Anda di halaman 1dari 6

NAMA: SHOFFYA AWALLIA MAHARANI

NPM: 4220210028
MATA KULIAH/KELAS: HIDROLOGI KELAS A
DOSEN PENGAMPU: DR. IR. ATIE TRI JUNIATI. MT

RANGKUMAN MATERI K9 DAN K10


ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF)

K9
1. ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF)

Limpasan permukaan adalah aliran air yang mengalir diatas permukaan disebabkan oleh penuh
kapasitas infiltrasi tanah.
Runoff adalah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan
air lainnya) yang mengalir dalam air sungai karena gaya gravitasi.
Limpasan yang dihasilkan oleh hujan memiliki 3 komponen, yaitu
• Aliran Permukaan (runoff) adalah air yang mengalir diatas permukaan tanah.
• Interflow adalah air yang menyusup dan muncul kembali sebagai rembesan permukaan
atau mata air sementara.
• Limpasan Bawah Permukaan atau Air Tanah adalah limpasan yang berasal dari mata
air, rembesan, dan area lain di mana permukaan air berpotongan dengan permukaan
tanah.
Faktor – faktor yang menimbulkan runoff adalah sebagai berikut.
• Hujan
a. Waktu turun hujan (durasi)
b. Intensitas hujan (I)
c. Karakteristik lahan

• Daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai


a. Ukuran Size
b. Bentuk Shape
c. Orientasi
d. Topografi
e. Geologi
f. Macam permukaan (tutupan lahan)

1.1 Menghitung Aliran Runoff


Metode rasional termasuk metode yang paling sering digunakan. Metode ini paling banyak
digunakan untuk estimasi aliran puncak dari cekungan drainase pedesaan kecil dan merupakan
metode yang paling banyak digunakan untuk desain drainase perkotaan yang memiliki luas
lahan kurang dari 10 ha (ASCE 1949). Persamaan metode rasional adalah sebagai berikut.
Q = k.CIA
Dimana:
• Q = Debit aliran permukaan (cfs atau 𝑚3 /s).
• k = faktor konversi mendekati 00278 (metric).
• C = koefisien runoff (tanpa dimensi) – tergantung dari tutupan lahan
• i = Intensitas hujan (mm/hr), sesuai dengan waktu konsentrasi (tc)
• A = Luas area daerah tangkapan air (acres, ha).

1.2 Waktu Konsentrasi (Tc) di DAS Perkotaan


Waktu konsentrasi (tc) adalah salah satu parameter yang sangat menentukan untuk menghitung
limpasan permukaan dengan metode runoff. (tc) adalah waktu tempuh hujan dari titik terjauh
sampai titik tangkap DAS (poin of origin). (tc) merupakan variabel hidrologi yang sulit
dipahami karena sangat sulit untuk diukur.
Saat ini ada banyak rumus yang digunakan untuk estimasi tc, diantaranya adalah rumus
Kirpich(1940), Izzard(1946), Fed. Aviation Agency (1970), Kinematic Wave Formulas,
Morgali and Linsey(1965), Old SCS Lag Equation (1975) USDASCS 1975, New SCS Sheet
Flow Equation USDA SCS1975 revised 1986. Masing-masing rumus dikembangkan di
laboratorium atau lapangan tertentu dan hanya boleh digunakan di DAS perkotaan.
Rumus waktu konsentrasi (tc) sebagai berikut.
1) Kinematic Wave Formulas, untuk overland flow
𝟎,𝟗𝟒 𝑳𝟎,𝟔 𝒏𝟎,𝟔
Tc = 𝒊𝟎,𝟒 𝑺𝟎,𝟑

Dimana:
- L = length of overland flow, m
- n = Manning roughness coef.
- i = rainfall intensity mm/hr.
- S = average overland slope, m/m
2) Kirpich (1940), untuk channel flow
𝟎,𝟑𝟖𝟓
𝑳𝟐
𝑻𝒄 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟖 ( )
𝑺

Dimana:
- L = length of channel/ditch from headwater to outlet, (meter)
- S = average gully slope, m/m.

3) Fed. Aviation Agency (1970) untuk concentrated flow


𝟏, 𝟖 (𝟏, 𝟏 − 𝑪)𝑳𝟎,𝟓𝟎
𝑻𝒄 =
𝑺𝟎,𝟑𝟑𝟑

Dimana:
- C = rational method runoff coeff.
- L = length of overland flow (meter)
- S = average overland slope (%)

1.3 Titik Pengamatan Runoff


Aliran permukaan (runoff) yang jatuh dalam DAS dihitung di titik tangkap DAS (poin of
origin). Hasil perhitungan aliran permukaan (runoff) dapat dibandingkan dengan data Debit di
sungai, apabila titik tangkap DAS terdapat di sungai, dimana dilakukan pengukuan debit.

1.4 Langkah – Langkah Penggunaan Metode Rasional


❖ Langkah 1:
Tentukan daerah aliran sungai A yang berkontribusi terhadap aliran permukaan dengan
menggunakan peta topografi yang dikembangkan dari survei daerah tersebut, atau rencana
yang dibuat khusus untuk daerah aliran sungai tersebut. Luas Area ini kemudian dapat
ditemukan dengan menggunakan planimeter atau digitizer. Saat ini, luas area DAS dapat
ditentukan dengan mudah dengan menggunakan GIS.
❖ Langkah 2
Tentukan Nilai C, sesuai dengan macam tutupan lahan. (sekali lagi, penentuan tutupan lahan
ini dapat ditentukan dengan mudah bila menggunakan GIS). Jika daerah tersebut memiliki
banyak macam tutupan lahan, maka dihitung nilai C composit dengan rumus:
𝑪𝟏 𝑨𝟏 + 𝑪𝟐 𝑨𝟐 + 𝑪𝟑 𝑨𝟑 + ⋯ 𝑪𝒏 𝑨𝒏
𝑪𝒄𝒐𝒎𝒑 =
𝑨𝒕

Dimana:
- C1, C2, . . . Cn adalah koefisien limpasan sesuai dengan macam tutupan lahan AI,
A2, . . .An, dan
- At = A1 + A2 + . . . An.

❖ Langkah 3:
Tentukan waktu konsentrasi sebagai waktu tempuh dari titik terjauh ke lokasi titik tangkap
menggunakan salah satu rumus tc, sesuai dengan kondisi lahan.
❖ Langkah 4:
Tentukan intensitas curah hujan (I). Intensitas hujan dihitung menggunakan salah satu rumus
(yang sering digunakan adalah rumus Mononobe). Gunakan kurva intensitas-durasi-frekuensi
(IDF), lalu tentukan intenstias hujan (I) sesuai dengan waktu konsentrasi (tc).

1.5 Manfaat Perhitungan Runoff


• Estimasi potensi sumber air pada DAS
• Estimasi debit limpasan untuk design bangunan air (saluran drainase, pengendalian banjir)
• Evaluasi Kesehatan DAS, degradasi lahan, kualitas air, sedime) dll
• Menghitung debit lahan yang masuk ke sungai
K10
METODE SCS – CN
1. Menghitung Limpasan Permukaan (Runoff) menggunakan Metode SCS-CN

Persamaan SCS – CN runoff


(𝒑−𝑰𝒂)𝟐 (𝑷−𝟎,𝟐𝑺)𝟐
𝑸= (𝒑−𝑰𝒂)+𝑺
atau 𝑸 = P > 0,2S
(𝑷+𝟎,𝟖𝑺)

Dimana:
- Q = runoff (mm)
- P = rainfall (mm)
- Ia = initial abstraction (Ia = 0,2S)
- S = potential maximum retention after runoff begins;
𝟐𝟓𝟒𝟎𝟎
𝑺= − 𝟐𝟓𝟒
𝑪𝑵

Dimana CN adalah curve number


Curve number ditentukan berdasarkan penggunaan lahan, kelompok tanah hidrologi dan
kondisi kelembaban sebelumnya. Curve number adalah bilangan tak berdimensi mulai dari 0
hingga 100.
(𝑷 − 𝟎, 𝟐𝑺)𝟐
𝑷𝒆 =
(𝑷 + 𝟎, 𝟖𝑺)
𝟏𝟎𝟎𝟎
𝑺= − 𝟏𝟎
𝑪𝑵
di mana 5 dalam inci. Angka-angka kurva yang ditunjukkan pada Gambar 5.5.2 berlaku untuk
kondisi kelembaban anteseden normal (AMC II). Untuk kondisi kering (AMC I) atau kondisi
basah (AMC III), angka kurva ekivalen dapat dihitung dengan:
𝟒, 𝟐𝑪𝑵 (𝑰𝑰)
𝑪𝑵 (𝑰) =
𝟏𝟎 − 𝟎, 𝟎𝟓𝟖𝑪𝑵
𝟐𝟑𝑪𝑵 (𝑰𝑰)
𝑪𝑵 (𝑰𝑰𝑰) =
𝟏𝟎 + 𝟎, 𝟏𝟑𝑪𝑵
2. Estimate Runoff Using Scs CN Method
Layanan Konservasi Tanah (1972) mengembangkan metode untuk menghitung
abstraksi dari hujan badai.

• Ia = initial abstraction
• Pe= rainfall excess =depth of excess precipitation or direct runoff
• P = depth of precipitation = total rainfall.
• Pe ≤ P
• Fa,= continuing abstraction
• S = potential maximum retention.
• Fa, ≤ S
Ada beberapa jumlah curah hujan Ia (abstraksi awal sebelum genangan) yang tidak akan
terjadi limpasan, sehingga potensi limpasan adalah P — Ia.
Hipotesis metode SCS adalah bahwa rasio keduanya aktual terhadap dua besaran potensial
adalah sama, yaitu
𝑭𝒂 𝑷𝒆
=
𝑺 𝑷 − 𝑰𝒂
Dari prinsip kontinuitas
𝑷 = 𝑷 𝒆 + 𝑰 𝒂 + 𝑭𝒂

Anda mungkin juga menyukai