Anda di halaman 1dari 38

BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

BAB IV
LENTUR DAN GAYA AKSIAL

4.1 Terjadinya Tegangan Lentur dan Aksial


Pada kenyataan, elemen struktur yang mengalami kombinasi tegangan
lentur dan aksial lebih banyak terjadi dibandingkan elemen yang
mengalami aksial atau lentur murni. Misalnya kolom suatu bangunan
hampir selalu harus menerima beban aksial dan momen. Demikian juga
dengan ketidaksempurnaan penampang kolom dapat menyebabkan
lentur lateral. Balok yang menumpu pada kolom tentunya harus
diberikan sambungan yang menyebabkan ketidaksempurnaan
penampang kolom. Juga beban angin dan beban lateral lain dapat
menyebabkan lentur pada kolom. Beban angin dan beban lateral
lainnya juga menyebabkan kolom mengalami lentur.
Pada bab sebelumnya telah dibahas rangka atap dengan
elemen atas yang diasumsikan menahan beban aksial saja, tetapi pada
kenyataan gording tidak bekerja selalu pada titik kumpul melainkan
juga diantaranya. Hal ini akan menimbulkan gaya aksial dan lentur
simultan pada elemen rangka. Demikian juga dengan elemen bawah
dari rangka atap selain mendapat gaya aksial akan menerima lentur
yang timbulkan oleh penggantung langit-langit, lampu, saluran AC, dll.
Semua elemen horisontal dan elemen miring akan menerima momen
akibat berat sendiri, tetapi tidak demikian dengan elemen vertikal.
Tegangan sekunder juga dapat ditimbulkan oleh berbagai hal antara
lain: sendi aktual mempunyai friksi tidak seperti yang diasumsikan
dalam analisa, pusat penampang elemen atau sambungan elemen
tidak berimpit dengan titik kumpul, dll.
Momen pada elemen tarik tidak terlalu menimbulkan masalah
dibandingkan pada elemen tekan karena gaya tarik akan mengurangi
defleksi lateral yang disebabkan oleh momen dan sebaliknya terjadi
pada elemen tekan. Meningkatnya defleksi lateral akan memperbesar
momen sehingga elemen seperti ini harus lebih kaku untuk mengurangi
defleksi lateral.

4.2 Elemen Mengalami Lentur dan Tarik Aksial


Beberapa jenis elemen yang mengalami lentur dan tarik aksial
diberikan dalam Gambar 4.1 Dalam spesifikasi LRFD Section H1
diberikan persamaan interaksi untuk profil simetris yang mendapat

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 112
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

beban lentur dan aksial tarik. Persamaan interaksi ini juga berlaku
untuk elemen dengan beban lentur dan aksial tekan yang akan
dijelaskan pada Sub Bab 4.7 dan 4.9. Persamaan tersebut adalah:

Pu
Jika  0,2
t Pn
Pu 8  M ux M uy 
     1,0 (LRFD Pers. H1-1a) (4.1)
t Pn 9  b M nx b M ny 

Pu
Jika  0,2
t Pn
Pu  M ux M uy 
    1,0 (LRFD Pers. H1-1b) (4.2)
2t Pn  b M nx b M ny 

Wu k/ft

e
Pu Pu

(a) Elemen dengan beban tarik (b) Elemen dengan beban aksial tarik
eksentris dan beban lateral (seperti angin)

Wu k/ft

Pu

(c) Balok dengan beban gravitasi dan tarik

Gambar 4.1 Beberapa Elemen Dengan Beban Lentur dan Tarik Aksial

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 113
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Besaran dalam persamaan ini telah didefinisikan sebelumnya,


dimana Pu dan Mu adalah kekuatan tarik dan lentur yang diperlukan, Pn
dan Mn adalah kekuatan tarik dan lentur nominal, dan t dan b adalah
faktor resistensi. Biasanya untuk elemen dengan beban lentur dan
aksial hanya menggunakan analisa tingkat satu (tidak
memperhitungkan gaya sekunder yang akan dijelaskan pada sub bab
berikutnya). Meskipun demikian, disarankan untuk menggunakan
analisa tingkat dua untuk elemen semacam ini. Contoh 4.1 dan 4.2
memberikan ilustrasi penggunaan persamaan interaksi untuk
menganalisa elemen dengan beban lentur dan tarik aksial, sedangkan
Contoh 4.3 adalah ilustrasi untuk perencanaan elemen sejenis.

Contoh 4.1
Profil W12 x 30 tanpa lubang dari baja 50 ksi menerima gaya tarik
terfaktor Pu = 80 k dan momen terfaktor Mux = 0 ft-k, Muy = 35 ft-k. Jika
Lb < Lp, periksa apakah elemen memenuhi persyaratan.

Solusi:
W12 x 30 (A = 10,3 in2, Zy = 11,5 in3)

t Pn  t Fy Ag  (0,9)(50)(10,3)  463,5 k
Pu 80
  0,173  0,2
t Pn 463,5

Jadi harus menggunakan LRFD Pers. H1-1b

(0,9)(50)(11,5)
b M ny  b Fy Z y   43,12 ft - k
12

Pu  M ux M uy  80  35 
    0  
 
2t Pn  b M nx b M ny  (2)(463,5)  43,12 
 0,898  1,0 (profil memenuhi syarat)

Contoh 4.2
Profil W10 x 30 tanpa lubang dari baja 50 ksi dengan Lb = 12,0 ft
menerima gaya tarik terfaktor Pu = 120 k dan momen terfaktor Mux =
90 ft-k dan Muy = 0. Jika Cb = 1,0, periksa apakah elemen memenuhi
persyaratan.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 114
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Solusi:

W10 x 30 (A = 8,84 in2 , Lp = 4,8 ft, Lr = 14,5 ft)

t Pn  t Fy Ag  (0,9)(50)(8,84)  397,8 k
Pu 120
  0,302  0,2
t Pn 397,8

Jadi harus menggunakan LRFD Pers. H1-1a

Karena Lb > Lp, dari “Load Factor Design Selection Table”, didapat:

b M p  137 ft - k
b M r  97,2 ft - k
BF = 4,13
b M n  Cb b M p  BF Lb  L p 
 1,0[137 - 4,13(12,0 - 4,8)]  107,26 ft - k

Pu 8  M ux M uy  120 8  90 
       0
t Pn 9  b M nx b M ny  397,8 9  107,26 
 1,048  1,0 (profil tidak memenuhi syarat)

Contoh 4.3
Pilih W10 dengan panjang 8 ft untuk memikul beban tarik terfaktor 110
k dengan eksentrisitas 5 in. terhadap sumbu x. Elemen ini dibuat dari
baja A36 dengan sokongan lateral pada tumpuan saja. Asumsikan Cb =
1,0.

Solusi:
Coba W10 x 26 (A = 7,61 in2, Lp = 5,7 ft, Lr = 18,5 ft, Mux = (5)(110) = 550
in-k = 45,8 ft-k, tPn = (0,9)(36)(7,61) = 246,6 k)

Pu 110
  0,446  0,2
t Pn 246,6

Jadi harus menggunakan LRFD Pers. H1-1a

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 115
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Karena Lb > Lp < Lr, dari “Load Factor Design Selection Table”, didapat:

b M p  84,5 ft - k
b M r  54,4 ft - k
BF = 2,34
b M nx  Cb b M p  BF Lb  Lp 
 1,0[84,5 - 2,34(8,0 - 5,7)]  79,1 ft - k

Pu 8  M ux M uy 
  110  8  45,8  0 
  
t Pn 9  b M nx b M ny  246,6 9  79,1
 
 0,961  1,0 (profil memenuhi syarat)
Hasil pemeriksaan untuk W10 x 22 tidak akan memenuhi syarat.
Jadi digunakan W10 x 26.

