Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CURAH HUJAN

DENGAN DEBIT AIR LIMPASAN PADA PERKEBUNAN TEH


PATUHA
Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Terdapat hubungan antara intensitas curah hujan pada lokasi DAS tertentu dengan
debit air untuk sungai tersebut. Hubungan tersebut dijabarkan melalui suatu persamaan yang
memuat koefisien run off, intensitas curah hujan, dan luas area DAS yang berpengaruh
kepadanya. Dalam menentukan koefisien run off, digunakan klasifikasi berdasarkan tabel
nilai koefisien berstandar nasional yang mengklasifikasikan nilai koefisien berdasarkan jenis
tanah dan luasan areanya. Koefisien run off yang didapatkan memiliki nilai rata-rata 0,38, hal
ini sesuai dengan klasifikasi standar nasional untuk tanah liat tak berpasir yang digunakan
sebagai area perkebunan. Sedangkan debit limpasan yang menyatakan kemungkinan debit
tambahan untuk sungai pada saat terjadi hujan memiliki nilai yang berbeda –beda untuk
setiap outlet sungai yang kami ukur.

1. PENDAHULUAN Air larian


Hubungan antara debit limpasan Air larian (surface run off) adalah
dengan curah hujan merupakan salah satu bagian dari curah hujan yang mengalir di
faktor penting yang mempengaruhi pola atas permukaan tanah menuju ke sungai,
debit sungai pada suatu outlet tertentu. danau dan lautan. Air larian berlangsung
Tidak diperlukan pengetahuan yang ketika jumlah curah hujan melampaui laju
mendalam untuk sekedar mengetahui infiltrasi air ke dalam tanah. Setelah laju
bahwa hujan mempunyai pengaruh infiltrasi terpenuhi, air akan mulai mengisi
langsung terhadap perubahan debit sungai. cekungan-cekungan pada permukaan
Sehingga pola curah hujan yang berulang tanah. Kemudian air akan mengalir di
akan mempengaruhi debit sungai juga permukaan tanah dengan bebas.
secara berulang untuk setiap tahunnya.
Yang secara nyata diperlukan adalah Koefisien air larian
persamaan yang menyatakan hubungan Koefisien air larian sering
tersebut serta faktor-faktor yang disingkat C adalah bilangan yang
mempengaruhi persamaan itu sendiri. menunjukkan perbandingan antara
Pengatahuan yang juga diperlukan sebagai besarnya air larian terhadap besarnya
dasar teori adalah tentang cara menentukan curah hujan.
koefisien limpasan (Koefisien run off) Koefisien air larian (C) = air larian
yang senantiasa berbeda-beda untuk (mm)/curah hujan(mm)
setiap variasi tanah serta jenis pengolahan Angka koefisien air larian ini
lahannya. merupakan salah satu indikator untuk
menentukan apakah suatu DAS telah
2. DASAR TEORI mengalami ganguan (fisik). Nilai C yang
besar menunjukkan bahwa lebih banyak Buruk,
tanaman 0,86 1,11 1,16
air hujan yang menjadi air larian. Angka C padi-padian
Baik,
berkisar antara 0 dan 1. Angka 0 tanaman 0,84 1,11 1,16
padi-padian
menunjukkan bahwa semua air hujan Baik, rumput
terdistribusi menjadi air intersepsi dan dalam. 0,81 1,13 1,18
Rotasi
terutama infiltrasi. Sedangkan angka 1 Baik, padang
rumput 0,64 1,21 1,31
menunjukkan semua air hujan menjadi air Baik, tanah 0,45 1,27 1,40
larian. Di lapangan, angka koefisien air berhutan

larian lebih besar dari 0 dan lebih kecil


dari 1. Prakiraan air larian
Apabila koefisien air larian Metoda prakiraan bersarnya air
dilapangan tidak tersedia, nilai C pada larian yang akan dikemukakan berikut ini
tabel 4.3 dan tabel 4.5 memadai untuk terutama berlaku untuk suatu wilayah sub-
dipakai sebagai pengganti. Angka DAS kecil (kurang dari 300 hektar)
koefisien air larian ini dapat dikonversi ke dengan komponen tataguna lahan utama
kelompok tanah dengan karakteristik adalah pertanian.
berbeda-beda dengan menggunakan tabel Untuk memperkirakan besarnya air
4.4. larian puncak (peak run off, Qp), metoda
rasional (U.S. Soil Conservation Service,
Tabel 4.3Angka koefisien air larian C untuk DAS 1973) adalah salah satu teknik yang
dengan tanah kelompok B (Horn dan Schwab, dianggap memadai. Kelemahan dari
1963) metode ini adalah ia tidak dapat
Keadaan Koefisien C untuk laju curah
menerangkan hubungan curah hujan
hidrologi hujan terhadap air larian dalam bentuk unit
dan penutupan 25 100 200 hidrograf. Persamaan matematik metoda
tajuk mm/jam mm/jam mm/jam
Buruk, tanaman rasional untuk memprakirakan besarnya
dlm. Jajaran. 0,63 0,65 0,66
Baik, tanaman
air larian adalah :
0,47 0,56 0,62
dlm. Jajaran. Q = 0,0028 C i A ………..(1)
Buruk, tanaman
padi-padian 0,38 0,38 0,38 Q = air larian (debit) puncak (m3/sekon)
Baik, tanaman
padi-padian 0,18 0,21 0,22 C = Koefisien air larian
Baik, rumput
0,29 0,36 0,39 i = intensitas hujan (mm/jam)
dalam. Rotasi
Baik, padang A = luas wilayah DAS (ha)
rumput 0,02 0,17 0,23
Baik, tanah
Intensitas hujan terbesar jika ingin
0,02 0,1 0,15
berhutan menentukan air larian puncak ditentukan
dengan memprakirakan waktu konsentrasi
Tabel 4.4 Faktor-faktor konversi kelompok tanah
Tc (time of concentration) untuk DAS
dalam suatu DAS (Horn dan Schwab, 1963)
Keadaan Faktor untuk mengubah tetapan C bersangkutan menghitung intensitas hujan
hidrologi dari tanah kelompok B menjadi : maksimum untuk periode ulang (return
dan period) tertentu untuk lama waktu sama
Kelompok Kelompok Kelompok
penutupan
A C D dengan Tc. Time of Cocentration ini
tajuk
Buruk, ditentukan berdasarkan persamaan
tanaman dlm. 0,89 1,09 1,12
Jajaran. matematis berikut :
Baik,
tanaman dlm. 0,86 1,09 1,14 Tc = 0,0195 L0,77 S-0,385 ……… (2)
Jajaran.
Tc = waktu konsentrasi (menit), L = Pembagian luas berdasarkan tipe
luas
bl nama tanah (ha)
panjang maksimum aliran (meter), S = das
ok outlet tipe : tipe : tipe : tipe :
(ha)
A B C D
beda ketinggian antara titik pengamatan 21,9 13,19
45 Ciayunan 0 8,744 0
dengan dengan lokasi terjauh pada DAS 4 6
7,27
dibagi panjang maksimum aliran (meter). 39
8
noname 0 2,447 4,831 0
11,5 0,770 10,22
34 noname 0 0
22 4 96
3. METODE PENGAMBILAN DATA 5,54
17 suren 0 1,744 3,803 0
7
Dalam pengambilan data yang
4,06 Ampera ci
31 0 2 2,063 0
diperlukan guna perhitungan debit air 3 badak
limpasan ini, sesuai dengan persamaan (1)
kita memerlukan luas area DAS yang Tabel 4.6 hasil perhitungan koefisien limpasan dan
debit air limpasan.
berpengaruh terhadap sungai, kemudian intensi
debit air
luas area tersebut perlu dibagi bagi bl
luas
nama koefisien
tas rt2
limpasan
das bln juli
berdasarkan jenis tanah, apakah termasuk ok
(ha)
outlet run off
(mm/j
(m3/jam
)
kedalam jenis tanah A,B,C, atau D. Untuk am)
21,9 0,3160980 0,3298 0,00640
mendapatkan luas area DAS, kami 45 Ciayunan
4 31 1 4427
7,27 0,3467795 0,3298 0,00233
menggunakan software Global mapper 39
8
noname
14 1 0705
yang telah memuat peta kontur dari 34
11,5
noname
0,4561735 0,3298 0,00485
22 88 1 3777
seluruh area eksplorasi. Kemudian 5,54 0,3575188 0,3298 0,00183
17 suren
menentukan luas yang berpengaruh 7 21 1 1382
4,06 Ampera ci 0,2699667 0,3298 0,00101
dengan melihat kontur yang mengarah 31
3 badak 49 1 2929
turun pada wilayah sungai hingga lokasi
tempat pengukuran. Sedangkan untuk Dari hasil perhitungan diatas, dapat
menentukan pembagian luas dari masing- dianalisa beberapa hal sebagai berikut :
masing jenis tanah, digunakan peta satelit 1. Koefisien air limpasan untuk setiap
yang sudah dapat membedakan area wilayah outlet terukur adalah berkisar
perkebunan, hutan, tanah kosong, dan 0,27-0,46. Hal ini disebabkan oleh
sebagainya. Dari global mapper, sudah jenis tanah dominan pada wilayah
bisa didapatkan luas area dengan cara perkebunan ini adalah tanah liat tak
memblok luas area tertentu dengan tool berpasir, dimana untuk tanah sejenis
yang tersedia. Sehingga semua parameter itu, air akan mudah mengalir turun
dari persamaan (1) untuk menentukan menuruni dataran yang lebih tinggi
debit limpasan dapat terpenuhi. menuju dataran yang lebih rendah.
Secara teoritis, nilai 0,4 menyatakan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak kisaran 40% air hujan akan
Setelah melakukan pengukuran debit menjadi air limpasan dan turun ke
pada area-area tertentu yaitu blok 45 sungai setelah syarat infiltrasi tanah
(ciayunan), blok 39, blok 34, blok 17 terpenuhi.
(suren), serta blok 31 (ampere cibadak), 2. Pada dasarnya, area hutan menyerap
didapatkan data dan hasil perhitungan air lebih baik dan lebih banyak
sesuai persamaan (1) sebagai berikut : dibandingkan area perkebunan,
terbukti pada hasil perhitungan diatas,
Tabel 4.5 Luas area DAS berpengaruh dan bahwa semakin luas area perkebunan
pembagian luas berdasarkan tipe tanah
dibandingkan area hutan, maka akan
didapatkan nilai debit limpasan yang [2] Brooks, K. N., P. F. Ffolliott, H. M.
semakin besar pula. Gregersen, dan J. L. Thames, 1985.
Watershed Resources Management.
KESIMPULAN Lecture Notes. College of Foresty,
Hubungan antara debit limpasan University of Minnesota. 194 hal.
dengan luas area DAS untuk suatu outlet [3] Brooks, K. N., P. F. Ffolliott, H. M.
tertentu menyatakan suatu hubungan Gregersen, dan J. L. Thames, 1988.
berbanding lurus dimana Q~A. Kemudian Hydrology and the Management of
hubungan antara debit limpasan dengan Watersheds. Ohio State University Press.
intensitas curah hujan juga merupakan Ohio.
suatu hubungan yang berbanding lurus, [4] Chow, V. T., 1985. Open chanel
sehingga Q~IA. Namun diantara kedua hydraulics. McGraw-Hill International
besaran tersebut diperlukan suatu koefisien Book Company. 680 hal.
penyetara yang disebut koefisien run off [5] EXSA aand ECI, 1989. The study for
yang bergantung kepada perbandingan upland soil and water conservation of the
luas jenis tanah pada suatu DAS. C untuk catchment area of the proposed Jatigede
wilayah perkebunan ini berkisar 0,38 dan reservoir. Directorate General of
debit limpasan yang didapat berkisan 1-6 Reforestation and Land Rehabilitation,
liter/jam setiap kali terjadi hujan pada Ministry of Forestry, Jakarta.
bulan juli. [6] Ebisemiju, F. S., 1990. Sediment
delivery ratio prediction equations for
SARAN short catchment slopes in a humid tropical
1. Untuk kedepannya disarankan agar environment. J. Hydrol. (144): 191-208.
pengelola mulai mengambil data [7] FAO, 1993. Field ,measurement of soil
curah hujan yang sesuai dengan time erosion and runoff. FAO Soils Bull. No.
concentration untuk setiap blok. 68. Food and Agriculture Organization of
Dimana untuk perhitungannya the United Nation. Rome. 139 hal.
dibutuhkan data kemiringan dari DAS [8] Gray, D. M. (ed.), 1970. Handbook on
yang berpengaruh, jarak terjauh aliran the Principles of Hydrology. Water
air, agar perhitungan intensitas curah
Information Center, Inc. Port Washington,
hujan dapat lebih spesifik dan sesuai
standar untuk setiap lokasinya, kecuali New York.
jika faktor debit tambahan dari kondisi [9] Goodman, A. S., D. C. Major, D. H.
hujan ingin diabaikan.
Marks, J. D. Priscoli, E. E. Salmon, dan
2. Sebaiknya dilakukan pengukuran
ulang debit untuk setiap bulan W. R. Walker, 1984. Principles of Water
sepanjang tahun. Resource Planning. Prentice-Hall Inc.
New Jersey. 563 hal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ambar, S., C. Asdak, dan L. [10] Mori, Kitotoka, dkk. 1978. Hidrologi
Christanty, 1985. Peranan Hidroologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya
dalam Analisi Dampak Lingkungan. Paramita.
Lembaga Ekologi, Universitas
Padjadjaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai