Anda di halaman 1dari 6

2018

Matriks Tindak Lanjut Pelaksanaan Pekerjaan Berdasarkan Inspeksi Besar


untuk Bendungan Palasari
No. Inspeksi Besar
Hasil Visual Awal Konsultan Special Study Hasil Analisis Special Study Rencana Usulan Tindak Lanjut Spesial Studi
Risalah Sidang Tindak Lanjut Risalah
A Hidrologi dan Sedimentasi
1 Dalam laporan inspeksi besar hendaknya Konsultan sudah mengkaji perhitungan debit Hasil analisa Routing Pelimpah Terhadap Banjir
dilengkapi dengan hasil analisis yang banjir rencana dengan time series sampai dengan debit Banjir Q PMF menghasilkan:
diperoleh dengan data terkini dilakukan dengan tahun terkini, sehingga diperoleh hasil Debit Inflow Banjir = 686.07; Debit Outflow
-
evaluasi dengan membandingkan hasil sebagai berikut: Banjir = 624.54 m3/dt; Tinggi Air di Atas
analisis saat desain atau studi-studi Pelimpah = 2.33 m3/dt; Sisa Jagaan Pelimpah =
LUAS DAS 40.77 km 2
sebelumnya. 2.47 m3/dt. Dapat disimpulkan Bendungan
Terbagi Menjadi 9 Buah Sub DAS
Aman dari Bahaya Overtopping.
2 Berdasarkan laporan inspeksi besar, dalam (Analisa Menggunakan ARCHYDRO,
perhitungan debit banjir rencana ARCMAP)
dilakukan dengan menggunakan program
HEC-HMS dengan membagi DAS utama PMP : 626 mm
menjadi sub-DAS sebanyak 19 buah. Dalam
laporan inspeksi besar hendaknya dilengkapi Q PMF = 686.068 m3/dt, pada HSS
dengan nilai-nilai parameter masing-masing Nakayashu durasi 5 jam.
sub-DAS dalam perhitungan debit banjir Inspeksi Besar :
rencana. Q PMF = 512.50 m3/dt
-
Q Inflow andalan:
50% = 0,57 m3/dt
80% = 0,34 m3/dt
Inspeksi Besar:
50% = 36.29 m3/dt
80% = 4,03 m3/dt

3 Pada evaluasi sedimentasi hendaknya a. Dari hasil anlisa sedimen transport Untuk mengantisipasi besarnya laju sedimentasi,
dilengkapi dengan perkiraan besarnya nilai menggunakan bantuan software avswat, konsultan akan mengusulkan penanganan laju
laju sedimentasi pada kondisi sekarang, diperoleh inflow sedimen sebesar 587,53 sedimentasi di dalam waduk berupa konservasi
tampungan sedimen yang masih tersisa dan m3/th atau 1.911,34 Ton/Tahun daerah tangkapan air waduk.
perkiraan masih berapa lama tampungan b. Hasil analisa sedimen layang didapatkan
sedimen penuh. Perlu dilengkapi pula dengan debit sedimen yang masuk ke dalam
penampang melintang dan memanjang bendungan Palasari adalah 24.817,25 m3/th
waduk yang disuperposisikan dengan atau 65.765,7 ton/th.
penampang asli dan penampang hasil survei c. Hasil perbandingan antara pemeruman
-
sedimen sebelumnya, dan lain–lain. tahun 2018 dan data asbuilt drawing
didapatkan sedimen yang masuk adalah
49.241,38 Ton/tahun atau 35.172,41
m3/tahun.
Sedangkan tampungan mati yang tersedia
sekarang adalah 15.818 m3, sehingga diprediksi
tampungan sedimen Bendungan Palasari penuh
dalam 4-5 tahun lagi.

4 Berdasarkan informasi, Bendungan Palasari Dalam rencana pengelolaan waduk a. Tidak ditemukan adanya dokumen pola a. Dari hasil simulasi tampungan, diperoleh a. Analisa simulasi waduk akan dilanjutkan
belum mempunyai pola operasi waduk. Untuk hendaknya Bendungan Palasari dilengkapi operasi waduk di kantor penjaga keandalan tampungan waduk sebesar 100% dengan mengelompokkan kondisi menjadi
pemberian air ke hilir, bukaan pintu pengatur dengan pola operasi waduk paling sedikit bendungan maupun di rumah intake. pada elevasi tampungan mati. musim kering, normal, dan basah.
berdasarkan permintaan dari masyarakat. memuat tata cara pengeluaran air dari waduk b. Pola operasi (pengaturan debit keluaran b. Dari hasil simulasi tampungan, diperoleh b. Kemudian menetapkan Rencana Operasi
sesuai dengan volume dan/atau elevasi air waduk) didasarkan atas permintaan petani keandalan tampungan waduk sebesar 43% Tahunan Waduk.
waduk dan kebutuhan air serta kapasitas pemakai air (subak). pada elevasi 75 meter. Hal ini dianalisa
sungai di hilir bendungan. berdasarkan pengalaman petugas operasi