4.3 Momen Tingkat-Satu dan Tingkat-Dua untuk Elemen dengan


Beban Tekan Aksial dan Lentur
Jika balok-kolom mendapat momen sepanjang jarak antar sokongannya
maka akan terjadi perpindahan lateral dalam bidang lenturnya. Hal ini
akan menimbulkan pertambahan atau momen sekunder yang besarnya
sama dengan beban tekan aksial dikalikan dengan perpindahan lateral
atau eksentrisitas. Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa momen elemen
bertambah sebesar Pu. Momen ini akan menyebabkan tambahan
defleksi lateral yang menimbulkan tambahan momen lagi, dan
seterusnya sampai keseimbangan tercapai.
Jika portal mendapat goyangan dimana kedua ujung kolom
dapat bergerak lateral, akan dihasilkan momen sekunder. Dalam
Gambar 4.3 momen sekunder yang dihasilkan oleh goyangan adalah
Pu.
LRFD mengasumsikan bahwa M2 sama dengan Mlt (momen
akibat beban lateral) ditambah momen akibat Pu.
Kuat lentur total yang diperlukan suatu elemen lebih besar atau
sama dengan momen tingkat-satu dan tingkat-dua. Beberapa metoda
untuk menghitung kuat rencana tersebut telah tersedia dan bervariasi
mulai dari metoda pendekatan yang sederhana sampai metoda yang
cukup rumit dan teliti.
Spesifikasi LRFD C.1 menyatakan bahwa: (1) untuk menentukan
kekuatan akibat beban terfaktor maksimum dapat digunakan analisa
tingkat-dua, atau (2) menggunakan analisa tingkat-satu dan

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 116
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

memperbesar momen yang didapat dengan faktor pembesar B1 dan B2


yang akan dijelaskan pada paragraf berikutnya.
Jika perencana melakukan analisa tingkat-dua, maka harus
memperhitungkan interaksi pengaruh-pengaruh beban terfaktor.
Artinya harus ditinjau kombinasi beban terfaktor yang bekerja pada
waktu yang sama. Kita tidak dapat melakukan analisa secara terpisah
dan membuat superposisi dari hasil yang didapat.
Dalam bab ini akan dibahas analisa dengan metoda pendekatan
sebagaimana diberikan dalam manual LRFD. Disini akan dilakukan dua
buah analisa tingkat-satu, satu analisa dengan asumsi bahwa portal
tidak bergoyang. Momen yang didapat dinamakan Mnt dikalikan
dengan faktor pembesar B1 untuk memperhitungkan pengaruh P-
(lihat Gambar 4.2). Kemudian kita akan menganalisa portal yang sama
dengan mengijinkan terjadi goyangan. Momen yang dihasilkan disebut
Mlt dan dikalikan dengan faktor pembesar B2 untuk memperhitungkan
pengaruh P- (lihat Gambar 4.3). Momen akhir dari elemen ini sama
dengan

M u  B1M nt  B2 M lt (LRFD Pers. C1-1) (4.3)

Sebagai alternatif dengan menggunakan prosedur empiris LRFD


yang dijelaskan disini, perancang disarankan untuk menggunakan
analisa teoritis tingkat-dua agar memenuhi persyaratan dalam Section
C1 dan C2. Persyaratan ini berhubungan dengan deformasi aksial, gaya
aksial maksimum yang diijinkan dalam elemen, pengaku, faktor K, dll.

Pu Pu 
M

Pu Pu

Gambar 4.2 Pembesaran Momen pada Gambar 4.3 Kolom dari Portal
Kolom Tanpa Goyangan Bergoyang

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 117
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

4.4 Faktor Pembesaran


Faktor pembesaran adalah B1 dan B2. B1 untuk memperhitungkan
pengaruh Pu dari suatu kolom portal bergoyang dan tidak bergoyang.
B2 untuk memperhitungkan pengaruh Pu dari portal tidak bergoyang.
Secara teoritis, kedua faktor ini berlaku jika sambungan
dikekang penuh atau sama sekali tidak dikekang. Manual LRFD
meberikan indikasi bahwa penentuan momen sekunder diantara dua
kelompok diatas yaitu untuk sambungan momen dikekang secara
parsial adalah diluar lingkup spesifikasi LRFD. Istilah dikekang penuh
dan dikekang parsial akan dibahas dalam Bab 15.
Dalam rumus B1 di bawah ini, Cm adalah istilah yang akan
dijelaskan pada sub bab berikutnya, Pu adalah kuat aksial yang
diperlukan oleh elemen, dan Pe1 adalah kuat tekuk Euler elemen dan
untuk portal tanpa goyangan sama dengan Ag Fy / 2c . Dalam rumus
dibawah, c  KL / r  Fy / E sebagaimana diberikan dalam LRFD
Pers. E2.4. Untuk portal tanpa goyangan I dan KL diambil dalam bidang
lentur yang ditentukan sesuai dengan Spesifikasi LRFD C2.1.
Substitusi nilai c ke dalam rumusan untuk Pe1 dan gantikan Ag
dengan l / r 2 , sehingga:

I
Ag Fy Fy
Pe1   r2 (4.4)
'c  KL Fy 
2

 
 2 E 

 2 EI
Pe1  (4.5)
(KL ) 2

Dengan cara yang sama Pe2 adalah kuat tekuk Euler


 EI /(KL ) dengan K ditentukan dalam bidang dari portal dengan
2 2

goyangan.
Nilai Pe2/Ag dapat diperoleh langsung dari Tabel 8 dalam
Spesifikasi Appendiks LRFD yang dikalikan dengan Ag untuk
memberikan Pe2. Jika B1 dan B2 yang didapat lebih kecil dari 1,0 maka
harus digunakan 1,0. (jika diinginkan pembesaran momen, tentunya
harus dikalikan dengan angka lebih besar dari 1,0).

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 118
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Rumusan untuk B1 di bawah ini diturunkan untuk suatu elemen


yang dikekang terhadap goyangan. Faktor ini digunakan hanya untuk
memperbesar momen Mnt (momen yang dihitung dengan asumsi tidak
ada translasi lateral pada portal).

Cm
B1   1,0 (LRFD Pers. C1-5) (4.6)
Pu
1
Pe1

Defleksi horisontal dari suatu bangunan tinggi akibat beban


angin atau gempa disebut juga “drift” atau simpangan yang dinyatakan
sebagai  dalam Gambar 4.3 dan 4.4. Dalam rumus dibawah ini “drift”
tersebut diberi notasi oh. Nilai oh menyatakan defleksi lateral tingkat
yang ditinjau dengan beban layan, terhadap lantai dibawahnya.
Simpangan diukur dengan indeks simpangan (“drift index”) oh/h
dimana oh defleksi lateral dan h adalah tinggi atau jarak terhadap
tinggi dibawahnya. Untuk kenyamanan penghuni bangunan, biasanya
pada kondisi beban layan indeks ini dibatasi antara 0,0015 s.d. 0,0030,
dengan faktor beban sekitar 0,0040.

P P  P P
P P

Gambar 4.4 Simpangan pada Portal Gedung

Perencana dapat menggunakan salah satu rumus untuk B2


dibawah ini. Dalam rumusan pertama, Pu menyatakan kekuatan aksial
yang diperlukan dari semua kolom pada lantai yang ditinjau, oh/L
menyatakan indeks simpangan lantai, dan H adalah jumlah dari
semua gaya horisontal tingkat yang menghasilkan oh. Nilai Pe2 adalah

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 119
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

sama seperti halnya untuk Pe1, tetapi faktor panjang efektif K


ditentukan dalam bidang lentur untuk portal dengan goyangan.
Nilai Pu dan Pe2 adalah untuk semua kolom pada lantai yang
ditinjau. Hal ini diperlukan karena suku B2 digunakan untuk
memperbesar momen kolom akibat goyangan. Agar goyangan terjadi
pada kolom tertentu maka semua pada lantai harus bergoyang secara
bersamaan. Nilai H yang digunakan dalam rumus B2 menyatakan
jumlah dari beban lateral di atas lantai yang ditinjau. Untuk
menghitung rasio oh/H, dapat digunakan beban tidak terfaktor
ataupun beban terfaktor.

1
B2 
1   Pu  oh /  HL 
(LRFD Pers. C1-4) (4.7)

atau
1
B2  (LRFD Pers. C1-5) (4.8)
1   Pu /  Pe 2

Harus diingat bahwa faktor pembesaran B2 hanya berlaku untuk


momen yang disebabkan oleh gaya yang menimbulkan goyangan dan
dihitung untuk satu lantai. (tentu saja jika diinginkan hasil yang
konservatif maka B2 dapat dikalikan dengan jumlah dari momen tanpa
goyangan dan dengan goyangan yaitu Mnt dan Mlt). Untuk
menggunakan nilai B2 yang diberikan oleh LRFD Pers. C1-5, harus
diberikan dimensi awal elemen (sehingga dapat nilai Pe2 dapat
dihitung). Jika diminta mendesain suatu bangunan dengan pembatasan
indeks simpangan oh/L, B2 dapat dihitung dari LRFD Pers. C1-4
sebelum elemen didesain. Dalam hal ini batas simpangan dapat
ditentukan lebih dahulu sehingga momen sekunder tidak lagi signifikan.
Untuk mendapatkan nilai Pu dan Pe, perencana harus
menghitung nilai keduanya dari kolom-kolom dalam satu portal yang
ditinjau (atau untuk satu baris kolom tegak lurus terhadap beban
angin). Tetapi cara ini tidak baik kecuali jika semua portal lainnya tepat
sama dengan portal yang sedang ditinjau.
Rumus B2 pertama (C1-4) yang melibatkan indeks simpangan
lebih sesuai untuk perencanaan. Jika diasumsikan simpangan sebesar
nilai ini, maka desain yang dilakukan akan sangat konservatif. Artinya,
bangunan aktual tidak akan mengalami simpangan sebesar ini.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 120
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

4.5 Faktor Modifikasi Momen atau Cm


Dalam Sub Bab 4.4 dan 4.5 dibahas tentang pembesaran momen akibat
defleksi lateral, dan dengan faktor B1 dan B2 dapat dihitung
pertambahan momen. Dalam rumusan B1, suku Cm disebut faktor
modifikasi. Faktor pembesaran B1 dikembangkan untuk perpindahan
lateral maksimum. Seringkali perpindahan tidak sebesar itu dan B1 akan
memperbesar momen kolom secara berlebihan. Akibatnya, momen
harus direduksi atau dimodifikasi dengan faktor Cm. Kasus ini
diperlihatkan dalam Gambar 4.5 dimana kolom melentur dengan satu
kelengkungan dengan momen ujung yang sama sedemikian rupa
sehingga kolom melentur secara lateral dan defleksi ditengah bentang
kolom adalah . Momen total maksimum yang terjadi pada kolom akan
sama dengan M ditambah pertambahan momen Pu. Akibatnya tidak
diperlukan modifikasi dan Cm = 1,0.
Situasi yang sama sekali berbeda diberika dalam Gambar 4.6
dimana momen ujung membuat kolom melentur dengan kelengkungan
yang berlawanan. Momen maksimum awal terjadi pada salah satu
ujung dan tidak dapat ditingkatkan sebesar Pu yang terjadi pada jarak
tertentu dari kolom karena akan memperbesar momen secara
berulang. Tujuan dari faktor modifikasi adalah untuk memodifikasi atau
mengurangi momen yang telah diperbesar jika variasi momen dalam
kolom membuat B1 terlalu besar. Jika faktor modifikasi tidak digunakan
maka momen total dalam kolom Gambar 4.5 dan 4.6 adalah sama
besar, dengan asumsi kolom mempunyai dimensi, beban momen dan
aksial yang sama.
Faktor modifikasi didasarkan pada kekangan rotasional pada
ujung elemen dan pada gradien momen dalam elemen. Spesifikasi
LRFD C1 menggunakan dua kategori Cm seperti dijelaskan dalam
paragraf berikut.
Dalam kategori 1 elemen dikekang terhadap translasi titik atau
goyangan dan tidak mendapat beban transversal diantara kedua titik
ujungnya. Untuk elemen semacam ini faktor modifikasi didasarkan
pada analisa elastis tingkat-satu.

M1
Cm  0,6  0,4 (LRFD Pers. C1-3) (4.9)
M2

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 121
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Pu
M M

 P Mu maks = M + P
+ =

M
Pu

Gambar 4.5 Momen Pembesaran untuk Kolom dengan Kelengkungan Tunggal

Pu
M M M

+ =
Mu maks
tidak sama
dengan M + P
M

M Pu  M
Pu

Gambar 4.6 Momen Pembesaran untuk Kolom dengan Kelengkungan Ganda

Dalam rumus diatas, M1/M2 adalah rasio momen terkecil dan


terbesar ujung elemen yang mendapat sokongan lateral dalam bidang
lentur yang ditinjau. Rasio ini negatif jika momen menyebabkan
elemen melentur dengan satu kelengkungan dan positif jika melentur
dengan dua kelengkungan. Jika defleksi lateral membesar maka
momen akibat beban aksial juga akan bertambah.
Kategori 2 berlaku untuk elemen yang mendapat beban
transversal diantara titik ujungnya dalam bidang beban. Batang tarik

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 122
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

dari suatu rangkat atap dengan beban gording diantara titik kumpulnya
termasuk dalam kategori ini. Spesifikasi LRFD menyatakan bahwa nilai
Cm ditentukan baik dengan analisa rotasi atau dengan salah satu nilai
berikut.

(a) Untuk elemen dengan kedua ujung dikekang, Cm = 0,85


(b) Untuk elemen dengan kedua ujung tidak dikekang, Cm = 1,0.

Hasil yang didapat akan cukup baik, jika digunakan salah satu
dari dua nilai tersebut atau interpolasi dari keduanya jika kondisi
mendukung.
Selain menggunakan nilai tersebut untuk elemen dengan beban
transversal, nilai Cm untuk kategori 2 dapat juga ditentukan dari variasi
kondisi ujung dan beban seperti diberikan dalam Tabel 4.1 yang diambil
dari Tabel C-C1.1 dari Spesifikasi LRFD Commentary. Dalam tabel
tersebut, Pu adalah beban aksial terfaktor dari kolom, Pe1 adalah beban
tekuk elastis untuk kolom tanpa goyangan terhadap sumbu lentur yang
ditinjau.

 2 EI
Pe1  (4.10)
(KL ) 2

Perhatikan bahwa dalam Tabel 4.1, bebarapa elemen mempunyai titik


ujung yang dikekang dan sebagian bebas.
Nilai Cm untuk empat buah balok-kolom diberikan dalam
Gambar 4.7.

Tabel 4.1 Faktor Modifikasi untuk Balok Kolom dengan Beban


Transversal Diantara Titik Ujungnya

Kasus  Cm
Pu Pu
0 1,0

Pu
Pu
-0,4 1  0,4
Pe1
-0,4 Pu
1  0,4
Pu

Pe1

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 123
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Pu
P
Puu
Pu
Pu
P
Pu u -0,2 1  0,3
Pe1
L/2
L/2
L/2
Pu
Pu
PP
u
u -0,3 1  0,2
Pe1

Pu
-0,2 1  0,2
Pu
PP
uu Pe1

(a) Tidak bergoyang dan tidak ada beban


40 ft-k transversal
Momen menyebabkan elemen
melentur dalam satu kelengkungan
 40 
Cm  0,6  0,4    0,92
 50 

50 ft-k

Gambar 4.7 Contoh Faktor Modifikasi Cm (bersambung)

(b) Tidak bergoyang dan tidak ada


beban transversal
Momen menyebabkan elemen
60 ft-k
melentur dalam dua kelengkungan
 60 
Cm  0,6  0,4    0,30
 80 

80 ft-k

Gambar 4.7 Contoh Faktor Modifikasi Cm (bersambung)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 124
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

(c) Kedua ujung elemen dikekang, ada beban


transversal dan melentur terhadap sumbu x
280 k Cm = 0,85 atau dapat ditentukan dari Tabel 4.1
(LRFD Tabel C-C1.11) sebagai berikut:
 280 
Cm  1,0  0,4   0,92
 3151 
 2 EI ( 2 )(29.000)(272)
Pe1    1351 k
( KL ) 2x (12 x 20) 2

280 k

Gambar 4.7 Contoh Faktor Modifikasi Cm (bersambung)

(d) Kedua ujung elemen tidak dikekang, ada


beban transversal dan melentur
terhadap sumbu x Cm = 1,0 atau dapat
ditentukan dari Tabel 4.1 (LRFD Tabel
C-C1.11) sebagai berikut:
 2 EI ( 2 )(29.000)(475)
Pe1    2360 k
( KL ) 2x (12 x 20) 2
 200 
Cm  1,0  0,2   0,98
 2360 

Gambar 4.7 Contoh Faktor Modifikasi Cm (sambungan)

4.6 Balok-Kolom (Beam-Column) dalam Portal Tanpa Goyangan


Persamaan interaksi yang sama seperti diberikan dalam Sub Bab 4.2
(elemen dengan beban aksial tarik dan lentur) dapat digunakan untuk
elemen dengan beban aksial tekan dan lentur. Tetapi besaran yang
digunakan sedikit berbeda. Misalnya, Pu dan Pn gaya tekan dan bukan
gaya tarik, c adalah 0,85 untuk aksial tekan, dan b untuk lentur.
Untuk menganalisa suatu balok-kolom atau elemen dengan
beban lentur dan aksial tekan harus digunakan analisa tingkat-satu dan
tingkat-dua untuk mendapatkan momen lenturnya. Momen tingkat-
tingkat satu biasanya didapat dengan analisa elastis dan terdiri dari

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 125
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

momen Mnt (momen dalam balok-kolom yang diakibatkan oleh beban


gravitasi) dan momen Mlt (momen dalam balok-kolom yang
diakibatkan oleh beban lateral, yaitu akibat defleksi lateral).
Secara teoritis, jika portal dan beban simetris, Mlt akan sama
dengan nol. Demikian juga jika portal tidak bergoyang, Mlt akan sama
dengan nol. Untuk tujuan praktis, defleksi lateral dapat terjadi pada
bangunan tinggi dengan dimensi dan beban simetris.
Contoh 4.6 s.d. 4.8 memberikan ilustrasi penerapan persamaan
interaksi dari elemen portal tanpa goyangan. Jadi hanya B1 yang akan
dihitung karena B2 tidak berlaku. Perlu diingat bahwa Cm
dikembangkan untuk portal tidak bergoyang dan harus digunakan
untuk menghitung B1 dalam ketiga contoh berikut.

Contoh 4.6
Profil W12 x 96 A36 sepanjang 12 ft digunakan sebagai balok-kolom
dari portal tidak bergoyang. Elemen melentur dengan satu
kelengkungan dengan momen ujung yang sama besar dan berlawan
arah dan tidak ada beban transversal diantara kedua titik ujungnya.
Jika Pu = 500 k dan momen tingkat-satu Mntx = 125 ft-k, periksa apakah
elemen memenuhi syarat.

Solusi:
W12 x 96 (A = 28,2 in2, Ix = 833 in4 , Lp = 12,9 ft, bMb = 397 ft-k).

Untuk portal tanpa goyangan, K = 1,0.

Jadi KxLx = KyLy = (1,0)(12) = 12 ft

Dari tabel kolom LRFD didapat: cPn = 770 k

Pu 500
  0,649  0,2
c Pn 770

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a

Karena momen hanya Mntx maka tidak adalah goyangan pada portal,
atau Mnlt = 0.

M ux  B1M ntx

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 126
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

M   125 
Cm  0,6  0,4 1   0,6  0,4    1,0
 M2   125 

Pe1 
 2 EI x

 2 (29.000)(833)  11.498 k
K x Lx 2 (12 x 12) 2

Nilai ini bisa didapat pada bagian bawah dari tabel manual LRFD
dimana Pe (KL2 ) / 104 diberikan untuk kedua sumbu x dan y. (Nilai Pe
juga bisa diperoleh dari Tabel 8 Part 6 Manual LRFD. Mula-mula hitung
KxLx/rx dan Pe/Ag diambil dari tabel. Akhirnya Pe = Ag dikalikan dengan
nilai dalam tabel).

Cm 1,0
B1    1,045
Pu 500
1 1
Pe1 11.498

Mux = (1,045)(125) = 130,6 ft-k

Terapkan LRFD Pers. H1-1a

Karena Lb = 12 ft < Lp = 12,9 ft, bMnx = bMp = 397 ft-k

Pu 8  M ux M uy  500 8  130,6 
       0
t Pn 9  b M nx b M ny  770 9  397 
 0,942  1,0
Jadi profil memenuhi persyaratan.

Contoh 4.7
Profil W14 x 120 A36 digunakan sebagai balok-kolom dalam portal
tanpa goyangan. Panjang kolom 14 ft. Elemen ini melentur dengan satu
kelengkungan dimana momen sama besar dan berlawanan arah. Kedua
ujung elemen dikekang dan tidak mendapat beban transversal
sepanjang bentangnya. Jika Pu = 180 k dan momen tingkat-satu Mntx =
150 ft-k dan Mnty = 100 ft-k, apakah profil memenuhi persyaratan?

Solusi:

W14 x 120 (A = 35,5 in2, Lp = 15,6 ft, Ix = 1380 in4., Iy = 495 in4, Zx =
212 in3, Zy = 102 in3)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 127
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Untuk portal tanpa goyangan Kx Lx = Ky Ly = (1,0)(14) = 14 ft


Dari tabel kolom LRFD didapat: cPn = 971 k (AISC hal. 3-20)

Pu 180
  0,185  0,2
c Pn 971

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1b

Karena momen hanya Mntx dan Mnty maka tidak adalah


goyangan pada portal, atau Mltx = Mlty = 0.

M ux  B1M ntx dan M uy  B1M nty

M   150 
Cm  0,6  0,4 1   0,6  0,4    1,0
 M2   150 

Dari tabel kolom: Pe1x 


10 (39.300)  13.924 k
4

(12 x 14)2
Cm 1,0
B1x    1,013
Pu 180
1 1
Pe1x 13.924
Mux = (1,013)(150) = 152 ft-k

Dari tabel kolom: Pe1y 


10 (14.100)  4996 k
4

(12 x 14)2
Cm 1,0
B1 y    1,037
Pu 180
1 1
Pe1 y 4996
Muy = (1,037)(100) = 103,7 ft-k

Karena Lb = 14 ft < Lp = 15,6 ft:


(0,9)(36)(212)
bMnx = bFyZ =  572,4 ft - k
12
(0,9)(36)(102)
bMny = bFyZ =  275,4 ft - k
12

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 128
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1b


Pu 8  M ux M uy 
  180   152  103,7 
  
2t Pn 9  b M nx b M ny  (2)(971)  572,4 275,4 

 0,735  1,0
Profil memenuhi syarat meskipun profil ini sedikit terlalu
besar/overdesign.

Contoh 4.8
Rangka atap pada Gambar 4.8(a) menggunakan W8 x 31 menerus
untuk elemen atasnya mulai dari titik Lo sampai dengan titik U3. Jika
elemen terdiri dari baja A36, apakah cukup kuat untuk menahan beban
terfaktor seperti pada Gambar 4.8(b) berdasarkan LRFD? Gambar
4.8(b) memperlihatkan elemen Lo-U1 dan beban 16 k menyatakan
pengaruh dari gording. Pada elemen ini diasumsikan terdapat
sokongan lateral pada kedua ujung dan tengah bentangnya.

Solusi:
W8 x 31 (A = 9,13 in2, Ix = 110 in4 , rx = 3,47 in, ry = 2,02 in, Lp = 8,4 ft,
Zx = 30,4 in3)
Untuk portal tanpa goyangan, K = 1,0.
 KL  (1,0)(12 x 13)
    44,96
 r x 3,47
 KL  (1,0)(12 x 6,5)
    38,61
 r y 2,02
U3

U2
15 ft
U1

Lo
Lo
Lo
6 @ 12 ft = 72 ft

16 k 165 k
U1

ft
Lo 6,5
ft t
6,5 13 f
165 k

Gambar 4.8 Rangka Atap dimana Elemen Atasnya Mendapat Beban Diantara Kedua
Ujungnya

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 129
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

cFcr = 27,50 ksi (dari LRFD Tabel 3-36)

cPn = (27,50)(9,13) = 251 k

Pu 165
  0,2
c Pn 251

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a

Untuk portal tanpa goyangan Mlt (momen akibat beban lateral) = 0.

Dari tabel kolom: Pe1x 


10 (3150)  1294 k
4

(12 x 13) 2

Dari Tabel 4.1:

Pu  165 
Untuk: Cm  1,0  0,2  1,0  0,2   0,974
Pe1  1294 

Pu  165 
Untuk: Cm  1,0  0,3  1,0  0,3   0,962
Pe1  1294 

Menghitung momen:

(16)(13)
Untuk: M nt   52 ft - k
4

(3)(16)(13)
Untuk: M nt   39 ft - k
16

52  39
Rata-rata: M nt   45,45 ft - k
2
Menghitung Mux dan B1x
Cmx 0,97
B1x    1,112
Pu 165
1 1
Pe1x 1294

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 130
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Mux = (1,112)(45,5) = 50,6 ft-k

Karena Lb = 6,5 ft < Lp = 8,4 ft

(0,9)(36)(30,4)
bMnx = bFyZx =  82,1 ft-k
12

Gunakan LRFD Pers. H1-1a

Pu 8  M ux M uy  165 8  50,6 
       0
 
t Pn 9  b M nx b M ny  251 9  82,1 
 1,21  1,0
Jadi profil tidak memenuhi persyaratan.

