Anda di halaman 1dari 24

Desain Hidrologi

Desain Hidrologi meliputi:


 Hujan dan Limpasan
 Daerah pengaliran
 Intensitas hujan
 Hujan rencana
 Rumus rasional
 Koefisien pengaliran
 Koefisien tampungan
 Karakteristik hujan
 Data hujan
 Pengolahan data
1. Hujan dan Limpasan
 Merupakan dua fenomena yang tidak dapat dipisahkan yang saling
terkait satu sama lainnya
 Hujan merupakan fenomena alam
 Semakin banyak data hujan yang kita dapat semakin akurasi perkiraan
besarnya curah hujan di daerah tersebut
 Hujan mempunyai masa ulang tertentu
 Akibat terjadinya hujan maka terjadi limpasan
 Limpasan permukaan merupakan bagian dari curah hujan yang
berlebihan mengalir selama periode hujan atau sesudah periode hujan
 Banyak faktor yang mempengaruhi limpasan permukaan, diantaranya:
1. Tata guna lahan
2. Daerah pengaliran
3. Kondisi topografi daerah pengaliran
4. Jenis tanah
5. Karakteristik sungai
6. Adanya daerah pengaliran yang tidak langsung
7. Daerah-daerah tampungan
8. Drainase buatan
 Hujan
 Pengelompokkan hujan setiap hari(24jam) selama bertahun-tahun
memperlihatkan hujan kecil lebih sering terjadi daripada hujan besar
 Hujan besar mempunyai masa ulang rata-rata tertentu dalam jangka waktu
yang cukup panjang
 Hujan harian besarnya 40 mm terjadi rata-rata 10 tahun sekali, artinya dalam
50 tahun terjadi 5 kali atau dalam 100 tahun terjadi 10 kali, jadi 40 mm sehari
itu terjadi masa ulang rata-rata 10 tahun
 Jumlah air yang dihasilkan akibat hujan tergantung dari intensitas hujan dan
lama waktu hujan
 Keadaan yang paling ekstrim adalah intensitas hujan yang besar dengan waktu
yang lama hal ini mengakibatkan banjir
 Limpasan Permukaan
Limpasan permukaan adalah air yang mencapai sungai tanpa mencapai
permukaan air tanah yakni curah hujan yang dikurangi sebagian dari infiltrasi,
besarnya air yang tertahan, dan besarnya genangan
Limpasan terjadi akibat dari banjir yang disebabkan curah hujan yang berlebihan
dan mengalir selama periode hujan dan sesudahnya
Limpasan dapat di bagi dua:
1. Air yang mengalir di atas permukaan tanah
2. Air yang mengalir di bawah permukaan(subsurface) yaitu sebagian air yang
mengalir ke sungai dari proses infiltrasi di bawah permukkaan tanah
2. Daerah Pengaliran
Jika diasumsikan besarnya curah hujan dan intensitas hujan selalu tetap maka
limpasan yang dinyatakan dengan dalamnya air rata-rata akan selalu sama.
Berdasarkan asumsi tersebut maka hidrograf sungai akan sebanding dengan luas
daerah pengaliran, jadi hidrograf debit banjir menjadi lebih besar dan debit
puncaknya berkurang
Sebab berkurangnya debit puncak adalah intensitas curah hujan berbanding
terbalik dengan luas daerah hujan
Daerah pengaliran dipengaruhi oleh:
a. Kondisi topografi dalam daerah pengaliran tersebut
Kondisi topografi seperti corak, elevasi, gradient, arah pengaliran mempunyai
pengaruh terhadap sungai dan hidrologi daerah pengaliran
Corak: perbandingan panjang sungai utama terhadap lebar rata-rata daerah
pengaliran
Gradient: faktor penting yang mempengaruhi waktu mengalirnya air permukaan,
berhubungan dengan infiltrasi, limpasan permukaan, kelembaban dan pengisian
air tanah
b. Jenis tanah
Bentuk butir-butir tanah, coraknya dan cara mengendapkannya menentukan
terhadap kapasitas infiltrasi, karakteristik limpasan sangat dipengaruhi oleh jenis
tanah daerah tersebut
c. faktor-faktor lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi limpasan:
 Karakteristik sungai
 Adanya daerah pengaliran yang tidak langsung
 Drainase buatan
3. IntensitasHujan
Adalahjumlahhujan yang dinyatakandalamtinggihujanatau volume
hujantiapsatuanwaktu
Besarnyaintensitashujantergantung lama danfrekuensikejadiannya
Diperolehdarianalisis data hujanbaik statistic maupunempiris
Data hujandiperolehdarialatpencatathujanotomatis
IntensitashujandapatdihitungdenganrumusMononobe:
𝑅 24 24 2/3
I= ( )
24 𝑡
di mana:

I = intensitashujan (mm/jam)
R24 = curahhujanmaksimumdalam 24 jam (mm)
t = durasi (lamanya) curahhujan (menit) atau (jam)
4. HujanRencana
Adalahhujanharianmaksimum yang akandigunakanuntukmenghitungintensitashujan
Hujanrencanadapatdihitungdenganrumus:
Rr = Ṝ + K . Sd
𝑖=1 𝑅𝑖
Ṝ=
𝑛
𝑛 𝑅𝑖 −Ṝ 2
𝑖=1
Sd =
𝑛 −1
di mana:
R = hujanrencanaperiodeulang T tahun(mm)
Ṝ = hujanhariantahunanmaksimum rata-rata (mm)
Sd = standardeviasi
K = factor frekuensiuntukperiodeulang T tahun
Ri = hujanharianmaksimumtahunke I
N = jumlah data atautahun
5. Rumus rasional
Rumus rasional yang menjelaskan hubungan antara hujan dan limpasannya:
Q = 0,278 x C x Cs x I x A
di mana:
Q = debit (m3/det)
C = koefisien aliran
Cs = koefisien tampungan
I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = luas daerah aliran (km2)
Rumus rasional lainnya yang menggambarkan hubungan antara hujan dengan
limpasannya yang dipengaruhi oleh penyebaran hujan sbb:
Q=CxβxIxA
di mana:
Q = debit (m3/det)
C = koefisien aliran
Β = koefisien penyebaran hujan
I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = luas daerah aliran (km2)
 Tabel koefisien penyebaran hujan (Β)

Luas daerah pengaliran (km2) Koefisien penyebaran hujan (Β)


0–4 1
5 0,995
10 0,980
15 0,955
20 0,920
25 0,875
30 0,820
50 0,500
6. koefisien pengaliran
koefisien pengaliran (run off coefficient) adalah perbandingan antara jumlah
air hujan yang mengalir atau melimpas di atas permukaan tanah(surface run
off) dengan jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfer
nilai koefisien pengaliran berkisar antara 0 sampai 1
koefisien pengaliran dipengaruhi oleh:
a. jenis tanah
b. jenis vegetasi
c. karakteristik tata guna lahan
d. konstruksi yang ada di permukaan tanah
Rumus untukmenentukankoefisienpengaliran:
𝑄
C=
𝑅
di mana:
C = koefisienpengaliran
𝑄 = jumlahlimpasan
𝑅 = jumlahcurahhujan
Tabelrumuskoefisienpengaliransungai – sungai di Jepang

No Daerah Kondisi sungai Curah hujan Koefisien pengaliran


1 Bagian hulu f= 1 – 15,7/ Rt ¾
2 Bagian tengah Sungai biasa f= 1 – 5,65/ Rt ½
3 Bagian tengah Sungai di zone lava Rt < 200 mm f = 1 – 7,2/ Rt ½
4 Bagian tengah Rt > 200 mm f = 1 – 3,14/ Rt 1/3
5 Bagian hilir f= 1 – 6,6/ Rt ½
Tabel koefisien pengaliran untuk daerah perumahan:

Daerah Koefisien aliran (C)


Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/ Ha) 0,25 – 0,40
Perumahan kerapatan sedang (20 – 60 rumah/ Ha) 0,40 – 0,70
Perumahan rapat 0,70 – 0,80
Taman dan daerah rekreasi 0,20 – 0,30
Daerah industri 0,80 – 0,90
Daerah perniagaan 0,,90 – 0,95
7. Koefisientampungan
Daerah yang memiliki cekungan untuk menampung air hujan relative mengalirkan air
hujan lebih sedikit dibandingkan dengan daerah yang tidak memiliki cekungan
Efek tampungan cekungan oleh cekungan terhadap debit rencana dengan rumus:
𝟐 𝑻𝒄
Cs =
𝟐 𝑻𝒄+𝑻𝒅
di mana:
Cs = koefisien tampungan
Tc = waktu konsentrasi (jam)
Td = waktu aliran air mengalir di dalam saluran dari hulu hingga ke tempat
pengukuran (jam)
 Soal latihan:
Hitung debit/Q (m3/dt) pada daerah perumahan yang kerapatannya sedang
seluas 5 km2, dengan intensitas hujan 20 mm/jam.
8. Karakteristik Hujan
Ada tiga hal yang mempengaruhi karakteristik hujan:
1. Durasi hujan
adalah lama kejadian hujan(menit, jam-jaman, harian) diperoleh terutama
dari hasil pencatatan alat pengukur hujan otomatis
2. Lengkung Intensitas Hujan
adalah grafik yang menyatakan hubungan antara intensitas hujan dengan
durasi hujan
3. Waktu Konsentrasi (Tc)
adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang paling jauh
pada daerah aliran ke titik kontrol pada daerah bagian hilir
Waktu konsentrasi dapat dibagi menjadi dua:
a. Inlet time (To): waktu yang diperlukan air untuk mengalir di atas permukaan tanah
menuju saluran drainase
b. Conduit time (Td): waktu yang diperlukan air untuk mengalir sepanjang saluran
sampai titik kontrol di bagian hilir
 Persamaan untukmencariwaktukonsentrasi (Tc):
Tc = To + Td
Waktukonsentrasibesarnyasangatbervariasidandipengaruhiolehfaktor-faktorsbb:
1. Luasdaerahpengaliran
2. Panjangsalurandrainase
3. Kemiringandasarsaluran
4. Debit dankecepatanaliran
UntukmencariTodanTd :
𝐿𝑜
To = 0,0915( )0,77
𝑆𝑜
di mana:
Lo = jarakaliranterjauh di atastanahhinggakesaluranterdekat (m)
So = kemiringanpermukaantanah yang dilewatialiran
1 𝐿1
 Td =
3600 𝑉
di mana:
L1 = jarak yang ditempuhaliran di dalamsaluranketempatpengukuran (m)
V = kecepatanalirandalamsaluran (m/dt)
TabelkemiringandasarsalurandankecepatanaliranmenurutManningdanChezy

Kemiringan rata-rata dasar saluran (%) Kecepatan rata-rata (m/dt)


Kurang dari 1 0,40
1-2 0,60
2-4 0,90
4-6 1,20
6 - 10 1,50
10 - 15 2,40
9. Data Hujan
a. Pengukuran
Hujan merupakan komponen penting untuk menentukan dimensi saluran drainase
Pengukuran hujan dilakukan selama 24 jam, brati hujan yang diketahui adalah
hujan selama satu hari
Data hujan yang diperlukan bukan hanya data hujan harian, tetapi juga data hujan
jam-jaman atau menitan
Data hujan yang diambil dianjurkan dari pengukuran dengan alat ukur hujan
otomatis
b. Alat ukur
Ada dua jenis alat ukur hujan:
1. Alat ukur hujan secara manual
2. Alat ukur hujan otomatis
c. Kondisi dan sifat data
Data hujan yang berkualitas baik sangat diperlukan untuk analisis hidrologi
Data hujan yang tersedia biasanya tidak menerus,
Apabila data hujan tersebut terputus hanya beberapa saja, maka data tersebut
masih dapat digunakan untuk analisis hidrologi
Kualitas data yang ada akan ditentukan oleh alat ukur serta manajemen
pengelolaannya
10. Pengelolaan data hujan
1. Hujan Rerata Daerah Aliran
Dapat dihitung menggunakan persamaan:
a. Rata – rata Aljabar
b. Cara Thiessen
c. Cara Isohiet
2. Melengkapi data
Hasil data yang diterima oleh pusat meteorologi dan geofisika di tempat-tempat
pengamatan biasanya tidak lengkap
Data yang tidak lengkap tersebut dikarenakan kerusakan alat pencatat hujan atau
petugas pencatatnya
Untuk melengkapi data yang hilang, kita dapat mengadakan perkiraan
Jika data yang hilang tersebut kurang dari 10%, maka perkiraan data yang hilang
boleh diambil
 Sebagaimana persamaan di bawahini:
1 𝑅 𝑅 𝑅
r= ( r + r + r)
3 𝑅𝐴 A 𝑅𝐵 B 𝑅𝐶 C
di mana: R = curahhujan rata-rata setahun di tempatpengamatan
rA, rB,rC = curahhujan di tempatpengamatan
𝑅𝐴 , 𝑅𝐵, 𝑅𝐶 = curahhujan rata-rata setahun di A, B, dan C
3. Periodeulanghujan
Suatu data hujandimisalkan (x1) akanmencapaisuatuhargatertentu/ sama (x1)
ataukurangdari (x1) ataulebihdari (x1) diperkirakanterjadisekaliselama T tahun, maka T
tahuntersebutdianggapsebagaiperiodeulangnya
Contoh : R2th = 115 mm
MenurutWesli, penggunaanperiodeulangbiasanyauntukperencanaan:
a. Salurankwarter: periodeulang 1 tahun
b. Salurantersier: periodeulang 2 tahun
c. Saluransekunder: periodeulang 5 tahun
d. Saluran primer: periodeulang 10 tahun
Analisis frekuensi terhadap data hujan biasanya menggunakan metode:
a. Gumbel type I
b. Log Normal
c. Log Person III
4. Debit Rencana
Debit rencana hendaknya ditetapkan tidak terlalu kecil, agar terhindar dari ancaman
kerusakan bangunan
Debit rencana juga tidak direncanakan terlalu besar, agar bangunan yang direncanakan
lebih ekonomis
Debit rencana biasanya ditetapkan dengan masa ulang 10 tahunan, 25 tahunan, 50
tahunan dan 100 tahunan
5. DistribusiGumbel Type I
Rumus – rumus yang digunakanuntukmenentukan debit
rencanayaituanalisaDistribusiGumbel type I
∑ Qr = Qmaks + K . Sd
𝑛
𝑖=1 Qmaks𝑖
Qmaks =
𝑛
𝑛 ( Qmaks𝑖 − Qmaks
Sd = 𝑖=1
𝑛 −1

di mana: Qr = debit rencanaperiodeulang T tahun(m3/dt)


Qmaks = debit aliranmaksimumtahunan rata-rata(m3/dt)
K = faktorfrekuensiuntukperiodeulang T tahun
Sd = standardeviasi(m3/dt)
Qmaks𝑖 = debit aliranmaksimumtahunankei

Anda mungkin juga menyukai