Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Rekayasa
Hidrologi
Perhitungan Debit Banjir
Rencana (1)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil 11024 Gneis Setia Graha, ST., MT.

11

Abstract Kompetensi

modul ini menjelaskan mengenai Mahasiswa mampu menjelaskan


perhitungan debit banjir rencana tentang perhitungan debit banjir
menggunakan metode sintetis empiris rencana menggunakan metode sintetis
dan unit hidrograf. empiris dan unit hidrograf.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2

1 PENDAHULUAN..............................................................................................................................3

2 METODE SINTETIS EMPIRIS............................................................................................................3

2.1 Metoda Rasional....................................................................................................................3

2.2 Metode Werduwen...............................................................................................................4

2.3 Metode Hasper......................................................................................................................5

2.4 Metode Mononobe................................................................................................................6

3 METODE UNIT HIDROGRAF............................................................................................................7

3.1 Konsep Hidrograf Satuan.......................................................................................................7

3.2 Penurunan Hidrograf Satuan dari Hujan Tunggal...................................................................8

3.3 Penurunan Hidrograf Satuan dari Hujan Sembarang.............................................................8

4 SOAL DAN PENYELESAIAN............................................................................................................11

5 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
1 PENDAHULUAN
Perkiraan debit banjir yang berdasarkan curah hujan lebat, dapat diklasifikasikan dalam 3
cara sebagai berikut:

1. Metode Empiris

Metode ini biasanya digunakan sebagai alat terakhir, yakni jika tidak terdapat data
yang cukup atau digunakan untuk memeriksa hasil yang didapat dengan metode
yang lain. Rumus-rumus yang digunakan pada metode sintetis akan dijelaskan pada
BAB 2.

2. Metode Statistic atau Kemungkinan

Metode ini sangat teoritis dan mempunyai suatu keuntungan yang besar sabagai
cara peramalan yang berdasarkan data-data yang lalu.

3. Metode Unit Hidrograf

Metode ini diterapkan pada luas DAS 25 – 5000 km2, untuk luas DAS yang lebih
besar dari 5000 km2 metode ini dapat juga digunakan jika telah dibuatkan hidrigraf
satuan yang bersangkutan dengan corak hujan dalam DAS tersebut. Metode Unit
Hidrograf akan dijelaskan pada BAB 3.

2 METODE SINTETIS EMPIRIS


Jika tidak terdapat data hidrologi yang cukup, maka perkiraan debit banjir dihitung dengan
rumus-rumus empiris yang telah banyak dikemukakan. Hampir semua rumus empiris adalah
tipe rumus yang menyatakan korelasi dengan satu atau dua variabel yang sangat
berhubungan dengan debit banjir, diantaranya karakteristik DAS dan sebaran hujan. Metoda
yang sering digunakan anatara lain adalah metoda Rasional, Mononobe, Weduwen,
Haspers dan Melchior sbb.:

2.1 Metoda Rasional

Metoda ini pengembangan dari hidrograf rasional. Dipakai untuk menetapkan besarnya debit
banjir dalam perencanaan sarana drainase untuk DAS kecil (<2.5 km2) seperti pemukiman,
jalan raya, jalan KA, lapangan terbang dll. Menurut metoda ini besarnya debit aliran
permukaan akibat hujan yang turun disuatu DAS dapat dituliskan sbb.:

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Q = 0.278*C*I*A

dimana :

Q = besarnya debit banjir maksimum (m3/s)

C = koefisien pengaliran (lihat tabel pada Modul 10)

I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (tc) (mm/jam)

A = luas DAS (km2)

2.2 Metode Werduwen

Metoda dikembangkan di Indonesia oleh seorang ilmuwa belanda bernama Weduwen untuk
menganalisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas < 100 km2. Formulasi empiris
diturunkan berdasar curah hujan harian maksimum berperiode ulang 70 tahun yang pada
saat itu mempunyai tinggi curah hujan 240 mm dan dapat dituliskan sbb.:

Besarnya koefisien aliran dinyatakan dalam bentuk rumus:


4,1
α =1−
βq+7
Harga  adalah koefisien reduksi, yang dapat dihitung dengan rumus:
t+1
1+ f
t +9
β=
120+f
Besarnya curah hujan maksimum dihitung dengan rumus:
67,64
q=
t+1,45

keterangan:

α = koefisien aliran

b = koefisien reduksi

q = curah hujan maksimum (m3/det/km2)

t = lamanya hujan maksimum (1/6 sampai 12 jam)

f = Luas DPS (km2) kurang dari 100 km2

Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus:


L
t c= 0,125 0,25
8Q i
H
i=
0,9 L

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
keterangan:

tc = waktu konsentrasi

L = panjang sungai (km)

i = kemiringan

Pada penerapan metode Weduwen, pertama-tama ditentukan harga t perkiraan untuk


menghitung harga b, kemudian hitung harga q dan a, selanjutnya dihitung harga t dengan
perhitungan rumus:

0,476 x f 0,375
t=
( αβq )0,125 x i 0,25

Keterangan:

1. apabila harga t perkiraan belum sama dengan t perhitungan maka tentukan t yang lain.
2. apabila harga t perkiraan sudah sama dengan t perhitungan maka debit puncak
banjirnya dapat dihitung.

2.3 Metode Hasper

Persamaan yang digunakan dalam perhitungan debit banjir dengan menggunakan metoda
Hasper adalah sebagai berikut:

 Debit Banjir (Q)

Q = f x  x  x q (m3/dtk)

 Koefisien Runoff (), dihitung dengan persamaan:

1 0,012 x f 0.7
0.7
 = 1 0,075 x f

 Koefisien Reduksi (), dihitung dengan persamaan:

1 T  3,7 + 10-0.4xT f 3 / 4
 1 x
 T 2  15 12

 Waktu Konsentrasi (T)

T = 0,1 x L0.8 x I-0.3

 Hujan Maksimum (q)

Hujan maksimum tergantung dari durasi hujan.

a. Untuk T < 2 jam

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
T x R 24
2
rT = T  1 0,0008 x (260  R 24 )(2  T)

dimana T dalam jam dan rT, R24 dalam mm.

b. Untuk 2 jam  T  19 jam

T x R 24
rT = T  1 dimana T dalam jam dan rT, R24 dalam mm.

c. Untuk 19 jam  T  30 hari

rT = 0,707 x R24 x T  1 dimana T dalam jam dan rT, R24 dalam mm.

Hujan maksimum dihitung dengan rumus:

rT
q = 3,6 x T dimana T dalam jam dan q dalam m3/km2/dtk

2.4 Metode Mononobe

Persamaan yang digunakan dalam metoda Mononobe adalah sebagai berikut:

xrxf
Q=
3.6

0.6
 H
V  72 
 L 

L
t
V

2/ 3
R  24 
r  
24  T 

dimana:

Q = Debit banjir (m3/dtk),

 = Koefisien pengaliran,

f = Luas daerah pengaliran (km2),

r = Intensitas hujan (mm/jam),

V = Kecepatan aliran (km/jam), dan

R = Curah hujan maksimum (mm).

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
3 METODE UNIT HIDROGRAF
Pada tahun 1932, L.K. Sherman mengenalkan konsep hidrograf satuan, yang banyak
digunakan untuk transformasi dari hujan menjadi debit aliran. Hidrograf satuan didefinisikan
sebagai hidrograf limpasan langsung (tanpa aliran dasar) yang ditimbulkan oleh hujan efektif
1 mm yang terjadi secara merata di permukaan DAS dengan intensitas tetap dalam suatu
durasi tertentu.

