HIDROLOGI I
(MKK 4119), 2 SKS
PENGAMPU:
ARNOLDUS NAMA, SST.,MT
3
Debit banjir dipengaruhi oleh
• Luasan
• Bentuk
•
•
Kemiringan
Jenis tanah
DAS
• Tata guna lahan
4
5.1. METODE
RASIONAL
5
Metode Rasional merupakan rumus yang tertua dan yang
terkenal di antara rumus-rumus empiris. Metode Rasional dapat
digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau saluran
namun dengan daerah pengaliran yang terbatas.
Dalam Asdak (2002), dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran
> 300 ha, maka ukuran daerah pengaliran perlu dibagi menjadi
beberapa bagian sub daerah pengaliran kemudian Rumus Rasional
diaplikasikan pada masing-masing sub daerah pengaliran.
Dalam Montarcih (2009) dijelaskan jika ukuran daerah
pengaliran > 5000 Ha maka koefisien pengaliran (C) bisa
dipecah-pecah sesuai tata guna lahan dan luas lahan yang
bersangkutan. Dalam Suripin (2004) dijelaskan penggunaan
Metode Rasional pada daerah pengaliran dengan beberapa sub
daerah pengaliran dapat dilakukan dengan pendekatan nilai C
gabungan atau C rata-rata dan intensitas hujan dihitung
berdasarkan waktu konsentrasi yang terpanjang.
Rumus umum dari Metode Rasional adalah:
Qp = 0,278 × C × I × A (A dalam km2) (5.1)
Qp = 0,00278 C.I.A (A dalam Ha)
Keterangan rumus:
Q𝑝 : debit puncak limpasan permukaan (m3/det).
C : angka pengaliran (tanpa dimensi).
A : luas daerah pengaliran (Km2).
I : intensitas curah hujan (mm/jam).
0,00278 adalah faktor konversi agar satuan jadi m3/det.
Hujan selama 1 jam dengan intensitas 1 mm/jam di
daerah seluas 1 km2, maka debit banjirnya 0,278
m3/dtk, dan akan melimpas merata selama 1 jam.
Jika persamaan (5.4) dipergunakan untuk rencana
dengan berbagai periode ulang maka notasinya dapat
ditulis sebagai berikut:
QT = 0,278 × C × IT × A (5.2)
Keterangan rumus:
QT = Debit puncak limpasan permukaan dengan periode
ulang T tahun atau debit rencana dengan periode
ulang T tahun (m3/det)
C = Angka (koefisien) pengaliran (tanpa dimensi)
A = Luas daerah pengaliran (Km2)
IT = Intensitas curah hujan dengan periode ulang T
tahun (mm/jam).
Intensitas Hujan
Rencana
9
INTENSITAS HUJAN RENCANA
Data hujan rencana yang diperlukan dalam perhitungan debit rencana dapat
berupa:
a. lntensitas hujan rencana di satu titik waktu
b. Ketinggian hujan rencana yang terdistribusi dalam hujan jam-jaman
(hietograf hujan rencana)
Gambar 5.1. Kedalaman hujan rencana di suatu titik waktu pada Curve IDF
Rumus Mononobe
Kurve intensitas hujan rencana, jika yang tersedia adalah hujan harian, dapat
ditentukan dengan Rumus Mononobe. Bentuk umum dari Rumus Mononobe adalah:
𝑋24 24 2/3
𝐼= 24
× 𝑡𝑐
(5.3)
Keterangan rumus:
I : Intensitas hujan rencana selama waktu konsentrasi(mm).
X24 : Tinggi hujan harian maksimum atau hujan rencana (mm).
t : Durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam).
Rumus Intensitas Hujan yang lain…
Tablot I =
Sherman I =
Ishiguro I =
Adapun
I = Intensitas curah hujan maksimum ( mm/jam )
t = Durasi curah hujan ( menit )
a, b, n, m = Ketetapan
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam ( mm )
13
Waktu
Konsentrasi
14
Waktu konsentrasi, Tc adalah waktu yang
diperlukan untuk mengalirkan air hujan dari titik
terjauh menuju suatu titik tertentu ditinjau pada daerah
pengaliran. Umumnya waktu konsentrasi terdiri dari
waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir pada
permukaan tanah menuju saluran terdekat (To) dan
waktu untuk mengalir dalam saluran ke suatu tempat
yang ditinjau (Td).
tc = to + td (menit)
Daerah pengaliran:
tempat curah hujan
A : titik terjauh mengalir, menuju ke
B : titik tinjau titik tinjau
to : inlet time tertentu.
td : conduit time
A
B
td
Bransby L 1
tc 21.3 0.4 0.2
William 5280 A S
𝐿𝑜 0.195
𝑡0 = 60 × 0.0195 (5.5)
𝑆
S = Kemiringan lahan.
L = Panjang lintasan aliran di atas permukaan
lahan / jarak dari titik terjauh ke fasilitas
drainase (m)
19
Waktu Konsentrasi (Tc)
Waktu konsentrasi, Tc adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air hujan dari
titik terjauh menuju suatu titik tertentu ditinjau pada daerah pengaliran. Umumnya waktu
konsentrasi terdiri dari waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir pada permukaan
tanah menuju saluran terdekat (To) dan waktu untuk mengalir dalam saluran ke suatu tempat
yang ditinjau (Td).
𝑇𝑐 = 𝑡0 + 𝑡𝑑 (menit) (5.7)
2 𝑛 0,167
Dengan : 𝑡0 = × 3,28 × 𝐿 × (5.8)
3 𝑆
𝐿
𝑡𝑑 = 60×𝑉
𝑠
(menit) (5.9)
Keterangan rumus:
Tc = Waktu kontrsi durasi hujan (menit)
Td = waktu pengaliran dalam saluran (menit)
To = waktu pengaliran di lahan (menit)
n = angka kekasaran permukaan lahan (lihat Tabel 4.1).
S = kemiringan lahan.
L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan / jarak dari titik terjauh ke
fasilitas drainase (m).
Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (m).
V = kecepatan aliran didalam saluran (m/detik).
Gambar 5.4.
Diagram perkiraan
Overland time fo
flow nomograph
(to)
Sumber :
Subarkah, 1980
Waktu pengaliran dalam
saluran (menit)
𝐿𝑠
𝑡𝑑 = (menit) (5.6)
60×𝑉
Debit rancangan
Q = 0,278 . Cs. C . I . A
36
Contoh 5.1
Suatu lahan dapat terdiri dari beberapa macam penutup permukaan, misalnya
rumah-rumah, jalan, taman, pertokoan dll dapat dihitung C rata-rata sebagai
berikut :
σ𝑛
𝑖=1 𝐶𝑖𝐴𝑖
Harga Creta-rata = σ𝑛
𝑖−1 𝐴𝑖
0.7𝑥3.5 + 0.75𝑥4.1 + 0.25𝑥1.2 + 0.9𝑥5.2
= = 0.75
3.5 + 4.1 + 1.2 + 5.2
Contoh 5.2
A
Luas daerah 100 x 400 meter
= 4 Ha = 0,04 km2
B lua
C
39
Waktu tempuh permukaan to= 1 menit
Jarak limpas terpanjang O-P-Q
(160+ 3x40+2x10) = 300 m,
bila v = 0,2 m/det
td = 300/(60*0,2) = 25menit
Waktu konsentrasi = to +td = 26 menit
40
Contoh soal 5.2:
Diketahui DAS manikin
dengan luas 98,81 Km2.
DAS ini dibagi lagi
kedalam beberapa sub
DAS seperti pada gambar
5.4.