4.7 Balok-Kolom dalam Portal Bergoyang


Momen primer maksimum dari portal bergoyang hampir selalu terjadi
pada ujung kolom. Seperti diperlihatkan dalam Gambar 4.3, momen
goyangan maksimum selalu terjadi pada ujung elemen dan momen
total untuk suatu kolom ditentukan dengan menjumlahkan momen
ujung primer dengan momen goyangannya. Oleh karena itu tidak perlu
menggunakan faktor modifikasi dan Cm tidak digunakan dalam
rumusan untuk B2.

Contoh 4.9
Profil W12 x 106 (Fy = 50 ksi) sepanjang 10 ft digunakan sebagai balok-
kolom dalam portal bergoyang. Elemen ini mengalami lentur sehingga
terjadi dua kelengkungan dengan momen yang sama besar dan
berlawanan arah dan tidak mendapat beban transversal sepanjang
bentangnya. Jika Pu = 250 k, Mntx = 60 ft-k, Mnty = 40 ft-k, Mltx = 100 ft-k
dan Mlty = 80 ft-k, apakah profil memenuhi syarat?
Beban total gravitasi terfaktor Pu diatas lantai ini adalah 5000 k.
Asumsikan Pex = 40.000 k dan Pey = 20.000 k. Kx = Ky = 1,2.

Solusi:
W12 x 106 (A = 31,2 in2, Ix = 933 in4, Iy = 301 in4, Lp = 11,0 ft, Zx = 164
in3, Zy = 75,1 in3).
KxLx = KyLy = (1,2)(10) = 12 ft

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 131
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Dari tabel kolom LRFD didapat: cPn = 1130 k (hal. 1-38)


Pu 250
  0,221  0,2
c Pn 1130
Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a
Karena ada momen Mntx dan Mnty dan juga Mltx dan Mlty

M ux  B1M ntx  B2 M ltx

M uy  B1M nty  B2 M lty


Untuk elemen dengan dua kelengkungan dan momen ujung sama
besar:
Cmx  Cmy  0,6  0,4 1,0  0,2

 2EIx   (29000)(933)
2

Pe1 x    12.877 k
(K x Lx )2 (12 x 12)2
Cm 0,2
B1x    0,204  1,0 (gunakan 1,0)
Pu 250
1 1
Pe1x 12.877

Pe1 y 
 2 EI y

 (29000)(301)  4154 k
2

( K y Ly ) 2 (12 x 12)2
Cm 0,2
B1 y    0,213  1,0 (gunakan 1,0)
Pu 250
1 1
Pe1 y 4154
1 1
B2 x    1,143
1
P u 1
5000
P e2 x
40000
1 1
B2 y    1,333
1
P u 1
5000
P e2 y
20000
Mux = (1,0)(60) + (1,143)(100) = 174,3 ft-k

Muy = (1,0)(40) + (1,333)(80) = 146,6 ft-k

Karena Lb = 10 ft < Lp = 11,0 ft:


(0,9)(50)(164)
bMnx = bFyZx =  615 ft - k
12
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 132
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

(0,9)(50)(75,1)
bMny = bFyZy =  281,6 ft - k
12
Gunakan rumus LRFD H1-1a

Pu 8  M ux M uy 
  250  8  174,3  146,6 
  
c Pn 9  b M nx b M ny  (1130) 9  615 281,6 
 0,936  1,0
Profil memenuhi syarat.

4.8 Perencanaan Balok-Kolom – Tanpa Goyangan atau Dengan


Goyangan
Perencanaan balok-kolom akan melalui proses coba-coba. Mula-mula
dipilih penampang coba-coba dan diperiksa dengan rumus interaksi
yang sesuai. Jika penampang tidak memenuhi persamaan interaksi atau
terlalu aman (profil terlalu besar) harus dipilih profil lain dan terapkan
kembali persamaan interaksi. Tentunya diinginkan untk mendapat
profil coba-coba yang cukup baik sehingga proses coba-coba tidak
perlu berulang lebih dari satu kali.
Metoda yang sering digunakan untuk memilih profil untuk
menahan momen dan beban aksial adalah metoda beban aksial
ekivalen atau metoda beban aksial efektif. Dalam metoda ini beban
aksial (Pu) dan momen lentur (Mux dan/atau Muy) digantikan dengan
beban konsentris fiktif Pueq yang ekivalen dengan beban aksial rencana
aktual ditambah dengan momen rencana.
Dalam pembahasan berikut ini diasumsikan bahwa ingin
mendapatkan profil paling ekonomis untuk menahan beban momen
dan aksial. Dengan cara coba-coba pada akhirnya akan didapat profil
paling ringan. Ada suatu beban aksial fiktif yang memerlukan profil
yang sama dengan profil yang diperlukan jika beban adalah momen
aktual dan beban aksial aktual. Beban aksial fiktif ini disebut beban
aksial ekivalen atau beban aksial efektif Pueq.
Beberapa persamaan digunakan untuk mengkonversi momen
lentur menjadi beban aksial ekivalen Pu’ yang kemudian ditambahkan
pada beban rencana aksial aktual Pu. Penjumlahan Pu + Pu’ adalah
beban aksial ekivalen atau efektif Pueq, dan beban ini digunakan pada
tabel kolom konsentris dalam manual LRFD untuk menentukan profil
coba-coba. Dalam rumus pendekatan Pueq dibawah ini, m adalah faktor
yang diberikan dalam Tabel 4.2 atau Tabel 3-1 Part 3 Manual LRFD.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 133
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Pueq = Pu + Muxm + Muy mu (4.11)

Untuk menerapkan persamaan ini, suatu nilai m diambil dari


pendekatan pertama Tabel 4.2 dan u diasumsikan sama dengan 2.
Momen Mux dan Muy yang digunakan dalam rumus diatas dalam
satuan ft-k. Setelah Pueq didapat, selanjutnya dapat dipilih profil kolom
dari tabel kolom dengan beban konsentris. Kemudian rumus Pueq
diselesaikan kembali dengan nilai m revisi dari pendekatan berikutnya
dalam Tabel 4.2 dan nilai u diambil dari tabel kolom untuk kolom yang
telah dipilih. Pilih kembali profil dan proses yang sama diulangi sampai
nilai m dan u tidak berubah lagi (sampai dimensi kolom yang digunakan
tidak berubah, AISC-LRFD hal. 3-16).
Akhirnya, harus diperiksa dimensi kolom dengan persamaan
interaksi LRFD (H1-1a) atau (H1-1b). Persamaan beban aksial ekivalen
menghasilkan penampang yang pada umumnya konservatif. Oleh
karena itu perencana dapat memilih penampang dengan menggunakan
metoda beban aksial ekivalen dan mencoba persamaan interaksi
dengan profil yang satu atau dua tingkat lebih kecil yang dari yang
didapat. Prosedur ini akan memberikan penghematan berat baja yang
cukup signifikan.

Tabel 4.2 Prarencana Balok-Kolom


Fy = 36 ksi, Fy = 50 ksi,

Nilai m
Fy 36 ksi 50 ksi
10 12 14 16 18 20 22 10 12 14 16 18 20 22
KL (ft) dan dan
lebih lebih
Pendekatan ke-1
Semua
Profil 2,0 1,9 1,8 1,7 1,6 1,5 1,3 1,9 1,8 1,7 1,6 1,4 1,3 1,2

Pendekatan berikutnya
W4 3,1 2,3 1,7 1,4 1,1 1,0 0,8 2,4 1,8 1,4 1,1 1,0 0,9 0,8
W5 3,2 2,7 2,1 1,7 1,4 1,2 1,0 2,8 2,2 1,7 1,4 1,1 1,0 0,9
W6 2,8 2,5 2,1 1,8 1,5 1,3 1,1 2,5 2,2 1,8 1,5 1,3 1,2 1,1
W8 2,5 2,3 2,2 2,0 1,8 1,6 1,4 2,4 2,2 2,0 1,7 1,5 1,3 1,2
W10 2,1 2,0 1,9 1,8 1,7 1,6 1,4 2,0 1,9 1,8 1,7 1,5 1,4 1,3
W12 1,7 1,7 1,6 1,5 1,5 1,4 1,3 1,7 1,6 1,5 1,5 1,4 1,3 1,2
W14 1,5 1,5 1,4 1,4 1,3 1,3 1,2 1,5 1,4 1,4 1,3 1,3 1,2 1,2

Sumber: Manual AIS LRFD, hal. 3-12.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 134
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Keterbatasan Rumus Pueq


Penerapan rumus beban aksial ekivalen dan Tabel 4.2 menghasilkan
perencanaan balok-kolom yang ekonomis kecuali jika momen sangat
besar dibandingkan beban aksial. Untuk kasus demikian elemen yang
dipilih akan mampu memikul beban aksial dan momen tetapi tidak
ekonomis. Tabel kolom dengan beban konsentris pada Part 3 dari
manual LRFD dibatasi untuk W14, W12, dan profil yang lebih pendek,
tetapi jika momen besar dibandingkan gaya aksial akan diperlukan
profil yang lebih tinggi seperti W27 atau W30.
Setelah profil ditentukan dengan rumus pendekatan Pueq, maka
perlu diperiksa dengan persamaan interaksi yang sesuai.

Contoh 4.10
Pilih profil dari baja 50 ksi dengan panjang 14 ft untuk digunakan
sebagai balok-kolom untuk memikul beban: Pu = 600 k, momen tingkat-
satu Mux = 200 ft-k dan Muy = 0. Elemen melentur dalam satu
kelengkungan tanpa beban transversal diantara titik ujung profil
tersebut dan portal tidak bergoyang. Gunakan K = 1,0 dan Cm = 0,85.

Solusi:

Untuk pendekatan pertama m =1,7 (dari Tabel 4.2) dan u = 2,0.

Pueq = Pu + Muxm + Muy mu


= 600 + (200)(1,7) + 0 = 940 k

Masuki tabel kolom dengan Pu = 940 k dan dan KxLx = KyLy = (1,0)(14)
= 14 ft.

Coba W14 x 90 (hal 3-20, dari Tabel 4.2: m = 1,4 dan dari tabel kolom: u
= 1,94)
Pueq = 600 + (200)(1,4) + 0 = 880 k

Kembali ke tabel kolom terlihat bahwa W14 x 90 ( cPn = 969 k)


masih memenuhi syarat. Periksa profil dengan persamaan interaksi
yang sesuai:

 KL  12 x 14
    27,36
 r x 6,14

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 135
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

(10) 4 (28,600)
Dari tabel kolom: Pe1   10.133 k
(12 x 14) 2

Cm 0,85
B1    1,0 (gunakan 1,0)
Pu 600
1 1
Pe1 10.133

Mu = (1,0)(200) = 200 ft-k

Dari “Load Factor Design Selection Table” dengan Lb < Lp didapat:


bMnx = 587 ft-k (AISC LRFD 4-18).

Pu 600
  0,2
c Pn 969

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a

Pu 8  M ux M uy  600 8  200 
      
c Pn 9  b M nx b M ny  969 9  587 
 0,922  1,0
Gunakan W14 x 90

Contoh 4.11
Suatu balok-kolom dari A36 dengan panjang 12 ft merupakan bagian
dari portal tanpa goyangan dengan beban: Pu = 200 k, momen tingkat-
satu Mux = 150 ft-k dan Muy = 100 ft-k. Elemen ini diasumsikan
mendapat kekangan pada kedua ujungnya dan mendapat beban
transversal diantara kedua ujungnya. Asumsikan K = 1,0. Pilih W12 yang
dapat digunakan.

Solusi:

Untuk pendekatan pertama m =1,9 (dari Tabel 4.2) dan u = 2,0.

Pueq = Pu + Muxm + Muy mu


= 200 + (150)(1,9) + (100)(1,9)(2,0) = 865 k
Masuki tabel kolom dengan Pu = 865 k dan dan KxLx = KyLy = (1,0)(12) =
12 ft.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 136
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Coba W12 x 120 (hal. 3-23, dari Tabel 4.2: m = 1,7 dan dari tabel kolom:
u = 2,12)

Pueq = 200 + (150)(1,7) + (100)(1,7)(2,12) = 815 k

Coba W12 x 106 (dari Tabel 4.2: m = 1,7 dan dari tabel kolom: u = 2,12)

Pueq = 200 + (150)(1,7) + (100)(1,7)(2,12) = 815 k

Tabel beban kolom masih menunjukkan bahwa yang memenuhi adalah


W12 x 106.

Periksa W12 x 106 (A = 31,2 in2, Lp = 13,0 > Lb, bMnx = 443 ft-k, Zy =
75,1 in2, bMnx = (0,9)(36)(75,1)/12 = 202,8 ft-k, rx = 5,47 in, ry = 3,11
in, cPn = 853 k)

Untuk elemen yang kedua ujungnya dikekang dan mendapat


beban transversal diantara kedua ujungnya, Cmx = Cmy = 0,85.

(10) 4 (26,700)
Pex1   12.876 k
(12 x 12)2

Cmx 0,85
B1    0,86  1,0 (gunakan 1,0)
Pu 200
1 1
Pex1 12.876

Mux = (1,0)(150) = 150 ft-k

(10) 4 (8640)
Pey1   4167 k
(12 x 12)2

Cmy 0,85
B1 y    0,89  1,0 (gunakan 1,0)
Pu 200
1 1
Pey1 4167

Muy = (1,0)(100) = 100 ft-k

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 137
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Pu 200
  0,234  0,2
c Pn 853

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a

Pu 8  M ux M uy  200 8  150 100 


       
c Pn 9  b M nx b M ny  853 9  443 202,8 
 0,974  1,0

Gunakan W12 x 106

Contoh 4.12
Pilih profil W12 sepanjang 10 ft (baja A36) untuk digunakan sebagai
balok-kolom dari suatu portal simetris tidak bergoyang dengan Pu = 200
k, momen tingkat-satu Mu = 120 ft-k, Mltx = 80 ft-k, Mntx = Mnty = 0. Pu
untuk semua kolom pada lantai ini adalah 3600 k sedangkan Pex2
sama dengan 50.000 k dan Pey2 sama dengan 25.000 k. Asumsikan Kx =
Ky = 1,2. Kolom melentur dalam satu kelengkungan dan tidak ada
beban diantara kedua ujungnya.

Solusi:

Tentukan Mux dan Muy dari LRFD Pers. C1-2.

Mu = B1Mnt + B2Mlt

1,0 1,0
B2 x    1,078
1
P u 1
3600
P ex 2
50.000

1,0 1,0
B2 y    1,168
1
P u 1
3600
P ey 2
25.000

Kekuatan momen tingkat-dua adalah

Mux = (1,078)(120) = 129,4 ft-k

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 138
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Muy = (1,168)(80) = 93,4 ft-k

KL = (1,2)(10) = 12 ft-k

Untuk pendekatan pertama m = 1,9 dan u = 2,0

Pueq = 200 + (129,4)(1,9) + (93,4)(1,9)(2,0) = 800,8 k

Coba W12 x 106 (m = 1,7, u = 2,12)

Pueq = 200 + (129,4)(1,7) + (93,4)(1,7)(2,12) = 756,6 k

Coba W12 x 96 (m = 1,7, u = 2,10)

Pueq = 200 + (129,4)(1,7) + (93,4)(1,7)(2,10) = 753,4 k

Dari tabel kolom masih terpilih W12 x 96. Periksa W12 x 96 (cPn = 770
k, bMnx = 397 ft-k karena Lb < Lp, Zy = 67,5 in3, bMny =
(0,9)(36)(67,5)/12 = 182,2 ft-k)

Pu 200
  0,260  0,2
c Pn 770

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a

Pu 8  M ux M uy  200 8  129,4 93,4 


       
c Pn 9  b M nx b M ny  770 9  397 182,8 
 1,006  1,0

Gunakan W12 x 96

Contoh 4.13
Pilih W14 dari baja A36 untuk digunakan sebagai balok-kolom dengan
Kx = Ky = 1,2 dan beban: Pu = 350 k, momen tingkat-satu Mlty = 100 ft-k
akibat angin, sedangkan momen lain sama dengan 0. Elemen sepanjang
14 ft akan digunakan dalam portal simetris dengan goyangan dan nilai
indeks simpangan lantai maksimumnya oh/L = 0,0020 sebagai akibat

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 139
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

dari beban layan total atau beban tidak terfaktor sebesar 100 k. Beban
gravitasi terfaktor diatas lantai ini sama dengan 5000 k.

Solusi:

KxLx = KyLy = (1,2)(14) = 16,8 ft

Dengan telah ditentukannya indeks simpangan = 0,0020, maka B2


dapat dihitung dengan menggunakan Pers. C1-4.

1 1
B2    1,111
  oh   0,0020 
1   Pu   1  5000 
  HL   100 
 

B2Mlty = (1,111)(100) = 111,1 ft-k

Coba W14 dengan m = 1,36 dan u = 2,0

Pueq = Pu + Muxm + Muy mu


= 350 + 0 + (111,1)(1,36)(2,0) = 652,2 k
Dalam Tabel 4.2 tidak ada nilai m = 1.36, yang tersedia m = 1.3
sehingga perhitungan menjadi:

Pueq = Pu + Muxm + Muy mu


= 350 + 0 + (111,1)(1,30)(2,0) = 638,86 k
Hasil revisi hitungan masih memenuhi daya dukung W14x90.

Coba W14 x 90 (m = 1,36 dan u = 2,02)

Pueq = 350 + 0 + (111,1)(1,36)(2,02) = 655,2 k

Dari tabel kolom menunjukkan bahwa W14 x 90 masih terpilih kembali.


Periksa W14 x 90 (Zy = 75,6 in3)

Dari tabel kolom dengan interpolasi, didapat: cPn = 693,6 k

Pu 350
  0,2
c Pn 693,6

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a


Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 140
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

(0,9)(36)(75,6)
b M ny   204,1 ft - k
12
Pu 8  M ux M uy 
  350  8  0  111,1 
  
c Pn 9  b M nx b M ny  693,6 9  204,1 
 0,989  1,0
Gunakan W14 x 90

Contoh 4.14
Rencanakan W14 dari baja A36 untuk digunakan sebagai balok-kolom
dengan Kx = Ky = 1,2 dan beban: Pu = 280 k, Mntx = 60 ft-k, Mnty = 40 ft-k,
Mltx = 100 ft-k, dan Mltx = 70 ft-k. Elemen sepanjang 12 ft akan
digunakan dalam portal simetris dengan goyangan dan nilai indeks
simpangan lantai maksimumnya oh/L = 0,0020 sebagai akibat dari
beban layan total atau beban tidak terfaktor sebesar 120 k tegak lurus
terhadap sumbu x dan 80 k tegak lurus terhadap sumbu y. Asumsikan
Pu = 5000 k. Elemen mendapat beban transversal diantara kedua titik
ujungnya dan kedua ujungnya dikekang.

Solusi:
Dalam hal ini nilai Pe2x, Pe2y, B1x, atau B1y tidak ketahui. Asumsikan B1x =
B1y = 1,0 dan hitung nilai B2x dan B2y dengan menggunakan LRFD Pers.
C1-4.

1 1
B2 x    1,09
  oh   0,0020 
1   Pu   1  5000 
  HL   120 
 
1
B2 y   1,14
 0,0020 
1  5000 
 80 

Mux = (1,00)(60) + (1,09)(100) = 169 ft-k


Muy = (1,00)(40) + (1,14)(70) = 119,8 ft-k

Coba-coba profil
KL = (1,2)(12) = 14,4 ft
m = 1,58 dan u = 2,0
Pueq = 280 + (169)(1,58) + (119,8)(1,58)(2,0) = 925,6 k

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 141
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Coba W12 x 120 dengan m = 1,58 dan u = 2,12

Pueq = Pu + Muxm + Muy mu


= 280 + (160)(1,58) + (119,8)(1,58)(2,12) = 948,3 k

Menurut tabel kolom harus digunakan W12 x 120, tetapi coba W12 x
120 (cPn = 920 k, Lp = 13,0 ft, bMnx = 502 ft-k, Zy = 75,6 in3)

Pu 280
  0,304  0,2
c Pn 920

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a

(0,9)(36)(85,4)
b M ny   230,6 ft - k
12

Pu 8  M ux M uy  280 8  169 119,8 


       
c Pn 9  b M nx b M ny  920 9  502 230,6 
 1,07  1,0
Gunakan W14 x 136

Contoh 4.15
Pilih W12 yang paling ringan (baja A36) untuk digunakan sebagai kolom
dengan panjang 12 ft dari portal bangunan yang situasinya dijelaskan
berikut ini. Elemen ini dapat bergoyang dalam bidang portal tetapi
setiap lantai tidak bergoyang keluar bidang sehingga Ky = 1,0. Dalam
bidang portal, Kx telah dihitung yaitu 1,50.
Analisa tingkat-satu telah dilakukan dengan beban terfaktor dan
hasilnya diberikan dalam Gambar 4.9. Diasumsikan kombinasi yang
menentukan adalah: 1,2D + 0,5L + 1,3W. Juga diasumsikan bahwa Pu
untuk semua kolom pada lantai ini adalah 7200 k, sedangkan Pe1
adalah 114.000 k.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 142
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Pu = 360 k

30 ft-k 160 ft-k


x

y y

x
35 ft-k 160 ft-k

Pu = 360 k

Gambar 4.9 Kolom dengan Beban dan Momen Terfaktor untuk Contoh 4.13

Solusi:

KxLx = (1,5)(12) = 18 ft

m = 1,5

Pueq = 360 + (35 + 60)(1,5) = 652,2 k

Coba W12 x 96 (A = 28,2 in2, rx = 5,44 in., ry = 3,09 in, Lp = 12,9 ft)

 KL   1,5 x 12 x 12 
     39,71
 r x  5,44 

 KL   1,0 x 12 x 12 
     46,60
 r y  3,09 

cFcr = 27,3 ksi

cPn = (28,2)(27,3) = 770 k

Jika batang tidak menekuk (batang tarik), nilai phi Pn dihitung dari: Ag.
Fy, yaitu sebesar: (28,2)(36) = 1015.2 k. Bandingkan dengan hasil diatas
dimana nilai phi Pn = 770 k.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 143
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

Pu 360
  0,468  0,2
c Pn 770

Jadi harus digunakan rumus LRFD H1-1a

Dari tabel kolom didapat: Pex1 


10 (23.900)
4
 5123 k
(1,5 x 12 x 12) 2

 30 
Cmx  0,6  0,4    0,257
 35 

Cm 0,257
B1    1,0 (gunakan 1,0)
Pu 360
1 1
Pex1 5123

Cm 1
B2    1,07
  Pu  1
7200
1  
 P  114.000
 e1 

Mux = (1,0)(35) + (1,07)(160) = 206,2 k

b M nx  397 ft - k

Pu 8  M ux M uy  360 8  206,2 
       0
 
c Pn 9  b M nx b M ny  770 9  397 
 0,929  1,0
Gunakan W12 x 96

Kumpulan Soal

Lentur dan Tarik Aksial


4.1 Elemen tarik W14 x 26 tanpa lubang terdiri dari baja A36
menerima beban tarik terfaktor Pu = 160 k dan momen lentur
terfaktor Mux sebesar 20 ft-k. Jika Lb = 4,0 ft dan Cb =1,0, apakah

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 144
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

elemen memenuhi syarat? (Jawab: 0,805 < 1,00. Profil memenuhi


syarat)

4.2 Elemen tarik W12 x 58 tanpa lubang terdiri dari baja Fy = 50 ksi
menerima beban tarik terfaktor Pu = 90 k dan momen lentur
terfaktor Mux sebesar 100 ft-k. Jika Lb = 8,0 ft dan Cb =1,0, apakah
elemen memenuhi syarat?

4.3 Ulangi Soal 4.1 jika elemen juga mendapat momen terfaktor Muy
= 10 ft-k. (Jawab: 1,40 > 1,0. Profil tidak memenuhi syarat).

4.4 Pilih W10 paling ringan untuk memikul beban tarik terfaktor Pu =
50 k dan momen lentur terfaktor Muy = 40 ft-k. Asumsikan bahwa
elemen terdiri dari baja A36, tanpa lubang, dan mempunyai
sokongan lateral pada tumpuannya.

4.5 Pilih W12 paling ringan untuk memikul beban tarik terfaktor Pu =
150 k dan momen lentur terfaktor Mux = 50 ft-k. Asumsikan
bahwa elemen terdiri dari baja A36, tanpa lubang, Lb = 8,0 ft, dan
Cb = 1,0. (Jawab: W12 x 30).

4.6 Pilih W12 paling ringan untuk memikul beban tarik terfaktor Pu =
150 k yang bekerja pada eksentrisitas 5 in. terhadap sumbu x.
Panjang elemen 8 ft dan mempunyai sokongan lateral hanya
pada tumpuan saja.

4.7 Ulangi Soal 4.6 jika profil yang diinginkan adalah W14 dengan Fy =
50 ksi. (Jawab: W14 x 26).

4.8 Profil W12 x 58 dari baja A36 mempunyai sokongan lateral


menerus. Jika Mux adalah 70 ft-k dan Muy adalah 0, tentukan gaya
tarik aksial maksimum Pu yang dapat dipikul. Asumsikan tidak ada
lubang.

4.9 Ulangi Soal 4.8 jika mutu baja Fy = 50 ksi. (Jawab: 618,1 k)

Lentur dan Tekan Aksial


4.10 Profil W10 x 49 panjang 15 ft digunakan sebagai balok-kolom
dengan sambungan sendi dan tidak bergoyang. Sebuah beban Pu
= 230 k diberikan pada ujung atas kolom dengan eksentrisitas 2 in

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 145
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

sehingga menyebabkan lentur terhadap sumbu kuat. Jika baja


adalah A36, portal tidak bergoyang sehingga Mltx = Mlty = 0, Ky =
1,0, Kx = 1,00, Cb = 1,0, dan Cmx = Cmy = 0,85, periksa apakah profil
cukup kuat?

4.11 Balok-kolom pada gambar dikekang terhadap goyangan. Jika


momen tingkat-satu yang diperlihatkan dalam gambar terjadi
terhadap sumbu kuat, periksa apakah elemen A36 cukup kuat?
Asumsikan Kx = Ky = 1,0. (Jawab: 0,888 < 1,0 profil kuat).

Pu = 600 k

150 ft-k

16 ft

W14 x 120

160 ft-k

Pu = 600 k

4.12 Profil W10 x 49 terbuat dari baja A36 dan digunakan sebagai
balok-kolom. Jika goyangan dikekang dan beban Pu = 300 k
diberikan dengan eksentrisitas 1,5 in pada kedua ujung elemen
sehingga menyebabkan lentur dengan satu kelengkungan
terhadap sumbu x, apakah elemen cukup kuat? Panjang = 12 ft,
Kx = Ky = 1,0.

4.13 Profil W10 x 30 merupakan elemen dari suatu rangka atap yang
diperlihatkan dalam gambar dibawah. Elemen ini dijepit pada
kedua ujungnya dalam arah x dan y. Gording dianggap
memberikan sokongan dengan sambungan sendi pada tengah
bentang dalam arah y. Apakah elemen cukup kuat untuk memikul
beban seperti dalam gambar. (Jawab: 0,702 < 1,0 profil kuat).

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 146
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

110 k
12 k

Gording t
8f

t
110 k 8f

4.14 Ulangi Soal 4.13 jika kedua ujung elemen sendi dan dikekang
terhadap goyangan.

4.15 Pilih profil W14 dari baja A36 untuk memikul beban aksial
terfaktor Pu = 700 k dan momen terfaktor Mntx = 100 ft-k dan Mnty
= 30 ft-k. Panjang elemen adalah 12 ft dan digunakan dalam
portal tanpa goyangan dengan Mltx = Mlty = 0. Asumsikan Kx = Ky =
1,0 dan Cm = 0,85 (Jawab: W14 x 120).

4.16 Ulangi Soal 4.15 jika profil W14 terdiri dari baja 50 ksi.

4.17 Profil W14 x 109 (baja A36) panjang 15 ft digunakan sebagai


kolom dari suatu portal gedung. Portal ini tidak dikekang
terhadap goyangan dalam bidangnya tetapi dikekang pada setiap
lantai keluar bidang sehingga Ky = 1,00. Kx telah dihitung dan
besarnya adalah 1,40. Analisa tingkat-satu telah dilakukan
berdasarkan beban terfaktor dan hasilnya diberikan dalam
gambar dibawah. Periksa apakah profil ini cukup kuat? Beban
total terfaktor diatas lantai ini telah dihitung yaitu 6000 k dan
Pex adalah 36.000 k. (Jawab: 0,773 < 1,0 profil kuat).
Pu = 340 k

20 ft-k 140 ft-k

20 ft-k 160 ft-k

Pu = 340 k

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 147
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

4.18 Ulangi Soal 4.17 jika momen menyebabkan elemen melentur


dengan satu kelengkungan.

4.19 Pilih profil W12 dengan Fy = 50 ksi untuk beban dan momen
dalam Soal 4.17. (Jawab: W12 x 72).

4.20 Pilih profil W14 A36 panjang 14 ft untuk digunakan sebagai balok-
kolom dengan beban Pu = 750 k dan momen tingkat-satu Mntx =
200 ft-k dan Mnty = 0. Elemen dengan kedua ujung sendi ini
merupakan bagian dari suatu portal yang dikekang terhadap
goyangan dan melentur dengan satu kelengkungan dan tidak
terdapat beban transversal diantara kedua titik ujungnya.

4.21 Ulangi Soal 4.20 jika digunakan W14 dan Fy = 50 ksi. (Jawab: W14
x 99).

4.22 Pilih profil W12 panjang 12 ft dengan baja A572 Grade 50 untuk
digunakan sebagai balok-kolom untuk memikul beban Pu = 300 k
dan momen tingkat-satu Mntx = 200 ft-k dan Mnty = 100 ft-k.
Kedua ujung elemen ini adalah sendi dan mendapat beban
transversal diantara kedua ujungnya. Asumsikan portal dikekang
terhadap goyangan dengan Cb = 1,0 dan Cm = 0,85.

4.23 Ulangi Soal 4.22 jika Mntx = 300 ft-k dan Fy = 50 ksi. (Jawab: W12 x
120).

4.24 Pilih profil W14 panjang 14 ft (baja A36) dengan K = 1,2 , Pu = 300
ft-k dan momen tingkat-satu Mltx = 120 ft-k yang diakibatkan oleh
angin. Tidak terjadi momen lain dan beban angin tidak terfaktor
sebesar 75 k memberikan indeks simpangan maksimum adalah
0,0020. Diasumsikan beban gravitasi total terfaktor diatas lantai
ini adalah 5000 k. Portal simetris dan dapat bergoyang.

4.25 Ulangi Soal 4.24 dengan menggunakan profil W12 dan Fy = 36 ksi.
(Jawab: W12 x 79).

4.26 Pilih W14 (A36) panjang 15 ft dengan Kx = Ky = 1,2, Pu = 200 k,


momen tingkat-satu Mltx = 120 ft-k, Mlty = 80 ft-k, dan Mntx = Mnty
= 0. Portal simetris dan dapat bergoyang. Pu untuk semua beban
diatas lantai ini adalah 2500 k, sedangkan Pe2x = 50.000 k untuk

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 148
BAB IV – Lentur dan Gaya Aksial

lentur terhadap sumbu x dan Pe2y = 30.000 k untuk lentur


terhadap sumbu y. Kolom melentur dengan satu kelengkungan
dan tidak terdapat beban transversal diantara kedua ujungnya.

4.27 Ulangi Soal 4.26 jika digunakan profil W12 panjang 14 ft dengan
baja Fy = 50 ksi. (Jawab: W12 x 79).

4.28 s.d. 4.35. Ulangi soal berikut dengan menggunakan program


INSTEP.

4.28 Soal 4.1

4.29 Soal 4.10 (Jawab: 0,901 < 1,0 profil kuat)

4.30 Soal 4.12

4.31 Soal 4.13 (Jawab: 0,702 < 1,00 profil kuat)

4.32 Soal 4.17

4.33 Soal 4.20 (Jawab: W14 x 132)

4.34 Soal 4.21

4.35 Soal 4.24 (Jawab: W14 x 82)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 149

Anda mungkin juga menyukai