Anda di halaman 1dari 44

PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP

A. Dasar Perencanaan

Konstruksi rangka atap yang direncanakan dalam perencanaan gedung


ini terdiri dari konstruksi kuda-kuda dari baja dengan menggunakan profil
baja double siku-siku sama kaki dan gordingnya dari baja Light Lip
Channels yang paling ekonomis dan aman berdasarkan PBBI 1987. Adapun
yang digunakan sebagai pedoman untuk menghitung pembebanan yaitu :

1. Pedoman Perencanaan Pembebanan SNI 1727-2013 Beban


Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
2. Perhitungan Batang Tarik dan Batang Tekan menggunakan SNI
1729-2015
3. Perhitungan Sambungan Baut atau Las, SNI 1729-2015
4. Tabel Profil Konstruksi Baja.

Perhitungan struktur konstruksi rangka atap ini dibagi dalam beberapa


perhitungan yaitu :

1. Perhitungan gording
2. Perhitungan profil kuda kuda baja
3. Perhitungan jumlah baut, jarak baut.
4. Pembebanan yang dihitung antara lain:
a. Beban mati, terdiri dari :
 Berat sendiri penutup atap
 Berat sendiri gording
 Berat sendiri kuda-kuda
 Berat profil
b. Beban hidup yang besarnya diambil yang paling menentukan
diantara dua macam beban berikut :
 Beban terpusat dari seorang pekerja besar minimumnya 100
kg.
 Beban air hujan yang besarnya dihitung dengan rumus :

( 40 – 0,8 α) dimana :

α = sudut kuda-kuda

c. Beban angin diambil minimal 25 kg/m2, dengan ketentuan :


 Dipihak angin ( tekan ) untuk α < 65o, dikalikan koefisien
(0,02 α -0,4).
 Dibelakang angin untuk semua α, dikalikan koefisien -0,4.

B. Data Rencana Atap

Gambar 1. Desain Kuda-kuda

Data Konstruksi :
a. Bentang kuda-kuda : 18 m
b. Jarak antar kuda-kuda : 4,5 m
c. Jarak antar gording : 1,3 m
d. Sudut kemiringan atap : 30 ̊
e. Beban atap (Zincalum) : 5 Kg/m2
f. Beban plafond dan penggantung : 7 Kg/m2
g. Beban angin : 30,5 Kg/m2
h. Beban hidup bekerja : 100 Kg
i. Type Konstruksi Atap : Rangka Baja (Bj. 41)
j. Sambungan : Baut

C. Analisa Pembebanan
Beban Mati Pada Titik Buhul Kuda – kuda
a. Pada bentang tengah
1. Perhitungan sisi tinggi dan jarak antar gording
TC = tan 30° x (18/2)
= tan 30° x 9
= 5,193 m = 5,2 m
C

5,2 m

A B
T

18 m

AC = √ AT 2 +TC 2
= √ 92 +5,22
= √ 108,04
10,394
= = 1,3 m
8

2. Atap
Berat Atap Zincalum
Watap = 5 kg/m2
Beban atap pada titik buhul
Wa = a x g x Watap
= 4,5 x 1,3 x 5
= 29,25 kg.
3. Plafond
Berat plafond dan penggantung
Wplafond = 7 kg/m2

Beban plafond pada titik buhul


Wp = a x g x Wplafond
= 4,5 x 1,3 x 7
= 40,95 kg
4. Gording
Direncanakan menggunakan Gording Light Lip Channel
150x50x20
Wg = 5,77 kg/m
Berat beban gording pada titik buhul kuda-kuda
WG = Wg x a
= 5,77 x 4,5
= 25,965 kg
5. Alat sambung
Beban alat sambung = 15% beban mati atap
Ws = 10% x (Wa + Wp + WG)
= 10% x (29,25 + 40,95 + 25,965)
= 9,617 kg
Total beban mati atap tiap buhul tengah kuda-kuda
Wdt = Wa + Wp + WG + Ws
= 29,25 + 40,95 + 25,965+ 9,617
= 105,782 kg.

b. Pada Bentang Tepi


1. Atap
Berat Atap Zincalum
Watap = 5 kg/m2

Beban atap pada titik buhul


Wa = a x 0,5 x g x Watap
= 4,5 x 0,5 x 1,3 x 5
= 14,625 kg.
2. Plafond
Berat plafond dan penggantung
Wplafond = 7 kg/m2
Beban plafond pada titik buhul
Wp = a x 0,5 x g x Wplafond
= 4,5 x 0,5 x 1,3 x 7
= 20,475 kg
3. Gording
Direncanakan menggunakan Gording light lip channel 150x50 x20
Wg = 5,77 kg/m
Berat beban gording pada titik buhul kuda-kuda
WG = Wg x a
= 5,77 x 4,5
= 25,965 kg
4. Alat sambung
Beban alat sambung = 10% beban mati atap
Ws = 10% x (Wa + Wp)
= 10% x (14,625 + 20,475)
= 3,51 kg
Total beban mati atap tiap buhul tengah kuda-kuda
Wdt = Wa + Wp
= 14,625 + 20,475
= 64,575 kg.
Gambar 2.Beban Mati (DL) dan Beban Hidup (LL)

Beban Hidup Pada Titik Buhul Kuda - Kuda


a. Pada bentang tengah
1. Beban terpusat orang
Worang = 100 kg
2. Beban hujan pada atap
Wh = 40 – 0,8 x α
= 40 – 0,8 x 30°
= 16 kg/m2 (tidak boleh melebihi 20 kg/m2)
Jadi, Wh yang dipakai 16 kg/m2
- Arah vertical
Whv = Wh x a x g x cos α
= 16 x 4,5 x 1,3 x cos 30°
= 81,06 kg
- Arah horizontal
Whh = Wh x a x g x sin α
= 16 x 4,5 x 1,3 x sin 30°
= 46,8 kg
- Beban hidup yang dipakai (LL) = 100 kg
Beban Angin Pada Titik Buhul Kuda – Kuda
a. Tekanan Angin
W = 30,5 kg/m2
1. Angin Tekan
Koefisien angin tekan
KT = 0,02 x α – 0,4
= 0,02 x 30° - 0,4
= 0,20
Angin tekan
WT = KT x W
= 0,20 x 30,5
= 6,1 kg/m2
Angin tekan pada buhul kuda-kuda
Wbuhul = g x a x WT
= 1,3 x 4,5 x (6,1)
= 35,685 kg
- Arah vertikal
Wtv = Wbuhul x cos α
= 35,685 x cos 30°
= 30,904 kg
- Arah horizontal
Wth = Wbuhul x sin α
= 35,685 x sin 30°
= 17,843 kg
2. Angin hisap
 Koefisien angin hisap
- KH (– 0,4) = 0,40
 Angin hisap
- WH = KH x W
= 0,40 x 30,5
= 12,2 kg/m2

 Angin hisap pada buhul kuda-kuda


Wbuhul = g x a x WH
= 1,3 x 4,5 x (12,2)
= 71,37 kg
- Arah vertikal
Whv = Wbuhul x cos α
= 71,37 x cos 30°
= 61,808 kg
- Arah horizontal
Wth = Wbuhul x sin α
= 71,315 x sin 30°
= 35,658 kg

Gambar 3.Beban Angin (WL)

D. Perencanaan Gording
1. Analisa Beban
Data Kuda – Kuda Sistem Truss :
 Jarak Kuda – Kuda (a) = 4,5 m
 Bentang Kuda – Kuda (L) = 18 m
 Jarak Antar Gording (g) = 1,3 m
 Tekanan Angin (W) = 30,5 kg /m 2
 Sudut Atap (α ) = 30°
 Berat Atap Zincalum (W a ) = 5 kg/m²

Direncanakan menggunakan profil Light Lip Channel = 150 x 75 x 20x


4,5

Gambar 4.Profil Light Lip Channel

Data Teknis :
 A = 1897mm 2
 Ix = 4890000mm 4
 Iy = 992000mm 4
 Zx = 65200mm3
 Zy = 19800 mm3
 W = 11 kg/m
Gambar 5.Beban Mati Gording

Beban Mati (DL)


Berat Gording
W = 11 kg/m
Berat Atap Zincalum
W az = Wa x g
= 5 x 1,3
= 6,5 kg/m
Total Beban Mati + Alat Sambung
DL = (W+W az ) x 1,05
= (11+6,5) x 1,05
= 18,38 kg/m
Mencari Momen di Tengah Bentang
- Arah Sumbu X
1
Mx = x D L x cos α x a 2
8
1
= x 18,38 x cos 30° x 4,5 2
8
= 40,28 kgm
- Arah Sumbu Y (terdapat trackstang)
1
My = x D L x sin α x ¿
8
1
= x 18,38 x sin 30° x ¿
8
= 5,81 kgm
Gambar 6.Beban Hidup Gording