Dalam penggunaan hidrograf satuan terdapat beberapa anggapan sebagai berikut:

1. Hujan efektif mempunyai intensitas konstan selama durasi hujan efektif. Untuk
memenuhi anggapan ini maka hujan deras yang dipilih untuk analisis adalah hujan
dengan durasi singkat.
2. Hujan efektif terdistribusi secara merata pada seluruh DAS. Dengan anggapan ini
maka hidrograf satuan tidak berlaku untuk DAS yang sangat luas, karena sulit untuk
mendapatkan hujan merata diseluruh DAS. Penggunaan pada DAS yang sangat luas
dapat dilakukan dengan membagi DAS menjadi sejumlah sub DAS, dan pada setiap
sub DAS dilakukan analisis hidrograf satuan.

3.1 Konsep Hidrograf Satuan

Karakteristik bentuk hidrograf yang merupakan dasar dari konsep hidrograf satuan adalah
sebagai berikut:

1. Hidrograf menggambarkan semua kombinasi dari karakteristik fisik DAS (bentuk,


ukuran, kemiringan, sifat tanah) dan karakteristik hujan (pola, intensitas dan durasi).
2. Mengingat sifat DAS tidak berubah dari hujan yang satu dengan hujan yang lain,
maka hidrograf yang dihasilkan oleh hujan dengan durasi dan pola yang serupa
memberikan bentuk dan waktu dasar yang serupa pula. Dengan demikian dapat
dilakukan superposisi dari hidrograf-hidrograf tersebut. Apabila terjadi hujan efektif
sebesar 2 mm dengan satuan waktu tertentu, hidrograf yang terjadi akan mempunyai
bentuk yang sama dengan hidrograf dengan hujan efektif 1 mm dengan durasi yang
sama, kecuali bahwa ordinatnya adalah dua kali lebih besar. Demikian juga, apabila
hujan efektif 1 mm terjadi dalam dua satuan durasi yang berurutan, hidrograf yang
dihasilkan adalah jumlah dari dua hidrograf 1 mm, dengan hidrograf kedua mulai
dengan keterlambatan satu satuan waktu.
3. Variasi sifat hujan mempunyai pengaruh signifikan pada bentuk hidrograf, yang
meliputi (a) durasi hujan, (b) intensitas, dan (c) distribusi hujan pada DAS.

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1 Prinsip Hidrograf Satuan

3.2 Penurunan Hidrograf Satuan dari Hujan Tunggal

Untuk menurunkan hidrograf satuan diperlukan data hujan dan debit aliran. Prosedur
penurunan hidrograf satuan adalah sebagai berikut:

1. Digambar hidrograf yang berkaitan dengan hujan yang terjadi. Aliran dasar
dipisahkan sehingga diperoleh hidrograf aliran langsung (HAL).
2. Dihitung luasan di bawah HAL yang merupakan volume aliran permukaan. Volume
aliran tersebut dikonversi menjadi kedalaman aliran di seluruh DAS.
3. Ordinat dari HAL dibagi dengan kedalaman aliran, yang menghasilkan hidrograf
satuan dengan durasi sama dengan durasi hujan.

3.3 Penurunan Hidrograf Satuan dari Hujan Sembarang

Apabila hujan terdiri dari beberapa intensitas berbeda yang terjadi secara berurutan, maka
hidrograf satuan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
n
Qn= ∑ p m qn−m +1
m=1

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
n = 1, 2, 3, …, N

m = 1, 2, 3, …, M

dimana:

Qn = hidrograf limpasan langsung

pm = hujan efektif

qn-m+1 = hidrograf satuan

N = jumlah ordinat dari hidrograf limpasan langsung

M = jumlah durasi hujan yang berurutan

Gambar 2 Penurunan Hidrograf dari Hujan Berurutan

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan gambar di atas, nilai M = 3 (tinggi hujan p1, p2, dan p3) dan jumlah ordinat yang
nilainya tidak sama dengan nol dari hidrograf satuan N = 6 (q1, q2, q3, q4, q5, dan q6).

Hidrograf Satuan (q):


n
Qn= ∑ p m qn−m +1
m=1

1
Q1
Q 1= ∑ p m q n−m+1 =p 1 q 1−1+1= p1 q1 →q 1=
m =1 p1
2
Q2= ∑ p m q n−m+ 1=p 1 q 2−1+1 + p 2 q 2−2+1=¿ p1 q2 + p2 q1 ¿
m =1

3
Q3= ∑ p m qn−m +1= p1 q 3−1+1 + p2 q3−2+1 + p3 q3−3 +1=¿ p1 q 3 + p2 q2 + p3 q1 ¿
m =1

Q3− p2 q2− p3 q 1
q 3=
p1
4
Q4 = ∑ pm q n−m+1= p1 q 4−1+1 + p2 q4 −2+1+ p 3 q 4−3 +1=¿ p 1 q 4 + p2 q3 + p3 q 2 ¿
m=1

Q 3 − p 2 q 3 − p3 q2
q 4=
p1
5
Q5= ∑ p m qn−m +1= p1 q 5−1+1 + p2 q5−2+1 + p3 q5−3 +1=¿ p1 q 5 + p2 q4 + p3 q 3 ¿
m =1

Q5− p2 q4 − p3 q3
q 5=
p1
6
Q6= ∑ p m qn−m +1= p1 q6−1+1 + p2 q6 −2 +1+ p3 q 6−3+1=¿ p1 q6 + p2 q 5+ p3 q 4 ¿
m=1

Q 6− p2 q5 −p 3 q 4
q 6=
p1
7
Q7= ∑ p m qn−m +1= p1 q7−1+1 + p2 q7−2 +1+ p3 q 7−3+1=¿ p1 q7 + p2 q6 + p3 q 5 ¿
m=1

Q7− p2 q6 −p 3 q 5
q 7=
p1
8
Q8= ∑ p m qn−m +1= p1 q8−1+1 + p2 q8−2 +1+ p3 q 8−3+1=¿ p1 q8 + p2 q7 + p3 q 6 ¿
m=1

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Q 8− p2 q7 −p 3 q 6
q 8=
p1
9
Q9= ∑ p m qn−m +1= p1 q9−1+1 + p2 q9 −2 +1+ p3 q 9−3+1=¿ p1 q 9+ p2 q 8+ p 3 q 7 ¿
m=1

Q9− p2 q8 −p 3 q7
q 9=
p1

4 SOAL DAN PENYELESAIAN


1. Hidrograf Satuan

Soal

DAS Cimanuk mempunyai luas sebesar 286 km2. Hujan dengan durasi 1 jam
sebesar 5.26 mm tercatat pada Stasiun Sukatali yang terjadi secara merata di
seluruh DAS menghasilkan hidrograf debit seperti ditunjukkan dalam table berikut.

90
Hidrograf
Jam ke Debit Jam ke Debit 80
70
  (m3/s)   (m3/s)
60
1 13.2 16 19.4
Debit (m3/s)

50
2 19 17 17.4
40
3 22.2 18 15.8 30
4 30 19 14.4 20
5 35.7 20 13.8 10
6 51 21 13.2 0
0 5 10 15 20 25 30 35
7 60 22 12.3
Jam Ke-
8 79.5 23 12.1
9 80.5 24 11.2
10 56.9 25 11
11 42.1 26 10.7
12 35.7 27 10
13 27.9 28 9.9
14 25.6 29 9.4
15 21.4 30 9.1

Aliran dasar (base flow) diambil konstan sebesar 13.2 m3/s. Tentukan hidrograf
satuan?

Penyelesaian

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Tinggi hujan = 5.26 mm
Aliran Hidrograf
Jam ke Debit Base Flow langsung Satuan
  (m3/s) (m3/s) (m3/s) (m3/s/mm)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 13.2 13.2 0 0.000
2 19 13.2 5.8 1.103
3 22.2 13.2 9 1.711
4 30 13.2 16.8 3.194
5 35.7 13.2 22.5 4.278
6 51 13.2 37.8 7.186
7 60 13.2 46.8 8.897
8 79.5 13.2 66.3 12.605
9 80.5 13.2 67.3 12.795
10 56.9 13.2 43.7 8.308
11 42.1 13.2 28.9 5.494
12 35.7 13.2 22.5 4.278
13 27.9 13.2 14.7 2.795
14 25.6 13.2 12.4 2.357
15 21.4 13.2 8.2 1.559
16 19.4 13.2 6.2 1.179
17 17.4 13.2 4.2 0.798
18 15.8 13.2 2.6 0.494
19 14.4 13.2 1.2 0.228
20 13.8 13.2 0.6 0.114
21 13.2 13.2 0 0.000
22 12.3 13.2 0 0.000
23 12.1 13.2 0 0.000
24 11.2 13.2 0 0.000
25 11 13.2 0 0.000
26 10.7 13.2 0 0.000
27 10 13.2 0 0.000
28 9.9 13.2 0 0.000
29 9.4 13.2 0 0.000
30 9.1 13.2 0 0.000
Keterangan:
Kolom (1) = Data
Kolom (2) = Data
Kolom (3) = Data
Kolom (4) = kolom (2) – kolom (3)
Kolom (5) = kolom (4) / tinggi hujan

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
14
Hidrograf Satuan
12

10

Debit (m3/s/mm)
8

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Jam Ke-

2. Hidrograf Satuan dari Hujan Sembarang

Soal

Hitung hidrograf satuan satu jam-an dari histogram hujan efektif dan hidrograf
limpasan langsung pada table berikut.

Hujan Efektif Debit Limpasan


Waktu (p) (Q)
(jam) (mm) (m3/s)
1 27 12.1
2 49 54.5
3 46 150
4   258.6
5   300.9
6   221.8
7   111
8   52.3
9   39.7
10   23.5

Penyelesaian

M=3

N = 10

N-M+1 = 10-3+1 = 8

Hidrograf Satuan (q):


n
Qn= ∑ p m qn−m +1
m=1

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Q1
Q 1= p1 q1 → q1=
p1

Q2− p2 q1
Q2= p1 q2 + p2 q1 → q2=
p1

Q 3 − p 2 q 2 − p3 q1
Q 3 = p1 q3 + p2 q 2 + p3 q 1 → q 3 =
p1

Q3− p2 q3− p 3 q 2
Q4 = p1 q4 + p2 q 3+ p3 q 2 → q 4=
p1

Q 5 − p2 q 4 − p3 q 3
Q 5= p1 q5 + p2 q 4 + p3 q3 →q 5=
p1

Q6 −p 2 q 5− p3 q 4
Q6= p 1 q 6+ p 2 q 5+ p 3 q 4 → q6=
p1

Q 7− p2 q6 −p 3 q 5
Q 7 = p1 q 7 + p 2 q 6 + p 3 q 5 → q 7 =
p1

Q8− p2 q7 −p 3 q 6
Q8= p1 q 8+ p 2 q 7+ p 3 q 6 → q 8=
p1

Q 9− p2 q8 −p 3 q7
Q 9= p 1 q 9+ p 2 q 8 + p 3 q7 →q 9=
p1

Q10− p2 q9 −p 3 q 8
Q10= p1 q10 + p2 q9 + p3 q8 → q10=
p1
Hidrograf Satuan (q) (m3/s/mm)
Hidrograf
Wakt Hujan Debit
Satuan 3
u Efektif Limpasan
(q) 2.5

3 3
(jam) (mm) (m /s) (m /s/mm) 2

0 27 12.1 0 1.5

1 49 54.5 0.448 1

2 46 150 1.205 0.5

3   258.6 2.605 0
0 2 4 6 8 10 12
4   300.9 2.797
Hidrograf Satuan (q) (m3/s/mm)
5   221.8 1.630
6   111 0.491
7   52.3 0.443
8   39.7 0.297
9   23.5 0.177
10     0.044
11     0

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
5 DAFTAR PUSTAKA
Salahudin, G. (2003). Lecture Note: Hidrologi. Bandung, Jawa Barat, Indonesia: Universitas
Katolik Parahyangan.

Sosrodarsono, S. (1978). Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Triatmodjo, B. (2006). Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai