BAB IX
PERENCANAAN SAMBUNGAN GIGI
9.1 Pendahuluan
Sambungan gigi adalah suatu jenis sambungan yang dibuat dengan cara membuat takikan
(coakan) pada salah satu batang yang disambung, dimana pada takikan (coakan) inilah gaya
diteruskan. Sambungan gigi termasuk jenis sambungan tradisional, dimana tidak memerlukan alat
sambung, tetapi dengan memanfaatkan luas bidang kontak kayu. Berdasarkan besarnya kemampuan
daya dukung, sambungan gigi dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu: (i) sambungan gigi
tunggal, dan (ii) sambungan gigi majemuk/rangkap. Pada sambungan gigi gesekan antara kayu dengan
kayu di dalam perhitungan harus diabaikan.
½.h
½.h
lm α
½.tm Celah 10-20 mm
900
Nu
tm
em
h ½.hnet Tu
½.hnet
R
Gambar 9.1. Sambungan gigi tunggal
Gaya tekan terfaktor (Nu) dihitung dengan persamaan berikut:
STRUKTUR KAYU 71
lm bFv'
N u K F (9.1)
l
cos 1 0,25 m
em
dimana:
Nu adalah gaya tekan terfaktor,
KF adalah faktor konversi format = 3,32
adalah sudut antara komponen struktur diagonal terhadap komponen struktur
mendatar.
adalah faktor tahanan (= 0,65)
adalah faktor waktu sesuai dengan kombinasi pembebanan.
lm adalah panjang kayu muka,
b adalah lebar komponen struktur mendatar,
Fv’ adalah kuat geser sejajar serat terkoreksi,
em adalah eksentrisitas pada penampang neto akibat adanya coakan sambungan.
72 STRUKTUR KAYU
BAB VI SAMBUNGAN
lm2
lm
lm1
Gaya tekan terfaktor (Nu1) pada gigi (takikan) depan atau bagian kayu muka yang pertama dihitung
sebagai berikut:
lm1bFv'
N u1 K F (9.2a)
Fm1 lm1
1,25 cos 1 0,25
Fm1 Fm 2 em1
dan, Gaya tekan terfaktor (Nu2) pada gigi (takikan) belakang atau bagian kayu muka yang kedua
dihitung berikut ini:
lm 2bFv'
N u 2 K F (9.2b)
l
cos 1 0,25 m
em
Nilai Nu diambil nilai terkecil antara Nu1 dan Nu2.
Dimana
Nu adalah gaya tekan terfaktor,
KF adalah faktor konversi format = 3,32
adalah sudut antara komponen struktur diagonal terhadap komponen struktur
mendatar,
adalah faktor tahanan (= 0,65)
STRUKTUR KAYU 73
adalah faktor waktu sesuai dengan kombinasi pembebanan.
lm1 adalah panjang kayu muka yang pertama,
lm2 adalah panjang kayu muka yang kedua,dihitung dengan persamaan berikut
lm2 = lm1 + 0,5.h/sin α + tm2.tan α (9.2c)
Im adalah panjang kayu muka rerata,
lm = ½.(lm1 + lm2) (9.2d)
em adalah eksentrisitas rerata pada penampang neto akibat adanya coakan
sambungan,
em1 adalah eksentrisitas bagian kayu muka pertama pada penampang neto akibat
adanya coakan sambungan,
Fm1 adalah luas bidang tumpu bagian kayu yang pertama,
tm1.b
Fm1 (9.2e)
cos
Fm2 adalah luas bidang tumpu bagian kayu yang kedua,
tm 2 .b
Fm 2 (9.2f)
cos
b adalah lebar komponen struktur mendatar,
Fv’ adalah kuat geser sejajar serat terkoreksi.
Contoh 9.1 : Diketahui sambungan gigi tunggal seperti pada Gambar di bawah. Kayu memiliki kode
mutu E19, kadar air masa layan 20 %. Temperatur udara rata-rata 33o C. Dimensi
batang horisontal dan vertikal masing-masing 80/160. Sudut yang dibentuk antara
batang horisontal dan batang miring sebesar 30o. Hitung berapa gaya terfaktor (Nu)
yang mampu didukung sambungan gigi tersebut, jika diketahui faktor waktu λ = 0,80.
74 STRUKTUR KAYU
BAB VI SAMBUNGAN
80 mm
Nu ?
80 mm
80/160
lm 30o
½.tm Celah 10-20 mm
900
Nu
tm = 50 mm
em
h = 160 mm 55 mm Tu
80/160 55 mm
Penyelesaian:
STRUKTUR KAYU 75
lmbFv' 250 x80 x 2,1146
Nu = 21989 N = 21,989 kN
l 250
cos 1 0,25 m cos 301 0,25
em 80
Contoh 9.2 : Diketahui sambungan gigi rangkap seperti pada Gambar di bawah. Kayu yang digunakan
sama seperti kayu yang dipakai pada contoh 9.1. Dimensi batang horisontal dan
vertikal masing-masing 80/160. Sudut yang dibentuk antara batang horisontal dan
batang miring sebesar 30o. Hitung berapa gaya terfaktor (Nu) yang mampu didukung
sambungan gigi tersebut, jika diketahui faktor waktu λ = 0,80.
lm2
lm
lm1
Penyelesaian:
a). Menentukan F’v (kuat geser terkoreksi)
Kayu yang digunakan sama seperti kayu yang dipakai pada contoh 9.1
F’v = 2,1146 MPa
b). Menentukan kedalaman gigi (tm)
dalamnya gigi pertama, tm1 > 30 mm
digunakan tm1 = 30 mm
dalamnya gigi kedua, tm2 > tm1 + 20 mm = 30 + 20 = 50 mm
76 STRUKTUR KAYU
BAB VI SAMBUNGAN
tm 2 .b 50.80
Fm 2 = = 4169,4 N/mm2
cos cos 30
f). Menghitung gaya tekan terfaktor (Nu)
Berdasarkan kedalaman kayu muka pertama (Persamaan 9.2a)
lm1bFv'
N u1
Fm1 l
1,25 cos 1 0,25 m1
Fm1 Fm 2 em1
250 x80 x 2,1146
= 48866 N = 48,866 kN
2771,6 250
1,25 cos 30 1 0,25
2771,6 4169,4 30
STRUKTUR KAYU 77
Sambungan gigi rangkap, Nu = 34,493 kN (Contoh 9.2)
Meningkat 56,8 %.
78 STRUKTUR KAYU