Beban Hidup (La)


Beban Terpusat Orang
La = 100 kg
Mencari Momen di Tengah Bentang
- Arah Sumbu X
1
Mox = x La x cos α x (a x )
4
1
= x 100 x cos 30° x (4,5)
4
= 97,43 kgm
- Arah Sumbu X
1
Moy = x La x cos α x (a y/2)
4
1
= x 100 x cos 30° x (4,5//2)
4
= 48,71 kgm

Beban Angin (W L)
Koefisien Angin Tekan
KT = ( 0,02 α – 0,4 )
= ( 0,02 x 30° - 0,4 )
= 0,20
- Angin Tekan
WT = W x KT
= 30,5 x 0,2= 6,10 kg/m
Koefisien Angin Hisap
KH = (–0,4 )
= - 0,40
- Angin Hisap
WH = W x KH
= 30,5 x ( -0,4 )
= - 12,20 kg/m
- Mencari Momen di Tengah Bentang
Dikarenakan beban angin bekerja tergak lurus pada bidang atap,
sehingga yang ditinjau adalah momen yang bekerja terhadap
sumbu X
- Arah Sumbu X
Angin Tekan
1
M XT = x W T x a2
8
1
= x 6,10x 4,5 2
8
= 15,44 kg/m
Angin Hisap
1
M XH = x W H x a2
8
1
= x (-12,20) x 4,5 2
8
= - 30,88 kg/m

2. Kombinasi Pembebanan

Tabel 1. Kombinasi Pembebanan


No. Kombinasi Arah X Arah Y
1 U = 1,4 D 56,39 8,14
2 U = 1,2 D + 1,6 La + 0,5 La 252,93 109,28
3 U = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 Wt 209,10 89,80
4 U = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 Wh 194,46 75,16
5 U = 1,2 D + 1,3 Wt + 0,5 La 104,98 39,26
6 U = 1,2 D + 1,3 Wh + 0,5 La 81,19 15,47
7 U = 0,9 D ± 1,3 Wt 44,18 13,16
8 U = 0,9 D ± 1,3 Wh 20,39 -10,63
Jadi, besar momen yang menentukan adalah :
Mx = 236,24 kg.m = 2362359,313 N.mm
My = 106,87 kg.m = 1068657,205 N.mm
Mu = 236,24 + 106,87 = 343,10 kg.m = 3431016,517 N.mm

3. Perhitungan Dimensi
Mn x = Fx . Zx

=250 . 65200

= 16300000 N.mm

Mn y = F y . Zx

=250 . 19800

= 4950000 N.mm

Kontrol Terhadap Lentur

Syarat :

Mu x Mu y
+ < 1,00
∅ Mn x ∅ Mny /2

2529348,98 1092760,09
+ < 1,00
14670000 2227500,00

0,66 < 1,00

Kontrol Terhadap Tekuk

Syarat :

Mu x < ∅ Mn x

2529348,98 < 14670000 N.mm → Aman


E. Perencanaan Rangka Atap Kuda-kuda
Analisa struktur rangka atap kuda-kuda baja dilakukan dengan program
SAP 2000 v.14 (Structure Analysis Program) dengan pemilihan sistem
struktur Pratt Truss.
Permodelan struktur kuda-kuda dengan SAP ditunjukkan pada gambar
berikut :

Gambar 7.Permodelan Kuda-Kuda Baja dengan Pratt Truss

1. Analisa Beban
Beban Mati (D)
- Batang Atas dan Diagonal
Berat Profil 2L.60.60.6 = 2 . 5,42 =10,84 kg/m
Panjang Batang = 60,06 m
Berat Kuda-kuda = 651,05 kg
Berat Alat Sambung =10% . 651,05 = 65,105kg+
Berat Total Kuda-kuda = 716,16 kg
Jumlah Titik Buhul yang Menahan = 10 titik
716,155
Beban Tiap Buhul (P) = = 71,616 kg
10
Berat Plafond = 7 . 1,3 . 4,5 = 40,95 kg
Berat Gording = 11 . 4,5 = 49,5 kg
Berat Penutup Atap = 5 . 1,3 . 4,5 = 29,25 kg +
Berat Total (Pa) = 78,75 kg

Beban Hidup (L)


Pekerja = 100 Kg

Beban Hujan (W ah )
PBI 1983 pasal 3.2
W ahperlu = (40-0,8α)
= 40 - 0,8 . 300= 16Kg/m2
W ah = 10 . 1,3 . 4,5
= 58,5 kg/m

Beban Angin (W)


Beban Angin (q a) = 30,5 Kg
Kemiringan Atap (α) = 30°
Koefisien Angin Tekan (C t) = 0,20
Koefisien Angin Tekan (C h) = - 0,40
Angin Tekan (W t ) = 6,10
Angin Hisap (W h ) = - 12,20

2. Analisa Statika
Beban Mati (D)
Beban Plafond + Beban Tiap Buhul (P) = 112,566 kg
P1 = P + Patap = 71,6 + 78,75 = 150,366 kg
P1 150,366
P2 = = =75,183 kg
2 2

Beban mati yang bekerja pada strukturkuda-kuda dianggap beban titik


yang terpusat pada tiap joint. Input beban mati dapat dilakukan dengan
cara Assign-Joint Loads-Force kemudian pada Load Pattern Name pilih
Dead, isikan pada Force Global Z dengan menuliskan tanda (-) yang
artinya beban dari atas kebawah.Beban dapat digambarkan sebagai
berikut :

Gambar 8.Beban Mati Kuda-Kuda

Beban Hidup (L)


Pekerja = 100 Kg

Beban hidup yang bekerja pada struktur kuda-kuda dianggap beban titik
yang terpusat pada tiap joint. Input beban mati dapat dilakukan dengan
cara Assign- Joint Loads- Force kemudian pada Load Pattern Name
pilih Live , isikan pada Force Global Z dengan menuliskan tanda (-)
yang artinya beban dari atas kebawah.

Beban dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 9.Beban Hidup Kuda-Kuda

Beban Hujan (W ah )

Beban air hujan arah x (W ahx ) .


= Wah cos 300
= 58,5. 0,866

=50,661 Kg/m

Beban air hujan arah y (W ahy ) =Wah . sin 300

= 58,5. 0,5

=29,250 Kg/m
Input beban air hujan pada struktur kuda-kuda dilakukan dengan cara
Assign- Joint Loads – Force kemudian pada Load Pattern Name pilih
Air hujan.

Beban dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 10.Beban Air Hujan Kuda-Kuda

Beban Angin
- Angin Tekan (Wt)
Wtx =6,10 . sin 30° = 3,05 Kg/m
Wty =6,10 . cos 30° = 5,283 Kg/m

- Angin Hisap (Wh)


Whx =- 12,20 . sin 30° =- 6,1 Kg/m
Why =- 12,20 . cos 30° =- 10,565 Kg/m
Input beban angin pada struktur kuda-kuda dilakukan dengan cara

Assign- Joint Loads – Force kemudian pada Load Pattern Name

pilih Angin Kanan.Beban dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 11.Beban Angin Kuda-Kuda

Tabel 2. Pembebanan Kuda-Kuda

Beban Beban Angin Kiri Angin Kanan


Titik
Buhul Mati (DL) Hidup (LL) Arah x Arah y Arah x Arah y
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
A 243,85 0 0 0 0 0
B 243,85 0 0 0 0 0
C 112,57 0 0 0 0 0
D 112,57 0 0 0 0 0
E 112,57 0 0 0 0 0
F 131,29 100 -6,1 -10,565 3,05 5,283
G 131,29 100 -6,1 -10,565 3,05 5,283
H 65,643 100 -6,1 -10,565 3,05 5,283
I 131,29 100 -6,1 -10,565 3,05 5,283
J 131,29 100 -6,1 -10,565 3,05 5,283

Setelah semua beban diinputkan ke program, struktur kuda-kuda harus


di release karena tiap joint kuda-kuda adalah sambungan, maka
diasumsikan adanya sendi pada tiap joint yaitu dengan cara Assign-
Frame-Release –Momen3-3.

