat-sifat teknis batuan fondasi.

4. SASARAN
Sasaran dari studi ini adalah dihasilkannya data dan informasi yang akurat tentang
keamanan struktur Bendungan Cipanas dengan mempertimbangkan faktor bahaya
gempa.
5. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan ini direncanakan di lokasi Bendungan CIpanas Desa Cibuluh, Kecamatan
Ujung Jaya, Kab Sumedang dan Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kab Indramayu.,
Provinsi Jawa Barat.
6. SUMBER PENDANAAN
Biaya pekerjaan ini kurang lebih Rp. 2.480.610.000,- (dua milyar empat ratus delapan
puluh juta enam ratus sepuluh ribu rupiah) dari Sumber Dana APBN melalui DIPA Satker
Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung Tahun Anggaran 2016.
7. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PPK Perencanaan dan Program (PPK-03), Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai
Cimanuk-Cisanggarung.
Seluruh kegiatan ini akan berada di bawah pengawasan Kepala Bidang Program dan
Perencanaan Umum dan Kepala Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Cimanuk-Cisanggarung.
8. DATA DASAR
a. Desain bendungan Cipanas,
b. Penyelidikan geoteknik terdahulu atau didekat lokasi tinjauan
c. Peta dan data Geologi Regional dari Direktorat Geologi
d. Pola pengelolaan WS Cimanuk - Cisanggarung
e. Peta Geoteknik, data gempa, peta bahaya gempa, dan informasi dari instansi atau
institusi yang terkait (Direktorat Geologi, Pusat Litbang Sumber Daya Air).
f. Citra Satelit / foto udara.
9. STANDAR TEKNIS
Penentuan kriteria desain mengacu pada :
a. SNI 03-2401-1991 : Tata Cara Perencanaan Umum Bendungan;
b. SNI 03-1724-1989 tentang Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk
Bangunan di Sungai.
c. Dan NSPM lainnya yang terkait.

10. STUDI TERDAHULU


Pekerjaan ini harus dilakukan dengan mempelajari hasil studi terdahulu yang telah
dilakukan misalnya hasil survey terdahulu dan studi-studi yang terkait dengan pekerjaan
ini, yang dilakukan oleh berbagai Instansi.
Hasil dari studi terdahulu yang sudah ada, diharuskan hanya menjadi referensi untuk
menunjang dan melengkapi hasil dari pekerjaan ini, bukan dijadikan sebagai hasil
pekerjaan.
11.

12.

REFERENSI HUKUM
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air
Peraturan Pemerintah RI Nomor 37 Tahun 2010, tentang Bendungan.

LINGKUP KEGIATAN
12.1.

Studi Pendahuluan
Penyedia Jasa melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait serta melakukan
Kaji ulang (review), yang meliputi kondisi geologi, geoteknik, geofisika dan
seismotektonik lokasi bendungan dan sekitarnya berdasarkan referensi yang ada.
12.2. Pengumpulan Data Gempa
Pengumpulan data gempa dalam radius 500 km dari lokasi calon bendungan.
Data gempa yang dikumpulkan meliputi kejadian gempa dengan Magnitude
minimum, Mw = 5 dan kedalaman maksimum 300 km dalam rentang waktu
tahun 1800 2014.
12.3. Pemetaan Geologi Teknik Permukaan
a. Morfologi dan kemiringan lereng
Meliputi kondisi bentang alam beserta unsur-unsur geomorfologi lainnya,
penafsiran genesa morfologi dan perkembangan geomorfologi yang
mungkin akan terjadi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan
bentuk lembah, pola aliran sungai, sudut lereng, pola gawir dan bentukbentuk bukit. Morfologi atau bentang alam seperti tampak pada saat
sekarang ini merupakan hasil kerja dari sistem alam, yaitu proses-proses
dalam bumi (geologi, volkanisme) dan proses-proses luar (air permukaan,
gelombang, longsoran, tanaman, binatang termasuk manusia). Morfologi
sangat penting dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan,
yaitu untuk mengetahui karakteristik bentang alamnya seperti kemiringan
lereng dalam kaitannya dengan jangkauan optimum sudut lereng untuk
keperluan kesampaian lokasi dan operasional kendaraan pengangkut bahan
bangunan, sampah dan tataguna lahan pada saat ini.
b. Satuan Tanah dan batuan
Satuan tanah dan batuan memberikan informasi mengenai susunan atau
urutan stratigrafi dari tanah dan batuan secara vertikal maupun horisontal.
Untuk itu perlu dilakukan pemerian (pemberian deskripsi) sifat fisik dan
keteknikan tanah/batuan yang dapat diamati langsung di lapangan secara
megaskopis. Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengan cara
pengelompokan tanah dan batuan yang mempunyai sifat fisik dan
keteknikan yang sama atau mendekati sama.
a Struktur Geologi
Meliputi pemerian (pemberian deskripsi) jurus dan kemiringan lapisan
batuan, kekar, rekahan, sesar, lipatan dan ketidakselarasan. Data ini sangat
penting dalam pekerjaan pembangunan infrastruktur guna menghindari atau
memecahkan permasalahan yang dapat terjadi. Intensitas kekar atau
retakan, tingkat kehancuran batuan yang diakibatkan oleh adanya sesar
terutama bila dijumpai sesar aktif maupun perselingan lapisan batuan yang

12.4.

12.5.

12.6.

miring adalah merupakan zona lemah yang dapat menimbulkan


permasalahan, misalnya longsoran.
d. Identifikasi Potensi Longsoran
Meliputi pengamatan dan penilaian tentang ada tidaknya bahaya yang
mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari faktor geologi. Identifikasi bahaya
geologi sangat erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur, karena
dikhawatirkan akan menjadi kendala atau hambatan selama pembangunan
maupun pasca pembangunan, antara lain struktur sesar aktif, gerakan
tanah/batuan, banjir bandang, amblesan tanah/batuan, bahaya kegunung
apian, erosi dan abrasi, kegempaan, Tsunami, dan lempung mengembang.
Pemboran Teknik/Inti
Dalam pekerjaan pemetaan untuk keperluan suatu proyek vital / strategis
diharuskan melakukan pekerjaan pengeboran teknik / inti. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah dan batuan, urutan jenis
lapisan batuan bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan relatif tanah,
kekerasan dan kepadatan batuan. Kedalaman maksimum 60 m, pengujian NSPT dan pengambilan contoh tidak terganggu (undisturbed samples) setiap
interval 1,5 hingga 2 meter.
Pengeboran teknik / inti akan dilakukan sesuai kebutuhan dan hasilnya disajikan
pada penampang bor atau log pengeboran teknik dan diusahakan dibuat
korelasi penampang bor untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dapat
diwujudkan dalam diagram pagar.
Pengujian Keteknikan Tanah dan Batuan
Pengujian lapangan terhadap sifat fisik dan mekanik tanah maupun batuan
seperti konsistensi, kepadatan dan plastisitas tanah, kekerasan dan kekompakan
batuan dicatat pada kolom diskripsi tanah dan batuan pada setiap penampang
pengeboran inti (teknik).
Pengambilan Contoh Tanah dan Batuan
Pengambilan contoh tanah dan batuan dilakukan untuk pengujian laboratorium
mekanika tanah dan batuan (Lab. Mektanbat), yaitu berupa Contoh tanah tak
terganggu(undisturbed samples) dan contoh tanah terganggu (disturbed
samples).
a. Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples)
Contoh tanah tidak terganggu adalah suatu contoh yang masih menunjukan
sifat-sifat aslinya, artinya contoh-contoh ini tidak mengalami perubahan
dalam struktur, kadar air (water content), atau susunan kimia. Namun
demikian contoh yang benar-benar asli tidaklah mungkin untuk diperoleh,
akan tetapi dengan teknik pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara
pengamatan yang tepat, maka kerusakan-kerusakan terhadap contoh bisa
dibatasi sekecil mungkin. Contoh tanah tidak terganggu dapat diambil
memakai tabung contoh (tube sample), core barrels, atau mengambilnya
secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam bentuk bomgkahbongkah (block samples).
a Contoh tanah terganggu (disturbed samples).
Contoh tanah terganggu diambil tanpa adanya usaha yang dilakukan untuk
melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh tanah terganggu ini
dapat dipakai untuk segala penyelidikan yang tidak memerlukan contoh
asli (undisturbe samples), seperti ukuran butir, batas-batas atterberg,
pemadatan, berat jenis dan sebagainya.
Untuk contoh batuan dapat berupa pengambilan batu setempat (hand
spacement) pada batuan utuh (intact rock) dan pengambilan batu yang
terdapat bidang ketidak sinambungan (discontinuity) pada massa batuan

(rock mass) apabila banyak dijumpai retakan, rekahan (heavy broken


rocks).
12.7. Pengujian SPT
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan atau perlawanan
tanah/batuan terhadap penetrasi tabung SPT atau tabung baja sehingga akan
diperoleh jumlah pukulan untuk memasukan tabung SPT tersebut sedalam 30
cm ke dalam tanah yang masih belum terganggu atau diperoleh nilai SPT (N).
Dengan melihat pada nilai SPT akan dapat diperkirakan kondisi batas tanah dan
lapisan keras serta dapat dikorelasikan dengan sifat-sifat maupun variasi tanah
yang diuji. Hasil pengujian akan berguna dalam perencanaan letak dan jenis
pondasi.
12.8. Pekerjaan Sondir
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras,
menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya
lekat tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang
mengandung kmponen berangkal dan kerakal, karena hasilnya akan
memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.
Alat sondir yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah
alat sondir hidrolik atau mekanik (manual) dengan kapasitas maksimum 2,5 ton
5 ton maupun 10 ton yang dilengkapi dengan ujung penetrometer / sondir
bikonus (friction sleeve).
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan
sondir dihentikan apabila pembacaan pada manometer berturut-turut
menunjukkan harga > 150 kg/cm2. Alat sondir terangkat apabila pembacaan
manometer belum menunjukkan angka maksimum, maka alat sondir perlu diberi
pemberat yang diletakan pada baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus
dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafikmyang dibuat adalah perlawanan
penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekatsecara
komulatif.
Namun demikian ada beberapa kelemahan atau kekurangan dalam uji sondir,
yaitu:
Tidak didapatkannya sample tanah
Kedalaman penetrasi terbatas
Tidak dapat menembus kerikil atau lapisan pasir yang padat
12.9. Pengujian Langsung di Lapangan (in situ test)
Pengujian langsung yang dilakukan di lapangan antara lain: pocket penetrometer
test, uji permeabilitas, kekerasan batuan dengan (Schmidt Hammer Test) atau
menggunakan palu geologi.
a. Pocket Penetrometer Test
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tanah, yaitu dengan
cara menekan atau menusukan alat penetrometer kedalam tanah, maka
akan didapat besaran kekuatan tanah dalam satuan kg/cm2.
b. Uji Permeabilitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui koefisien permeabilitas (k)
satuan batuan langsung di lapangan melalui lubang bor. Untuk pekerjaan
ini, metoda pengujian menggunakan Uji Packer
c. Schmidt Hammer Test
Pengujian untuk mengukur kekerasan batuan di lapangan. Hasil dari
pengujian tersebut, dimasukan dalam grafik kurva akan memberikan nilai
kuat tekan batuan.
12.10. Penyelidikan Geolistrik (Multichannel Resistivity)
Penyelidikan geolistrik dilakukan menggunakan alat multi channel resistivity (min
24 channel) untuk mengetahui prediksi gambaran kondisi geologi bawah
permukaan dan membantu korelasi antar lubang bor.

