BENDUNGAN
KEGIATAN PEMBINAAN TEKNISUPB & PETUGAS OP BENDUNGAN
KUPANG, 07 AGUSTUS 2018
BALAI
BENDUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
TUJUAN DAN TAHAPAN PEMERIKSAAN BESAR
Jenis Kegagalan
Penyebab
Kemerosotan mutu pondasi Terhanyutnya butiran tanah dan material
yang mudah larut;
Bergesernya batuan;
Terpotongnya/tergalinya bagian bawah pondasi.
Jenis Kegagalan
Penyebab Reaksi alkali pada agregat;
Kemerosotan mutu beton
Material terlarut terbawa air.
1. Pengumpulan dan telaah/kaji semua data yang ada yang terkait dengan desain,
konstruksi, OP bendungan dan bangunan pelengkapnya, sehingga Tim Pemeriksaan
benar-benar memahami bendungan beserta riwayat operasi dan
pemeliharaannya, termasuk kreteria desain yang digunakan, beban yang
diperhitungkan, potensi masalah yang ada, geologi dan perbaikan fondasi, perilaku
dan unjuk kerja bendungan, dll.
2. Pemeriksaan lapangan :
- Pemeriksaan visual pada obyek pemeriksaan yang berada di atas permukaan tanah
dan air.
- Pemeriksaan bawah air.
Bagian dan Aspek yang Diperiksa Saat Pemeriksaan Besar (1)
Bangunan Pelengkap
Saluran masuk & keluar; hambatan aliran, bangunan beton; peralatan
hidromekanik.
Tata cara pemeriksaan visual
Pergeseran
pada puncak
bendungan
6. Analisis teknik :
Lakukan analisis teknik untuk menilai status/tingkat keamanan bendungan ditinjau dari :
- Aspek struktural & operasional : periksa stabilitas tubuh bendungan termasuk
stabilitas terhadap gempa pada kondisi normal dan luar biasa, minimal pada
potongan : bagian tertinggi, bagian yang perilakunya menyimpang dan bagian yang
geometrinya berubah cukup besar dan bagian kritis lainnya.
- Aspek hidrolik : periksa banjir desain berdasarkan data hidrologi
kecukupan kapasitas
mutakhir,
pelimpah, tinggi jagaan, erosi eksternal, dll.
- Aspek rembesan (erosi internal, piping, boiling, uplift, peralutan material bendungan
dan pondasi, dll), berdasarkan data-data yang tersedia, kemudian
membuat kesimpulan dan saran.
7. Evaluasi sistem OP dan kesiapsiagaan tindak darurat : meliputi antara lain:
kecukupan organisasi, SDM, panduan OP, RTD, pemahaman SDM terhadap panduan
OP dan RTD, pelaksanan OP, pendanaan, sistem pelaporan, dokumentasi, dll.
LANGKAH KEGIATAN PEMERIKSAAN BESAR (4)
Telaah Desain Pelajari peta geologi regional, peta geologi lokasi bendungan, hasil
investigasi dan perbaikan fondasi, adakah potensi kondisi geologi
yang berpotensi membahayakan bendungan.
Sudahkah semua kondisi dan kombinasi beban diterapkan sesuai
SNI, demikian pula kreteria desain-nya termasuk untuk desain
modifikasi.
Pelajari pengaruh perubahan parameter desain (pola banjir &
besaran gempa berdasar studi terbaru, kemerosotan mutu material)
terhadap bangunan.
Bandingkan perilaku aktual dengan perilaku yg direncanakan.
Pelajari apakah bdgn dan bang pelengkapnya mampu
melaksanakan fungsinya (struktur, hidrolik, rembesan, operasi)
sesuai rencana; standar desain yang digunakan sesuai dengan
standar yang berlaku.
TELAAH INFORMASI DESAIN, KONSTRUKSI & PERILAKU BENDUNGAN (2)
Sketch Buat gambar sket apabila dari hasil foto kurang memberi gambaran
yang jelas mengenai masalah/potensi masalah yang ada;
Investigate Lakukan investigasi seberapa parah masalah/potensi masalahnya;
Measure Ukur dan catat dimensi masalah/potensi masalahnya;
Photograph Lakukan pemotretan dan buat catatan gambaran karakteristik
masalah/potensi masalahnya;
Locate Tandai catatan lokasi masalah/potensi masalah dan kaitkan dengan
patok referensi permanen;
Engage Ikut sertakan ahli terkait untuk mendiskusikannya.
IDENTIFIKASI SAAT PEMERIKSAAN (2)
Semua temuan potensi masalah dan kerusakan yang ditemui selama pemeriksaan
lapangan dan kajian terhadap data, informasi dan laporan yang ada, harus dicatat, tanpa
harus diingat-ingat. Dalam laporan pemeriksaan visual, catatan setiap masalah/potensi
yang ditemui, harus dilengkapi dengan penjelasan mengenai:
Apa potensi masalahnya (What);
Lokasi (Where); misal: pada lereng hilir bendungan, Sta. 100,0m; elevasi + 175 m,
berjarak sekitar 60 m dari puncak bendungan
Kapan mulai terjadinya (When);
Seberapa parah potensi masalahnya (Extent); untuk itu lebih dulu perlu dilakukan
penelitian atau observasi terhadap potensi masalah yang ditemui;
Ukuran potensi masalah/kerusakan yang ditemui (panjang, lebar, luas,
kedalaman, debit dalam lt/dtk, dll); dan
Diskripsi yang dianggap penting, seperti tingkat kekeruhan aliran
lain
rembesan/kandungan sedimen, pola retakan, laju kemerosotan mutu yang terlalu cepat,
perubahan kondisi, kecukupan lapis lindung, sistem drainase permukaan, dll.
Dan dilengkapi dengan dengan foto dokumentasi, dan apabila foto tidak
mampu menggambarkan secara jelas, lengkapi dengan gambar sket.
TIM PEMERIKSA DAN TATA CARA PEMERIKSAAN (1)
1. Tim Pemeriksaan
Minimal 1 ahli bendungan “generalist” dibantu 1 ahli geoteknik, 1 ahli geologi, 1 ahli hidrologi, 1 ahli
hidromekanik, dll (lazimnya dikerjakan oleh Konsultan).
2. Jadwal dan Komponen yang diperiksa
Jadwal : Selaraskan dengan jadwal pemeliharaan besar agar dapat memfasilitasi
pemeriksaan peralatan hidromekanik dan pengeringan.
Komponen yang dilakukan pemeriksaan : komponen-komponen bendungan, pondasi, tumpuan,
peralatan hidromekanik dan elektrik, tailwater, waduk, dll.
3. Pengumpulan Data
Sebelum pelaksanaan pemeriksaan, tim pemeriksa harus melakukan pengumpulan data, yang
mencakup antara lain:
Data hidrologi terbaru;
Dokumen desain;
Dokumen pelaksanaan konstruksi;
Dokumen OP termasuk data pemantauan, laporan pemeriksaan sebelumnya, sistem OP, RTD, dll.
Dokumen atau data desain dan konstruksi yang ada di proyek kemungkinan sangat terbatas, dalam
kondisi demikian konsultan harus mengumpulkan data dari berbagai sumber lain yang dapat
dipercaya.
TIM PEMERIKSA DAN TATA CARA PEMERIKSAAN (2)
4. Kajian Data
Setiap pemeriksaan harus didahului dengan mempelajari data yang ada, antara lain laporan
pemeriksaan dan kajian sebelumnya. Bila belum pernah dilakukan pemeriksaan, pelajari
dokumen desain, konstruksi dan riwayat OP.
Dengan melakukan kajian data, laporan dan pemeriksaan lapangan, diharapkan
tim pemeriksaan memahami benar bendungan yang akan diperiksa.