1
2018

No. Inspeksi Besar


Hasil Visual Awal Konsultan Special Study Hasil Analisis Special Study Rencana Usulan Tindak Lanjut Spesial Studi
Risalah Sidang Tindak Lanjut Risalah
waduk, dimana apabila air waduk masih
beroperasi dibawah elevasi 75 meter maka
proses pengisian air waduk ke posisi muka
air normal akan sangat sulit.
B Geologi/Geoteknik
1 Pada daerah hilir tumpuan kiri/di atas portal Posisi permukaan air tanah dari hasil investigasi Drain holes merupakan sebuah fasilitas a. Diperlukan pengamatan rutin dan
outlet terowongan terdapat banyak drain hole terdahulu sama dengan posisi riverbed pengamatan rembesan terhadap keamanan pencatatan debit.
yang mengeluarkan rembesan cukup besar. kesamping ke arah bukit tumpuan kanan dan kiri bendungan. b. Catatan debit harus dilengkapi dengan
elevasi muka air tanah semakin tinggi. catatan curah hujan dan elevasi muka air
Fluktuasi muka air tanah di sepanjang as waduk.
bendungan pada saat dilakukan pemboran c. Apabila debit masih dalam koridor yang
investigasi berada pada posisi elevasi +46.00 m ditentukan sesuai rembesan ijin maka dapat
sampai +55.00 m. diabaikan.
Setelah pengisian waduk dilaksanakan muncul d. Apabila sudah melebihi rembesan ijin maka
indikasi kebocoran didaerah hilir tubuh tubuh bendungan memerlukan rekayasa
bendungan yang disebabkan permeabilitas pengendalian rembesan.
batuan pondasi yang relatif tinggi dan batuan e. Diperlukan pengamatan kualitas air
sandaran yang terdiri dari batu pasir dari rembesan dari drain holes terkait warna,
Formasi Palasari. Untuk mengatasi rembesan bau, dan material rembesan.
tersebut terhadap keamanan bendungan f. Untuk mempermudah pengamatan desain
Palasari ditambahkan fasilitas antara lain: pengumpul drain hole dibuatkan saluran
 Drain holes pada lokasi sekitar outlet pengumpul dan diukur pada outlet yang
terowongan pengelak dan spillway telah dilengkapi oleh v-notch.
 Dinding penahan dan filter dari material (Bila perlu dilakukan uji minerologi terkait
pasir dengan menggali pada batuan material rembesan di drain hole maupun di
tersebut terowongan)
 Pada kedua sandaran tubuh bendungan,
dan berm diselimuti dengan filter
 Dibuat sumur pantau di sebelah kanan alur
sungai diantara outlet dan spillway
 Tambahan pizometer
2 Berdasarkan informasi, telah dilakukan Berdasarkan informasi petugas OP bendungan,
pemboran pada puncak bendungan bekas pemboran telah ditutup menggunakan
sebanyak 2 titik. material yang modulusnya sama dengan
a. Kegiatan pemboran hendaknya dibuatkan material di sekelilingnya sehingga tidak dapat
laporan secara khusus, paling tidak dimanfaatkan untuk piezometer pipa tegak
memuat penjelasan mengenai: tipe alat sesuai dengan arahan risalah sidang.
bor, metode pemboran, tekanan air
pembilas yang digunakan, kondisi muka air Mengenai laporan hasil pengeboran dan analisa
tanah, pelaksanaan selama pemboran, hasil laboratorium mekanika tanah, belum ada
log bor, metode pengambilan sampel tak laporan dari konsulta Inspeksi Besar Bendungan
terganggu, hasil laboratorium, dll. Palasari. - -
b. Bekas lubang bor yang masih ada
hendaknya segera ditutup dengan material
yang modulusnya sesuai dengan material
disekelilingnya atau dipasang pisometer
pipa tegak. Kedalaman pisometer sesuai
dengan muka air freatik pada kondisi muka
air waduk normal dan rendah.

C Pelimpah

2
2018

No. Inspeksi Besar


Hasil Visual Awal Konsultan Special Study Hasil Analisis Special Study Rencana Usulan Tindak Lanjut Spesial Studi
Risalah Sidang Tindak Lanjut Risalah
1 Pada gambar potongan memanjang Dalam kegiatan inspeksi besar hendaknya Akses masuk gallery spillway tertutup oleh Sedang dilakukan kegiatan pembongkaran
bangunan pelimpah, nampak gallery di bawah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh beton. Dimana berdasarkan keterangan Petugas beton yang menutup akses ke gallery. Kendala
mercu, namun dalam laporan inspeksi besar terhadap struktur bangunan yang ada. OP, hal ini dilakukan untuk mencega aktifitas yang dihadapi adalah komposisi beton penutup
belum terdapat penjelasan mengenai ilegal untuk memelihara dan memanen sarang merupakan material campuran antara beton
pemeriksaan gallery tersebut. burung walet oleh warga setempat. dan material batuan tubuh bendungan.
Kemudian alat pemecah (breaker) yang sering
mengalami kerusakan.
2 Berdasarkan informasi, dinding plunge pool Plunge pool selalu dalam kondisi tergenang a. Konsultan sedang menjadwalkan inspeksi a. Rencana perbaikan kondisi plunge pool
pernah mengalami scouring sehingga pernah akibat posisi plunge pool menyatu dengan bawah air untuk mengganti rencana mengacu pada as built drawing.
direhabilitasi, namun lantai plunge pool selalu badan sungai sehingga pengamatan secara pemompaan plungepool. b. Analisa hidraulika peredam energi tipe plunge
dalam kondisi terendam/tergenang air, visual terkait kondisi fisik dan indikasi kerusakan b. Rencana penyelaman ini untuk pool, untuk mengetahui titik jatuh loncatan air
sehingga kondisi permukaan lantai plunge plunge pool tidak dapat dilakukan. mendokumentasikan kondisi plungepool dan kedalaman gerusannya.
pool tidak dapat diperiksa tanpa dikeringkan yang masih tergenang. c. Pengamanan Gerusan dengan penempatan
terlebih dahulu. Alternatif untuk menguras plunge pool juga bolder batu dengan diameter tertentu sesuai
tidak mungkin dilakukan karena volume air yang dengan kedalaman gerusan.
besar dan plungepool yang menyatu dengan
badan sungai..

D Terowongan Pengelak
1 Berdasarkan informasi, terdapat beberapa titik Konsultan sudah melakukan inspeksi a. Rembesan yang terjadi pada terowongan Rencana penanganan perbaikan struktur yang
rembesan di dinding terowongan saluran terowongan dengan hasil: terletak pada sambungan beton, hal ini mengalami bocoran dimungkinkan
pengelak membekas warna putih seperti terjadi karena memang pada titik sambungan menggunakan teknologi diantaranya:
a. Terdapat bocoran yang mayoritas berlokasi
larutan zat kapur. Hal tersebut beton kualitasnya lebih rendah daripada  Pemasangan filter pada struktur bocoran
pada sambungan beton terowongan di
mengindikasikan telah terjadi pelarutan kualitas beton cetaknya. untuk mencegah material terbawa oleh air.
bagian atas.
semen pada terowongan, bila kondisi ini b. Berdasarkan informasi petugas OP  Pemasangan pemantauan rembesan pada
b. Pada beberapa titik juga muncul stalaktit
terjadi dalam kurun lama dikhawatirkan dapat bendungan, dulunya terdapat sumber mata terowngan, yakni talang air untuk membawa
tepat di titik rembesan.
mengakibatkan struktur terowongan menjadi air panas di bagian hulu bendungan. air ke ujung terowongan agar mempermudah
c. Pada ruas terowongan bagian pangkal,
kurang stabil. Sehingga asumsi awal konsultan, stalaktit petugas melakukan pemantauan.
terpantau permukaan beton sudah
a. Pada struktur saluran terowongan terbentuk dari endapan material belerang  Pada ruas beton yang mengalami pelapukan
mengalami pelapukan.
hendaknya dilakukan pemeriksaan bukan pelarutan semen pada terowongan. dilakukan pelapisan beton ulang. Sedang
d. Telah dilakukan uji non destruktif pada
dengan uji non-destructive pada lokasi Hal ini diperkuat dengan adanya bau dilakukan analisa terkait model pelapisan
terowongan, dengan kesimpulan pada setiap
titik-titk bocoran untuk mengetahui belerang di dalam terowongan. ulang yang akan dilakukan berikut metode
titik bocoran, kondisi visual beton masih baik
telah/belum terjadi kemerosotan mutu. c. Penyebab lapuknya permukaan beton pada kerjanya.
dan hasil bacaan hammer test kualitas beton
b. Untuk antisipasi terjadinya material yang pangkal terowongan diperkirakan karena air
masih di atas kisaran k300. Hanya pada ruas
hanyut terbawa oleh rembesan, semburan air dari katup intake menyebabkan
pangkal terowongan terjadi pelapukan di
hendaknya pada lokasi bocoran dipasang udara menjadi lembab. Diperkirakan pada
permukaan beton dan hammer test tidak
filter dan dilakukan pengukuran rembesan saat konstruksi, beton yang belum kering
mungkin dilakukan.
yang terjadi. sempurna terpapar kondisi lembab. Selain itu
air yang mengandung unsur belerang
diperkirakan juga menjadi faktor penyebab
lapuknya beton.
2 Pada saluran terowongan hendaknya Diperlukan penambahan exhaust fan dan
dilengkapi dengan lampu penerangan dan penerangan pada saluran terowongan.
pipa exhaust fan guna memberikan sirkulasi
udara saat pemeriksaan.

- -

3
2018

No. Inspeksi Besar


Hasil Visual Awal Konsultan Special Study Hasil Analisis Special Study Rencana Usulan Tindak Lanjut Spesial Studi
Risalah Sidang Tindak Lanjut Risalah

E Instrumentasi
1 Berdasarkan laporan, konsultan hanya Plotting data instrumentasi dilakukan mulai Plotting data instrument sudah dilakukan sesuai
menampilkan hasil pembacaan V-notch, open dari pemasangannya pada saat konstruksi, risalah sidang dan ditampilkan dalam bentuk
standpipe piezometer, dan relief well mulai pengisian awal sampai data terkini untuk grafik.
tahun 2011 – 2015. mengetahui tren jangka pendek dan jangka
a. Plotting data sebaiknya dilakukan mulai panjang.
dari pemasangan, pengisian, sampe data
- -
terkini. Untuk mengetahui trend jangka
pendek dan jangka panjang.
b. Plotting data harus beserta evaluasinya.
c. Untuk pneumatic piezometer dan
pneumatic pressure cell hendaknya
dievaluasi berdasarkan data hasil
pembacaan saat masih dapat terbaca.
2 Pada grafik hasil pembacaan rembesan, Plotting data instrument sudah dilakukan sesuai
konsultan hanya menampilkan hasil dari - risalah sidang dan ditampilkan dalam bentuk -
bacaan pada setiap alat ukur V-notch. grafik.

3 Grafik hasil pembacaan open standpipe


piezometer (elevasi muka air di dalam pipa
piezometer) harus dikorelasikan dengan
elevasi muka air waduk dan intensitas curah
hujan, kemudian dilakukan evaluasi.

F Hidromekanikal
1 Berdasarkan informasi, uji operasi pada a. Terdapat 2 unit genset di Bendungan Konsultan telah melakukan Uji Operasi Rehabilitasi Hidromekanikal Elektrikal yang telah
peralatan hidromekanikal belum dapat Palasari. Hidromekanikal Elektrikal, dengan hasil: di inventaris dan dilakukan uji coba.
dilakukan karena tidak berfungsinya sistem b. Kondisi fisik rumah genset dalam kondisi 1. Hoist Pengangkat Stoplog
jaringan listrik ke genset. baik. a. Pengecekan kondisi motor hoist dan Kendala:
a. Sistem jaringan listrik untuk c. Karet penyekat stoplog tampak sudah trolley disimpulkan hoist ayak
hidromekanikal segera mungkin mengeras, dan akan menggagunggu dioperasikan dengan listrik. 1. Ketika butterfly valve dan hollow jet valve
diperbaiki, sehingga dapat dilakukan uji aktifitas operasi. b. Ketika dihubungkan dengan tenaga dilakukan overhaul, aktivitas operasi tidak
operasi peralatan hidromekanikal dan d. Crane pengangkat stoplog tidak dapat listrik, hoist tidak bisa dioperasikan, bisa dilakukan kurang lebih selama 3 bulan,
kemudahan operasi. dioperasikan karena instalasi jaringan listrik karena rangkaian kontrol hoist dari hal ini berpotensi menimbulkan konflik sosial
b. Untuk mempermudah rencana perbaikan dari genset sudah putus. tombol operasi tidak berfungsi. di tingkat subak / golongan pengguna air.
sistem jaringan listrik, hendaknya dibuat e. Panel operasi hollow jet valve mengalami 2. Hollow Jet Valve Alternatif lain adalah dilakukan penggantian,
laporan rinci tentang kerusakannya. kerusakan dan tidak dapat digunakan. a. Pengecekan kondisi hollow jet valve mengingat umur butterfly valve sudah 30
c. Saat pelaksanaan uji operasi sebaiknya f. Motor penggerak hollow cone valve tidak masih layak di operasikan dengan listrik. tahun.
dibuatkan berita acaranya, dokumentasi dapat dioperasikan karena panel control b. Motor Hollow Jet Valve dapat beroperasi 2. Hoist pengangkat stop log perlu dilakukan
dan video. Hasilnya diserahkan ke balai dan jaringan listrik dari genset terputus. menggunakan listrik dari genset dan mengingat umur yang sudah 30 tahun.
bendungan. g. Hollow cone valve sudah mengalami korosi. panel temporary. 3. Hoist yang tidak bisa di operasikan
d. Sebaiknya rumah genset dan genset h. Butterfly valve sudah mengalami korosi. 3. Butterfly Valve menyebabkan stoplog tidak bisa diturunkan,
diperbaiki, bila sudah tidak bisa i. By pass valve sudah mengalami korosi. a. Pengecekan kondisi motor butterfly sehingga konsultan tidak bisa menyimpulkan
hendaknya dilakukan pengadaan genset valve, masih layak dioperasikan dengan frame masih dalam kondisi baik atau tidak.
baru atau disambungkan dengan PLN. listrik. Hal ini terkai dengan kegiatan maintenance
e. Pada prinsipnya peralatan hidromekanikal b. Motor Butterfly valve dapat beroperasi yang akan dilakukan pada butterfly valve dan
elektrikal yang masih bisa dioperasikan menggunakan listrik dari genset dan kegiatan rehabilitasi frame maintenance gate
dilakukan uji operasi dalam kondisi panel temporary. beserta stoplognya.
dengan beban dan tanpa beban. 4. Panel Kontrol Hollow Jet Valve dan Butterfly
f. Lengkapi pada setiap bagian Valve
hidromekanikal dengan logbook untuk Panel kontrol tidak dapat berfungsi karena
terminal dan komponen yang terdapat di
4
2018

No. Inspeksi Besar


Hasil Visual Awal Konsultan Special Study Hasil Analisis Special Study Rencana Usulan Tindak Lanjut Spesial Studi
Risalah Sidang Tindak Lanjut Risalah
mendokumentasikan operasi dan dalam panel kondisi sudah berkarat, perlu
pemeliharaan yang dilakukan. dilakukan penggantian panel kontrol dan
dipasang di lantai atas intake tower
sehingga operator tidak perlu turun untuk
mengoperasikan valve.

2 Berdasarkan pemeriksaan bawah air, nampak Frame maintenance gate hendaknya Kegiatan pemantauan bawah air sudah Frame maintenance gate tidak dapat di Rehabilitasi frame maintenance gate dan/atau
frame maintenance gate telah mengalami direncanakan perbaikan sehingga pintu dilakukan, akan tetapi pengambilan foto dan dokumentasikan akibat visibility yang rendah. pengadaan kembali sesuai dengan arahan
korosi dan keropos, sehingga pintu tidak dapat dioperasikan guna pemeliharaan pengamatan secara visual terkendala oleh risalah sidang mengacu as built drawing.
dapat dioperasikan. fasiltas pengambilan di bagian hilirnya. tingkat kekeruhan air (visibility) yang tinggi. Alternatif konsultan adalah dengan melakukan
uji coba operasi frame maintenance gate pada
Berdasarkan Risalah Sidang dan Tindak Lanjut saat uji operasi. Namun pada saat uji operasi,
Risalah, sudah dijelaskan arahan tentang kontrol hoist pengangkat stoplog mengalami
perbaikan. Konsultan akan menindaklanjuti kerusakan. Sehingga pengujian tersebut gagal
arahan tersebut. dilakukan.

G Rencana Tindak Darurat (RTD)


1 Berdasarkan informasi, Bendungan Palasari a. Analisa Dam Break masih dalam proses. a. Penyesuaian format dan istilah dokumen
belum terdapat dokumen Rencana Tindak b. Survey Sosial Ekonomi Kelembagaan sedang dengan pedoman terbaru dari Balai
Darurat (RTD). dilaksanakan. Bendungan.
a. Berdasarkan Permen PUPR nomor 27 b. Dokumen RTD yang diperbarui melingkupi
tahun 2015 tentang Bendungan, setiap hal updating format, personil dan lembaga,
bendungan harus dilengkapi dengan ren- pemetaan dan evakuasi.
cana tindak darurat agar pengelola c. Sosialisasi dilakukan tanpa peragaan hanya
bendungan se-lalu siap menghadapi bersifat pengarahan.
kondisi terburuk dari bendungan. d. Pengesahan dokumen dilakukan PPK OP
Bendungan Palasari agar segera BWS Bali Penida.
dilengkapi dengan dokumen yang
dimaksud. -
b. Dalam penyusunan rencana tindak
darurat hendaknya mengacu pada
pedoman rencana tindak darurat yang
terbaru dari Balai Bendungan. Rencana
tindak darurat paling sedikit memuat
tindakan pengamanan bendungan,
penyelamatan masyara-kat, harta benda
dan lingkungan.
Dokumen RTD yang telah disusun ditetapkan
pemilik bendungan dan diajukan persetujuan
ke-pada bupati sesuai de-ngan kewenangan
dampak potensi kegagalan bendungan.
H Tubuh Bendungan dan Parapet
1 a. Parameter kuat geser zona inti yang Berdasarkan hasil perhitungan deformasi
digunakan dalam perhitungan stabilitas permanen dapat disimpulkan hulu Bendungan
hendaknya diperiksa kembali nilai Palasari mayoritas U > U maksimum 240 cm
kewajarannya (Φ= 28° dan C= 30 kg/cm2, sehingga stabilitas Bendungan Palasari harus
ini mungkin kN/m2). Dengan - dilakukan analisis lanjutan, berdasarkan -
membandingkan parameter kuat geser pedoman tahun 2004 disyaratkan untuk
hasil pembacaan pneumatic pressure cell dilakukan analisis Respon Dinamik. Sedangkan di
saat masih terbaca. hilir bendungan masih memenuhi syarat
b. Parameter kuat geser zona urugan batu keamanan stabilitas akibat gempa Operating
(Φ= 40°) hendaknya diperiksa kembali

5
2018

No. Inspeksi Besar


Hasil Visual Awal Konsultan Special Study Hasil Analisis Special Study Rencana Usulan Tindak Lanjut Spesial Studi
Risalah Sidang Tindak Lanjut Risalah
dengan mempertimbangkan terjadinya Basis Earthquake (OBE) dan Maximum Design
kemerosotan mutu pada material batu. Earthquake (MDE).
2 Dalam melakukan analisa stabilitas lereng
tubuh bendungan, konsultan menggunakan Sementara dari hasil pemantauan patok geser di
nilai pore water pressure yang ditetapkan oleh lapangan menunjukkan angka maksimal di0,586
program SEEP/W. Nilai Pore pressure yang mm yang masih dalm kondisi aman.
digunakan dalam analisis hendaknya
disesuaikan dengan kondisi muka air freatik Kemudian debit rembesan maksimal sebesar
berdasarkan pembacaan piezometer 0,8750 lt/dt dimana debit tersebut masih < 1%
pneumatic yang pernah terbaca, dengan cara inflow, dapat disimpulkan bendungan masih
coba-coba memasukkan nilai koefisien dalam status aman.
permeabilitas sampai menghasilkan garis
freatik yang mendekati kondisi aktual di
lapangan.
3 Berdasarkan laporan Inspeksi Besar, hasil
analisis stabilitas lereng tubuh bendungan
pada kondisi beban gempa MDE
menunjukkan angka keamanan FK<1. Untuk
analisis stabilitas lereng kondisi beban
gempa MDE FK<1 hendaknya diperiksa
bahwa alihan tetap yang terjadi tidak
melebihi 50% dari tinggi jagaan.
Bangunan Penunjang
I
1 a. Terdapat kerusakan pada atap rumah Perbaikan atap rumah intake disesuaikan dengan
intake. - mengadopsi karakteristik bangunan khas bali.
b. Terdapat kerusakan pada dinding Gardu
Pandang.

Anda mungkin juga menyukai