Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.

4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

ANALISIS KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI TINGKULU


DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO
Philips Alexander Meruntu
Jeffry S. F. Sumarauw, Tiny Mananoma
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: philipsmeruntu@gmail.com

ABSTRAK
Sungai Tingkulu merupakan salah satu sungai di Kota Manado yang pernah meluap dan membanjiri
beberapa daerah yang dilewatinya yang mengakibatkan kerugian bagi warga yang tinggal disekitar
sungai maupun pengguna jalan raya. Oleh karena itu dalam mengantisipasi banjir yang kemungkinan
akan terjadi kelak, dibutuhkan data mengenai kapasitas penampang sungai Tingkulu.
Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan metode Log Pearson III. Data hujan
diambil dari pos hujan Tikala-Sawangan. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan
harian maksimum dari tahun 2008 s/d 2017. Setelah didapat besar hujan, pemodelan hujan aliran pada
program komputer HEC-HMS akan menggunakan metode HSS Soil Conservation Services, dan untuk
kehilangan air dengan SCS Curve Number (CN). Untuk aliran dasar (baseflow) akan menggunakan
metode recession. Dilakukan kalibrasi parameter HSS SCS sebelum melakukan simulasi debit banjir
dengan menggunakan program komputer HEC-HMS. Dalam kalibrasi ini, parameter yang akan
dikalibrasi adalah lag time, curve number, recession constant, baseflow dan ratio to peak. Untuk
batasan setiap parameter disesuaikan dengan nilai standar pada program komputer HEC-HMS. Hasil
kalibrasi menunjukan nilai Nash Sutchliffe Efficiency yang baik yaitu 0,911. Kemudian dilakukan
analisis debit banjir dengan parameter terkalibrasi menggunakan program komputer HEC-HMS.
Setelah itu didapat debit puncak hasil simulasi setiap kala ulang dan kemudian dimasukkan dalam
program komputer HEC-RAS untuk simulasi tinggi muka air pada penampang yang telah diukur.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa semua penampang sungai Tingkulu yang ditinjau, sudah tidak
mampu menampung debit banjir yang terjadi untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun,
dan 100 tahun.
Kata kunci : Banjir, Kapasitas Penampang Sungai, Tinggi Muka Air, HEC-HMS, HEC-RAS.

PENDAHULUAN Rumusan Masalah


Sungai Tingkulu sering mengalami banjir
Latar Belakang namun belum memiliki data kapasitas tampung
Sungai Tingkulu adalah sungai yang arah penampang sungai, sebagai acuan untuk
alirannya melewati beberapa kelurahan yang melakukan pengendalian banjir.
terletak di kecamatan Tikala kota Manado. Hulu
sungai Tingkulu berada di sebelah selatan Batasan Penelitian
kelurahan Telingtingkulu. Pada setiap musim Dalam penelitian ini, masalah yang akan
penghujan sungai Tingkulu meluap pada titik diteliti dibatasi pada hal–hal sebagai berikut:
yang berada di kelurahan Paal 4 lingkungan 1. 1. Data hujan yang digunakan adalah data hujan
Luapan air dari sungai Tingkulu menyebabkan harian maksimum.
terjadinya banjir dan menimbulkan kerugian bagi 2. Kala ulang rencana dibatasi pada 5, 10, 25, 50
warga yang tinggal disekitar sungai maupun dan 100 tahun.
pengguna jalan raya. 3. Analisis dihitung dengan bantuan program
Berdasarkan latar belakang di atas, maka komputer yaitu Hydrologic Engineering
perlu dilakukan analisis kapasitas penampang Center-The Hydrologic Modeling System
sungai Tingkulu terhadap berbagai kala ulang (HEC-HMS) untuk analisis hidrologi dan
banjir. Dengan diketahuinya hal tersebut dapat Hydrologic Engineering Center-River
digunakan sebagai acuan perencanaan Analysis System (HEC-RAS) untuk analisis
penanggulangan banjir di bantaran sungai hidraulika.
Tingkulu. 4. Penampang melintang sungai yang ditinjau
adalah sepanjang 200 meter menuju hulu dari

379
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

titik awal pengukuran yaitu di sekitar jembatan dan bukan ditetapkan berdasar pada air bawah
Tingkulu di kelurahan Paal 4 Lingkungan 1 tanah karena permukaan air tanah selalu berubah
yang terbagi atas 8 segmen. sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian.
Untuk menentukan batas DAS sangat
Tujuan Penelitian diperlukan peta topografi. Peta topografi adalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk peta yang memuat semua keterangan tentang
mengetahui kapasitas tampung penampang sungai suatu wilayah tertentu, baik jalan, kota, desa,
Tingkulu terhadap berbagai kala ulang banjir di sungai, jenis tumbuh–tumbuhan, tata guna lahan
sekitaran jembatan Tingkulu. lengkap dengan garis–garis kontur.
Memperhatikan keperluan untuk berbagai
Manfaat Penelitian kepentingan analisis berikutnya, dan diper-
Dengan adanya penelitian ini manfaat yang timbangkan pula segi kepraktisan pemakaian,
diharapkan yaitu menjadi bahan informasi untuk maka peta dengan skala 1:50.000 dipandang
instansi terkait yang berwenang dalam melakukan mencukupi. Dari peta yang dimiliki, ditetapkan
penanggulangan masalah banjir di sungai titik–titik tertinggi di sekeliling sungai utama
Tingkulu. (main stream) yang dimaksudkan, masing-masing
titik tersebut dihubungkan satu dengan lainnya
sehingga membentuk garis utuh yang bertemu
LANDASAN TEORI ujung pangkalnya. Garis tersebut merupakan
batas DAS di titik kontrol tertentu.
Daur Hidrologi
Daur hidrologi adalah gerakan air laut ke Analisis Curah Hujan
udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah Untuk mendapatkan perkiraan besar banjir
lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan yang terjadi di suatu penampang sungai tertentu,
akhirnya mengalir ke laut kembali. Susunan maka kedalaman hujan yang terjadi harus
secara siklis peristiwa tersebut tidaklah diketahui pula. Yang diperlukan adalah besaran
sederhana: kedalaman hujan yang terjadi di seluruh DAS.
1. Daur tersebut dapat berupa daur pendek, yaitu Jadi tidak hanya besaran hujan yang terjadi di
hujan yang jatuh di laut, danau atau sungai suatu stasiun pengukuran hujan, melainkan data
yang segera dapat mengalir kembali ke laut. kedalaman hujan dari beberapa stasiun hujan yang
2. Tidak adanya keseragaman waktu yang tersebar di seluruh DAS.
diperlukan oleh suatu daur. Pada musim Curah hujan rata–rata dari hasil pengukuran
kemarau kelihatannya daur berhenti hujan di beberapa stasiun pengukuran dapat
sedangkan di musim hujan daur berjalan dihitung dengan metode Polygon Thiessen.
kembali. Metode ini dipandang cukup baik karena
3. Intensitas dan frekuensi daur tergantung pada memberikan koreksi terhadap kedalaman hujan
keadaan geografis dan iklim, yang mana hal sebagai fungsi luas daerah yang dianggap
ini merupakan akibat adanya matahari yang mewakili.
berubah–ubah letaknya terhadap meridian Curah hujan rata–rata dengan cara Polygon
bumi sepanjang tahun (sebenarnya yang Thiessen dihitung dengan persamaan sebagai
berubah–ubah letaknya adalah planet bumi berikut:
terhadap matahari).
4. Berbagai bagian daur dapat menjadi sungai ̅ = A1 R1 +A2 R2 +⋯+An Rn
R (1)
A +A +⋯+A
1 2 n
kompleks, sehingga kita hanya dapat dengan:
mengamati bagian akhirnya saja dari suatu ̅
R = Curah hujan rata-rata.
hujan yang jatuh di atas permukaan tanah dan
R1 , R 2 , … , R n = Curah hujan ditiap titik peng-
kemudian mencari jalannya untuk kembali ke
amatan dan n adalah jumlah
laut.
titik–titik pengamatan.
A1 , A2 , … , An = Luas daerah yang mewakili tiap
Daerah Aliran Sungai (DAS)
stasiun pengamatan.
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah
di mana semua airnya mengalir ke dalam suatu
Analisis Frekuensi
sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya
Data hidrologi adalah kumpulan keterangan
dibatasi oleh batas topografi yang berarti
atau fakta mengenai fenomena hidrologi seperti :
ditetapkan berdasarkan pada aliran permukaan,

380
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

curah hujan, temperatur, penguapan, debit sungai CV = Koefisien variasi.


dan lain sebagainya yang akan selalu berubah S = Standar deviasi.
menurut waktu. Komponen data hidrologi dapat ̅
X = Nilai rata-rata.
disusun dalam bentuk daftar atau tabel.
Dalam sistem hidrologi, ada waktu–waktu 4. Koefisien Skewness (Kemencengan)
terjadinya kejadian ekstrim seperti hujan badai, Kemencengan (Skewness) adalah suatu
banjir, dan kekeringan. Besarnya kejadian ekstrim nilai yang menunjukkan derajat ketidak-
berbanding terbalik dengan frekuensi simetrisan dari suatu bentuk distribusi.
kejadiannya. Bencana yang sangat parah Pengukuran kemencengan adalah mengukur
cenderung jarang terjadi dibandingkan dengan seberapa besar suatu kurva frekuensi dari suatu
bencana yang tidak terlalu parah. Tujuan Analisis distribusi tidak simetris atau menceng.
frekuensi adalah untuk mengetahui besarnya n
Cs = (n−1)(n−2) ∑n (X ̅)3
−X (5)
suatu kejadian dan frekuensi atau periode ulang . S3 i−1 i
kejadian tersebut dengan menggunakan distribusi
probabilitas. dengan :
CS = Koefisien Skewness,
Parameter Statistik ̅
X = Nilai rata-rata.
Parameter statistik yang digunakan dalam Xi = Nilai varian.
analisis data hidrologi yaitu: rata–rata hitung n = Jumlah data.
(mean), simpangan baku (standar deviasi), S = Standar deviasi.
koefisien variasi, kemencengan (koefisien
skewness) dan koefisien kurtosis. 5. Koefisien Kurtosis
Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk
1. Rata-rata Hitung (Mean) mengukur keruncingan dari bentuk kurva
Rata–rata hitung merupakan nilai rata– distribusi, yang umumya dibandingkan dengan
rata dari sekumpulan data: distribusi normal. Koefisien kurtosis
̅ = 1 ∑ni=1 Xi
X (2) digunakan untuk menentukan keruncingan
n kurva distribusi.
dengan : n
̅ CK = (n−1)(n−2)( ∑ni=1(xi - x̅)4 (6)
X = Nilai rata-rata. n−3)S⁴
Xi = Nilai varian. dengan :
n = Jumlah data. CK = Koefisien kurtosis.
Xi = Nilai variasi.
2. Simpangan Baku (Standar Deviasi) S = Standar deviasi.
Umumnya ukuran dispersi yang paling n = Jumlah data.
banyak digunakan adalah deviasi standar. ̅ = Nilai rata-rata.
X
Apabila penyebaran data sangat besar terhadap
nilai rata–rata maka nilai S akan besar, tetapi Distribusi Probabilitas
apabila penyebaran data sangat kecil terhadap Distribusi probabilitas atau distribusi
nilai rata–rata maka S akan kecil. peluang adalah suatu distribusi yang
∑n ̅ 2
i=1(Xi −X)
menggambarkan peluang dari sekumpulan varian
S=√ n−1
(3) sebagai pengganti frekuensinya. Peluang
dengan : kumulatif dari sebuah varian adalah peluang dari
S = Standar deviasi. suatu variabel acak yang mempunyai nilai sama
̅ = Nilai rata-rata.
X atau kurang dari suatu nilai tertentu.
Xi = Nilai varian. Salah satu tujuan dalam analisa distribusi
n = Jumlah data. peluang adalah menentukan periode ulang (return
period). Menurut Triatmodjo (2009), Periode
ulang didefinisikan sebagai waktu hipotetik
3. Koefisien Variasi dimana debit atau hujan dengan suatu besaran
Koefisien variasi adalah nilai tertentu (xT) akan disamai atau dilampaui satu kali
perbandingan antara deviasi standar dengan dalam jangka waktu tertentu.
nilai rata–rata hitung dari suatu distribusi. Fungsi distribusi peluang yang dipergunakan
S
CV = x̅ (4) dalam penelitian ini adalah:
dengan:

381
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

1. Distribusi Normal Time base (tb) = 5 x Tp


2. Distribusi Log-Normal 𝐶𝐴
3. Distribusi Gumbel qp = 𝑇𝑝
4. Distribusi Log Pearson III
Analisis Hidrolika
Pemilihan Tipe Distribusi Aliran dikatakan langgeng (steady) jika
Tipe distribusi yang sesuai dapat diketahui kecepatan tidak berubah selama selang waktu
berdasarkan parameter-parameter statistik data tertentu.
pengamatan. Hal ini dilakukan dengan melakukan Aliran alami umumnya bersifat tidak tetap,
tinjauan terhadap syarat batas parameter statistik ini disebabkan karena bentuk geometris
tiap distribusi dengan parameter data pengamatan. hidroliknya saluran, sungai–sungai di lapangan
Secara teoritis, langkah awal penentuan tipe tidak teratur, adanya tanaman pada tebing saluran,
distribusi dapat dilihat dari parameter-parameter adanya bangunan air, perubahan dasar saluran,
statistik data pengamatan lapangan yaitu CS, CV, dan lainnya. Komponen pada model ini digunakan
dan CK. untuk menghitung profil muka air pada kondisi
Kriteria pemilihan untuk tiap tipe distribusi aliran langgeng (steady). Komponen pada steady
berdasarkan parameter statistik adalah sebagai flow dapat memodelkan profil muka air pada
berikut : kondisi aliran subkritis, superkritis dan sistem
1) Distribusi Normal gabungan.
CS ≈ 0 ; CK ≈ 3
2) Distribusi Log-Normal
CS ≈ CV3 + 3 CV METODOLOGI PENELITIAN
CK ≈ CV8 + 6 CV 6 + 15 CV 4 + 16 CV 2 + 3
3) Distribusi Gumbel Tahapan pelaksanaan penelitian :
CS ≈ 1,14 ; CK ≈ 5,40
4) Bila kriteria 3 (tiga) sebaran di atas tidak
memenuhi, kemungkinan tipe sebaran yang
cocok adalah Tipe Distribusi Log-Normal III.

Debit Banjir Rencana


Debit banjir rencana adalah debit maksimum
pada suatu sungai dengan periode ulang tertentu.
Data yang dibutuhkan untuk menentukan debit
banjir rencana antara lain data curah hujan, luas
catchment area dan data penutup lahan. Debit
banjir rencana biasa didapatkan dengan beberapa
metode.
Dalam penelitian ini akan digunakan metode
empiris yaitu hidrograf satuan untuk menghitung
besarnya debit banjir.

HSS-SCS
Hidrograf Tidak berdimensi SCS (Soil
Consevation Services) adalah hidrograf satuan
sintetis dimana debit dinyatakan sebagai nisbah
debit q terhadap debit puncak qp dan waktu dalam
nisbah waktu t terhadap waktu naik dari hidrograf
satuan Tp .
Jika debit puncak dan waktu keterlambatan
dari suatu durasi hujan efektif (Lag Time)
diketahui, maka hidrograf satuan dapat diestimasi
dari UH sintesis SCS.
Lag Time (tp) = 0,6 x Tc Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
𝑡𝑟
Waktu Naik (Tp) = 2
+ tp

382
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

ANALISIS, HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Data Outlier


Data outlier adalah data yang menyimpang
Analisis Daerah Aliran Sungai terlalu tinggi ataupun terlalu rendah dari
Analisis daerah aliran sungai (DAS) sekumpulan data. Uji outlier dilakukan untuk
dilakukan untuk mengetahui luas DAS Tingkulu. mengoreksi data sehingga baik untuk digunakan
Perhitungan luas DAS dilakukan dengan bantuan pada analisis selanjutnya.
program komputer Global Mapper dengan
menggunakan data SIG yang bersumber dari Balai Uji data outlier mempunyai 3 syarat, yaitu:
Wilayah Sungai Sulawesi-I. Sehingga diperoleh 1. Jika Cslog ≥ 0,4 maka: uji outlier tinggi,
luas DAS Tingkulu sebesar 3,726 Km2. koreksi data, uji outlier rendah, koreksi data.
2. Jika Cslog ≤ -0,4 maka: uji outlier rendah,
koreksi data, uji outlier tinggi, koreksi data.
3. Jika -0,4 < Cslog < 0,4 maka : uji outlier tinggi
atau rendah, koreksi data.Pengujian data
outlier dimulai dengan menghitung nilai-nilai
parameter statistik, nilai rata-rata, standar
deviasi, dan koefisien kemencengan
(Skewness) dari data yang ada dan data
pengamatan diubah dalam nilai log.

Untuk nilai Cslog lebih dari 0,4:


1 1
Gambar 2. Gambar DAS Tingkulu Kn = (-0,62201) + (6,28446 𝑛4 ) – (2,49835𝑛2 ) +
3
Sumber: Global Mapper, Data SIG BWSS-I. (0,491436 𝑛4 ) – (0,037911 n)
Untuk nilai Cslog kurang dari -0,4:
1 1
Analisis Curah Hujan
Kn = (-3,62201) + (6,28446 𝑛4 ) – (2,49835𝑛2 ) +
Analisis curah hujan di DAS Tingkulu 3
dilakukan dengan menggunakan data curah hujan (0,491436 𝑛4 ) – (0,037911 n)
harian maksimum yang bersumber dari Balai
Wilayah Sungai Sulawesi I dengan periode Kemudian dilakukan uji outlier pada data
pencatatan tahun 2008 sampai dengan tahun 2017. curah hujan MRG Tikala-Sawangan. Hasil uji
Pos hujan yang digunakan sebanyak 1 Pos Hujan outlier mendapatkan bahwa data-data curah hujan
MRG Tikala-Sawangan. Berikut merupakan data tersebut tidak menyimpang.
hujan harian maksimum dari tahun 2008 sampai
2017. Penentuan Tipe Distribusi Hujan
Jenis sebaran hujan bergantung pada nilai
Tabel 1. Curah Hujan Harian Maksimum parameter statistik yaitu rata–rata hitung atau
Curah Hujan Harian Maksimum mean (X ̅), simpangan baku (S) koefisien
Tahun (mm) kemencengan (Cs), koefisien variasi (Cv) dan
MRG Tikala-Sawangan koefisien kurtosis (Ck).
2008 130,8
2009 100,3
Analisis Curah Hujan Rencana
Analisis curah hujan rencana dapat dilakukan
2010 123
dengan beberapa tipe sebaran seperti yang
2011 120,3 ditunjukkan pada Tabel 2.
2012 110 Pada penelitian ini, analisis curah hujan
2013 180,4 rencana menggunakan tipe sebaran Log Pearson
2014 170,7 tipe III.
Perhitungan dilakukan dengan terlebih
2015 90
dahulu menghitung parameter statistik
2016 90,7 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.
2017 180
Sumber: BWSS-1.

383
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

Tabel 2. Penentuan Jenis Sebaran Data


Parameter
Tipe
Syarat Parameter Statistik Statistik Data Keterangan
Sebaran
Pengamatan
Tidak
Cs = 0 0,5430
Memenuhi
Normal
Tidak
Ck = 3 2,7346
Memenuhi
Cs = Cv3 + 3 . Cv Tidak
0,5430
Log = 0,8392 Memenuhi
Normal Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4 + 16Cv2 + 3 Tidak
2,7346
= 4,2778 Memenuhi
Tidak
Cs = 1.14 0,5430
Memenuhi
Gumbel
Tidak
Ck = 5.40 2,7346
Memenuhi
Log Bila tidak ada parameter statistik yang sesuai
- Memenuhi
Pearson III dengan ketentuan distribusi sebelumnya
Sumber: Analisis Data

Tabel 3. Parameter Statistik Log Pearson-III


Ranking R=X Log X (Y) (Y - Y̅) (Y - Y̅)2 (Y - Y̅)3
1 90 1,95424 -0,144263936 0,020812083 -0,003002433
2 90,7 1,57607 -0,140899159 0,019852573 -0,002797211
3 100,3 2,00130 -0,097205513 0,009448912 -0,000918486
4 110 2,04139 -0,057113761 0,003261982 -0,000186304
5 120,3 2,08026 -0,018240818 0,000332727 -6,06922E-06
6 123 2,08990 -0,008601334 7,3983E-05 -6,36352E-07
7 130,8 2,11660 0,018101298 0,000327657 5,93102E-06
8 170,7 2,23223 0,133727075 0,017882931 0,002391432
9 180 2,25527 0,156766059 0,024575597 0,00385262
10 180,4 2,25623 0,157730088 0,024878781 0,003924132
Σ 20,9850 -8,88178E-16 0,121447226 0,003262975
Sumber: Analisis Data

10
Rata–rata hitung: = (10−1)(10−2) . 0,116164 3
× 0,003262975
̅ = 1 ∑ni=1 log Xi
Y
n = 0,28911034 (Kemencengan Positif)
1
= × 20,98506 = 2,098506 Faktor frekuensi K untuk tiap kala ulang
10
terdapat pada tabel nilai K T untuk kemencengan
Simpangan Baku:
positif yang ditentukan dengan menggunakan
∑n ̅ 2
i=1(log Xi −log X)
nilai CSlog X dan kala ulang dalam tahun.
Slog X = √ n−1 Nilai 𝐾 untuk tiap kala ulang adalah sebagai
berikut:
0,121447226
=√ 10−1
= 0,116164 5 Tahun : 0,824653
10 Tahun : 1,308129
Koefisien Skewness (Kemencengan): 25 Tahun : 1,845624
n
n 3 50 Tahun : 2,205337
CSlog X = ̅̅̅̅̅̅
3 ∑(log X i − log X)
(n − 1)(n − 2) . (Slog X ) i−1
100 Tahun : 2,536159

384
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

Tabel 4. Hujan Rencana Tiap Kala Ulang Perhitungan Nilai SCS Curve Number
Kala Ulang
Log XTR XTR Tabel 10. Perhitungan nilai CN DAS Tingkulu
(TR)
5 Tahun 2,194302 156,4234 mm CN
Jenis Tutup Luas Persentase
Tiap CN
10 Tahun 2,250464 178,0181 mm Lahan (km2) (%)
Lahan
25 Tahun 2,312902 205,5427 mm Pemukiman
50 Tahun 2,354688 226,3017 mm (38% kedap 0,9893 26,55 75 19,9125
100 Tahun 2,393118 247,2393 mm air)
Tanah yang
Sumber: Analisis Data diolah dan
ditanami 0,2101 5,64 71 4,0044
(tanpa
Pola Distribusi Hujan Jam-jaman konservasi)
Distribusi hujan jam–jaman merupakan Hutan
pembagian intensitas hujan berdasarkan pola (tanaman
jarang, 2,5266 67,81 66 44,7546
hujan suatu daerah. Dalam penelitian ini penutupan
digunakan pola hujan dari daerah sekitar yaitu jelek)
pola hujan daerah Manado dan sekitarnya. Total 3,726 100 - 68,6715

Tabel 5. Distribusi Hujan Rencana


Kala Ulang 5 Tahun Nilai CN rata–rata untuk DAS Tingkulu adalah
68,6715.
Jam ke - 1 2 3 4 5 6 7 8

%
distribusi hujan
54 22 8 6 3 1 3 3 Analisis Debit Banjir Rencana
P (mm) 84,47 34,41 12,51 9,39 4,69 1.56 4,69 4,69 Pemodelan hujan aliran pada program
komputer HEC-HMS akan menggunakan metode
HSS Soil Conservation Services, dan untuk
Tabel 6. Distribusi Hujan Rencana kehilangan air dengan SCS Curve Number (𝐶𝑁).
Kala Ulang 10 Tahun Untuk aliran dasar (baseflow) akan menggunakan
Jam ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 metode recession.
%
54 22 8 6 3 1 3 3
Pertama, akan dihitung asumsi lag time awal
distribusi hujan
dari DAS Tingkulu dengan data parameter DAS
P (mm) 96,13 39,16 14,24 10,68 5,34 1,78 5,34 5,34
sebagai berikut:
L = 12,139 km.

Tabel 7. Distribusi Hujan Rencana s = 0,003789 m/m.


Kala Ulang 25 Tahun n = 0,076
Jam ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Perhitungan dilakukan dengan persamaan berikut:
0,606(L.n)0,467
%
distribusi 54 22 8 6 3 1 3 3
Tc =
hujan S0,234
P (mm) 110,9 45,22 16,44 12,33 6,17 2,06 6,17 6,17
0,606(12,14 . 0,076)0,467
= 0,0037890,234
Tabel 8. Distribusi Hujan Rencana = 2,151632 jam
Kala Ulang 50 Tahun
Jam ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 Tl = 0,6 . Tc
= 0,6 . 2,151632
%
distribusi 54 22 8 6 3 1 3 3
hujan

P (mm) 122,2 49,79 18,10 13,58 6,79 2,26 6,79 6,79 = 1,290979 jam
Kalibrasi Parameter HSS SCS
Tabel 9. Distribusi Hujan Rencana Kalibrasi merupakan suatu proses dimana
Kala Ulang 100 Tahun nilai hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai
Jam ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 hasil observasi lapangan. Kalibrasi Parameter
%
distribusi 54 22 8 6 3 1 3 3
HSS SCS perlu dilakukan untuk mencari nilai
hujan parameter HSS SCS teroptimasi dengan
P (mm) 133,5 54,39 19,78 14,83 7,42 2,47 7,42 7,42
membandingkan hasil simulasi HEC–HMS
dengan data debit terukur. Kalibrasi dilakukan

385
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

pada DAS lokasi penelitian dengan data debit pada komponen sub-DAS untuk perhitungan debit
terukur dilapangan. banjir.
Data hujan dan data debit dimasukkan ke Dengan data hujan rencana jam-jaman yang
komponen Time-Series Data. Data hujan dan data telah dihitung maka diperoleh hasil simulasi
debit yang digunakan adalah data tahun 2014, program komputer HEC-HMS sebagai berikut:
dengan waktu mulai pada 3 Juli 2014 dan waktu
selesai 17 Juli 2014. Data debit yang digunakan
adalah data debit perbandingan sungai Talawaan
dengan menggunakan metode analisis regional.

Gambar 6. Summary Result Kala Ulang 5 Tahun

Gambar 3. Rangkuman Hasil Kalibrasi

Gambar 7. Summary Result Kala Ulang 10


Tahun

Gambar 4. Parameter Teroptimasi Hasil


Kalibrasi DAS Tingkulu

Gambar 8. Summary Result Kala Ulang 25


Tahun

Gambar 5. Grafik Perbandingan Debit Hasil


Perhitungan dan Debit Terukur

Simulasi Debit Banjir dengan Program


Komputer HEC-HMS Gambar 9. Summary Result Kala Ulang 50
Setelah kalibrasi, semua parameter Tahun
terkalibrasi akan digunakan sebagai parameter

386
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

Simulasi Tinggi Muka Air Dengan Program


Komputer HEC-RAS
Hasil simulasi menunjukkan bahwa semua
penampang sungai Tingkulu yang ditinjau, sudah
tidak mampu menampung debit banjir yang
terjadi untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25
tahun, 50 tahun, dan 100 tahun.

Gambar 10. Summary Result Kala Ulang 100


Tahun

Analisis Tinggi Muka Air


Analisis tinggi muka air menggunakan
program komputer HEC-RAS membutuhkan data
masukan yaitu penampang sungai, karakteristik
saluran untuk nilai koefisien n Manning, dan data
debit banjir untuk perhitungan aliran langgeng
(Steady Flow).

Gambar 14. Rangkuman Tinggi Muka Air


Potongan Memanjang Sungai Tingkulu

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, besaran
hujan dengan kala ulang yang panjang
Gambar 11. Memasukkan Data Penampang menghasilkan debit puncak yang lebih besar. Hal
Sungai ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam DAS
Tingkulu yaitu koefisien penutup lahan,
kelambatan waktu di dalam DAS, dan koefisien n
dalam perhitungan menggunakan HSS SCS.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada
semua penampang sungai Tingkulu yang ditinjau,
sudah tidak mampu menampung debit banjir yang
terjadi untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25
tahun, 50 tahun, dan 100 tahun.

Saran
Gambar 12. Pengisian Data Debit Perlu dibuatkan tanggul terutama dise-
panjang penampang sungai yang di ukur agar
tidak terjadi luapan. Perlu dilakukan pengerukan
dasar sungai dari endapan sedimen karena
mempengaruhi kapasitas tampungan. Perlu
menjaga kebersihan sungai dari sampah.

Gambar 13. Pengisian Reach Boundary .


Conditions

387
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (379-388) ISSN: 2337-6732

DAFTAR PUSTAKA

________Data Hujan Harian Pos Hujan Tikala-Sawangan. Balai Wilayah Sungai Sulawesi 1, Manado.
________Data Debit Harian Sungai Talawaan. Balai Wilayah Sungai Sulawesi 1, Manado.
________2000. HEC-HMS Technical Reference Manual. Hydrologic Engineering Center, U.S Army
Corps of Engineers, USA.
________2016. HEC-RAS 5.0 Reference Manual. Hydrologic Engineering Center, U.S Army Corps of
Engineers, USA.
________2016. HEC-RAS 5.0 User Manual. Hydrologic Engineering Center, U.S Army Corps of
Engineers, USA.
Abdulhalim, Dwiki Fahrezi., Lambertus Tanudjaja, Jeffry S. F. Sumarauw. 2018. Analisis Debit Banjir
dan Tinggi Muka Air Sungai Talawaan di Titik 250m Sebelah Hulu Bendung Talawaan. Jurnal
Sipil Statik Vol.6 No.5 Mei 2018 (269-276) ISSN: 2337-6732, Universitas Sam Ratulangi,
Manado.
Bambang Triatmodjo. 2008. Hidrologi Terapan. Betta Offset, Yogyakarta.
Mamuaya, Frana L., Jeffry S. F. Sumarauw, Hanny Tangkudung. 2019. Analisis Kapasitas Penampang
Sungai Roong Tondano Terhadap Berbagai Kala Ulang Banjir. Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.2
Februari 2019 (179-188) ISSN: 2337-6732, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Ginting, Segel Hendrycus. 2014. Pemodelan Hidrologi Dengan Modelling System (HEC-HMS).
Development Technical Asistance 7849-INO: Water Resources and River Basin
Management, Bekasi.
Salem, Haniedo P., Jeffry S. F. Sumarauw, E. M. Wuisan. 2016. Pola Distribusi Hujan Jam – Jaman
Di Kota Manado Dan Sekitarnya. Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 (203-210) ISSN:
2337-6732, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Sherman, L. K., 1932. Streamflow From Rainfall By Unitgraf Method, Engineering News Records.
Soewarno, 1991. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Nova, Bandung.
Sumarauw, Jeffry S.F., 2013. Hujan. Bahan Ajar Mahasiswa, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Sumarauw, Jeffry S.F., 2017. Analisis Frekwensi Hujan. Bahan Ajar Mahasiswa, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
Sumarauw, Jeffry S.F., 2017. Hidrograf Satuan Sintetis. Bahan Ajar Mahasiswa, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
Sumarauw, Jeffry S.F., 2018. HEC-HMS. Bahan Ajar Mahasiswa, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Talumepa, Marcio Yosua., Lambertus Tanudjaja, Jeffry S. F. Sumarauw. 2017. Analisis Debit Banjir
dan Tinggi Muka Air Sungai Sangkub Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Jurnal Sipil
Statik Vol.5 No.10 Desember 2017 (699-710) ISSN: 2337-6732, Universitas Sam Ratulangi,
Manado.

Tanudjaja, Lambertus. 1991. Analisis Aliran Di Saluran Terbuka Dengan Metode Elemen Hingga.
Tesis S2 Teknik Sumberdaya Air, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

388

Anda mungkin juga menyukai