5. Daftar Simak Pemeriksaan :
Harus disiapkan secara rinci sesuai bendungan yang dilakukan pemeriksaan dan harus
dipahami setiap anggota tim.
Pada laporan pemeriksaan, daftar simak harus dilampirkan.
6. Perlengkapan Pemeriksaan
Harus dibawa saat pemeriksaan antara lain :
Ringkasan data bendungan;
Ringkasan laporan pemeriksaan dan kajian sebelumnya;
Gambar-gambar, daftar simak, kamera;
Alat bantu pemeriksaan seperti : pita ukur, teropong, lampu senter, waterpas
kecil, palu geologi, kompas, alat baca instrumen, topi, dll.
TIM PEMERIKSA DAN TATA CARA PEMERIKSAAN (3)
Kategori Keterangan/Tindakan
Indikator
Klasifikasi Diperlukan
Kategori Keterangan/Tindakan
Indikator
Klasifikasi Diperlukan
c) Laporan evaluasi debit banjir (analisis hidrologi) : berisikan antara lain tentang
perhitungan banjir desain berdasar data hidrologi terkini, dan lain-lain.
d) Laporan evaluasi dan analisis instrumentasi : berisikan antara lain tentang
kondisi peralatan instrumen, evaluasi terhadap data instrumentasi, dsb.
e) Laporan evaluasi sistem OP dan kesiapan tindak darurat (RTD) : berisikan
antara lain tentang kecukupan SDM, ketersediaan manual/panduan, pelaksanaan,
sarana OP, RTD, dll.
f) Laporan evaluasi keamanan bendungan : berisikan antara lain tentang tinjauan
keamanan bendungan dilihat dari aspek struktur (stabilitas), hidrolika (kapasitas
pelimpah, tinggi jagaan, erosi eksternal), rembesan (piping, boiling, erosi internal),
operasi, dll.
g) Kerangka acuan kerja untuk kegiatan SID perbaikan/rehabilitasi
PENGEBORAN PADA BENDUNGAN EKSISTING
Lokasi dan kondisi lapangan yang berpotensi untuk memicu terjadinya rekah hidraulis
adalah :
1) Zona inti dengan kemiringan lereng lebih curam dari 0,5H : 1V, dengan
cutoff trenches dan miring ke lereng hulu (upstream inclined).
2) Dekat tumpuan lebih curam dari 0,5H : 1V, dimana terjadi perubahan kemiringan
lereng mendadak atau di atas batas pondasi yang memisahkan daerah yang
berbeda kompresibilitasnya.
3) Dekat pertemuan struktur yang kaku dengan timbunan.
4) Zona kedap air yang terdiri dari lanau serta campuran lanau dan pasir halus.
5) Dan lain-lain lokasi yang berpotensi retak.
PENGEBORAN PADA BENDUNGAN EKSISTING
Semua metode pengeboran yang menggunakan media udara atau air mempunyai
potensi terhadap kerusakan akibat rekah hidraulis. Penggunaan tekanan air atau
udara yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya rekah hidraulis.
Rekah hidraulis dapat terjadi, bila tegangan horisontal dan kekuatan tarik di
tempat pada material timbunan yang ditinjau lebih kecil dari tekanan fluida atau
udara yang digunakan.
Secara praktis tekanan sirkulasi media yang diizinkan adalah sebesar
1-2
kPa/meter kedalaman pengeboran.
Metode Pengeboran
Metode Pengeboran
Penyelesain akhir lubang bor (1)
1) High solid betonite grout : material berupa campuran yang menghasilkan 20-30 %
berbentuk adonan bentonite yang dimasukkan ke dalam lubang bor menggunakan
pipa tremi.
2) Neat cement grout : untuk mencapai hasil yang memuaskan, campuran terdiri dari 5-
7 galon air dan 1 zak semen, 94 lbs dari tipe I atau II PC. Penggunaan air yang
berlebih dapat mengakibatkan penyusutan dan retakan. Penambahan bubuk
bentonite sebanyak 3% terhadap berat kering dapat membuat pemompaan lebih
mudah serta mengurangi susutan dan retakan setelah masa perawatan.
