Jl.Telaga Warna,Tlogomas, Jawa Timur, Indonesia, 65144 Telepon: (0341) 565500, Fax: (0341) 565522
*e-mail corresponding author : silvesterkoten17@gmail.com
ABSTRAK
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum
pengertian drainase merupakan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk membuang kelebihan
air atau mengurangi air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan sistem drainase Perumahan Istana Safira Dau Kabupaten
Malang yang pada umumnya belum direncanakan semuanya. Analisa dan langkah pemikiran
pengelolaan data yang digunakan yaitu metode rasional untuk menghitung debit banjir rencana dan
dimensi saluran untuk debit yang telah ditentukan. Hasil analisa hidrolika diperoleh dimensi saluran
primer adalah lebar dasar saluran (b) = 0,50 m dan kedalaman saluran (h) 0,50 m. Dimensi saluran
sekunder adalah lebar saluran (b)= 0,40 m dan kedalaman saluran (h) 0,40 m. Sedangkan dimensi
saluran tersier adalah (b) = 0,30 m dan (h) 0,30 m dengan tinggi jagaan masing – masing saluran adalah
3% dari kedalaman saluran rencana. Penampang melintang saluran berbentuk persegi panjang.
ABSTRACT
Drainage means to drain, dispose, or drain water. In general, drainage can be defined as a series of
water structures that function to reduce or remove excess water from an area of land so that the land
can be used optimally. The purpose of this research is to plan the drainage system of the Istana Safira
Dau housing in Malang Regency, which in general is not all planned. Analysis and data management
methods used are manual calculations following the rational method for calculating discharges and the
formula for finding the water level using h SNI for channel discharge. After the calculation, the
primary channel dimension is obtained with the base channel width b = 0.50 m and channel depth 0.50
m, secondary channel dimensions are channel width b = 0.40 m and channel depth is 0.40 m, tertiary
channel dimensions is channel width = 0.30 m and channel depth 0.30 m with guard height for each
channel is 3% of the planned channel depth. The rectangular cross-section is a rectangular channel.
Cara mengutip: Suhudi, S., dan Koten, S. W. (2020). Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Istana Safira
di Jalan Jambu Semanding Sumber Sekar, Dau, Kabupaten Malang. Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan
Teknik Kimia, 5(2), 147-158. http://dx.doi.org/10.33366/rekabuana.v5i2.1945
147
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
148
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
149
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
2. METODE PENELITIAN
Mulai
Curah Hujan Harian Max Luas Lahan (A) Jumlah Penduduk L&S
Tahunan
Merencanakan Skema
Jaringan Drainase
Alternatif 1
(Sesuai Kontur) Alternatif 2
Alternatif Terpilih
Alternatif 3
Menghitung Debit
Saluran
Merencanakan Dimensi
Saluran Tidak
Evaluasi Rencana
Saluran Qr > Qs
Ya
Selesai
150
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
Tabel 2. Perhitungan curah hujan Rancangan Metode Log Person Type III
Log Log (Rx - Log (Rx -
No Rx Probabilitas Log (Rx - X)²
Rx X) X)³
1 2 3 4 5 6 7
1 54,00 1,73 9,09 -0,2478 0,0614 -0,015221
2 84,00 1,92 18,18 -0,0559 0,0031 -0,000175
3 95,00 1,98 27,27 -0,0025 0,0000 0,000000
4 105,00 2,02 36,36 0,0410 0,0017 0,000069
5 176,00 2,25 45,45 0,2653 0,0704 0,018671
Jumlah 9,90 0,0000 0,1366 0,003344
Rata-Rata 1,980
S. Dev 0,185
Skewness 0,044
Tabel 2 merupakan perhitungan curah hujan rancangan menggunakan metode log person III
dengan hasil perhitungan bisa dilihat pada tabel 2.
151
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
= x
152
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
Tabel 6 Perhitugan Debit Aliran Saluran diketahui maka untuk selanjutnya bisa
Primer dilakukan perhitungan debit buangan air
N Nama I A Q
C
o Saluran (mm/Jam) (Km2) (m /dtk) kotor.
3 Persamaan yang digunakan untuk
1 2 3 4 5 6 perhitungan debit buangan air kotor adalah
1 Saluran B (S.b) 1357,713 0,75 0,0131 0,0372
sebagai berikut:
2 Saluran C (S.c) 898,681 0,75 0,0300 0,0562
3 Saluran A (S.a) 684,185 0,75 0,0844 0,1205 Qak =
Sumber: hasil perhitungan
Dimana:
Qak = Debit air kotor (liter/detik/Km2)
Perhitungan Debit Air Kotor
P = Jumlah Penduduk (orang)
Untuk mengetahui berapa besarnya debit
q =Jumlah kebutuhan air bersih
buangan air kotor rumah tangga yang ada (liter/detik/orang)
pada lokasi studi, data-data yang dibutuhkan A = Luas daerah yang berpengaruh (Km2)
untuk melakukan perhitungan adalah data Analisa debit buangan air kotor dapat dilihat di
jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih. bawah ini untuk contoh perhitungan Saluran 1
(S1):
a. Perhitungan Jumlah Penduduk Diketahui:
Contoh perhitungan untuk Saluran 1 (S1): Jumlah penduduk (S1) = 24 jiwa
Diketahui: Debit kebutuhan air bersih (S1) = 0,02232
Jumlah unit rumah (S1) = 6 unit liter/detik/orang
Maka debit air kotor untuk Salauran 1 :
Jumlah penduduk (S1) = 6 x 4 = 24 jiwa
Maka jumlah penduduk pada S1 adalah 24 Qak =
jiwa. Qak =
Qak = 0,01562 liter/detik/km2
b. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Qak = 0,000016 m3/detik/km2
Perhitungan kebutuhan air bersih dilakukan
Jadi debit air kotor yang berasal dari buangan
untuk mengetahui berapa besar debit buangan air
rumah tangga yang akan masuk ke Saluran (S1)
rumah tangga, sehingga untuk masing-masing
adalah sebesar 0,000016 m3/detik/km2.
saluran dapat diketahui besarnya debit air
kotornya.
Perhitungan Debit Banjir Rancangan
Contoh perhitungan kebutuhan air bersih untuk
Analisa debit banjir rancangan merupakan
S1
penjumlahan dari debit air hujan dan debit air
Diketahui:
kotor masing-masing saluran.
Jumlah penduduk (S1) = 24 jiwa
Dengan memakai rumus di atas diambil salah
Jumlah kebutuhan air bersih = 80
satu saluran untuk menganalisa besarnya debit
liter/hari/orang
banjir rancangan untuk saluran 1 (S1):
= Diketahui :
Debit air hujan (Qah) S1 = 0,006 m3/detik
= 0,00093 liter/detik/orang
Debit air kotor (Qak) S1 = 0,000016 m3/detik.
Maka kebutuhan air bersih untuk S1
Maka debit banjir rancangan untuk Saluran 1 (S1)
Qbersih = 24 x 0,00093
adalah
= 0,02232 liter/detik/orang
Qr = 0,006 + 0,000016
Jadi untuk kebutuhan air bersih di Perumahan
Qr = 0,0056 m3/detik
Istana Safira pada saluran 1 (S1) adalah 0,02232
Jadi untuk Saluran 1 (S1) besarnya debit banjir
liter/detik/orang. Perhitungan jumlah rancangan adalah 0,0056 m3/detik.
penduduk dan kebutuhan air bersih sudah
153
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
154
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
155
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
Analisa Kapasitas Saluran coba kecepatan aliran lebih lambat dari pada
Perhitungan kapasitas saluran bertujuan perhitungan dimensi saluran menggunakan h
untuk mengecek atau mengontrol saluran SNI. Dengan hasil perhitungan dari kedua
yang direncanakan mampu menampung debit metode tersebut digunakan perhitungan
banjir rancangan dengan kala ulang 5 tahun. dimensi saluran h SNI untuk perencanaan
Dari hasil analisa tersebut debit saluran harus dimensi saluran tersier, sekunder dan primer.
lebih besar dari debit banjir rancangan agar
saluran mampu mengalirkan air dengan Kontrol Debit
sempurna (Qs > Qr). Tabel analisa dimensi Kontrol aliran digunakan untuk mengecek
saluran dengan menggunakan metode coba – atau mengontrol aliran air apakah air dalam
coba dan h SNI dapat diketahui hasil kondisi maksimum dapat mengalir dengan
perhitungan antara lain; h air pada baik sesuai kemampuan kapasitas saluran
perhitungan dengan metode coba – coba yang direncanakan.
merupakan tinggi muka air asli pada saluran Kontrol kapasitas saluran tersebut terhadap
sehingga untuk perencanaan dimensi saluran debit banjir rencana yang terjadi tidak boleh
menggunakan h SNI sesuai dengan tabel melebihi dari 10%.
pedoman pendimensian saluran, sehingga
mempengaruhi pada kecepatan aliran pada
tabel perhitungan dimensi saluran h coba –
156
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2), 2020, 147-158
Perhitungan kontrol aliran setiap saluran di 0,00927 mempunyai kecepatan aliran yang
atas terdapat pada saluran S3 mempunyai lebih lambat terhadap saluran sesudahnya/
nilai aliran yang melambat terhadap saluran alirannya semakin bertambah (semakin
selanjutnya, sehingga pada saluran tersebut besar).
harus dilakukan rencana kemiringan
saluran agar pada saluran tersebut aliran 4. KESIMPULAN
airnya bisa mengalir dengan baik. Untuk Hasil analisa perencanaan sistem drainase
perhitungan selanjutnya maka dilakukan di perumahan ini dapat disimpulkan
perhitungan mencari kemiringan dasar sebagai berikut:
saluran rencana dengan metode coba-coba 1. Besarnya curah hujan rencana yang
untuk memperoleh kemiringan saluran dihitung dengan kala ulang 5 tahun
rencana. adalah sebesar 136,565 mm. Besarnya
curah hujan ini mempengaruhi saluran
Uraian untuk mencari nilai S saluran : yang direncanakan, diantaranya saluran
Diketahui: yang memiliki debit banjir, yaitu:
Cek aliran terhadap saluran S3 Dan S5 a) Saluran tersier (S1): 0,0056
3
S3 = 0,01718 m /detik.
S5 = 0,01127 b) Saluran sekunder (S5): 0,013
S3 > S5 tidak memenuhi m3/detik.
Dicari: (metode coba-coba) c) Saluran primer (Sa): 0,1207
S3 rencana < S5 m3/detik.
S3 : S = 0,034 I = 0,00927 2. Skema jaringan drainase yang
S5 : I = 0,01127 digunakan adalah skema jaringan Grid
Iron dimana skema ini diambil sesuai
0,00927 < 0,01127
dengan elevasi pengukuran. Dari kedua
S5 > S3 memenuhi
skema jaringan drainase yang
Jadi untuk perencanaan kemiringan saluran
direncanakan, skema yang dipilih
3 adalah 0,034 dengan kecepatan aliran
adalah skema jaringan alternatif 1,
157
dimana pada perhitungan debit banjir [3] Fairizi, D (2015) analisis dan evaluasi
semua saluran pada skema jaringa saluran draainase pada kawasan Perumnas
alternatif 1 tidak mengalami banjir Talang Kelapa di SubDAS Lambidaro Kota
sehingga pada skema prencanaan Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan
jaringan alternatif 1 cocok untuk lokasi Lingkungan Vol 3 No 1 Maret 2015
penelitian. [4] Mato, B. L (2012) Evaluasi Sistem
3. Dimensi saluran yang digunakan pada Jaringan Drainase Di Jalan Soekarno Hatta
masing-masing saluran dengan ukuran Malang. Jurnal Buana Sains Vol 12 No 2,
yang berbeda-beda antara saluran 2012
tersier, saluran sekunder dan saluran
primer, dari masing-masing saluran [5] Soemarto, CD. (1986). Hidrologi Teknik.
ukuran adalah sebagai berikut: Surabaya: Usaha Nasional
[6] Wesli. (2008). Drainase Perkotaan.
a) Saluran tersier : b = 30 cm, h = 30 Yogyakarta: Graha Ilmu.
cm, tinggi jagaan = 9 cm
[7] Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan
b) Saluran sekunder : b = 40 cm, h =
yang Berkelanjutan. Penerbit Andi,
40 cm, tinggi jagaan = 12 cm
Yogyakarta.
c) Saluran primer : b = 50 cm, h = 50
cm, tinggi jagaan = 15 cm [8] Suripin. (2010). Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan II. Penerbit Andi,
5. DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
[9] Chow, V T (1997). Hidrolika Saluran
[1] Marcos Amaral, D J. (2014) Evaluasi
Terbuka, Erlangga. Jakarta.
Sistem Drainase terhadap Genangan di
Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Jurnal [10] Suhudi (2019). Perencanaan Saluran
Buana Sains Vol 14 No 1 (21-28) Drainase pada Jalan Donowarih Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang. Jurnal
[2]Sinilingga, Budi. (1999). Pembangunan
Reka Buana Vol 4 No 1, 2019
Kota : Tinjauan Regional dan Lokal.
Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.
158