Anda di halaman 1dari 18

OLEH

LINARTI PAPUTUNGAN
14 31 1 249

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2018
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Desain lereng yang stabil dan tepat dapat meningkatkan


efisiensi dan efektivitas penambangan serta terjaminnya
keselamatan kerja tambang.

Menghindari resiko bahaya kecelakaan bagi karyawan

Perlu dilakukan kajian teknis mengenai analisis kestabila


lereng pada tambang terbuka
 2. Masalah Penelitian

a. Faktor apa yang paling berpengaruh


dalam analisis kestabilan lereng?

• b. Bagaimana kondisi air tanah terhadap nilai


faktor keamanan dari suatu jenjang penambangan

c. Bagaimana keamanan lereng untuk


kegiatan penambangan baik lereng
individu maupun lereng keseluruhan
• d. Bagaimana solusi untuk mengatasi jenjang
penambangan yang tidak stabil
 3. Batasan Masalah

a. Evaluasi kestabilan lereng

b. Penentuan nilai faktor keamanan lereng

c. Penentuan bidang gelincir lereng yang


kemungkinan akan terjadi longsor sehingga
didaptkan nilai faktor keamanan pada lereng
4. Tujuan Penelitian

a. Faktor yang berpengaruh dalam evaluasikestabilan lereng

b. Pengaruh kondisi air tanah terhadap nilai faktor keamanan dari


suatu jenjang penambangan

c. Keamanan lereng pada kegiatan penambangan baik lereng


individu maupun lereng keseluruhan

d. Solusi untuk mengatasi jenjang penambangan yang tidak stabil


LANDASAN TEORI

1. Tipe-tipe Lereng

1. •Lereng alam adalah lereng yang

Lereng terbentuk karena adanya proses-proses


alam.

alam •Contohnya lereng suatu bukit.

•Lereng buatan adalah lereng yang dibuat


2. oleh manusia untuk kepentingan tertentu,
baik dibuat dalam tanah asli seperti tanah
Lereng yang dipotong untuk pembuatan jalan
atau saluran irigrasi maupun dibuat dari
buatan tanah yang dipadatkan misalnya tanggul
untuk keperluan jalan.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kemantapan Lereng

Penyebaran
Struktur geologi
batuan

Morfologi daerah Sifat fisik tanah

Sifat mekanik
Iklim
tanah

Aktivitas manusia Kondisi air tanah

Gaya-gaya dari
Geometri lereng
luar
3. Klasifikasi Longsoran

Longsoran
bidang

Longsoran yang bidang


luncurnya melalui suatu
bidang

Longsoran baji

Longsoran yang bidang


luncurnya terbentuk akibat
perpotongan lebih dari satu
bidang lemah
Longsoran busur

Longsoran yang bidang


luncurnya berupa busur
dan paling umu m
terjadi di alam terutama
pada batuan yang lunak

Longsoran guling

Longsoran yang
biasanya terjadi pada
batuan keras yang
mempunyai pola kekar
yang hampir vertikal
4. Mekanika Dasar Longsoran

Longsoran akibat gaya gravitasi


Tegangan normal pada permukaan
yang potensial untuk longsor
adalah :
σ=(WCosψ)/A
A= Luas Dasar Bidang tanah
Sedangkan tegangan geser bidang
berdasarkan Kriteria failure Mohr-
Coulomb adalah :
R =CA+WCosψTan Φ
Gambar. Analisis dimana :
longsoran akibat gaya R= .A = Kekuatan Geser
gravitasi = Tegangan Geser
C = Kohesi
Φ = Sudut Geser Dalam
Pengaruh tekanan air terhadap kuat
geser

Untuk mencari nilai


resistance:
R=(W Cos ψ 2 - U) Tan Φ`

Gambar. Analisis pendekatan nilai R


Tegangan efektif

Hubungan kuat geser dan


tegangan normal :
=C + (σ - u) Tan Φ `

Gambar. Analisis gaya yang bekerja karena adanya rekahan


Pengaruh tekanan air pada rekahan
tarik

Kondisi keseimbangan batas untuk


keadaan seperti di atas adalah :
W.Sinβ+V= CA + (W. Cos β - U)Tan Φ
Hubungan antara Kekuatan geser tanah dengan Kestabilan Lereng

Hubungan antara kekuatan


geser tanah dengan kemantapan
lereng dapat
dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut:
S = c’ + (σ - u) Tan θ

Faktor kemantapan lereng

Faktor kemantapan lereng adalah rasio antara resultan


gaya-gaya penahan terhadap gaya-gaya penggerak.
besarnya F adalah :
F=
5. Metode Analisis kemantapan Lereng

Metode Hoek & Bray


Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut
:
1. Langkah Pertama
Tentukan kondisi air tanah didalam lereng, kemudian
disesuaikan dengan gambar pola aliran air tanah (pilih
yang paling sesuai dengan sistim pendekatan)
2. Langkah kedua :
Hitung C / H Tan ө, kemudian mencocokkan angka
tersebut pada diagram yang dipilih.
3. Langkah ketiga :
Dari angka yang didapat pada langkah kedua ikuti jari-
jari mulai dari angka tersebut sampai memotong kurva
yang menunjukkan kemiringan lereng
4. Langkah keempat :
Cari angka-angka dari Tanө / FK dan C / y.H.FK yang
Gambar. Langkah-langkah sesuai pada ordinat dan absisnya.
perhitungan kemantapan 5. Langkah kelima :
Pilih angka yang paling tepat pada kedua angka yang
lereng dengan menggunakan
diperoleh dari langkah keempat tersebut, maka didapat
grafik angka faktor keamanan (FK).
Metode Bishop

Faktor keamanan menurut Bishop dihitung dengan rumus sebagai berikut :


1 ′
sec 𝛼
𝐹𝑘 = 𝛴 (𝑐 𝑏 + 𝑤 − 𝜇𝑏 tan 𝜃)
𝛴 𝑊 sin 𝛼 tan 𝜃 tan 𝛼
1+ 𝐹
Dimana:
Fk = Faktor Keamanan
C’ = Faktor kohesi
b = Lebar segmen
μ = Tegangan air pori
w = berat segment
Metode kesetimbangan batas/metode irisan

Faktor keamanan atau safety factor (FS) pada metode ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
𝑅𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑜𝑟𝑐𝑒𝑠
FS = 𝐷𝑟𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠
cA + W cos αptan ϕ
FS = W sin αp
Dimana
c =kohesi
A=luas area
W=berat beban diatas bidang longsoran
α= sudut lereng
ɸ=sudut gesek dalam
METODE PENELITIAN

Waktu dan lokasi Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal


penelitian 10 september 2018 sampai 10 januari 2019
yang berlokasi di PT. J Resource Bolaang
Mongondow Sulawesi Utara

Sumber data

Study kepustakaan

Penelitian lapangan Data primer

Data
sekunder
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai