1.1 Umum
Studi ini membahas tentang kemantapan lereng pada bagian upstream Bendungan Palasari
di Tukad Sanghyang Gede, Kecamatan Melaya di Kabupaten Jembrana. Bendungan Palasari ini
merupakan jenis bendungan tipe urugan atau timbunan tanah yang mempunyai kapasitas
tampungan air yang besar. Karena bendungan ini berupa urugan atau timbunan tanah maka salah
satu hal paling penting dalam perencanaan Bendungan Palasari adalah perencanaan terkait analisis
stabilitas lereng tanah pada bendungan.
Analisis ini menggunakan alat bantu hitung untuk membantu menyelesaikan studi ini. Alat
bantu yang dimaksud adalah program komputer yaitu Geo-Studio2012 dengan fitur SLOPE/W.
Syarat (Fs ≥ 1,2) yang digunakan sebagai landasan teori yang dikutip dari teori Prof. Hoek (1981)
yang menyatakan bahwa dengan diketahuinya koefisien gempa, dapat menggunakan Fs ≥ 1,2
sedangkan jika koefisien gempa tidak diketahui Fs ≥ 1,5.
Cara-cara memperkuat lereng:
Pada prinsipnya, cara yang dipakai untuk menjadikan lereng supaya lebih aman dapat dibagi
dalam dua golongan, yaitu :
1. Memperkecil gaya penggerak atau momen penggerak:
a) Membuat lereng lebih landai, yaitu mengurangi sudut kemiringan.
b) Memperkecil ketinggian lereng / terasering.
2. Memperbesar gaya melawan atau momen melawan:
a) Memakai “counterweight”, yaitu tanah timbunan pada kaki lereng.
b) Mengurangi tegangan air pori di dalam lereng.
c) Dengan cara mekanis, dengan memasang tiang atau dengan membuat dinding
penahan.
d) Dengan cara geosintetik diantaranya Geotekstil, Geogrid, Geomembrane, Geonet,
Geomat, Geosynthetic Clay Liner.
Pada Bendungan Palasari menggunakan perlakuan berupa menambahkan timbunan pada
kaki lereng.
1.2 Kajian Stabilitas Bendungan Palasari
Kajian stabilitas lereng bendungan menggunakan parameter yang digunakan pada saat
desain Bendungan Palasari, dimana parameter-parameter material tubuh bendungan tidak
dilakukan pengujian dan pengambilan sampel material karena akan merusak kondisi alami
bendungan saat ini. Sehingga dalam analisis pada evaluasi ini masih tetap menggunakan parameter
property material yang sama dengan desain. Zonasi dan parameter desain tubuh bendungan seperti
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Data Material Bendungan Palasari
Unit Weight Yd Unit Weight Ys Cohesion Phi
Zona Material
(kN/m3) (kN/m3) (kPa) (o)
1 Inti Kedap air 11,278 14,710 196,133 24
2 Transisi Pasir Kerikil 16,671 18,633 0 35
3 Urugan Batu 18,142 20,594 0 47
4 Fondasi 17,162 18,633 29,42 42
5 Filter, Pasir 15,691 18,633 0 34
6 Urugan Random 12,258 15,200 196,133 24
Sumber: Laporan Terdahulu
Zona 2
Zona 3
Zona 6
Zona 1 Zona 5
Zona 4
Setelah melakukan survei dan pengumpulan data maka selanjutnya akan dilakukan
perhitungan atau analisa terhadap stabilitas lereng pada bagian upstream Bendungan Palasari.
Maksud analisa stabilitas lereng adalah untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor, artinya
menentukan aman atau tidaknya lereng bendungan terhadap bidang longsor. Hasil dari Analisis
Stabilitas Lereng menggunakan Program Geo-Studio2012 fitur SLOPE/W yaitu:
Berdasarkan hasil analisis pada dua alternatif yang memenuhi syarat faktor keamanan yaitu
dengan perlakuan penambahan timbunan pada kaki lereng (cofferdam). Pada Program GeoSlope
ditambahhan timbunan setebal 9,5 m pada atas cofferdam dan 17 m pada bawah cofferdam
sehingga didapatkan kondisi aman. Jika kurang dari tebal tersebut maka faktor keamanannya <1,2.
Dengan penambahan timbunan pada kaki lereng merupakan salah satu cara memperbesar gaya
melawan sehingga lereng menjadi lebih kuat.
Gambar 1.2 Kondisi Setelah Ditambahkan Timbunan Pada Kaki Lereng
Mulai
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Batimetri
Selesai
Pekerjaan pertama yang dilakukan yaitu pengambilan material riprap dari quarry yang
terletak di Desa Blimbingsari menggunakan dumptruck kemudian dibawa menuju lokasi
pekerjaan.
Quarry
Lokasi pekerjaan
Kemudian semua bahan dan peralatan dinaikan ke atas ponton, seperti batu riprap dan alat
excavator.
pengerukan dasar laut ini dilakukan untuk membuat alur pelayaran dan sebagai lokasi
pembuatan jetty. Pekerjaan ini menggunakan dragline. Pekerjaan pengerukan yang lain adalah
pengerukan untuk kolam pelabuhan, pekerjaan ini dilakukan di darat karena letak layout pelabuhan
yang menjorok ke daratan. Pekerjaan ini menggunakan excavator. Adapun material–material hasil
pengerukan yang berupa batu karang dan pasir dibuang ketempat yang telah ditentukan dengan
menggunakan dump truk.