3) Bentonite pellets atau chips : pengisian lubang bor juga dapat menggunakan jenis
material ini. Namun pada kondisi tertentu pengisian disyaratkan menggunakan pipa
tremi grouting.
Penyelesain akhir lubang bor (2)
Kesalahan yang sering terjadi dalam proses penyelesaian akhir lubang bor
antara lain yaitu tidak memberikan kesempatan kepada bentonit untuk
terhidrasi (menjadi bubur/adonan). Pellets harus dibiarkan selama 1-2 jam
supaya terhidrasi.
Selain itu, dengan membuat lubang bor berdiameter 10 cm (4”), dapat
dipasang 2 pipa pisometer (diameter ¾-1”) pada 1 lubang, kesulitan yang
timbul biasanya pada penutupan/penyumbatan ruangan antara pipa
pisometer dengan dinding lubang bor.
PENDUGAAN GEOLISTRIK
Georadar atau dikenal dengan ground penetrating radar (GPR) merupakan metode geofisika
yang menggunakan sinyal gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik akan
dipancarkan ke dalam bumi dan direkam oleh antena pada saat gelombang telah mencapai
permukaan.
Metode ini dapat menghasilkan gambaran bawah permukaan dengan resolusi tinggi, karena
gelombang yang dipancarkan oleh GPR memiliki frekuensi sekitar 10-1000 Mhz. Kedalaman
penetrasi dari metoda georadar sangat tergantung kepada sifat kelistrikan media yang diselidiki,
misalnya konduktivitas listrik dan konstanta dielektrik.
Pengukuran dengan GPR merupakan metode yang sangat tepat untuk
menggunakan
mendeteksi bawah permukaan dengan kedalaman 0-10 m. Pada kebanyakan pekerjaan
geoteknik, biasanya kedalaman pendugaan GPR sekitar 0,1 – 5 m tergantung konduktivitas
media/tanahnya.
Penggunaan metoda Georadar bersifat untuk memperoleh hasil yang
seharusnya
interpretasi, diikat dengan data pemboran. akurat
Alat GPR sangat sensitif terhadap benda-benda yang memiliki komponen atau muatan listrik
dan magnet yang besar. Benda-benda tersebut dapat dikatakan sebagai sumber noise.
Pengaruh noise ini akan mempengaruhi pada hasil yang dikeluarkan, oleh karena itu diperlukan
pengolahan data untuk memfilter noise tersebut.
FORMAT DAFTAR
SIMAK PEMERIKSAAN
Sumber :
Pedoman Operasi, Pemeliharaan,
dan Pengamatan Bendungan
Bagian I – Umum. Maret 2003
Manual Inspeksi Visual
Bendungan
2004 Urugan. November
FORMAT DAFTAR
SIMAK PEMERIKSAAN
Sumber :
Pedoman Operasi, Pemeliharaan,
dan Pengamatan Bendungan
Bagian I – Umum. Maret 2003
Manual Inspeksi Visual
Bendungan
2004 Urugan. November
FORMAT DAFTAR
SIMAK PEMERIKSAAN
Sumber :
Pedoman Operasi, Pemeliharaan,
dan Pengamatan Bendungan
Bagian I – Umum. Maret 2003
Manual Inspeksi Visual
Bendungan
2004 Urugan. November
FORMAT DAFTAR
SIMAK PEMERIKSAAN
Sumber :
Pedoman Operasi, Pemeliharaan,
dan Pengamatan Bendungan
Bagian I – Umum. Maret 2003
Manual Inspeksi Visual
Bendungan
2004 Urugan. November
FORMAT DAFTAR
SIMAK PEMERIKSAAN
Sumber :
Pedoman Operasi, Pemeliharaan,
dan Pengamatan Bendungan
Bagian I – Umum. Maret 2003
Manual Inspeksi Visual
Bendungan
2004 Urugan. November
TERIMA KASIH