12.11. Pekerjaan Laboratorium


Pekerjaan laboratorium merupakan kelanjutan dari pekerjaan lapangan.
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter sifat keteknikan tanah
dan batuan guna menunjang dalam melakukan analisis geologi teknik
berdasarkan standard ASTM.
Jenis pengujian untuk contoh tanah meliputi:
Pengujian Basic Properties terdiri dari:
a. Kadar air (Wn)
ASTM.D.2217-71
b. Berat Jenis (Gs)
ASTM.D.854-72
c. Berat Isi /density ()
ASTM.D.4718
Pengujian Index Properties terdiri dari:
a. Atterberg Limit ( LL, PL, PI )
ASTM.D.4318
b. Analisa besar butir
ASTM.D.422-72
Pengujian Engineering Properties terdiri dari :
a. Triaxial Test ( UU & CU )
ASTM.D 2850
b. Konsolidasi
Jenis pengujian untuk contoh batuan,
Pengujian mekanika batuan
Untuk menentukan kepadatan, kekerasan, kekuatannya dengan cara :
1. Supersoni waves
2. Triaxial Compressive Strenght ASTM. D.2664-67
3. Density, Poisons Ratio, Modulus of elasticity ASTM 19 D.2845 69
4. Unconfined compressive strenght
Pengujian untuk bahan agregat :
1. Relative density dan water absorption ASTM C. 128
2. Particle size distribution ASTM 14
3. Flakiness index ASTM 14
4. Elongation index ASTM 14
5. Relative density and absorption ASTM 14
6. Bulk density ASTM 14
12.12. Interpretasi Foto Udara dan Seismotektonik
Dalam hal ini, penyedia jasa diharuskan melakukan pekerjaan sebagai berikut :
a) Membuat uraian tentang kondisi geologi berdasarkan Peta Geologi Regional
dan Peta Geologi Detail lokasi bendungan dan rencana daerah genangan
waduk.
b) Melakukan interpretasi foto udara untuk memperoleh gambaran tentang
kondisi tektonik di sekitar lokasi calon Bendungan Cipanas dengan luas
wilayah 5 x 10 km2.
c) Membuat kerangka seismotektonik daerah lokasi bendungan dan sekitarnya
12.13. Pemodelan Seismotektonik
Penyedia Jasa diharuskan membuat pemodelan zona sumber gempa yang
harus dapat dipakai sebagai penghubung antara kejadian gempa dengan model
perhitungan yang digunakan dalam menentukan tingkat risiko/bahaya gempa.
Model sumber gempa harus dapat memberikan gambaran tentang distribusi
episenter kejadian gempa historik, frekuensi kejadian gempa dan pergeseran
relatif lempeng (slip rate) dari suatu sumber gempa. Selanjutnya, Konsultan
diharuskan untuk menentukan Parameter Sumber Gempa yang meliputi
Parameter a-b, Magnitude Maksimum dan Slip Rate serta Fungsi Atenuasi yang
sesuai.

12.14. Analisis Bahaya Gempa (Seismic Hazard Analysis)


Konsultan diharuskan melakukan analisis bahaya gempa yang dapat
memberikan estimasi kuantitatif guncangan gempa pada suatu lokasi tertentu.
Analisis harus dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu:
Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA)
Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA)
Metode DSHA harus mencakup (dan tidak dibatasi pada):
Identifikasi dan karakterisasi semua sumber gempa yang berpotensi
menghasilkan ground motion
yang signifikan,
serta dengan
mempertimbangkan distribusi probabilitas seragam (uniform probability
distribution)
Penentuan Controlling Earthquake
Percepatan puncak (peak acceleration), kecepatan puncak (peak velocity)
dan ordinat spektrum respons
Nilai percepatan maksimum di batuan dasar (Peak Ground Acceleration,
PGA) pada 50th dan 84th percentile.
Metode PSHA harus mencakup (dan tidak dibatasi pada):
Identifikasi dan karakterisasi semua sumber gempa yang berpotensi menghasilkan
ground motion yang signifikan.
Karakterisasi seismisitas dengan memakai hubungan perulangan
(recurrence relationship)
Penentuan parameter ground motion yang dihasilkan oleh segala
besaran gempabumi yang mungkin terjadi, dengan menggunakan
hubungan prediksi dan memperhitungkan faktor ketidakpastian
Penggabungan ketidakpastian lokasi dan besaran gempa, dan parameter
ground motion menjadi probabilitas parameter ground motion yang
terlampaui selama periode waktu tertentu
Peak Ground Acceleration pada batuan dasar (fondasi bendungan) untuk
50%, 19%, 3% dan 1% kemungkinan terlampaui (Probability of
Exceedance, PE) dalam 100 tahun umur bendungan atau setara dengan
145, 475, 3000 dan 10000 tahun periode ulang gempa.
Kurva UHS (Uniform Hazard Spectra) untuk berbagai periode ulang
gempa
Kurva Seismic Hazard Exposure untuk berbagai periode ulang gempa
12.15. Pengujian Laboratorium Dinamik Tanah
Dalam analisis stabilitas dinamik 3D bendungan, diperlukan data kuat geser
dinamik dan kamampuan redaman material tanah zona inti kedap air. Untuk
memperoleh data tersebut, maka harus dilakukan uji laboratorium triaksial
siklik (dinamik) dan resonant column dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Jumlah sampel untuk setiap jenis pengujian adalah 5 (lima) sampel
b. Benda uji (spesimen) harus dipadatkan pada OMC + 2%
12.16. Parameter Dan Nilai Desain
a. Parameter Dan Nilai Desain Batuan Pondasi
Penyedia jasa harus mempelajari kondisi geologi dan sifat-sifat teknis
batuan fondasi bendungan dan bangunan pelengkapnya untuk
menentukan parameter dan nilai desain yang dianggap mewakili kondisi
tersebut.
b. Parameter Dan Nilai Desain Material Tubuh Bendungan

Penyedia jasa harus mempelajari jenis dan sifat teknis tanah pada setiap
borrow area untuk menentukan parameter dan nilai desain yang dianggap
mewakili kondisi tanah di borrow area tersebut.
12.17. Analisis Stabilitas Dinamik 3D Bendungan
Penyedia jasa diharuskan melakukan analisis stabilitas dinamik 3D
bendungan dengan memakai piranti lunak profesional (professional software).
Geometri bendungan dan bangunan pelengkapnya harus mengacu pada
Gambar DED yang telah disepakati oleh dan/atau mendapat persetujuan dari
BBWS Cimanuk-Cisanggarung.
Hasil analisis DED harus memenuhi kriteria keamanan bendungan. Apabila
kriteria keamanan tidak dapat dicapai, maka DED bendungan harus diperbaiki
dengan mengacu pada hasil analisis dinamik tersebut sampai diperoleh
desain yang memenuhi kriteria keamanan.
12.18. Penyusunan Laporan
Penyedia jasa harus menyerahkan produk laporan selama kegiatan
pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1) Dokumen Rencana Mutu Kontrak ( RMK )
Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan dokumen rencana
mutu kontrak yang memuat seluruh prosedur dan rencana pelaksanaan
pekerjaan secara detail dari awal hingga akhir pekerjaan dengan disertai
check list dalam bentuk tabel berikut jadwal pelaksanaan pekerjaan dan
jadwal penugasan tenaga ahli. Laporan ini merupakan media evaluasi
dan monitoring yang efektif mengenai selama pelaksanaan pekerjaan.
Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebanyak 5 (lima) eksemplar
harus sudah diserahkan paling lambat 1 (satu) minggu sejak
diterbitkannya Kontrak dan terlebih dahulu harus diperiksa dan disetujui
oleh Tim Unit Jaminan Mutu BBWS Cimanuk- Cisanggarung.
2) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi :
Mobilisasi personil tenaga ahli dan tenaga pendukung serta peralatan
yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
Jadwal pelaksanaan kegiatan Penyedia Jasa dan jadwal penugasan
personil tenaga ahli dan tenaga pendukungnya.
Rencana dan metoda kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh.
Temuan-temuan dari hasil pengumpulan data sekunder dan
survey/kajian awal serta pemasalahan yang.ada.
Hal-hal tersebut di atas harus dipaparkan dan dibahas pada saat acara
Pembahasan Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku yang memaparkan tentang
metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data, hasil
kunjungan lapangan, dan rencana kerja selanjutnya, harus sudah
diserahkan oleh penyedia jasa kepada petugas yang ditunjuk oleh PPK
paling lambat 1 (satu) bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
diterbitkan, sebagi bahan presentasi dan diskusi penyedia jasa dengan
Tim Teknis dan pihak-pihak lain yang terkait.
3) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat:
Laporan mobilisasi dan demobilisasi personil, daftar hadir personil,
dan kegiatan masing-masing personil pada bulan tersebut.

Laporan penggunaan bahan dan peralatan pendukung pelaksanaan


pekerjaan.
Uraian permasalahan dan kendala/hambatan yang ditemui pada
bulan tersebut.
Realisasi progress pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan
bersangkutan, dan komulatif progress sampai dengan bulan tersebut.
Laporan Bulanan sebanyak 5 (lima) buku harus sudah diserahkan kepada
petugas yang ditunjuk oleh PPK selambat-lambatnya per bulannya,
selama pelaksanaan pekerjaan berjalan sejak SPMK diterbitkan.
4) Laporan Antara/Interim
Laporan Antara/Interim memuat:
Rangkuman hasil pengumpulan data primer dan sekunder
Hasil survey topografi
Hasil pengeboran dan analisa geologi
Uraian kendala-kendala yang dihadapi dan langkah-langkah kegiatan
selanjutnya.
Notulen rapat/diskusi laporan pendahuluan dalam bentuk.
Juga memuat rancangan outline laporan akhir.
Hal-hal tersebut di atas harus dipaparkan dan dibahas pada saat acara
Pembahasan Laporan Interim.
Laporan Antara sebanyak 5 (lima) buku harus sudah diserahkan kepada
petugas yang ditunjuk oleh PPK selambat-lambatnya pada pertengahan
kurun waktu pelaksanaan kegiatan untuk bahan diskusi dengan Tim
Teknis dan pihak-pihak lain yang terkait.
5) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara memuat rangkuman hasil pelaksanaan
pekerjaan detail desain termasuk semua hasil investigasi, kesimpulan
dan rekomendasi penting hasil pelaksanaan pekerjaan dan melaporkan
seluruh dokumen perhitungan desain, gambar desain konstruksi
bangunan dan saluran serta prasarana lainnya termasuk dokumen
pendukung lainnya yang dipersyaratkan.
Hal hal yang diuraikan di atas harus sudah dapat dipaparkan dan
dibahas pada saat acara Pembahasan Laporan Akhir.
Laporan Akhir Sementara sebanyak 5 (lima) buku harus sudah
diserahkan kepada petugas yang ditunjuk oleh PPK sebelum waktu
pelaksanaan kegiatan berakhir, sebagai bahan paparan dalam acara
diskusi antara penyedia jasa konsultansi dengan Tim Teknis dan pihakpihak lain yang terkait.
6) Laporan Akhir
Laporan Akhir disusun berdasarkan Laporan Akhir Sementara yang telah
diperbaiki oleh penyedia jasa konsultansi sesuai dengan pertanyaan,
saran, masukan, dan tanggapan dari Tim Teknis serta pihak-pihak lain
yang terkait yang hadir pada saat rapat pembahasan Konsep Laporan
Akhir.
Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) buku beserta laporan-laporan
pendukungnya sebagai lampiran, harus sudah diserahkan sebelum waktu
pelaksanaan kegiatan berakhir.
Semua laporan yang dibuat penyedia jasa sebelum diserahterimakan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program (PPK03) harus diperiksa dan disetujui oleh petugas yang ditunjuk oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program (PPK-03).

7) Executive Summary
Executive Summary dibuat selain berbentuk laporan juga berbentuk
booklet atau leaflet berwarna yang berisi ringkasan hasil pekerjaan,
masing masing dicetak sebanyak 5 (lima) eksemplar.
13.

KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Laporan Hasil Analisis Bahaya Gempa Bendungan Cipanas
Laporan ini harus mencakup antara lain namun tidak terbatas pada:
- Kondisi geologi dan sifat sifat teknis batuan pondasi
- Hasil pengujian laboratorium tanah / batuan pondasi bendungan
- Data hasil Downhole Seismic Test
- Kerangka tektonik dan model seismotektonik lokasi rencana Bendungan
Cipanas
- Hasil DSHA (Controlling Earthquake, PGA pada 50th dan 84 th percentile dll)
- Hasil PSHA (Peak Ground Acceleration pada batuan dasar fondasi bendungan
untuk 50%, 19%, 3% dan 1% kemungkinan terlampaui (Probability of
Exceedance, PE) dalam 100 tahun umur bendungan atau setara dengan 145,
475, 3000 dan 10000 tahun periode ulang gempa.
- Kurva UHS (Uniform Hazard Spectra) untuk berbagai periode ulang gempa
- Kurva CMS (Conditional Mean Spectra) untuk berbagai periode ulang gempa
- Kurva Seismic Hazard Exposure untuk berbagai periode ulang gempa
Penyedia Jasa diharuskan menyusun laporan analisis bahaya gempa yang dapat
memberikan estimasi kuantitatif guncangan gempa pada suatu lokasi tertentu.
2. Laporan Hasil Analisis Dinamik 3D Bendungan Cipanas
Laporan ini harus mencakup antara lain namun tidak terbatas pada:
Hasil pengujian laboratorium dinamika tanah
Parameter dan nilai desain batuan fondasi dan tanah zona inti bendungan
Geometri bendungan dan batuan fondasinya
Ringkasan hasil SHA dan nilai PGA yang dipakai dalam analisis dinamik
Hasil analisis dinamik pada kondisi OBE dan MDE
Gambar potongan tipikal bendungan pada tinggi H maksimum
Gambar geometri bendungan dalam 3D.
3. Beserta laporan-laporan penunjang yaitu :
a. Executive Summary
b. Laporan Penyelidikan Geologi Teknik dan Mektan,
c. Album dokumentasi kegiatan,
d. Album gambar A1, reproduksi blue-print sebanyak 5 (lima) set,
e. Album gambar A3, reducing dari A1 ke A3 sebanyak 10 (sepuluh) set,
f. Laporan dalam bentuk CD/DVD, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) keping.

14.

PERALATAN MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT


KOMITMEN
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan
dipelihara oleh Penyedia Jasa :
a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai laporan
dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu sejauh dalam batas kewenangan
Pengguna Jasa
b) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai Tim
Teknis dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi

15.

PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk
mencapai rencana mutu yang telah disepakati.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu.
Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan
teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/
pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis
menurut penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa.
16.

LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Konsultan bertugas dan berkewajiban menyediakan tenaga ahli dan pelaksana,
sarana/prasarana pekerjaan serta melaksanakan pekerjaan sesuai Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan ketentuan lain yang berlaku. Konsultan harus secara pro aktif
melaksanakan konsultasi dengan Tim Teknis agar dicapai hasil yang maksimal.

17.

JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah 7 (tujuh) bulan atau 210
(dua ratus sepuluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).

18.
A.

PERSONIL
TENAGA PROFESIONAL
1) Ketua Tim/ Team Leader (1 Orang)
Pasca Sarjana Teknik Sipil / Pengairan / Sumber Daya Air (S2) yang telah
berpengalaman minimal selama 5 (lima) tahun dalam perencanaan bendungan
serta minimal pernah menjabat sebagai Ketua Tim 2 (dua) kali. Harus memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) dengan Klasifikasi Ahli Bendungan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang diakui.
2) Ahli Geoteknik Kegempaan (1 Orang)
Sarjana (S1) Teknik Sipil/Teknik Geologi yang telah berpengalaman selama
minimal 4 (empat) tahun dalam Analisis Dinamik Bendungan. Harus memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) bidang Geoteknik yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
yang diakui.
3) Ahli Geofisika (1 Orang)
Seorang sarjana Teknik Geofisika (S1) dengan pengalaman minimum 4 (empat)
tahun dalam penyelidikan geologi teknik untuk bangunan air, serta memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) dengan Klasifikasi Geoteknik yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang diakui.
4) Ahli Geologi (Seismotektonik) (1 orang)
Sarjana Teknik Geologi (S1) yang berpengalaman minimal selam 4 (empat) tahun
tahun dalam analisa seismotektonik untuk struktur bangunan air, serta memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) dengan klasifikasi Geoteknik yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang diakui.
Semua Tenaga ahli tersebut di atas harus dilengkapi dengan Daftar Riwayat Hidup,
Ijazah, SKA dan Referensi Pengalaman Kerja dari Pengguna Jasa sebelumnya.

B.

TENAGA PENDUKUNG
1. Asisten Ahli Geoteknik Kegempaan (1 Orang)

Sarjana Teknik Sipil (S1) yang telah berpengalaman selama 2 (dua) tahun dalam
Analisis Dinamik Bendungan, diutamakan 2 (dua) tahun.
2. Asisten Ahli Geofisika (1 Orang)
Sarjana Teknik Geofisika (S1) yang telah berpengalaman selama 2 (dua) tahun
dalam penyelidikan geologi teknik untuk bangunan air.
3. Asisten Ahli Geologi (Seismotektonik) (1 Orang)
Sarjana Teknik Geologi (S1) atau sarjana Geofisika (S1) yang telah
berpengalaman selama 2 (dua) tahun Analisis Seismotektonik
4. Operator Seismik (1 orang)
DIII Geologi/Teknik Sipil berpengalaman mengoperasionalkan alat seismic.
5. Asisten Operator Seismik (2 orang)
DIII Geologi/Teknik Sipil berpengalaman mengoperasionalkan alat seismic.
6. Juru Bor (2 orang)
Berpendidikan DIII yang berpengalaman 3 (tiga) tahun atau SLTA yang
berpengalaman 5 (lima) tahun sebagai Juru Bor.
7. Asisten Juru Bor (2 Orang)
Berpendidikan DIII yang berpengalaman 1 (satu) tahun atau SLTA yang
berpengalaman 5 (lima) tahun sebagai Juru Bor.
8. CAD Drafter/ Juru Gambar (4 orang)
Berpendidikan DIII yang berpengalaman2 (dua) atau SLTA yang berpengalaman 5
(lima) tahun sebagai Operator Cad/Juru Gambar.
9. Sekretaris/Administrator (1 Orang)
Berpendidikan minimal SLTA/SMEA yang berpengalaman sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun sebagai sekretaris atau pelaksana administrasi dalam pelaksanaan
pekerjaan sejenis.
10. Pengemudi/Sopir
: 2 (dua) Orang
11. Tenaga Lokal
: 10 (sepuluh) Orang
19.

PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
1. Daftar Simak dalam Dokumen RMK setiap bulan diisi sebagai dasar diskusi
bulanan.
2. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang
hambatanyang dihadapi.
3. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan.
4. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim.
5. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan.
6. Pada setiap tahapan kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus
selalu menjalin koordinasi dan konsultasi dengan Tim Teknis yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa,

20.

PRODUKSI DALAM NEGERI


Semua kegiatan jasa konsultansi dalam KAK ini harus dilakukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.

21.

PERSYARATAN KERJA SAMA


Dalam Pekerjaan ini tidak diperlukan kerjasama dengan penyedia jasa lain.

22.

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi NSPK yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai