ABSTRAK
Daerah Kecamatan Tegaldlimo di Kabupaten Banyuwangi ini memiliki daerah pertanian yang
cukup luas, dengan komoditas tanaman utamanya adalah padi. Namun, petani di daerah ini belum
maksimal dalam mengelola pertaniannya. Kendala utamanya adalah kurangnya suplay air untuk
kebutuhan irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan sebuah embung yang dapat
menampung air ketika musim hujan dan dapat dipergunakan untuk menambah suplay air irigasi.
Tahap awal perencanaan embung ini adalah analisis hidrologi untuk menentukan debit banjir
rancangan. Selanjutnya menganalisis terjadinya erosi dan sedimentasi yang mengendap di waduk untuk
menentukan tampungan mati dan simulasi tampungan waduk untuk menentukan tampungan efektif.
Dari hasil analisis debit banjir rencana selanjutnya digunakan untuk perencanaan konstruksi embung
yang meliputi perencanaan dimensi embung. Selanjutnya dilakukan kontrol stabilitas tubuh embung
terhadap rembesan dan longsoran. Dan tahap terakhir menganalisis ekonomi embung.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh besarnya volume tampungan mati 3.093,86 m3 dan
tampungan efektif sebesar 34.125,17 m3. Area yang dapat diairi embung sebesar 15,5 ha (80%) dan
17,5 ha (50%). Data teknis mengenai dimensi embung didapatkan: tinggi embung 5,8 m; elevasi puncak
+19,8; lebar puncak embung 3m; panjang embung 103,09 m; kemiringan hulu 1:3; kemiringan hilir
1:2,5; lebar pelimpah 8m; tinggi pelimpah 4,5 m; elevasi puncak pelimpah +18,5. Hasil analisis
ekonomi pada keadaan tanpa biaya pembebasan lahan menghasilkan BCR sebesar 1,82, NPV sebesar
Rp. 1.150.699.677dan IRR sebesar 16,41%, keadaan ada biaya pembebasan lahan menghasilkan BCR
sebesar 1,06, NPV sebesar Rp. 278.099.677 dan IRR sebesar 7,18%.
Kata kunci: embung, dimensi embung, analisa ekonomi, BCR, NVP, IRR
ABSTRACT
The location of Tegaldlimo in Banyuwangi District has agricultural fields very wide, the main
commodity is paddy. Furthermore, the farmers have not been maximal manage agricultural fields. The
main reason is water supply problem for cover irrigation. The aim from this study is planning a
reservoir that can be used to store water in the rainy season which considered to add water supply in
the irrigation fields.
The first step to build reservoir is hydrological analysis. The aim is to determine design flood.
After that, erosion and sedimentation are calculated to determine the dead storage of reservoir, and
simulation of reservoir storage to determine useful storage of reservoir. From the result, the next stage
is planning the dimension physics of a retention basin. After finish, the stabilities of retention basin must
be calculated for seepage and sliding problems. The final stage is economic analysis.
The result of this study, the retention basin has volume of dead storage about 3.093,86 m3. The
effective storage is 34.125,17 m3. The irrigation area from Tegaldlimo reservoir is 15,5 hectares (80%)
and 17,5 hectares (50%). The data of dam physics is obtained as follows: 5,8 m for height; +19,8 for
peak elevation; 3 m for width; 103,09 m for length; 1:3 for upstream slope; 1:2,5 for downstream slope;
8 m for width of spillway; 4,5 m for height of spillway; +18,5 for peak elevation of spillway. The first
result of economicl analysis condition without land acquisition costs, BCR values obtained 1,82; Rp.
1.150.699.677 for NPV and 16,41% for IRR. The second condition with land acquisition costs obtained
1,06 for BCR; Rp. 278.099.677 for NPV and 7.18% for IRR.
Keywords: retention basin, dimension physics of retention basin, economic analysis, BCR, NVP, IRR
1. PENDAHULUAN n = jumlah titik pengamatan
Kabupaten Banyuwangi merupakan R1,R2,..Rn = curah hujan di tiap titik
daerah lumbung padi di daerah Jawa pengamatan (mm/hari)
Timur. Pertumbuhan di sektor pertanian
di daerah ini di harapkan hasilnya dapat b. Analisa Frekuensi metode Log
meningkat dari tahun ke tahun. Namun, Pearson III
ketersediaan air irigasi tersebut menjadi Nilai rerata data dapat di hitung
permasalahan utama atau masih belum dengan persamaan :
maksimal. Sehingga, potensi pertanian di log X = log X + G . S d (2)
daerah ini menjadi terhambat. dimana :
Untuk mengatasi permasalahan X = data
diatas, diperlukan suatu kajian lebih G = koefisien Log Pearson III
lanjut dalam hal perencanaan bangunan Sd = Standar deviasi data
keairan yang mempunyai fungsi sebagai c. Uji Kesesuaian Distribusi
tampungan atau penyedia air untuk Hal ini digunakan untuk mengetahui
irigasi. Perencanaan pembangunan yang apakah uji frekuensi Log Perason III
dimaksudkan yaitu dengan merencanakan dapat deterima secara statistika data
suatu bangunan embung di wilayah atau tidak.
Tegaldlimo. d. Debit Banjir Rancangan Nakayasu
Maksud dari penelitian ini adalah Rumus dasar hidrograf satuan
merencanakan sebuah embung yang Nakayasu adalah :
secara teknis layak untuk di bangun, A Ro
sesuai tujuannya untuk mengairi area Qp = (3)
irigasi.
3,6 (0,3 Tp T0,3 )
Tujuan dari penelitian ini adalah dimana :
untuk mendesain embung Tegaldlimo Qp = debit puncak banjir (m3/det)
sebagai penampung air selama musim Ro = hujan satuan (mm)
hujan dan musim kemarau. Sehingga Tp = tenggang waktu dari permulaan
keberadaan embung ini diharapkan dapat hujan sampai puncak banjir
mewujudkan peningkatan kesejahteraan (jam)
masyarakat sekitar embung di bidang T0,3= waktu yang diperlukan oleh
pertanian khususnya. penurunan debit, dari puncak
sampai 30% dari debit puncak
2. METODE PENELITIAN A = luas daerah pengaliran sampai
2.1. Analisa Hidrologi outlet (km2)
Analisis hidrologi adalah kegiatan e. Debit Banjir Rancangan Rasional
melakukan analisa hidroklimatologi Rumus dasar debit rancangan Rasional
dengan teknis analisa secara kuantitatif adalah:
yang mengacu pada berbagai metode Q = 0,278.C.I.A (4)
yang relevan. Dimana:
a. Analisa Curah Hujan Rancangan Q = Debit banjir rencana (m3/dt)
Analisa ini digunakan untuk C = Koefisien run off
menghitung curah hujan rerata daerah I = Intensitas maksimum selama waktu
dan maksimum tahunannya. kosentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah aliran (km2)
R
1
R1 R2 ..... Rn (1)
n 2.2. Analisa Ketersediaan Air Sungai
dimana : Mengingat pada daerah kajian tidak
R = curah hujan rerata daerah terdapat data debit aliran untuk
(mm/hari) melakukan analisa potensi air (debit
andalan), maka debit aliran sungai akan
dihitung menggunakan data hujan dan SDR = nisbah pelepasan sedimen,
karakteristik DPS dengan model hujan nilainya 0 < SDR < 1
limpasan. Model yang akan digunakan, A = luas daerah aliran sungai (ha)
yaitu MOCK. S = kemiringan lereng rata-rata
permukaan DAS (%)
2.3. Analisa Erosi dan Sedimentasi n = koefisien kekasaran Manning
Analisis erosi dan sedimentasi untuk Pendugaan laju sedimen potensial
perencanaan sebuah embung adalah dihitung dengan persamaan Weischmeier
untuk mengetahui besarnya degradasi dan Smith, 1958 sebagai berikut :
tanah lereng akibat air hujan yang jatuh Spot = Ea x SDR (8)
di sepanjang daerah pengaliran sampai dimana :
daerah genangan waduk. SDR = Sediment Delivery Ratio
a. Erosi Potensial dan Aktual Spot = sedimentasi potensial
Pendugaan besarnya erosi potensial Ea = erosi aktual
dilakukan dengan menggunakan
metode USLE. 2.4. Analisa Neraca Air
Ep = R . K . LS (5) Analisis neraca air dalam
Sedangan, untuk erosi aktual perencanaan sebuah waduk kali ini di
rumusnya sebagai berikut. hitung dengan menggunakan metode
Ea = R . K . LS . CP (6) simulasi waduk. Persamaan yang
dimana : digunakan adalah kontinuitas tampungan
Ep = erosi potensial (ton/ha) yang memberi hubungan antara masukan,
Ea = erosi aktual (ton/ha) keluaran dan perubahan tampungan.
R = indeks erosivitas limpasan St + 1 = St + Qt Dt Et Lt (9)
permukaan I = O S (10)
K = indeks erodibilitas tanah Dengan kendala 0 St + 1 C
LS = faktor panjang dan kemiringan dimna :
lereng t = interval waktu yang digunakan
CP = faktor tanaman / faktor vegetasi St =tampungan waduk pada awal
penutup tanah interval waktu
b. Sedimentasi Potensial St+1=tampungan waktu pada akhir
Sedimentasi potensial adalah proses interval waktu
pengangkutan sedimen hasil dari proses Qt = aliran masuk selama interval waktu
erosi potensial untuk diendapkan di Dt = lepasan air selama interval waktu
jaringan irigasi dan lahan persawahan Et = evaporasi selama interval waktu
atau tempat-tempat tertentu. Tidak semua Lt = kehilangan-kehilangan air lain dari
sedimen yang dihasilkan erosi aktual waduk selama interval waktu t,
menjadi sedimen, dan ini tergantung dari mempunyai harga yang kecil dan
nisbah antara volume sedimen hasil erosi dapat diabaikan
aktual yang mampu mencapai aliran C = tampungan aktif (tampungan
sungai dengan volume sedimen yang bisa efektif)
diendapkan dari lahan di atasnya (SDR = Kapasitas tampungan harus dapat
Sediment Delivery Ratio). Nilai SDR ini menjamin pasokan air irigasi dengan
tergantung dari luas DAS, yang erat keandalan pemenuhan 80 %.
hubungannya dengan pola penggunaan
lahan dan dapat dirumuskan dalam suatu 2.5. Perencanaan Tubuh embung
hubungan fungsional. Dalam hal ini, embung Tegaldlimo
0,2018
S (1 0,8683 A ) 0,2018 direncanakan dengan metode timbunan
SDR 0,08683 A
2 (S 50n) (7) dengan menggunakan inti atau zonal
dimana : tegak kedap air.
a. Tinggi Embung
SF = C . l N . tan (15)
Tinggi embung adalah perbedaan
antara elevasi permukaan pondasi dan
T
elevasi mercu embung. Untuk SF = C . l ( N N U ) . tan
e
Untuk hasil keseluruhan atau total Tabel 4. Tampungan dan luas genangan
pada DAS Tegaldlimo (79,8 ha) dapat Elevasi Luas Genangan V Volume
2 3
dilihat pada Tabel 3. Perhitungan (m) (m ) (m ) (m3)
Sedimen Potensial Embung Tegaldlimo
14,0 0 0 0
dibawah ini.
Tabel 3. (Spot) Embung Tegaldlimo 15,0 1.984,95 992,48 992,48
Luas Sedimentasi 16,0 4.850,53 3.417,74 4.410,22
Keterangan Unit (ha) Potensial 17,0 9.389,16 7.119,85 11.530,06
Lahan (ton/thn) 18,0 18.588,90 13.989,03 25.519,09
A Spot 19,0 28.210,88 23.399,89 48.918,98
Sawah 0 - 4 % 24,89 278,642 20,0 35.986,54 32.098,71 81.017,69
Sawah 4 - 8 % Sumber : hasil perhitungan, 2016
54,25 47,755
Pemukiman 4 - 8 % 0,66 0,255
3.5. Dimensi Tubuh Embung
Total 79,8 326,652 a. Tinggi embung
Sumber : hasil perhitungan, 2016 Tinggi total embung dihitung dengan
menggunakan persamaan (11) sebagai
3.4. Kapasitas Tampungan Waduk berikut.
Analisis ini menghasilkan suatu Tinggi embung (hd) = hk + hb + hf + 0,25
kurva yang menunjukkan hubungan = 4,5 + 0,55 + 0,5 + 0,25
antara elevasi, volume waduk, serta luas = 5,8 m
genangan pada sekitar daerah Jadi, tinggi tubuh embung Tegaldlimo
perencanaan. Perhitungan selengkapnya adalah 5,8 m dengan elevasi dasar +19,8.
ditampilkan pada Tabel 4. serta b. Lebar embung
digambarkan pada Gambar 2. Lengkung B = 3,6 . H1/3 3
kapasitas dan letak pelimpah embung = 3,6 . 5,81/3 3
Tegaldlimo. = 3,96 m 4 m
Di dalam Gambar 2. juga dapat c. Kemiringan Lereng
diketahui besarnya tampungan mati serta sat = 1,46 ton / m3
tampungan efektif dari embung
Tegaldlimo. Selain itu, tinggi dari sub = 0,835 ton / m3
pelimpah (spillway) juga telah k = 0,1
digambarkan. = 30o
sat 1,46
' = = = 1,75 ton / m3
sub 0,835
Puncak Bendung + 19,80
Flood Control
7.502,09 m3