Struktur kuda-kuda setelah di release ditunjukan pada gambar berikut :


Gambar 12.Frame Release Struktur Kuda-Kuda

3. Analisis Struktur Dengan SAP 2000 V.14


Kombinasi pembebanan yang bekerjapada struktur kuda-kuda
diinput ke dalam program SAP v.14 dengan cara mengisi beban apa
saja yang bekerja dengan cara Define-Load Patterns.
Kombinasi pembebanannya dapat diinput dengan cara Define-
Load Combinations. Menurut pasal 6.6.2 SNI SNI 03-1727-2013
kombinasi pembebanan dijabarkan sebagai berikut:
1. Memilih Satuan/Unit dan Membuat Model Struktur
Satuan yang digunakan adalah tonf,m,C dan template yang
digunakan adalah Grid Only.
 Kemudian pada kotak dialog Grid Only, pada Number of Grid
Lines X, Y, Z Direction diganti X = 4, Y = 4, dan Z = 11

Maka akan muncul gambar seperti di bawah ini :


2. Menentukan Material
Klik menu DEFINE  MATERIAL
Pilih tombol perintah Add New Material

Material Property Data yang kita gunakan adalah sbb:

 Menentukan Material Properti Data


Klik Switch To Advenced Property Display , kemudian isi data
pada Material Property :
 Material Name: Struktur Kuda- kuda
 Material type ( ColdFormed ) Directional Symmetry Type
(Orthotropic) Modify propertis are Temperature Dependent.

 Ubah satuan menjadi Kg, m , c.


 Masukkan Fy = 250 Fu = 410
 Modulus of Electricity ( E1, E2, E3 = 200000 )
 Poisson’s Ration ( U12,U13,U23 = 0,3 )
 Klik OK

3. Menentukan Profil Gording


 Klik Define  Section Properties  Frame Section  Add
New Propertis ( Cold Formed  C Section ) kemudian ubah
dimensions sesuai data  OK.

 Klik kanan pada gambar  Edit Grid Data 


Modify/Show System.
 Klik OK.

 Lalu gambar kembali sesuai soal


 Blok gambar yang sudah jadi  Edit  Replicate 
Increment Data ( Number =2)  dy = 4,5 m  OK.

 Propertis Of Object  Section ( Profil 2L. 60.60.6 )

 Gambar garis gording di titik merah yang keluar pada


gambar.

 Menggambar truss
Klik Draw Feame / Cable Element  Pilih profil  Gambar
sesuai soal:
 Blok gambar sisi miring kuda- kuda  Edit  Edit Lines
 Divide Selected Frames.

 Blok gambar garis lurus kuda- kuda  Edit  Edit Lines


 Divide Selected Frames.

 Memasukkan tumpuan pada Truss


Klik Assign  Join  Restraints  Pili tumpuan jepit/ Rol.

Memasukkan beban mati :


 Blok garis gording  Assign  Frame Load 
Distributed.
Memasukkan Beban Hidup :
 Blok garis gording  Assign  Frame Load 
Distributed.

Memasukkan Beban kombinasi :

1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 La + 0,5 La
3. 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W
4. 1,2 D + 1,3 W + 0,5 La
5. 0,9 D + 1,3 W
 Difine  Load Combinations  Add New Combo Add
 OK.

4. AnalisisStruktur

Klik menu ANALYZE SET ANALYSIS OPTIONS


Pilih tombol perintah Space Truss lalu klik OK.
 Klik menuANALYZE RUN ANALYSIS

Klik Case Name MODAL lalu klik Run/Don Not Run


Case(karena tidak ada beban gempa). Klik Run Now, pilih
dimana lokasi penyimpanan datanya.

 Untuk melihat Deformasi Batang klik pada menu gambar


Deformed Shape

 Untuk Bidang Lintang


Klik menu DISPLAY SHOW FORCES/STRESS
FRAMES/CABLES
 Untuk Bidang Momen
Klik menu DISPLAY SHOW FORCES/STRESS
FRAMES/CABLES.
 Untuk Bidang Normal
Klik menu DISPLAY SHOW FORCES/STRESS
FRAMES/CABLES.
 Mengetahui Detail Struktur
 Klik Desain  Cold-Fpormed Steel Frame Design 
View/Revise Preferences  OK.
 Klik Design  Cold-Fpormed Steel Frame Design  Start
Design/Check of Structure  OK.

 Menampilkan Output Analisis


Display  Show Table  Analysis Result dan Design Data 
Beban Kombinasi  OK.

