Anda di halaman 1dari 12

1.

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


1.1 UMUM
Sistem drainase pada konstruksi jalan dan jembatan pada umumnya berfungsi
untuk mengalirkan air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan, yang
selanjutnya dialirkan melewati saluran samping (road side ditch) menuju saluran
pembuang akhir. Desain penampang saluran samping jalan untuk jalan tol pada
umumnya digunakan saluran dengan struktur beton bertulang. Hal itu dilakukan
untuk menunjang kinerja jalan tol yang direncanakan dapat mengakomodir
pergerakan dalam waktu yang cukup lama.
Penentuan bangunan drainase dan pengendali banjir didesain dengan
memperhatikan besaran panjang pengaliran, luas daerah pengaliran, koefisien
pengaliran, kemiringan dasar pengaliran, serta nilai curah hujan maksimum.
Untuk memperoleh nilai pada variabel-variabel tersebut, perlu dilakukan analisis
pada data-data berikut:
- Peta Rupa Bumi
Sebagai acuan awal, data topografi wilayah dapat diperoleh dengan
mengakses laman milik Pemerintah Republik Indonesia pada tautan
https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web . Peta rupa bumi dengan skala
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan diolah
menggunakan perangkat lunak Quantum GIS (QGIS) sehingga
menghasilkan data kontur, arah aliran air, luas daerah aliran sungai (DAS),
serta lokasi eksisting sungai dan anak sungai.
- Data Curah Hujan Harian
Data curah hujan diperoleh dengan mengumpulkan data tinggi muka air
hujan pada 3 (tiga) atau lebih stasiun hujan terdekat dengan lokasi
pekerjaan milik Badan Meteorologi dan Geofisika selama minimal 10
(sepuluh) tahun terakhir. Data curah hujan diperlukan untuk menentukan
banjir rencana yang akan terjadi dengan periode ulang tertentu sesuai
dengan prioritas bangunan/ fasilitas dari jalan yang kita amankan.
- Data Morfologi Sungai
Data morfologi sungai meliputi data geometrik sungai dan data debit sungai
normal maupun debit banjir yang pernah terjadi. Data-data tersebut
berkontribusi dalam penentuan tinggi jagaan untuk struktur jembatan apabila
diperlukan. Selain itu juga dapat digunakan dalam penentuan saluran
pembuangan akhir dalam system drainase jalan.

1.2 BAGAN ALIR PERENCAAN DRAINASE

MULAI

SURVEI HIDROLOGI
Karakteristik Sungai
Karakter Daerah Aliran

Peta Kontur
Curah Hujan

Hidrologi Sungai
Hidrologi Side Ditch

Menghitung Curah Hujan Maksimum


dengan cara : Aritmathic Mean, Isohyet,
Thiesen Polygon

Intensitas Curah Hujan Rencana


Waktu Konsentrasi Koefisien
Pengaliran Hujan Netto (Hujan
Efektif)

Curah Hujan Rencana


Metode Gumbel

ANALISA DEBIT RENCANA & TINGGI MUKA AIR


METODE : HASPE Rs = QH, We Duwen = QW
Hydrograph Hakayas U=QN, Rational=QR,

Pilih : QH, QW, QN, QR


Hitung nilai Q dari pengamatan
lapangan

Debit Rencana untuk periode


Ulang : Q2, Q10, Q25, Q50

A
A

Metode Manning
Muka Air Banjir
Kecepatan Air

Hitung Tinggi Clearance Rencana = H1


Elevasi Jbt=MAB (50 Th) + H1 = Tinggi Super

Berdasarkan jari-jari hidrolis,


Hitung span minimum rencana
jembatan

SELESAI
MULAI

Data Curah Hujan

METODE GUMBEL :
Periode Ulang
Waktu Konsentrasi
Curah Hujan
Intensitas Curah Hujan (Berdasarkan
Kurva Basis)

Koefisien Pengaliran
Hitung Debit Air Rencana : Q

Tentukan Panjang, Bentuk & Bahan


Saluran

RUMUS MANNING
Tentukan Kecepatan Air, Anggap T1
Check Kecepatan Air Terhadap Bawah Saluran
Tentukan Waktu Pengaliran T2

Curah Hujan Rencana


No Metode Gumbel

No
T1 = T2

Yes

Tentukan Elevasi M. A. Saluran

Kontrol Hidrolika
Saluran Rencana

SELESAI
1.3 ANALISIS CURAH HUJAN
Analisa Frekuensi Curah Hujan Maksimum Harian
Tujuan dari analisa frekuensi hujan dan banjir biasanya memperkirakan
besarnya varian-varian yang masa ulangnya panjang. Varian terbesar yang
kita dapatkan dari pengamatan hujan dan banjir, umumnya tidak ada yang
sebesar atau lebih besar daripada varian yang besarnya harus kita
perkirakan tadi. Karena itu harus diekstrapolasi lengkung frekuensi atau
lengkung probabilitasnya. Ekstrapolasi secara tepat hanya mungkin kalau
persamaan matematis dari lengkungnya diketahui, Metode yang disajikan
dalam laporan ini adalah metode Gumbel dan metode Log Pearson.
Curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu dihitung dengan
analisis statistik menggunakan distribusi frekuensi untuk menentukan
kemungkinan (probabilitas) terjadinya curah hujan rencana dimasa
mendatang.
(1) Metode Gumbel
Parameter - parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi harga
ekstrim gumbel adalah :
Menentukan Harga tengahnya (R) :

Menentukan Harga penyimpangan standard (S x):

Menentukan Faktor Frekuensi (K) :

Dimana :
K = faktor frekuensi
Yt = Reduced Variable (lihat tabel 3 hubungan antara waktu ulang
T dengan Yt)
Yn = Reduced Mean (lihat tabel 4 hubungan antara lamanya
pengamatan n dengan Yn)
Sn = Reduced Standard Deviation (lihat tabel 4 hubungan antara n
dengan Sn)
Ri = Curah hujan
n = Jumlah data

(2) Metode Log Pearson Type III


Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi Pearson
Type III, adalah :
(a) Mentransformasikan data curah hujan harian maksimum kedalam
harga logaritmanya : R1, R2, ...., Rn menjadi log R1, log R2, ....,
log Rn
(b) Menghitung harga tengahnya (log R ) :

(c) Menghitung harga penyimpangan standar (Sx):

(d) Menghitung koefisien asimetri (Cs) :

(e) Menghitung besarnya logaritma hujan rencana dengan waktu


ulang yang dipilih, dengan rumus :
LogRt = LogR + K.Sx
Dimana :
R = tinggi hujan rata-rata daerah
n = jumlah tahun pengamatan data
Cs = Koefisien penyimpangan
Sx = standar deviasi
K = faktor kekerapan Log Pearson Tipe III
(f) Menentukan nilai K untuk metode Log Pearson Tipe III

Tabel 4.22 Nilai-nilai K untuk metode Log Pearson Tipe III


1.4 ANALISIS PENAMPANG SALURAN
(1) Dasar Perencanaan
Analisis hidrolika dalam laporan ini ditujukan untuk menentukan
dimensi dan kapasitas debit air yang dapat dialirkan oleh saluran
samping. Penampang saluran yang direncanakan berbentuk
trapesium, dengan asumsi bahwa bentuk ini mudah dalam
pelaksanaannya, memenuhi kriteria hidrolis serta cukup ekonomis
terhadap lahan yang digunakan.
Penentuan dasar perhitungan menggunakan aliran seragam (uniform
flow) dengan kriteria sebagai berikut :
 Garis energi, muka air dan dasar saluran harus sejajar, dengan
kata lain mempunyai kemiringan yang sejajar.
 Faktor-faktor debit mempunyai nilai yang sama, yaitu :
kedalaman, luas basah, kecepatan aliran pada setiap penampang
untuk debit yang sama adalah tetap.
Rumus yang digunakan adalah :
Qs = F * V
Dimana :
Qs =kapasitas saluran (m3/dt)
F = luas penampang basah saluran (m2)
V = kecepatan aliran (m/det)

Besarnya kecepatan aliran dihitung dengan rumus Manning :

So1/2 A 2/3

V=
n P

Dimana :
SO = kemiringan dasar saluran
n = koefisien kekasaran
A = Luas Penampang
P = Penampang Basah
SO = kemiringan dasar saluran
(2) Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh limpasan air
untuk mengalir dari uatu titik yang paling jauh ke suatu titik yang
ditinjau pada suatu daerah aliran.
Tc = To + Td
Time of inlet (to) adalah waktu yang dibutuhkan limpasan untuk
mengalir melalui permukaan tanah ke saluran terdekat.

2 n 1
V= *3,28*L* *
3 √S 60

L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)


n = angka kekasaran manning (0,025)
S = Kemiringan Lahan (m/m)
Time of flow (td) adalah waktu yang dibutuhkan limpasan untuk
mengalir dalam saluran.
L
Td =
3600v

L = panjang sungai (m)


v = kecepatan aliran rerata (m/dt)
= 4,918 (S)1/2
S = Slope sungai
(3) Koefisien Hambatan
Koefisien hambatan (nd) yang dapat disebut pula angka kekasaran
Manning merupakan salah satu unsur penting yang berpengaruh
pada kecepatan aliran untuk debit tertentu.
Nilai kekasaran Manning sangat dipengaruhi :
(a) Bentuk penampang saluran
(b) Kemiringan saluran
(c) Material pembentuk dinding saluran
(d) Konfigurasi dinding saluran
Nilai angka kekasaran Manning (koefisien hambatan) sebagai dasar
perencanaan dapat disajikan pada tabel 7.23 sebagai berikut :
Tabel 4.23 Nilai Koefisien Hambatan (nd) Manning

BAIK
NO TIPE SALURAN SEKALI BAIK SEDANG JELEK

A. SALURAN BUATAN
1. Saluran Tanah, Lurus
0,017 0,020 0,023 0,025
Teratur
2. Saluran Tanah Yang
0,023 0,028 0,030 0,040
Dibuat Excavator
3. Saluran Pada Dinding
0,020 0,030 0,033 0,035
Batuan, Lurus, Teratur
4. Saluran Pada Dinding
Batuan, Tdk Lurus, Tdk 0,035 0,040 0,045 0,045
Teratur
5. Saluran Batuan Yang
Diledakan, Ada 0,025 0,030 0,035 0,040
Tumbuh-Tumbuhan
6. Dasar Saluran Dari
Tanah, Sisi Saluran 0,028 0,030 0,033 0,035
Berbatu
7. Saluran Lengkung
Dengan Kecepatan 0,020 0,025 0,028 0,030
Aliran Rendah
SALURAN ALAM
8. Bersih, lurus, tidak 0,025 0,028 0,030 0,033
berpasir, tidak
berlubang
9. Bersih, lurus, tidak 0,030 0,033 0,035 0,040
berpasir, tidak
berlubang, tetapi ada
timbunan atau kerikil
10. Melengkung, bersih, 0,033 0,035 0,040 0,045
berlubang dan
berdinding pasir
11. Melengkung, bersih, 0,040 0,045 0,050 0,055
berlubang dan
berdinding pasir,
dangkal tidak teratur
12. Melengkung, bersih, 0,035 0,040 0,045 0,050
berlubang dan
berdinding pasir,
berbatu dan ada
tumbuh-tumbuhan
13. Melengkung, bersih, 0,045 0,050 0,055 0,050
berlubang dan
berdinding pasir,
sebagian berbatu
14. Aliran pelan, banyak 0,050 0,060 0,070 0,080
tumbuh-tumbuhan dan
BAIK
NO TIPE SALURAN SEKALI BAIK SEDANG JELEK

berlubang
15. Banyak tumbuh- 0,075 0,100 0,125 0,150
tumbuhan
SALURAN BUATAN,
BETON ATAU BATU
KALI
16. Saluran pasangan batu, 0,025 0,030 0,033 0,035
tanpa penyelesaian
17. Saluran pasangan batu 0,017 0,020 0,025 0,030
tapi dengan
penyelesaian
18. Saluran beton 0,014 0,016 0,019 0,021
19. Saluran beton halus dan 0,010 0,011 0,012 0,013
rata
20. Saluran beton pracetak 0,013 0,014 0,014 0,015
dengan acuan baja
21. Saluran beton pracetak 0,015 0,016 0,016 0,018
dengan acuan kayu

(4) Kemiringan Dasar Saluran


Pengambilan kemiringan dasar saluran samping diusahakan
mendekati pada keadaan dan kondisi topografi, diharapkan dengan
kemiringan tersebut saluran dengan bahan pembentuk dinding
mampu untuk mengalirkan debit banjir rencana tanpa menimbulkan
erosi atau pendangkalan akibat sedimentasi. Pada kondisi tertentu,
kemiringan saluran samping yang terlalu panjang dan curam
dibutuhkan bangunan pematah arus yang gunanya untuk mengurangi
energi erosi air.
Rumus dasar untuk menghitung kemiringan dasar saluran samping
disajikan sebagai berikut :

V*nd
So = *2
R2/3

So = kemiringan aliran
V = kecepatan aliran (m/det)
nd = koefisien hambatan
R = jari-jari hidrolis saluran
(5) Kemiringan Dinding Saluran
Pertimbangan untuk menentukan kemiringan dinding saluran adalah
dari tinjauan segi ekonomis, keamanan, memenuhi segi teknis dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi dalam pembangunannya,
secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
(1) Efisien bentuk penampang, untuk kemudahan dalam
pelaksanaannya.
(2) Ekonomis dimensi, untuk menghemat lahan (pembebasan tanah)
(3) Kondisi material pembentuk dinding.
(4) Kemudahan dalam pembangunannya.
(5) Kehilangan akibat rembesan
Untuk penentuan bentuk kemiringan dinding saluran dalam
perencanaan ini ditentukan kemiringan dalam dan luar saluran adalah
1:2.

(6) Tinggi Jagaan (Fre Board)


Tinggi jagaan (free board) saluran adalah jarak vertikal dari puncak
saluran ke permukaan air pada kondisi rencana, dimana jarak vertikal
ini harus cukup untuk mencegah melimpasnya air akibat gelombang
atau limpahan air ke tepi saluran.
Rumus dasar yang digunakan dalam perencanaan ini adalah :

W= 0,50*d

Dimana :
W = tinggi jagaan (free board) (m)
D = kedalaman air saluran (m)

Anda mungkin juga menyukai