Anda di halaman 1dari 8

SISTEM DRAINASE KAWASAN SMA YAPEND 45 JAYAPURA

DENGAN PROGRAM HAC-RAS V6.1

Sindy Mei Diana Sari1,Andung Yunianta2, Ardi Aziz Sila3


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua
2,3
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua
Jl. Dr. Sam Ratulang No.11, Trikora, Kec. Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua 99113
1
sindymei3105@gmail.com, 2andung.ay@gmail.com, 3ardi.aziz.sila@gmail.com

Abstrak
Pertambahan penduduk bisa memberikan tekanan ruang sehingga merubah tata guna lahan menjadi lahan
bangunan. Karena hal tersebut mengakibatkan banjir/genangan di kawasan SMA Yapend 45 Jayapura dan
sekitarnya. Masalah yang terjadi adalah sistem drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Dengan megacu dari
masalah yang ada pada saluran drainase SMA Yapend 45 Jayapura perlu dilakukan peningkatan dimensi saluran
drainase, dalam upaya menanggulangani banjir/genangan diwilayah SMA Yapend 45 Jayapura bersumber pada
perhitungan dan analisis software Hec-Ras 6.1. dari hasil perhitungan dan analisis Sofware Hec-Ras 6.1 diperoleh
debit saluran untuk kurun waktu ulang 10tahun yaitu Q10 = 3.611 m3/s > Q lapangan. Sehingga dimensi saluran
yang tak lagi mampu menampung debit air hujan. Solusi untuk permasalahan ini dengan cara pengerukan
sedimentasi yang terbawa oleh aliran air hujan, peningkatan dimensi saluran, serta melakukan perawatan saluran
secara berkala oleh masyarakat sekeliling saluran.
Kata Kunci : Sistem, Drainase, Entrop, Software Hec-Ras 6.1

Abstract
Population growth can put pressure on space so that it changes land use into building land. Because this resulted
in flooding/inundation in the area of SMA Yapend 45 Jayapura and its surroundings. The problem that occurs is
the drainage system is not functioning optimally. With reference to the problems that exist in the drainage channel
of SMA Yapend 45 Jayapura, it is necessary to increase the dimensions of the drainage channel, in an effort to
overcome flooding/inundation in the area of SMA Yapend 45 Jayapura based on calculations and software Hec-
Ras 6.1. from the calculation and analysis of the Hec-Ras 6.1 software, the channel discharge for a 10 year return
period is Q10 = 3.611 m3/s > Q field. So that the dimensions of the channel are no longer able to accommodate
the rainwater discharge. The solution to this problem is by dredging sedimentation carried by the flow of
rainwater, increasing the dimensions of the channel, and carrying out regular maintenance by the surrounding
community.
Keywords : System, Drainage, Entrop, Software Hec-Ras 6.1

1. Pendahuluan Penggunaan aplikasi ini bertujuan menganalisa


kapasitas saluran guna memahami berapa besar
Latar Belakang kapasitas maksimum saluran yang ada berdasarkan
Pertambahan penduduk dapat memberikan curah hujan.
tekanan pada ruang dan lingkungan untuk
perumahan, industri serta sarana lainnya yang dapat Rumusan Masalah
mengubah lahan terbuka menjadi lahan bangunan. a) Bagimana Debit aliran sistem drainase
Karena hal ini dapat berdampak pada sistem berdasarkan data curah hujan terakhir
drainase yang ekstrim, aliran air melalui saluran b) Bagaimana kemampuan sistem drainase dalam
mungkin tidak dapat dilakukan sehingga menampung volume air saat hujan pada kondis
mengakibatkan banjir/perendaman. Oleh karena itu, ekstrim
saluran drainase harus didesain agar air limpasan c) Bagaimana cara penanggulangan agar saluran
tidak mengakibatkan banjir atau genangan. drainase mampu menampung debit rencana
Mendasari masalah yang ada, penulis pada kondis ekstrim
berkeyakinan bahwa analisis kendala kawasan
SMA Yapend 45 Jayapura memerlukan Batasan Masalah
penggunaan program aplikasi pemodelan a) Lokasi penelitian berada di Kawasan SMA
matematika HEC-RAS 6.1 (Hydrologic Yapend 45 Jayapura, Distrik Jayapura Selatan,
Engineering Center’s River Analysis System). Kota Jayapura Provins Papua.
b) Menggunakan perhitungan Uji Distribus pengamatan di beberapa titik yang mengalami
Dengan Metode Pearson Type III, Metode Log, curah hujan .
Pearson Type III, Metode Log Normal, Uji Hydrologic Engineering Center-River Analysis
Smirnov-Kolmogorov dan uj Ch Square. System ( HEC-RAS ) merupakan program yang bisa
c) Analisis Debit Sunga dan Saluran dengan dipergunakan untuk menghitung profil muka air
menggunakan Software Hec-Ras V6.1 satu dimensi yang bergantung pada waktu dengan
kondisi aliran permanen ( Steady Gradually Varied
Tujuan Penelitian Flow).
a) Mengetahu debit aliran sistem drainase
berdasarkan data curah hujan 10tahun terakhir. Debit Banjir Rancangan
b) Mengetahui kemampuan sistem drainase dalam Pada Perencanaan serta perhitungan bangunan
menampung volume air saat hujan pada kondisi air hidrologi ialah bagian berasal dari analisis sebab
ekstrim. banyak perhitungan teknis berdasarkan atas
c) Mengetahui solusi yang dapat mengatasi debit frekuens nila eksklusif berasal insiden ekstrim..
air dengan kondisi ekstrim. Data yang dibutuhkan untuk menunjang analisis
curah hujan rencana periode ulang artinya minimal
2. Tinjauan Pustaka menggunakan 10 tahun data curah hujan alam
menggunakan harga tertinggi pada setiap tahunnya
Catchment Area ( DAS )
, Dibutuhkan data minimal 10 tahun. Sehingga
Catchment Area (DAS) terdiri dari satu
dapat memperoleh analisis kurun waktu ulang
kesatuan wilayah daratan yang menggunakan
(return periode) tertentu dengan memakai cara
sungai serta aliran tersier sungai guna menampung,
statistik.
menyimpan, dan mengalirkan air hujan secara alami
dari air hujan ke danau/lautan, dimana batas daratan 3. Metodologi Penelitian
merupakan pembatas topografi. Dari laut sampai
batas perairan yang masih dipengaruhi oleh
kegiatan di darat.

Banjir
Banjir merupakan sebuah kejadian dimana
tanah kering berada diposisi pada bawah dan air
yang mengalami peningkatan volume diatas
normal. Banjir berawal dari sebuah genangan air
yang tidak dapat lagi terserap oleh tanah, sehingga
air menggenang dan keluar dari saluran di sebutlah
banjir/genangan.

Drainase
Drainase merupakan sekumpulan bentuk
bangunan air guna menampung, membuang dan
mengalirkan kelebihan air dari suatu wilayah ke
wilayah lain agar wilayah tersebut dapat beroperasi
secara optimal. Drainase juga merupakan suatu
usaha dalam pengontrolan air pada sanitasinya agar
air tidak menggenangi wilayah sekitar.

Analisa Hidrolika
Analisa hidrolika berkaitan langsung dengan
data curah hujan, maka data curah hujan diperlukan
untuk menyusun rancangan pemanfaatan air serta
perancangan pengendalian banjir. Curah hujan
dalam semua wilayah ini rata-rata bersifat homogen Gambar 1. Bagan Alir Penelitian Analisa
yang artinya di wilayah ini memiliki letak yang Banjir Saluran Drainase
sama kondisinya. Curah hujan ini dianggap curah
hujan regional dan dinyatakan dalam milimeter.
Curah hujan di wilayah tersebut harus berdasarkan
Lokasi Penelitian Dalam perhitungam besar debit air limpasan
Terletak di jl. Feri No. 4-5 Kelapa Dua Entrop, dapat dilihat dari berapa besar jumlah penduduk
Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua. yang menggunakan air, maka dapat dilihat besar
Dengan luas Wilayah 0.33 km2. Tepat nya berada di debit buangan dapat dirumuskan sebagai berikut
sungai Nona :

Q=PxDxA (3)

Dimana :
Q = Debit rata-rata
P = Keperluan air bersih (Liter/unit/hari)
A = Luas Wilayah (km2)
D = Jumlah Penduduk

Untuk menetapkan perhitungan debit saluran


perlu dilakukan tinjauan langsung ke lapangan
Gambar 2. Peta Lokasi Saluran Drainase guna mengukur secara langsung berapa besar
SMA Yapend 45 Jayapura
ukuran saluran eksisting. Selanjutnya hasil
pengukuran bisa dilakukan perhitungan dengan
Pengumpuan Data rumus sebagai berikut :
a) Peta Topografi
Dalam wilayah pengaliran tentunya 1. Luas Penampang Basah (A)
memiliki tata guna yang berbeda – beda dalam
pengolahan lahannya, maka dalam pengambilan A = (B.h) + (m.h)2 (4)
koefisien pengaliran dapat diambil dari harga 2. Keliling Penampang basah
berdasarkan rata-rata bobot suatu luas daerah,
dan juga mengacu pada tata guna lahan sebagai P = B+ 2.h√1+m2 (5)
perhitungan pengaliran, dengan perumusan
sebagai berikut : 3. Jari-jari Hidarulik Penampang

𝐶1 .𝐴1 +𝐶2.𝐴2 +⋯+𝐶𝑛.𝐴𝑛 𝐴


𝐶= (1) R= (6)
𝐴1 +𝐴2+⋯+𝐴𝑛 𝑃

4. Kedalaman Hidraulik
Dimana :
𝐴
C = Harga koefisien Rata - rata D= (7)
𝐵
C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran setiap daerah.
A1, A2, A3 = Luas setiap daerah. 5. Kecepatan Aliran
Menggunakan rumus manning, sehingga:
b) Data Curah Hujan 1.49 2⁄ 1⁄
Data curah hujan bermanfaat dalam V= 𝑅 3𝑆 2 (8)
𝑛
mendapatkan data hujan rata-rata setiap stasiun,
secara umum jika makin besar waktu (t) maka 6. Debit Aliran
akan membuat intensitas hujannya (i) semakin Q=AxV (9)
mengecil. Dalam perhitungannya lebih mudah
menggunakan alat yang sudah ada, namun jika Dimana :
harus ditulis perumusan dengan cara empiris B = Lebar saluran dasar (m)
dapat ditulis sebagai berikut : h = Tinggi muka air (m)
m = Kemiringan Saluran
𝑑24 24
𝑖= [ ]𝑚 (2) W = Tinggi jagaan (m)
24 𝑡 A = Luas pada penampang basah ( m2)
Keterangan : P = Keliling saluran basah (m)
i = Intensitas Hujan (mm/jam) R = Jari-jari Hidrolis (m)
t = Durasi curah hujan dalam bentuk nVV V = Kecepatan rata-rata saluran (m/s)
( jam untuk d) n n = Koefisien Manning pada saluran
a, b, n, m = Konstanta
Analisis Kekerapan Curah Hujan
c) Data penduduk Analisis kekerapan curah hujan dilakukan guna
menetapkan pendistribusian parameter statistik.
Parameteristatistiki Ujii Kompatibilitasi Datai
Distribusi untukimemperkuatipilihan estimasii
distribusi yang diambil, maka dilakukan ujii Uj kesesuaian Data Distribusi
distribusi yaitu: Guna menetapkan taksiran distribusi yang di
ambil, sehingga dapat menggunakan distribusi
a) Curah hujan rata-rata (𝑋̅) yakni :
∑ 𝑥𝑖
𝑋̅ = (10) a) Metode Chi-kuadrat
𝑛

(𝐸𝑓𝑖−𝑂𝑓𝑖)2
Dimana : 𝑋 2 𝐶𝑟 = ∑𝑛𝑖=1 (16)
𝐸𝑓𝑖
∑ 𝑥𝑖 = Jumlah Curah Hujan Dimana :
n = Jumlah Data X2Cr = Nilai Harga Chi-kuadrat.
Efi = Total frekuensi yang diharapkan.
b) Standar Devias (Sd) Ofi = Frekuensi yang sama pada kelasnya.
n = Jumlah data
2
∑(𝑥𝑖−𝑋̅)
𝑆=√ (11)
𝑛−1 b) Metode Smirnov-Kolmogrov

Distribusi Curah Hujan D = maks| P(Xm) – P’(Xm) | (17)


Distribusi ini memiliki tujuan yaitu untuk
Dimana :
memperkirakan berapa besar kala ulang tertentu.
Guna menetapkan kemungkinan banjir, dapat D = Selisih antara peluang pengamatan dan
ditulis perumusannya sebagai berikut : peluang teoritis..
P(Xm) = Peluang pengamatan.
a) Distribusi Gumbel P(Xm) = Peluang teoritis.

𝑋𝑇 = 𝑋̅ + 𝑠. 𝐾 (12) Pola Program HEC-RAS 6.1


Dimana : Pola Program HEC-RAS 6.1 ialah rancangan
Xt = Hujan rencana untuk periode tahun T asal Asce (American Society of Civil Engineers).
X = Nila tengah Sample HEC-RAS ini berfungsi dalam membentuk suatu
S = Standart devisias sampel percobaan aliran satu dimensi, dalam simulasinya
K = Faktor Frekuesi terdapat data yang diinput dan menampilkan suatu
grafis. Dalam HEC-RAS dapat dilihat pemodelan
b) Distribusi Log Pearson Type III berdasarkan data yang diinput dan menyajikan
dampak hidrolika serta hidrologi dalam kondisi
𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑇 = 𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑟 + 𝐾. 𝐿𝑜𝑔 𝑆𝑋 (13) menampung air. Didalam Hec-RAS juga terdapat
simulasi peredaran permanen (Steady Flow) serta
Dimana :
peredaran tak permanen terhadap waktu (Unsteady
Xt = Hujan rencana untuk periode tahun T
Flow).
K = Faktor frekuensi.

c) Distribusi Normal 4. Hasil dan Pembahasan

𝑋𝑇 = 𝑋̅ + 𝑆𝑑 . 𝐾𝑇 (14) a) Hujan Kawasan DAS


Penetapan hujan kawasan didapatkan dari data
Dimana : curah hujan dengan periode waktu 10 tahun
XT = Hujan rencana untuk periode tahun T terakhir dari tahun (2011 – 2020). Untuk
X = Nilai tengah Sample memperoleh nilai dari data curah hujan
Sd = Standart devisias sampel memakai metode aljabar. Dapat dilihat nilai
KT = Faktor Frekuensi hujan dari perhitungan periode waktu 10 tahun
terakhir memiliki nilai hujan max 248.8
d) Distribus Log Normal milimeter serta nilai hujan min 79.2 milimeter.
𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑇 = 𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑟 + 𝐾. 𝐿𝑜𝑔 𝑆𝑋 (15)
b) Distribus Frekuens Curah Hujan
Dimana : Tabel 1. Persyaratan parameter Statistik suatu
K = Variabel normal, Besarnya bergantung Distribusi
pada Koefisien kemiringan UJI CHI KUADRAT
Hasil Normal Log Normal Gumbel Log Pearson Type II
Chi-Kuadrat Hitung (X2) 1 2 2 3
Chi-Kuadrat Kritis (X2cr ) 5.991 5.991 5.991 5.991
Hipotesa Diterima Diterima Diterima Diterima
f) Perhitungan analisa permukaan memakai
Uji Smirnov Kolmogrov Software HEC-RAS 6.1
Hasil Normal Log Normal Gumbel Log Pearson Type II 1. Membuat Aliran Steady Flow
Smirnov Hitung ( ∆P max ) 0.092481818 0.55708182 10.92498 1.285257559
Untuk menghitung simulasi aliran
Smirnov Kritis (∆P Kritis ) 0.41 0.41 0.41 0.41
Hipotesa Diterima Ditolak Ditolak Ditolak SteadyFlow pertama input debit aliran lalu
(Sumber : Hasil Perhitungan 2022) nilai memasukkan debit aliran SteadyFlow,
klik menu-bar edit, klik sub menu
Mendasari hasil dari (Tabel 1.) dapat diketahui SteadyFlow, masukkan nilai debit Q10.
hasil pengujian hipotesisnya pada Uji Chi
Kuadrat memiliki hasil hampir semua diterima,
sedangkan pada pengujian Uji Smirnov
Kolmogorov hanya uji normal yang dapat
diterima..

c) Analisis Hujan Rencana

XT = 𝑋̅ + KT . Sd

Dimana : Gambar 4. Penginputan Debit di menu


Nila 𝑋̅ = 146.04 mm Steady Flow
Nila Sd = 50.207 mm (Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022)
Nila KT ( dilihat dari tabel ) Selanjutnya penginputan nilai kemiringan
XT = 𝑋̅ + KT . Sd yang sudah dihitung yaitu 2.227, Klik icon
= 146.04 + (1.28 x 50.207) Reach Boundary conditions – Normal Depht
= 210.305 mm – masukan nilai kemiringan – Klik OK –
Apply Data – Save data.
Tabel 2. Perhitungan periode kala ulang Distribusi
Normal
Periode
No. X Kt S XT
Ulang
1 2 146.04 0 50.21 146.04
2 5 146.04 0.84 50.21 188.2143
3 10 146.04 1.28 50.21 210.3056
4 20 146.04 1.64 50.21 228.3803
(Sumber : Hasil Perhitungan 2022)
Gambar 5. Penginputan Kemiringan
d) Distribusi Hujan Perjam (Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022)
Berdasarkan perhitungan hujan rancangan
didapatkan jam puncaknya 17.96 milimeter dari Setelah data tersimpan selanjutnya dianalisis
rencana hujan periode ulang 10 tahun yaitu oleh program Run – SteadyFlowAnalysis –
210.305 milimeter. Computer – Close.

e) Debit Rancangan Beberapa tampilan Cross Section didapatkan


1. Analisis Nakayasu dari analisis Program HEC-RAS 6.1
berlandaskan perhitungan debit Max dari
metode Nakayasu didapat 17.96 m3/s

Gambar 3. Hidrograf Banjir dengan metode Gambar 6. Tampilan Cross Section saluran Hilir
Nakayasu (Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022)
(Sumber : Hasil Perhitungan 2022)
Gambar 7. Tampilan Cross Section saluran Hulu
(Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022) Gambar 10. General Profil Plot UnsteadyFlow
(Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022)
2. Membuat Aliran Unsteady Flow
Untuk menghitung aliran Unsteady Flow g) Perancanangan Dimensi Saluran
membutuhkan data debit hidrograf dengan Perancangan dimensi saluran drainase
satuan jam, dan data tertinggi muka air di dilakukan guna memperoleh dimensi ukuran
program HEC-RAS 6.1. saluran yang akan menyalurkan debit rencana
yang memiliki tinggi muka air lebih rendah dari
kondisi saluran dengan ukuran dimensi
eksisting dilapangan.

Rumus Debit Perencanaan Dimensi Saluran


Diketahui data-data sebagai berikut :
Q rencana = 3.612 m3/det
V asumsi = 0.30 m/det
n = 0.012
m = 0.005
C = 0.25 ( Perkampungan

Syarat : B+ 2h
= h m2+1
2
B+ 2h
= h 1,4 2+1
2
B+ 2h = 2h 3.00
Gambar 8. Pengimputan Nilai Hidrograf
(Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022) B
+ h = 1.73 h
2
B = 1.464 h

a. Perhitungan Luas Basah ( A )


A = Q/V asumsi
= 3.612 m3/det : 0.3
= 12.04 m2
Sehingga, Luas Penampang basah
A = ( B + ( m x h )) h
= (1.464 h + 0.005 h) h
Gambar 9. Grafik Plot Nilai Hidrograf
= 2.464 h2
(Sumber : HEC-RAS 6.1, 2022)
12.04 = 2.464 h2
Sesudah data ter-save berlanjut ke analisis h = (12.04 / 2.464)^0.5
dengan rancangan Perform an UnsteadyFlow h = 2.210 m
Simulation, setelah tercomputer dapat dilihat sehingga tepi bawah nya B = 3.236 m
hasilnya. b. Perhitungan Tinggi jagaan
W = Ch
Berdasarkan hasil analisis Hec-Ras 6.1 = C 2.210
menggunakan perhitungan debit kurun waktu = 0.25 2.210
ulang 10 tahun, mendapatkan hasil yaitu = 0.552585
perlunya penambahan dimensi saluran agar = 0.743 m
dapat menampung debit ekstrim.
c. Perhitungan Keliling Basah ( P )
P = B + 2 h ( m2 + 1 )0,5
2 0,5
= 3.236 + 2 2.210 ( 1.0 +1 )
P = 9.49 m
d. Perhitungan jari-jari Hidrolisis ( R ) &
Kemiringan dasar Saluran (S)
A 12.04
R = =
P 9.49
R = 1.27 m

2 2
Vn 0.30 0.012
S = 2/3 2/3
R 1.269

S = 0.0000094
Gambar 11. Dimensi Saluran Existing
e. Kontrol Kemiringan Saluran ( S ) Lapangan

2 2
Qxn 3.612 0.012
S = 2/3 2/3
AxR 12.04 1.27

S = 0.00000943

S saluran = S rencana
0.0000094 = 0.0000094 m3/det …… OK !!!

f. Kontrol Debit
1
Q = A x R2/3 x S0.5
n

2/3
1 0,5
Q = 12.04x 1.27 x 9.43479E-06
0.012 Gambar 12. Dimensi Saluran Existing
Perencanaan
Q = 3.61158793
(Sumber : Hasil Penelitian 2022)
Q saluran = Q rencana
5. Penutup
3.6115879 = 3.611588 m3/det …… OK !!!
Kesimpulan
Sumber : Perhitungan Pribadi Hasil survey lapangan dan penilaian terhadap
beberapa tanda mendapatkan kesimpulan sebagai
Dari rekapitulasi perencanaan Debit, Dimensi
berikut:
saluran mempunyai kapasitas debit saluran yang
digunakan QLapangan > Qrencana (OK) aman. a. Saluran drainase SMA Yapen 45 Jayapura
Dengan demikian didapatkan dimensi unruk berfungsi mengalirkan air buangan limbah
perencanaan saluran yaitu Lebar bawah (B) rumah tangga dan air hujan bercampur ( mult
sebesar 1m dengan kedalaman saluran (h) 0.42m, Purpose – sistem tercampur ). Dengan kontruksi
sehingga dapat menampung debit lapangan beton halus saluran terbuka permanen.
sebesar 0.5106 m3/det < debit perencanaan Permasalahan pada saluran drainase ialah
sebesar 3.611 m3/det. dimensi pada saluran yang tak seragam, sampah
Pada saluran drainase SMA Yapend 45 dan sedimen yang menumpuk yang terbawa
Jayapura yang tepatnya berdekatan dengan ereng oleh aliran hujan.
gunung, besar kemungkinan adanya sedimentasi b. Debit aliran yang dapat di tampung dengan
yang terbawa oleh debit alir saat hujan, sehingga saluran Drainase sebelum perubahan Dimensi
perlu dilakukan normalisasi saluran secara saluran sebesar Qsaluran= 0.5106 m3/s dengan
berkala. Berikut dimensi saluran eksisting dimens saluran (B) sebesar 0.5m dan kedalaman
dilapangan dan saluraan saluran (h) 0.35m, pada saluran hilir tak mampu
perencanaan.perencanaan : untuk menahan debit curah hujan max, sehingga
di perlukan perubahan dimensi saluran sebesar
Qsaluran= 3.611 m3/s dengan dimens saluran (B) Ciberang HM 0+ 00-HM 34+ 00). Fondasi:
2.13 m sebesar 1m dan kedalaman saluran (h) Jurnal Teknik Sipil, 5(2).
2.57m.
c. Solusi dari masalah saluran drainase ini yaitu
dengan penempatan aspek bangunan yang tidak
menutup saluran sehingga dapat di lakukan
normalisasi saluran secara berkala,
memperbesar saluran drainase, dan tidak
membuang sampah di saluran drainase.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan
yang diperoleh dari data lapangan maupun
perhitungan empiris yang di dapatkan, penelitian ini
berjalan dengan baik. Namun apabila terjadi
kekeliruan dalam perhitungan maupun rancangan
dalam penelitian ini, dapat di jadikan koreksi untuk
penulis danselanjutnya penelitian ini bisa dijadikan
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dan
dapat cmengembangkan hasil penelitian ini.

Daftar Pustaka :

Dwijaya, A. (2018). Evaluas Drainase Perkotaan


Dengan Metode Hecras D Kota Nanga Bulik,
Lamandau Propins Kalimantan Tengan. Jurnal
Rekayasa Sipil, 2(2), 104-115.
Febriana, Y. (2009). Analisis Sistem Drainase
Medokan Terhadap Fluktuas Debit Kal
Wonokromo. Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia.
Hariyanto, Y. A. R. (2020). Evaluas drainase
kawasan kompleks Graha Tirta Kota Malang
dengan simulas HEC-RAS 4.0 (Doctoral
dissertation, Universitas Neger Malang).
Kusuma, W. I. (2017). Perencanaan Sistem
Drainase Kawasan Perumahan Green Mansion
Residence Sidoarjo (Doctoral dissertation,
Institut Teknolog Sepuluh Nopember).
Martiani, D. N., & Prayoto, M. J. P. (2020). Tutorial
Program HEC-RAS Untuk Analisa Hidrolika
Sistem Drainase.
Pania, H. G., Tangkudung, H., Kawet, L., &
Wuisan, E. M. (2013). Perencanaan Sistem
Drainase
Rochmawati, Reny, and Andung Yunianta.
"Peningkatan Dimens Saluran Drainase Dalam
Upaya Mengatas Genangan Air d Wilayah
Kelapa Dua Entrop Kota Jayapura." Jurnal
Ilmiah Teknik dan Informatika 2.1 (2017): 1-7.
Umum, P. K. J. D. P. Bidang Cipta Karya.(2016).
Profil Kota Jayapura.
Wigati, R., & Soedarsono, S. (2016). ANALISIS
BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE
HEC-RAS 4.1. 0 (Stud Kasus Sub DAS

Anda mungkin juga menyukai