Anda di halaman 1dari 23

HIDROLOGI

KUANTITATIF
Diusun oleh :
Nama : Paryanto
Nim : 2042100012
Matkul : PSDA
Dosen : Ratnanik, S.T.,M.Eng
Pengertian Hidrologi kuantitatif

 Dapat terjadi kebetulan bahwa suatu data aliran sungai didapatkan oleh ahli hidrologi pada
letak suatu proyek yang direncanakan. Yang lebih sering terjadi adalah didapatkannyadata
terdekat pada bagian lain dari sungai yang bersangkutan atau bahkan pada sungai yang
berdekatan. Oleh karenanya, ahli hidrologi haruslah siap untuk mengalihkan data
yangdidapatkan dengan cara semacam ini kepada permasalahannya dengan penyesuaian
yang tepatdalam mengangani perbedaan-perbedaan sifat hidrologis antara kedua DAS yang
bersangkutan. Di samping transposisi ruang, ahli hidrologi dapat pula diminta untuk
memperkirakan besarnya suatu kejadian yang lebih besar daripada yang pernah
teramatiekstra polisi waktu!. "erbagai cara, sebagian bersifar empiris, sebagian rasional,
telahdigunakan untuk memecahkan masalah penyesuaian ruang dan waktu ini.
Analisis Hidrograf

 Karakteristik limpasan langsung dan aliran air tanah sangat berbeda satu sama lain,
sehingga masing-masing harus ditangani secara terpisah dalam masalah-masalah yang
bersangkutan dengan limpasan yang berwaktu pendek
 Tidak ada cara yang praktis yang dapat memisahkan air tanah dan limpasan langsung
setelah keduanya bercampur di dalam sungai, sehingga teknik-teknik analisis hidrograf
sebenarnya bersifat sembarang
Hidrograf banjir khas yang menunjukkan metode pemisahan limpasan langsung dan air
tanah.
Hidrograf khas yang berasal dari satu kali hujan seperti pada gambar sebelumnya terdiri dari
sisi naik, puncak dan sisi turun. Sisi turun menunjukkan menyurutnya simpanan air di dalam
alur sungai. Puncak kembar kadang-kadang terjadi karena keadaan geografis DAS yang
bersangkutan, tetapi lebih sering merupakan hasil dari dua kali (atau lebih) hujan yang
dipisahkan oleh gerimis atau tidak ada hujan sama sekali.
Berbagai cara untuk mengadakan pemisahan hidrograf telah digunakan. Metode yang dilukiskan
oleh ABC dalam Gambar 2-1 bersifat sederhana dan mudah diterima seperti diperpanjang hingga
titik B di bawah puncak hidrograf. Garis lurus BC kemudian ditarik hingga memotong sisi turun
hidrograf pada hari ke N setelah puncuk. Nilai N tidaklah bersifat kritis dan dapat dipilih secara
sembarang dengan melihat kepada melihat kepada berbagai hidrograf dari DAS yang
bersangkutan. Waktu N akan lebih besar bila ukuran DAS-nya lebih besar, karena air
memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menyusuri DAS yang besar daripada untuk DAS
yang kecil. Suatu pedoman kasar untuk pemilihan nilai N (dalam hari) adalah

dimana Ad luas DAS dalam mil persegi. Bila Ad dalam kilometer persegi, maka nilai N yang
diperoleh harus dikurangi dengan kira-kira 20 persen. Tetapi penyimpangan yang jauh dari
Persamaan (3.-1) mungkin saja terjadi.
MEMPERKIRAKAN VOLUME LIMPASAN

 Pembahasan pada gambar sebelumnya menyarankan persamaan

R=P-L-G
di mana R adalah limpasan langsung (yaitu luas ABCD dalam Gambar diatas), P adalah
presipitasi, L adalah imbuhan, DAS, dan G adalah penambahan air tanah, semuanya dalam
satuan tebal air di atas DAS-nya.Perkiraan nilai R yang teliti oleh karenanya akan tergantung
kepada perkiraan imbuhan DAS L serta pertambahan air tanah G.
Tabel 2-1. Nilai-nilai koefisien K [Persamaan (2-3)] untuk berbagai permukaan
Permukaan Nilai K
Pemukiman kota
Rumah-rumah tunggal 0,30
Apartermen kebun 0,50
Industri dan perdagangan 0,90
Hutan, tergangung jenih tanahnya 0,05 – 0,20
Taman, lahan pertanian, padang rumput 0,05 – 0,30
Aspal atau lantai beton 0,85 – 1,0
Sumber: Teknik Sumber Daya Air, Linsley, 1989
Koefisien Limpasan

 Di dalam perencanaan saluran drainasi serta proyek pengendalian air yang kecil, volume
limpasan biasanya dianggap merupakan persentase dari curah hujan. Bila Persamaan (2-2)
benar, maka suatu persamaan yang berbentuk

𝑅 = 𝑘𝑃
tidak akan cukup rasional, karena koefisien limpasan k haruslah berubah-ubah menurut perubahan
imbuhan DAS dan presipitasinya. Keterandalan Persamaan (2-3) akan meningkat bila persentase daerah
yang kedap air lebih luas, sehingga nilai k mendekati satu. Pemecahan masalah dengan cara persentase
atau koefisien ini paling cocok untuk drainasi perkotaan dimana jumlah daerah yang kedap air cukup
luas. Untuk curah hujan yang sedang, semua limpasan mungkin berasal dari daerah kedapa air, sehingga
nilai k akan sama dengan persentase daerah kedap air itu, daerah kedap air itu harus berhubungan
dengan tata drainasinya seperti atap, teras dan lapangan parkir yang mengalirkan airnya ke atas tanah,
tidak boleh dimasukkan. Nilai-nilai k yang biasa dipakai disajikan pada Tabel 2-1. Pendekatan koefisien
tidak boleh digunakan pada daerah perdesaan atau untuk analisis hujan yang besar.
Hidrograf Aliran Keluar DAS

 Untuk tujuan-tujuan tertentu, sautu perkiraan volume limpasan total dari DAS untuk suatu
jangka waktu tertentu akan sudah mencukupi kebutuhan. Walaupun demikian, sering
terjadi di bawah perkiraan laju aliran-puncak yang bersifat sesaat dibutuhkan untuk
perencanaan dan dalam berbagai hal dibutuhkan pula hidrograf yang lengkap. Metode-
metode hidrologi karenanya haruslah meliputi pula teknik-teknik untuk megubah perkiraan
volume limpasan menjadi perkiraan laju aliran.
Metode Rasional

 Bila hujan jatuh dengan jumlah per satuan waktu yang tetap pada suatu permukaan kedap
air, maka laju limpasan dari permukaan tanah itu akan sama dengan laju curah hujannya.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan ini disebut waktu konsentrasi tc.
 Untuk daerah yang luasnya kecil dan kedap air, dapat dianggap bahwa hujan tetap
berlangsung dengan jumlah yang seragam untuk jangka waktu yang sama dengan tc, maka
puncak limpasan akan sama dengan laju curah hujan per satuan waktu
Rumus rasional atau persamaan Mulvaney

𝑄𝑃 = iAd
dimana
• Q_P = laju puncak dari limpasan dalam acre-inci per jam,
• i = intensitas curah hujan dalam inci per jam untuk durasi yang sama dengan tc,
• A_d = luas DAS dalam acre.
Karena satu acre-inci/jam sama dengan 1008 cfs, maka Persamaan diatas pada umunya
dianggap memberikan aliaran puncak dalam ft3/detik. Untuk Q_P dalam m3/detik, dalam
millimeter per jam, dan A_d dalam hektar, persamaan itu menjadi

iAd
𝑄𝑃 =
360
 Untuk petak-petak kecil tanpa alur yang jelas dan limpasannya berupa aliran di atas
permukaan yang bersifat laminar, Izzard mendapatkan waktu untuk mencapai
keseimbangan te dalam menit, yaitu

1/3
41𝑏L 0
𝑡𝑒 =
i 2/3
dimana L0 adalah panjang aliran di atas permukaan dalam feet Bila L0 dalam
meter dan i dalam millimeter per jam, maka konstantanya adalah 526. Sedangkan
koefisien b dihitung dari
dimana S0 adalah kemiringan permukaan air dan Cr adalah koefisien hambatan
( Tabel 2-2). Dalam satuan metric SI, bilangan pengali untuk i adalah 2,8 x 10-5.
Persamaan-persamaan (2-10) dan (2-11) berlaku hanya bila hasil perkalian iL0 kurang
dari 500 dalam satuan Inggris atau 4000 dalam satuan metrik SI.
Tabel 2-2 Nilai-nilai koefisien hambatan Cr dalam Persamaan (2-11)

Permukaan Nilai Cr
Permukaan aspal licin 0,007
Perkerasan beton 0,012
Perkerasan ter atau kerikil 0,017
Lempengan rumput rapat 0,046
Tanah berumput biru rapat 0,060
Waktu konsentrasi untuk suatu DAS kecil adalah sama dengan gabungan yang terpanjang antara
waktu untuk aliran di atas permukaan dan waktu untuk aliaran dalam saluran yang terdapat dimana
pun dalam DAS itu. Waktu untuk aliran dalam saluran pada umumnya diambil sama dengan panjang
alur yang terpanjang dibagi dengan kecepatan aliran rata-rata.
Penelusuran Simpanan Air

 Suatu hidrograf sebenarnya adalah catatan tentang gelombang yang bergerak melalui suatu
stasiun pengamatan. Bila gelombang tersebut bergerak ke hilir, bentuknya akan brubah
karena adanya tambahan aliran dari anak-anak sungai dan juga karena berbedanya
kecepatan aliran di sepanjang alur gelombang. Tanpa adanya aliran tambahan, maka
perubahan bentuknya akan berupa pemipihan atau perpanjangan dasar waktu gelombang
itu (Gambar 2-15) serta penurunan aliran puncak. Dengan adanaya aliran tambahan,
pengaruh pemipihan masih ada, tetapi meningkatnya volume total akan mebuatnya kurang
berarti.
Gambar 2-15 Penampang gelombang banjir yang berturutan, menunjukan perubahan-
perubahan bentuk
Proses penelusuran
 Perhitungan teoritis tentang perubahan bentuk gelombang banjir berdasarkan mekanika
gelombang (aliran tidak tunak-unsteady flow) akan sulit bila diterapkan pada alur alamiah
yang tidak beraturan, tetapi pemecahan persamaan-persamaan diferernsial yang
bersangkutan secara numeric dapat dikerjakan dengan komputer.
 Untuk perhitungan secara manual, pemecahan yang didasarkan atas prinsip kontinuitas
yang diterapkan pada bagian sungai yang jaraknya pendek biasa dilakukan. Azas tersebut
dinyatakan dalam persamaan simpanan
Persamaan Simpanan

ҧ𝑡 − ∆𝑠 = 𝑂ത∆𝑡
𝐼∆

dimana I ̅ dan O ̅ adalah nilai rata-rata dari aliran masuk serta aliran keluar. Untuk interval
waktu ∆t, dan ∆s adalah perubahan volume air di dalam alur yang terletak antara
penampang aliran masuk dan keluar selama waktu ∆t. Karena I ̅ adalah aliran masuk yang
diukur, maka pemecahan persamaan tersebut untuk mendapatkan 0 adalah tergantung pada
penetapan ∆s.
 Bila laju rata-rata selama periode waktu tertentu sama dengan aliran rata-rata pada awal
dan akhir periode tersebut, maka Persamaan sebelumnya dapat ditulis

𝐼1 +𝐼2 𝑂1+ 𝑂2
2
∆𝑡 − 2
∆𝑡 = 𝑠2 − 𝑠1

dimana subskrip 1 dan 2 menunjukkan awal dan akhir periode ∆t. Anggapan tentang suatu variasi
linear dalam pola aliran selama periode tertentu akan cukup memuaskan bila ∆t cukup pendek.
Dalam soal-soal prakterk, aliran masuk I_1 dan I_2, dan awal aliran keluar dan simpanan awal
O_1 dan s_1, diketahui atau dapat diperkirakan dengan kesalahan kecil. Karena masih ada dua hal
yang belum diketahui, yaitu O_2 dan s_2 dibutuhkan persamaan lain. Persamaan ini harus
menghubungkan simpanan terhadap suatu parameter yang dapat diukur.
Terima Kasih….

Anda mungkin juga menyukai