4. Kontrol Hitungan
Dari Output SAP diperoleh:

Gaya Tarik Maksimum (Nu) = 1761,22 kg

Gaya Tekan Maksimum (Nu) = 2152,75 kg

BATANG TARIK

Nu = 1761,22 kg

Panjang Batang (L) = 4500

Gambar 16.Profil 2L 60.60.6

Dengan data profil sebagai berikut ini :

A g = 691 mm² ix =18,2 mm

Ix = 228000 mm⁴ iy = 18,2 mm

Iy = 228000 mm⁴ e = 16,9 mm

Mutu Baja BJ 41

Fy = 250 N/mm²

Fu = 410 N/mm²

Syarat Kelangsingan
L
λ =
imin
<250

4500
λ = <250
36,4

λ =124<250 → “Aman”

Kontrol Tegangan

a. Terhadap Leleh
Ag = 2 . 691 = 1382 mm²
Nu <φ N n
φ Nn = φ. A g . F y
=0,9 . 691 . 250
= 155475 N
= 15547,5 kg
Nu <φ N n
1761,22<15547,5 kg → “Aman”

b. Terhadap Fraktur
An = 2 . 691 = 1382 mm²
Maka untuk nilai Koefisien Reduksi (U) adalah 0,9
Ae = U . An
= 0,9 . 1382
=1243,8 mm²
φ Nn = φ . Ae . F y
= 0,75 . 1243,8 . 410
= 382469 N
= 38246,85 kg
Nu <φ N n
1761,22<4460 kg→ “Aman”

BATANG TEKAN
Nu = 2152,75 kg
Panjang Batang (L) = 4460 mm
Profil baja yang dianalisis adalah :

Gambar 17.Profil 2L 60.60.6

Dengan data profil sebagai berikut ini :

A g = 691 mm² ix = 18,2 mm

Ix = 228000 mm⁴ iy = 18,2 mm

Iy = 228000 mm⁴ e = 16,9 mm

Mutu Baja 41

Fy = 250 N/mm²

Fu = 410 N/mm²

Kontrol Tegangan
Menurut Pasal 7.6-1 SNI 03-1729-2015

Karena Tumpuan Sendi-Sendi maka Koefisien Kc = 1

Arah Sumbu Kuat (Sumbu .) dan Arah sumbu Lemah (Y) sama .

Karena Double Sikumaka,

r min = 2 . ix
= 2 . 18,2= 36,4 mm
Kc = 1

Kc . L
λ =
Rmin
<250

1. 4460
= <250
36,4

= 122,527 <250 → “Aman”

λ √ Fy
λc = .
π E

122,527 250
=
3,14
. √ = 0,002
250000

Mutu Baja BJ 41

a. Baut

Fy = 250 Mpa

F uᵇ = 410 Mpa

b. Plat

Fy = 250 Mpa

Fu = 410 Mpa

Kekuatan Terhadap Geser


Menurut Pasal 13.2-2 SNI 03-1729-2015

Gambar 18.Kekuatan Terhadap Geser


Jumlah bidang geser (m) =2

Baut tanpa ulir pada bidang geser (r1) = 0,5

φRn = φFn . Ab

= 0,75 . 410 . 506,451

= 155734 N/baut

= 155,734 kg

Kekuatan Terhadap Tumpu

Menurut Pasal 13.2-7 SNI 03-1729-2015

Apabila jarak lubang tepi terdekat dengan sisi plat dalam arah kerja
gaya lebih besar daripada 1,5 kali diameter lubang, jarak antar lubang
lebih besar dari pada 3 kali diameter lubang, dan ada lebih dari satu
baut dalam arah kerja gaya.

φRn = φ . 2,4 . dt . Fu

= 0,75 . 2,4 . 12 . 410

= 8856

= 8,856 kg

Maka yang menentukan adalah 155,734 kg

Kebutuhan Baut
a. Batang Tarik

Nu = 1761,22 kg

φRn = 155,73 kg

Nu
N baut =
φRn

1761,22
= = 11 buah
155,73

Diameter baut = 16 mm

1,5 d ≤ S1 ≤ 3d

24 48

maka S1 diambil 25

2,5 d ≤ S1 ≤ 7d

40 112

maka S diambil 50

Maka pemasangan baut :

Gambar 19.Jarak Tulangan

b. Batang Tekan
Nu = 2152,7 kg

φRn = 155,73 kg

Nu
N baut =
φRn

2152,7
= = 13 buah
155,73

Diameter baut = 16 mm

1,5 d ≤ S1 ≤ 3d

24 48

maka S1 diambil 25

2,5 d ≤ S1 ≤ 7d

40 112

maka S diambil 50

Maka pemasangan baut :

Gambar 19.Jarak Tulangan

Anda mungkin juga menyukai